ABSTRACT
The radionuclide 115mIn emits and rays with radiation properties suitable for biology
and nuclear medicine applications. It is produced as the daughter of 115Cd, more convenient than
other radioactive indium (111In and 113mIn) and comparable to medical radioisotope 99mTc . Its
domestic application, however, is not popular yet due to the lack of technical capabilities on the
production of 115Cd-115mIn generator. The parent radionuclide, i.e. 115Cd, can be potentially
produced in G.A. Siwabessy reactor (BATAN, Serpong) by means of 114Cd (n,) 115Cd reaction
using natural Cd or to be better using high-enriched 114Cd as the target, but the use of highenriched 114Cd for experimental study on the separation of 115mIn from cadmium target matrix is
not economic so that the use of natural cadmium target as Cd metal, CdO or Cd(NO3)3, is
preferred. In the presented work, the separation of radioactive indium from the matrix of natural
CdO irradiated with thermal neutrons was carried out by anion exchange chromatography
through the formation of CdI42 anion complex. The solution of post-irradiated target was
treated with an excess KI and loaded into pre-conditoned AG 1X8 (Cl, 100 200 mesh) resin
column. The uncomplexed cadmium was eluted from the column using 0.05 M HCl solution.
The tetraiodo-complex of radioactive cadmium retained in the resin was allowed to decay for
about 30 hours to produce radioactive indium that was then eluted from the column using 0.05
M HCl solution. The -spectrometric analysis showed that the resulting radioactive cadmium
was 115Cd which has high radioisotopic purity. The radioactive indium fraction was 115mIn
having -ray emission of 336 keV and half-life of about 4.486 hours. The result of this
experiment is expected to give contribution on the effort on mastering production technology of
115m
In and that of 111In based on 114Cd (n,) 115Cd 115mIn and 112Cd (p,2n) 111In nuclear reaction
respectively.
Keywords : Radioisotope 115mIn, 114Cd (n,) 115Cd 115mIn nuclear reaction, Separation of
radioisotopes, Column chromatography, CdI42 anion complex.
1. PENDAHULUAN
Radioisotop indium-115m (115mIn) merupakan radioisotop yang memancarkan radiasi
dengan energi sekitar 336 keV dan meluruh melalui mekanisme transisi isomerik dengan waktu
paruh 4,5 jam untuk menjadi indium-115 (115In) yang merupakan radioisotop alam pemancar
dengan waktu paruh mencapai 4 1014 tahun. Radioisotop
115m
115
Sn ), akan
tetapi karena radiasi tersebut memberikan kontribusi dosis radiasi yang kecil (Yagi, et al,
1982; Bartos and Bilewicz, 1995),
ISBN : 978-979-1165-74-7
115m
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
dan kedokteran nuklir (Bartos and Bilewicz, 1995; Ehrhardt, et al, 1983). Sebagai radioisotop
untuk diagnosis medik,
115m
paruhnya lebih pendek (113mIn, T1/2 = 99,5 menit, E = 392 keV) ataupun yang waktu paruhnya
lebih panjang (111In, T1/2 = 2,8 hari, E = 241 and 171 keV). Radioisotop
komparatif terhadap radioisotop
115m
In juga sangat
99m
kelebihan dalam hal tidak diperlukan bahan reduktor pada reaksinya dengan senyawa ligan
untuk menghasilkan sediaan radiofarmaka, walaupun lingkup penggunaannya belum seluas
lingkup penggunaan 99mTc (Ehrhardt, et al, 1983). Walaupun demikian, tidak seperti radioisotop
99m
115m
115m
115
paruh 53,46 jam. Pemisahan matrik radionuklida indium - kadmium telah banyak dilaporkan
oleh para peneliti (Bartos and Bilewicz, 1995; Ehrhardt, et al, 1983; Mushtaq and Karim, 1993;
Varma, et al, 1980; Bhattacharyya and Basu, 1979; Bhattacharyya and Basu, 1978; Lawson and
Kahn, 1957), mengindikasikan bahwa pemisahan radioisotop
115m
matrik radionuklida induknya masih merupakan problem yang menarik untuk dipelajari
(Bhattacharyya and Basu, 1979), terutama dikaitkan dengan pencapaian rendemen dan kualitas
produk akhir yang lebih memuaskan. Teknik pemisahan yang banyak dilakukan berbasis pada
teknik ekstraksi pelarut atau teknik kromatografi kolom atau kombinasi dari kedua metoda
115
Cd-115mIn, teknik
pemisahan berbasis kromatografi kolom lebih banyak menjadi pilihan karena berbagai
keunggulan teknis yang dapat dijanjikan (Soenarjo, 2002).
Teknik produksi radioisotop
115
115m
In dapat dilakukan
114
114
Cd
115
Cd (Bartos and Bilewicz, 1995; Mushtaq and Karim, 1993), atau dengan reaksi
116
Cd (,n) 115Cd (Yagi, et al, 1982). Keberadaan reaktor riset G.A. Siwabessy di
115
Cd melalui aktivasi
115m
114
bahan pengkayaan tinggi harganya sangat mahal dan masih harus diperoleh dari luar negeri.
Penggunaan bahan sasaran kadmium alam dalam bentuk logam Cd, oksida CdO atau garam
Cd(NO3)2 lebih banyak menjadi pilihan (Yagi, et al, 1982; Bartos and Bilewicz, 1995; Ehrhardt,
et al, 1983; Mushtaq and Karim, 1993).
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-42
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Dalam penelitian ini dilakukan pemisahan dan analisis fraksi radioindium yang dihasilkan
dari matrik sasaran CdO alam yang disinari dengan neutron termal di reaktor riset G.A.
Siwabessy, BATAN, Serpong. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh teknik pemisahan
fraksi radioisotop indium dari matrik sasaran kadmium pasca iradiasi serta mempelajari potensi
115m
In yang memenuhi
kriteria spesifikasi produk yang ditentukan. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
115m
Cd
114
Cd (n,)
115m
In (Bartos and Bilewicz, 1995; Ehrhardt, et al, 1983; Mushtaq and Karim, 1993)
111
112
Cd (p,2n)
111
2. METODE PENELITIAN
2.1 Bahan dan alat
Serbuk cadmium oksida, CdO, diperoleh dari Merck (nomor katalog 1.02015.0100),
digunakan sebagai bahan sasaran untuk aktivasi dengan neutron termal. Tabung kuartz derajad
iradiasi digunakan sebagai ampul wadah bahan sasaran yang dimasukkan dalam tabung iradiasi
dan kemudian dalam kapsul iradiasi buatan lokal dari bahan almunium. Bahan kimia lainnya
diperoleh dari produksi Merck dengan tingkat kemurnian p.a.. Air bebas mineral (aqua DM)
dihasilkan dari fasilitas pemurnian air di Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG), BATAN, Serpong.
Resin penukar ion AG 1X8 (Cl, 100 200 mesh) digunakan sebagai fase diam dengan
menggunakan kolom kromatografi Econocolumn 737-1010 dari Bio-Rad Laboratories.
Pemeriksaan radionuklida dilakukan dengan perangkat spektrometer sinar yang
dilengkapi dengan analisator saluran ganda model Canberra 1000 dan detektor Ge-kemurnian
tinggi (HP-Ge) dari Canberra Industries, Inc., serta perangkat lunak MCA Genie 2000 VDM.
Sistem spektrometer dikalibrasi menggunakan standar sumber tertutup
356,01 keV),
137
133
Ba (302,85 dan
60
III-43
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
fasilitas iradiasi di reaktor G.A. Siwabessy untuk diiradiasi (diaktivasi). Iradiasi dilakukan
dalam fasilitas iradiasi CIP (Central Irradiation Position) yang mempunyai flux neutron termal
rerata kira-kira 1,26 1014 n. cm2. det1 (Soenarjo, et al, 2003) dalam waktu yang sesuai
dengan siklus operasi reaktor
Proses perlakuan sasaran pasca iradiasi dilakukan dengan mengadopsi prosedur dari
Ehrhardt dan kawan-kawan (Ehrhardt, et al, 1983). Ampul kuartz sasaran dikeluarkan dari
tabung dan kapsul iradiasi dan kemudian dipecah pada bagian ujungnya untuk memindahkan
bahan sasaran ke dalam sebuah bejana gelas 100 mL. Serbuk CdO pasca iradiasi dilarutkan
dalam 10 mL larutan HNO3 pekat. Selanjutnya larutan bahan sasaran dikisatkan di bawah titik
didihnya, kemudian residunya dilarutkan kembali dalam 10 mL HCl pekat. Larutan dikisatkan
kembali dan tahapan pelarutan-pengkisatan dengan HCl pekat ini diulangi sampai 3 kali
sebelum kemudian residunya dilarutkan dalam 15 mL air. Pengkisatan dan pelarutan dengan air
dilakukan sebanyak 3 kali untuk menghilangkan kelebihan asam dan selanjutnya residu garam
kadmium yang dihasilkan dilarutkan dalam 20 mL air. Sebanyak 8,5 mg padatan KI
ditambahkan dan campuran diaduk secara magnetik selama kira-kira 30 menit. Larutan yang
dihasilkan disimpan sebagai larutan bahan sasaran pasca iradiasi (Larutan I) untuk diproses
lebih lanjut.
2.3 Pemisahan fraksi radioindium
Ke dalam kolom kromatografi Econocolumn 737-1010 dimasukkan fase diam resin
penukar anion AG1X8 (Cl, 100 200 mesh) yang telah dicuci sebelumnya dengan air dan
etanol, sampai ketinggian 2 cm dari permukaan filter fritz dari kolom. Di atas permukaan resin
dalam kolom ditambahkan benang kaca untuk menahan resin. Selanjutnya kolom dikondisikan
dengan elusi menggunakan larutan HCl 0,05 M dan kemudian dicuci kembali dengan air sampai
pH air cucian netral dan permukaan benang kaca dipertahankan tetap terendam air. Sebanyak 5
mL larutan sasaran pasca iradiasi (Larutan I) dimasukkan ke dalam kolom dan dibiarkan terelusi
secara gravitasi sampai permukaan cairan dalam kolom mencapai posisi semula. Elusi
dilanjutkan dengan 20 mL larutan HCl 0,05 M dan eluat ditampung sebagai Eluat I. Elusi
dihentikan dan sistem kromatografi dibiarkan selama kira-kira 30 jam untuk terjadinya
peluruhan dan pencapaian kesetimbangan transien radionuklida 115Cd 115mIn. Kemudian kolom
dielusi dengan 10 mL larutan HCl 0,05 M, dan eluat ditampung sebagai Eluat II yang
diharapkan merupakan fraksi radioindium-115mIn.
2.4 Pemeriksaan spektrometri radiasi dan penentuan waktu paruh fraksi 115In
Pemeriksaan spektrometri radiasi dilakukan untuk melihat jenis radionuklida yang ada
di dalam larutan cuplikan. Larutan yang diperiksa adalah Larutan I, Eluat I dan Eluat II.
Masing-masing larutan dicuplik sebanyak 5 L dan diserapkan pada kertas saring yang
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-44
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
115m
115m
115m
In.
Korelasi antara cacahan keradioaktivan dan waktu pengukuran diplotkan sebagai kurva
peluruhan radioisotop
115m
program faktor peluruhan yang dikembangkan untuk lingkungan internal (Maskur dan Rustandi,
2008) dengan memasukkan harga waktu paruh 4,486 jam (Chu, et al, 2008).
2.5 Pengukuran keradioaktivan fraksi radiokadmium.
Larutan matrik sasaran pasca iradiasi (Larutan I) dicuplik sebanyak 5 L dan diserapkan
pada kertas saring seperti disebutkan di atas. Untuk pengukuran keradioaktivan fraksi
radiokadmium ini, seluruh fraksi radiokadmium dianggap sebagai radioisotop
pengukuran dilakukan pada energi radiasi dari
115
Cd, sehingga
115
sekitar 527,9 keV. Kalibrasi efisiensi pengukuran sebagai fungsi energi dilakukan pada 5 posisi
rak obyek pengukuran dengan menggunakan sumber tertutup berbentuk titik (point sources)
133
137
60
(Suparman, et al, 2008). Selanjutnya pengukuran fraksi radiokadmium dilakukan pada posisi
rak 1 yang memberikan efisiensi pengukuran tertinggi.
115
radioisotop pengotor dengan waktu paruh yang panjang belum terbentuk secara signifikan,
sedangkan radioisotop pengotor dengan waktu paruh pendek akan cepat meluruh. Hal ini
memungkinkan dihasilkannya radioisotop 115mIn dengan tingkat kualitas radionuklida yang baik
pula.
Dari Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa pada iradiasi yang dilakukan, produk radioisotop
kadmium yang berpotensi dominan adalah
115m
Cd dan
115
terbentuk secara signifikan karena waktu paruh yang panjang memerlukan waktu iradiasi yang
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-45
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
panjang juga (109/113m/113Cd), atau sudah habis meluruh ketika proses pemisahan pasca iradiasi
dilakukan karena waktu paruh yang pendek (107/111m/117m/117Cd).
115m
tampang lintang reaksi (n,) yang menghasilkan 115Cd. Di sisi lain waktu paruh 115mCd sekitar 20
kali waktu paruh 115Cd. Dengan demikian dapat diduga keberadaan 115Cd dalam larutan matrik
sasaran pasca iradiasi akan lebih dominan dibandingkan dengan keberadaan 115mCd.
Tabel 1. Hasil reaksi (n,) pada sasaran Cd alam.
ISOTOP ALAM
ISOTOP
[%] [*]
Cd-106
Cd-108
Cd-110
1,25
0,89
12,49
Cd-111
Cd-112
12,80
24,13
Cd-113
Cd-114
Cd-116
Cd-107
Cd-109
Cd-111m
11
24
0,04
2,2
Cd-111
Cd-112
Cd-113m
Cd-113
12,22
28,73
2,06 104
0,036
0,300
Cd-114
Cd-115m
Cd-115
stabil
stabil
14,1 tahun
7,7 1015
tahun
stabil
44,6 hari
53,46 jam
7,49
0,025
Cd-117m
3,36 jam
0,050
Cd-117
2,49 jam
ISOTOP
----263,7
---
----0,023
---
--933,8
527,9
492,3
260,89
231,44
564,397
860,41
748,05
273,349
344,459
434,19
--2,0
27,45
8,03
1,94
0,74
14,7
7,9
4,5
28
17,9
9,8
CATATAN : a). = kelimpahan isotopik, = tampang lintang, E = energi radiasi yang utama (antara
100 1000 keV),
I = intensitas radiasi , T1/2 = waktu paruh.
b). [*] : Http://www.nndc.bnl.gov/nudat2/indx_sigma.jsp, (17 September 2008).
Http://www.nndc.bnl.gov/nudat2/sigma_searchi.jsp (17 September 2008).
[**] : Chu, et al, dalam Http : //nucleardata.nuclear.lu.se/nucleardata/toi/ (10 September 2008)
115m/115
indium ditunjukkan pada Gambar 1 (Ebihara, 1984). Terlihat bahwa kedua radioisotop 115m/115Cd
meluruh dengan peluruhan , tetapi hanya
sedangkan
115m
Cd menghasilkan radioisotop
115
In,
115
ISBN : 978-979-1165-74-7
115m
115m
III-46
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
115m
115
In
(lebih dari 95 %) dan melalui pemancaran radiasi menjadi 115Sn yang stabil (kurang dari 5 %).
Teknik pemisahan secara kromatografi kolom yang diadopsi dari teknologi yang dilaporkan
oleh Ehrhardt dan kelompok kerjanya (Ehrhardt, 1983) merupakan teknik pemisahan berbasis
penukaran anionik. Spesi kadmium dalam tingkat oksidasi +2 dikondisikan untuk menjadi spesi
anion sedangkan spesi indium tetap dipertahankan sebagai spesi kation dengan tingkat oksidasi
+3.
115Sn
(stabil)
115
115m
oksidasi +3 yang tidak terikat pada struktur resin dan terelusi keluar dari kolom kromatografi.
Pemeriksaan kualitatif yang paling sederhana untuk keberadaan radioisotop
115
Cd dan
115m
In,
maupun pengotoran radioisotopik lainnya bila memang terjadi, dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan spektrum radiasi fraksi-fraksi pemisahan yang dihasilkan. .Contoh
pola spektrum radiasi yang dihasilkan ditunjukkan pada Gambar 2. Daerah energi di atas 633
keV dan di bawah 220 keV tidak ditampilkan karena tidak didapati adanya puncak spektrum
yang berarti.
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-47
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
231,5 keV
261 keV
[A]. Larutan I
(larutan matrik
sebelum
dimasukkan ke
dalam kolom
kromatografi).
528 keV
336 keV
492 keV
[A]
[B]
336 keV
492 keV 528 keV
231,5
k V 261 keV
336
Gambar 2. Spektrum radiasi larutan matrik kadmium pasca iradiasi pada rentang energi
221 633 keV.
Gambar 2.A adalah spektrum radiasi dari larutan sasaran pasca iradiasi (Larutan I)
sebelum dimasukkan ke dalam kolom kromatografi. Tidak terlihat adanya puncak radiasi yang
berasal dari radioisotop Cd selain
115
Cd. Radioisotop
115
turut pada energi 528 keV, 492 keV, 261 keV dan 231,5 keV, bersesuaian dengan data pada
Tabel 1. Apabila data ini dihubungkan dengan Gambar 1, maka diperoleh kesesuaian dengan
energi radiasi dari konversi internal tingkat energi 0,86 MeV ke 0,335 MeV, dari 0,83 MeV
ke 0,335 MeV, dari 0,597 MeV ke 0,335 MeV, dan dari 0,83 MeV ke 0,597 MeV. Konversi
internal yang disebutkan terakhir mempunyai intensitas yang kecil (0,74 %).
Puncak spektrum pada 336 keV terlihat secara jelas, dan ini sesuai dengan radiasi dari
radioisotop
115m
115
115
bahwa pola spektrum radiasi masih sangat mirip dengan pola spektrum 2.A
Hal ini
menunjukkan masih ada sebagian fraksi Cd yang tidak membentuk komplek anion
tetraiodokadmium-(II), CdI42, melainkan tetap berada dalam bentuk Cd2+, sehingga tidak terikat
pada resin dan terelusi keluar dari kolom seperti halnya spesi radioindium yang berada dalam
bentuk kimiawi In3+.
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-48
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
Puncak radioisotop
115
spektrum adalah pada energi 336 keV yang sesuai dengan energi radiasi dari radioisotop
115m
In. Fakta ini menunjukkan bahwa fraksi radioindium yang dihasilkan mempunyai kemurnian
115m
Keradioaktivan (%) .
120
100
80
60
40
20
0
0
10
12
Has il percobaan
115m
115m
In yang dihasilkan bersifat sangat variatif. Faktor-faktor tersebut antara lain fraksi mol
komplek CdI42 yang terbentuk, selang waktu proses dari akhir iradiasi sampai akhir elusi
pertama serta selang waktu antara akhir elusi pertama sampai akhir elusi kedua. Berkaitan
dengan faktor yang pertama, diperlukan pengkondisian yang memungkinkan pembentukan
komplek anion CdI42 secara maksimal. Variabel pH pembentukan komplek dan perbandingan
mol KI terhadap mol Cd2+ merupakan variabel yang berpengaruh pada faktor pertama ini.
Berkaitan dengan faktor yang kedua, diperlukan selang waktu sejak akhir iradiasi (EOI = end of
irradiation) sampai akhir elusi pertama yang cepat agar fraksi 115mIn3+ yang terelusi pada proses
elusi pertama menjadi seminimal mungkin, tetapi selang waktu ini sering kali berbeda pada
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-49
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
setiap percobaan. Faktor yang tersebut terakhir sangat berkaitan dengan waktu pencapaian
kesetimbangan transien radioisotop induk dan radioisotop anak di dalam kolom resin.
115m
In
115
Cd .
PROSES - 1
PROSES - 2
PROSES - 3
0,200
0,075
0,100
0,1758
0,0657
0,0875
198
256
104
0,1703
0,0849
0,0733
0,851
1,132
0,733
0,2517
0,0982
0,1005
67,7
85,8
73,0
115
c)
a). Terhitung sejak target dikirim ke fasilitas iradiasi sampai akhir iradiasi.
b). Keradioaktivan terukur yang terkoreksi terhadap waktu peluruhan dari EOI sampai saat
pengukuran.
c). Keradioaktivan teoritis pada EOI dihitung berdasarkan program pertumbuhan keradioaktivan
yang dikembangkan di lingkungan internal (Maskur, 2007).
Pada Tabel 2 terlihat bahwa rendemen proses (67,7 sampai 85,8 %) masih mempunyai
fluktuasi yang cukup besar. Akan tetapi hal ini secara teknis masih dapat dimengerti karena
beberapa variabel iradiasi memang tidak dapat dipertahankan pada ketepatan dan kestabilan
yang tinggi, yaitu waktu dan kesinambungan iradiasi (tidak terganggu dengan terjadinya
gangguan fungsi operasi reaktor), perubahan daya reaktor sepanjang waktu proses iradiasi serta
ketidakstabilan dan ketidaktepatan besaran fluks neutron termal yang untuk perhitungan teoritis
diasumsikan sebesar 1,26 1014 n.cm-2. det-1 (Soenarjo, et al, 2003). Di sisi lain, harga rerata
fluks netron termal pada satu posisi iradiasi yang tertentu juga dipengaruhi oleh beban sasaran
pada posisi iradiasi lainnya, yang sangat mungkin bervariasi antara satu proses iradiasi dengan
proses iradiasi lainnya (Sembiring, et al, 2008).
4. KESIMPULAN
Hasil iradiasi CdO alam dengan neutron termal dapat menghasilkan fraksi radioisotop
115
115
Cd dalam bentuk
115m
In3+ dapat
dipisahkan dari matrik sasaran pasca iradiasi dengan cara kromatografi kolom berbasis
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-50
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
penukaran anionik melalui pembentukan anion komplek CdI42-, menggunakan fase diam kolom
resin AG1X8 (Cl, 100 200 mesh) dan fase gerak larutan HCl 0,05 M.
Pemeriksaan secara spektrometri menunjukkan bahwa fraksi radioindium yang
dihasilkan mempunyai puncak tunggal spektrum radiasi pada energi 336 keV dan waktu paruh
kira-kira 4,486 jam. Karakteristika energi radiasi dan waktu paruh ini sesuai dengan
karakteristika keradioaktivan dari radioisotop 115mIn sehingga penggunaan target kadmium alam
berpotensi menghasilkan radioisotop
115m
ditentukan.
Dari 3 kali pengulangan proses, dihasilkan rendemen keradioaktivan untuk fraksi
radioisotop 115Cd sebesar 67,7 sampai 85,8 %. Fluktuasi rendemen ini disebabkan oleh berbagai
variabel teknis selama iradiasi, antara lain ketidaktepatan waktu iradiasi, perubahan daya reaktor
dan fluks neutron termal selama proses iradiasi serta pengaruh variabel beban sasaran antar
posisi iradiasi yang berbeda antara satu proses iradiasi dengan proses iradiasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bartos, B., Bilewicz, A. 1995. Separation of In3+ from Cd2+ on Crystalline Antimonic Acid.
115
Cd-115mIn Generator. J. Radioanal. Nucl. Chem., Letters, 201[20], 89 96.
Bhattacharyya, D.K., Basu, S. 1979. Separation of Carrier-free 115mIn from 115Cd and
132
Te over the Zirconium Oxide Column. J. Radioanal. Chem., 52 , 267-273.
132
I from
Bhattacharyya, D.K., Basu, S. 1978. Use of Zirconium Phosphate as Ion Exchanger in Some
Parent-Daughter Radioisotope Separations. J. Radioanal. Chem., 47, 105-114.
Chu, S.Y.F., Ekstrom, L.P., Firestone, R.B. 2008. The Lund/LBNL Nuclear Data Search
Version 2.0, February 1999. Periodic Chart Interface to the Nuclides, Http :
//nucleardata. nuclear.lu.se/nucleardata/toi/. (Diakses tanggal 10 September 2008).
Ebihara, K. (Ed.). 1984. Handbook of Radioisotopes (dalam bahasa Jepang), edisi 3, Maruzen,
Tokyo.
Ehrhardt, G.J., Volkert, W., Goeckeler, W.F., Kapsch, D.N. 1983. A New Cd-115 In-115m
Radionuclide Generator, J. NucI. Med., 24[4], 349 352.
Http://www.nndc.bnl.gov/nudat2/indx_sigma.jsp, Nuclear Wallet Card Search. (Diakses tanggal
17 September 2008).
Http://www.nndc.bnl.gov/nudat2/sigma_searchi.jsp (Diakses tanggal 17 September 2008).
Lawson, K.L., Kahn, M. 1957. Adsorption and Solvent Extraction Procedures for the Separation
of Carrier-free Indium from Cadmium. J. Inorg. Nucl. Chem., 5, 87-92.
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-51
Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008
Universitas Lampung, 17-18 November 2008
MacDonald, N.S., Nelly, R.H., Wood, R.A., et al. 1975. Methods for Compact Cyclotron
Production of Indium-111 for Medical Use. Int. J. of Appl. Rad. And Isot., 26, 631-633.
Maskur. 2007. Sistem Aplikasi Perhitungan Produksi Radioisotop Menggunakan Microsoft
Access. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Fungsional Teknis Non-Peneliti,
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN, 17 Juli, 101 114.
Maskur, Rustandi, C.T. 2008. Sistem Informasi Tabel Peluruhan Radioisotop Menggunakan
Bahasa Turbo Pascal Windows. Lokakarya Komputasi Sains dan Teknologi Nuklir,
Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, BATAN, Serpong.
Mushtaq, A., Karim, H.M.A. 1983. Ion Exchange Behaviour of Cadmium and Indium on
Organic Anion and Cation Exchangers : A 115Cd / 115mIn Generator. Radiochimica Acta,
60 ,189 191
Sembiring, T.M., Tarigan, A., Isnaini, M.D. 2008. Maksimalisasi Iradiasi Target Radioisotop di
Reaktor RSG-GAS, Dokumen internal RSG. No. KK.04.04.65.08, Rev. 0, PRSG,
BATAN.
Soenarjo, S. 2002. Evolusi Prosedur Radiokimia dan Aplikasinya dalam Teknologi Proses
Radioisotop. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama bidang Kimia, Pusat
Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka, BATAN, Serpong .
Soenarjo, S., Tamat, S.R., Suparman, I., Purwadi, B. 2003. RSG-GAS Based Radioisotopes and
Sharing Program for Regional Back Up Supply. Regional Workshop in Production and
Supply of Radioisotopes, IAEA-RAS 04/022, BATAN, Serpong, October 6 10 .Yagi,
M., Amano, R., Izawa, G. 1982. 115Cd Photonuclear Production for 115Cd-115mIn
Generator, J. Radioanal. Chem., 68[1-2], 261 267.
Suparman, I., Soenarjo, S., Rahman, W.Y. 2008, Komputasi Kalibrasi Efisiensi, Control Chart
dan Pengukuran Radionuklida pada Spektrometri Gama, Lokakarya Komputasi Sains
dan Teknologi Nuklir, Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, BATAN, Serpong .
Varma, K.R., Shah, K.B., Mani, R.S. Studies on the Separation of Carrier-free Indium from
Cadmium and Copper. Radiochem. Radioanal. Letters, 43[4], 255-264.
ISBN : 978-979-1165-74-7
III-52