Anda di halaman 1dari 49

OBAT SISTEM SARAF PUSAT

1.1 DEFINISI SISTEM SARAF PUSAT


Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu
jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula
dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan
SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat
bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi
(SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mulamula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang.
Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik
narkotik menekan reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat
dapat ditekan seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif
hipnotik. Obat yang dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya
dibagi atas dua golongan besar yaitu :
merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi
pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.
1.2 Klasifikasi Sistem Saraf Pusat
Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat fungsifungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika);
Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia
(wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan penyakit
Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.

4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).


Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah
sejumlah tahapan dalam hantaran kimia sinap (tergantung kerja transmitter)
1.3 OBAT PERANGSANG SISTEM SARAF PUSAT

Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :


1. AMFETAMIN
Indikasi : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas dan
beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada
urin basa
Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat,
kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.
dosis : Dewasa : 5-20 mg
Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari

2. METILFENIDAT
Indikasi : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan depresan SSP, syndrom
hiperkinetik pada anak
Efek samping : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala, Tachicardia
Kontraindikasi : hipertiroidisme, penyakit ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin, dan
waktu paruh plasma antara 1-2 jam
Farmakodinamik : mula- mula :0,5 1 jam P : 1 3 jam, L : 4-8 jam.
Reaksi yang merugikan : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.
dosis pemberian :
Anak : 0.25 mg/kgBB/hr

Dewasa : 10 mg 3x/hr
3. KAFEIN
Indikasi : menghilangkan rasa kantuk, menimbulkan daya pikir yang cepat, perangsang pusat
pernafasan dan fasomotor, untuk merangsang pernafasan pada apnea bayi prematur
Efek samping : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat
Kontraindikasi : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren, sering gelisah
(anxious ).
Farmakokinetik : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan cepat
setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan melalui urin
Reaksi yang merugikan : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP dan
jantung.
Dosis pemberian : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr, keracunan obat depresan : 0.5-1 gr
kafein Na-Benzoat (Intramuskuler)

4. NIKETAMID
Indikasi : merangsang pusat pernafasan
Efek samping : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang
Farmakokinetik : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV
Dosis : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

5. DOKSAPRAM
Indikasi : perangsang pernafasan
Efek samping : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah
Farmakokinetik : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP

Dosis : 0.5-1.5 mg/kgBB secara IV

1.4 JENIS OBAT OBAT SISTEM SARAF PUSAT DAN MEKANISME KERJANYA
1.

1.

2.
3.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Obat Anestetik :
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam bermacanmacam tindakan operasi.
a). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls syaraf
ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat menghilangkan
rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.
Penggunaan
Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil dimana
pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal, misalnya
larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata untuk
mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung sarafnya,
misalnya pada daerah kulit dan gusi
Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana
banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada
pergelangan tangan atau kaki.
Obat obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah
larut dalam air.
Persyaratan anestetik local
Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
tidak merangsang jaringan
tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
toksisitas sistemis rendah
efektif pada penyuntikan dan penggunaan local
mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan
Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya
( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan

1.

1.
2.

3.

4.
5.

6.
7.

Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :


Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain
2.
Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
Bupivikain
Indikasi
: anestetik lokal
Etil klorida
Indikasi
: anestetik local
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah dan mual
Lidokain
Indikasi
: anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
Benzokain
Indikasi
: anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
Prokain ( novokain )
Indikasi
: anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping : hipersensitasi
Tetrakain
Indikasi
: anestesi filtrasi
Benzilalkohol
Indikasi
: menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping: menekan pernafasan
b). Anestetika Umum : Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusatpusat syaraf tertentu yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran
ditiadakan.
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
1.berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
2. mula kerja cepat tanpa efek samping
3. sadar kembalinya tanpa kejang
4. berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan
Efek samping
Hampir semua anestetik inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting
diantaranya adalah :

Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken

Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan
pada eter

Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor

Merusak ginjal, khususnya metoksifluran


Penggolongan

1.

Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:


Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital )

2.

Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter, dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping

1.

Dinitrogen monoksida
Indikasi

2.

: anestesi inhalasi

Enfluran
Indikasi

: anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)

Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual


3. Halotan
Indikasi

:anestesi inhalasi

Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi


3.
Indikasi

Droperidol
: anestesi inhalasi

4.
Indikasi

Eter
: anestesi inhalasi

Efek samping : merangsang mukosa saluran pernafasan


5.
Indikasi

Ketamin hidroklorida
: anestesi inhalasi

ek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
6.
Indikasi

Tiopental
: anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan

2.

Obat Hipnotik dan Sedatif


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk
tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang
menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan
dan mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah:
Ethanol (alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon.

Insomnia dan pengobatannya


Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa nyeri,
sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi. Factor penyebab ini
harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat
vasilidator, anti depresiva, sedative atau tranquilizer.
1.
2.
3.
4.
5.

Persyaratan obat tidur yang ideal


Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat maupun
organ lainnya yang kecil.
Tidak tertimbun dalam tubuh
Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang
Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin antara lain
:

a.

Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat, dan
paraldehida.

b.

Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.

c.

Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di kepala
dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.

d.

Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.


Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :

1.

Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital, heksobarbital,dll.

2.

Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan triazolam.

3.

Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.

4.

Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan turunan
ure seperti karbromal dan bromisoval.

5.

Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.


Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping

1.

Diazepam
Indikasi

: hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas

(obat epilepsi).

2.

Nitrazepam
Indikasi

: seperti indikasi diazepam

Efek samping : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),
gangguan koordinasi dan melantur.
3.

Flunitrazepam
Indikasi

: hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.

Efek samping : amnesia (hilang ingatan )


4.

Kloral hidrat
Indikasi

: hipnotika dan sedatif

Efek samping: merusak mukosa lambung usus dan ketagihan


5.

Luminal
Indikasi

3.

: sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

Obat Psikofarmaka / psikotropik


Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik.

Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :


1.

Obat yang menekankan fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat

a.

Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :

1.

Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau menghilangkan
halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia.

2.

Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.

3.

Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh proklorperezin.

4.

Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.


Efek samping

1.

Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena
disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.

2.

Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran keruh.

3.

Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan rahang )

4.

Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.

5.

Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan penglihatan.

6.

Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan

7.

Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.

b.

Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi
yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur,
dikenal dengan Minor Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Derivat Benzodiazepin
2.Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.

2.

Obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:

a.

Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan melankolia
dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik dan
mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki
suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :

1.

Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan efek
samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.

2.

Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan
jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.
b.

Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan

prestasi fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa
nyaman dan kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.
3.

Obat yang mengacaukan fungsi mental tertentu seperti zat-zat halusinasi, pikiran, dan
impian/ khayal.

4.

Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh

5.

Diazepam,

Fenitoin,Fenobarbital,

Obat Pelemas otot / muscle relaxant


obat yg mempengaruhi tonus otot

Karbamazepin,

Klonazepam.

6.

Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri


Obat atau zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.

Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1.

Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat.
Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu.
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1.

Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan
untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan untuk
pencegahan thrombosis koroner dan cerebral.
Asetosal adalah analgetik antipirentik dan anti inflamasi yang sangat luas digunakan dan
digolongkan dalam obat bebas. Efek sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat
menyebabkan iritasi lambung dan saluran cerna.

2.

Golongan para aminofenol


Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa
denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek
samping dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama
dapat menyebabkan kerusakan hati.

3.

Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping semua
derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia.

4.

Golongan antranilat

Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan
dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran
cerna sering timbul.
Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP
atau menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat
antinyeri, melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan
seperti rematik dan encok.
Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan
ginjal dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan
lama atau dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak
dianjurkan.
2.

Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
1.

Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.

2.

Obat perifer bersama kodein atau tramadol.

3.

Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.

4.

Obat Opioid parenteral.

Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :


a.

Alkaloid alam

: morfin,codein

b.

Derivate semi sintesis

: heroin

c.

Derivate sintetik

: metadon, fentanil

d.

Antagonis morfin

: nalorfin, nalokson, dan pentazooin.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1.

Morfin
Indikasi

: analgetik selama dan setelah pembedahan

Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
2.

Kodein fosfat
Indikasi

: nyeri ringan sampai sedang

Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
3.

Fentanil
Indikasi

: nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker

Konta indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
4.

Petidin HCl
Indikasi

: nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah

Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
5.

Tremadol HCl
Indikasi

: nyeri sedang sampai berat

Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat analgetik.
Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.
7.

Antipiretik
adalah

8.

zat-zat

yg

dapat

mengurangi

suhu

tubuh.

Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada satu
sisi.
9. Obat Anti Reumatik
Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada sendi/otot,
disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan
tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin,
fenilbutazon, dan piroksikam.

11. Obat Anti Depresan


Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan gejalagejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan obat-obatan
serta penyakit.

12. Neuroleptika
Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-fungsi
umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan
(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat
berupa kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jarijari dingin, dan depresi.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1. Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang, terapi
pada anak seperti kesulitan belajar.
2. Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi otak
sehubungan gangguan metabolism.
3. Mecobalamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
13. Obat Antiepileptika
Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan pada
neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.

1.

2.
3.

1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.

1.

2.

3.

Jenis Jenis Epilepsi :


Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan
kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul
dengan pingsan dan sadar kembali.
Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan
perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Penggunaan
untuk menghindari sel-sel otak
mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang
Penggolongan
Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis epilepsi.
Contoh fenitoin.
Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan pada
serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti konvulsif.
Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan antikonvulsiv
yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam, klobazepam.
Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang efektif
terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan meningkatkan
kadar asam gama amino butirat acid.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping
Fenitoin
Indikasi
: semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.
Penobarbital
Indikasi
: semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping :mengantuk, depresi mental
Karbamazepin
Indikasi
: epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung

4.

Klobazam
Indikasi
: terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
fek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang-kadang nyeri kepala,
vertigo hipotensi.
5. Diazepam
Indikasi
: status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek sampin : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia, ketergantungan, kadang nyeri
kepala.
14. Obat Antiemetika
Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang disebabkan
oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan melalui
kulit otak.

1.
2.
3.

1.

Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
Mabuk jalan
Mabuk kehamilan
Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan
radiasi atau obat-obat sitostatik.
Penggolongan
Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah
sinarizin, dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.

2.
e.

Dopamin blokersinarizin
Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone tetapi
tidak efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
f.
Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi
hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang
berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
3. Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1. Sinarizin

2.

3.

4.

5.

6.

Indikasi
: kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala
Dimenhidrinat
Indikasi
: mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
Klorpromazin HCl
Indikasi
: mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
Perfenazin
Indikasi
: mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
Proklorperazin
Indikasi
: mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
Trifluoperazin
Indikasi
:mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
15. Obat Parkinson (penyakit gemetaran )
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala tremor,
kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit ini
terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak sehingga menyebabkan
terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.

Gejala gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :

Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative misalnya
terjadi hipokinesia.
Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa tertekan.
Penyebab penyakit Parkinson :
v Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
v Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
v Efek samping obat psikofarmaka
Penggunaan : meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi
sangat memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian
obat sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
1. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan
gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
2. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson
idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
3. Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
4. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif
terhadap akinesia dan kekakuan.
2. Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap tremor.
Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi
: Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
fek samping : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan efek-efek sentral.
3. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap tremor
umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi
: parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping :anoreksia, mual, muntah, insomnia
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkison
hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi
singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi
: parkinsonisme

Efek samping :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan psikomotor dll.
5. Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
fek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara lain mulut kering,
gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses keperawatan:
EGC, Jakarta.1996
2. Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991
3. Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991
4. Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT.
Grafindian Jaya.
5. Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba
Medika.
6. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta :EGC.

Obat perangsang SSP


STIMULAN SSP
Pada bab ini akan dibahas berbagai obat yang menstimulasi sistem saraf pusat (SSP).
Analeptik adalah obat-obat yang terbatas dalam penggunaannya karena efeknya yang general.
Golongan metilxantin berpotensi memiliki sifat stimulator, umumnya kortikal pada dosis
rendah, tetapi menjadi general efeknya seiring dengan dinaikkannya dosis penggunaan. Obatobat simpatomimetik pusat seperti amfetamin dan derivatnya mempunyai sifat antidepresan
dan meningkatkan kewaspadaan, tetapi secara medis lebih sering digunakan sebagai
anoreksian. Obat-obat antidepresan lebih sering digunakan untuk mengatasi kelainan depresif
dan secara umum dapat dikelompokkan menjadi kelompok inhibitor monoamin oksidase
(MAOIs), kelompok inhibitor pengambilan kembali (reuptake) monoamin, dan obat-obat
yang bekerja pada autoreseptor. Sebuah kelompok kecil untuk obat lain-lain, termasuk di
dalamnya halusinogen, kokain, dan kanabinoid, juga akan dibahas di bab ini.
Analeptik

Obat-obat analeptik adalah kelompok stimulan SSP yang relatif nonselektif. Dosis
konvulsifnya berada dekat dengan dosis analeptik dari obat-obat ini. Contoh dari kelompok
ini adalah pikrotoksinin dan pentilenetetrazol. Sebagai obat, keduanya sudah ditinggalkan
pemakaiannya, tetapi masih digunakan dalam penelitian-penelitian yang memrediksi
bagaimana suatu obat bekerja. Obat-obat yang lebih baru, modafinil dan doksapram, bekerja
lebih selektif dan digunakan untuk kasus narkolepsi serta sebagai stimulan pernafasan.
Pikrotoksin
Pikrotoksinin, zat aktif dari pikrotoksin, memiliki strukut sebagai berikut:

Menurut Jarboe et.al., cincin hidoksilaktonil bertanggungjawab untuk aktivitas dari obat,
didukung oleh gugus 2-propenil. Pikrotoksinin bekerja denga cara mengganggu efek inhibisi
dari asam -aminobutirat (GABA) pada tingkat kanal Cl reseptor GABA A. Obat ini sudah
ditinggalkan pemakaiannya secara medis. Namun, secara farmakologis, obat ini sangat
berguna dalam mendeterminasi mekanisme kerja obat-obat sedatif-hipnotik dan
antikonvulsan. Butirolakton terikat pada sisi/bagian pikrotoksinin
Pentilenetetrazol
Pentilenetetrazol,
6,7,8,9-tetrahidro-5H-tetrazolo[1,5-a]azepin,
1,5
pentametilenetetrazol (Metrazol), telah digunakan bersama dengan elektroensefalograf untuk
membantu melokalisasi foki epileptik. Obat ini digunakan sebagai bahan laboratorium untuk
mendeterminasi potensi obat-obat antikonvulsan yang diuji pada hewan percobaan.
Pentilenetetrazol bekerja sebagai konvulsan dengan cara mengganggu konduktansi klorida.
Obat ini berikatan dengan bagian alosterik dari reseptor GABA A dan bekerja sebagai
modulator negatif. Secara keseluruhan, tampaknya obat ini memberi efek yang serupa dengan
beberapa obat konvulsan lainnya pada konduktansi klorida, termasuk pikrotoksinin.

Modafinil
Modafinil (Provigil) mempunyai sifat aktivator SSP serupa dengan obat-obat
simpatomimetik pusat. Obat ini diperkirakan sebagai stimulan resetor 1-norepinefrin atipikal
dan digunakan untuk mengatasi kantuk harian (daytime sleepiness) pada pasien narkolepsi.
Efek samping pada dosis terapeutik dilaporkan tidak berbahaya dan mungkin mencakup rasa
takut, khawatir, dan insomnia.

Doksapram Hidroklorida
Doksaparam, 1-etil-4-(2-morfolinoetil)-3,3-difenil-2-pirolidinon hidroklorida hidrat
(Dopram), mempunyai mekanisme kerja molekuler yang masih belum diketahui. Secara
keseluruhan, obat ini menstimulasi respirasi/pernafasan dengan cara bekerja pada
kemoreseptor karotid perifer. Obat ini berguna sebagai stimulan pernafasan postanestesi serta
pada kondisi setelah overdosis obat depresan SSP, PPOM, dan apnea.

Metilxantin
Metilxantin yang terbentuk secara alami adalah kafein,teofilin, dan teobromin. Lihat
Tabel 15-1 untuk struktur dan proses terbnetuknya serta Tabel 15-2 untuk potensi relative dari
zat tersebut.
Kafein adalah stimulan SSP yang digunakan secara luas. Teofilin memiliki beberapa
fungsi obat misalnya sebagai stimulan SSP, tetapi karakteristiknya sebagai stimulant SSP
lebih sering ditemukan sebagai efek yang buruk, dan efek tersebut cukup fatal, efek samping
ini terjadi pada terapi asma bronkial. Teobromin memiliki aktivitas SSP yang sangat kecil
(mungkin karena kurangnya sifat fisikokimia untuk pendistribusian ke SSP).
Kafein sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan minuman kopi,
teh, dan kola. Dalam beberapa hal, dosis antara 85-250 mg kafein dapat bekerja sebagai
stimulant kortikal dan meningkatkan kejernihan berpikir serta penjagaan diri, konsentrasi
dalam menghadapi permasalahan, dan mengurangi fatigue. Dengan meningkatnya dosis, efek
samping berupa stimulasi yang berlebihan (misalnya tidak dapat beristirahat, cemas, grogi,
dan mudah kejang) menjadi semakin terlihat. (Efek-efek tersebut dapat terjadi pada tingkat
dosis yang lebih rendah.) Dengan semakin tingginya peningkatan dosis, konvulsi dapat
terjadi. Pembahasan dari kerja kafein terhadap otak pada referensi khusus dapat membantu
dalam penyebarannya.
TABLE 15-1 Alkaloid Xantin

Senyawa

Sumber

Kafein
Teofilin
Teobromin

CH3
CH3
H

CH3
CH3
CH3

CH3
H
CH3

Kopi, Teh
Teh
Kokoa

Efek SSP dari teofilin pada dosis rendah telah sedikit dipelajari. Pada dosis tinggi,
kemampuan teofilin untuk menimbulkan kejang lebih besar dibandingkan dengan kafein.
Sebagain tambahan karena menjadi stimulant kortikal, teofilin dan kafein juga termasuk
stimulant medular, dan keduanya sering digunakan. Kafein dapat digunakan dalam
pengobatan keracunan obat depresan SSP, meskipun bukan menjadi obat pilihan.
Fungsi teofilin dan karakteristiknya dalam pengobatan asma bronkial dibicarakan
pada bagian lain. Kafein juga dilaporkan memiliki efek bronkodilator terhadap asma. Karena
efek vasokonstriksi sentralnya, kafein memiliki fungsi dalam mengobati migraine dan sakit
kepala serta memiliki sifat analgesik pada penggunaan selanjutnya.
Efek stimulant SSP dari metilxantin salah satunya dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam menghambat enzim fosfodiesterase. Mekanisme kerja ini mungkin tidak sesuai dengan
dosis terapinya. Ada informasi yang menyatakan bahwa hampir semua aksi stimulant SSP
tersebut lebih bergantung pada kemampuannya dalam mengantagonis adenosine pada
reseptor A1danA2A. Semua proses terhadap reseptor ini masih dipelajari. Subtipe reseptor dan
sifat farmakologis dari Adenosin telah dijelaskan. Permasalahan dari senyawa saat ini,
misalnya kafein dan teofilin, yaitu kurangnya selektifitas reseptor dan persebaran alami dari
subtype reseptor .
Kafein dan teofilin memiliki sifat kimia yang berguna sebagai obat. Keduanya adalah
basa lemah Bronsted. pKa yang dilaporkan yaitu 0,8 dan 0,6 untuk kafein dan 0,7 untuk
teofilin. Nilai ini menunjukkan kebasaan dari nitogen imino pada posisi 9. Sebagai asam,
kafein memiliki pKa di atas 14, dan teofilin memiliki pKa 8,8. Pada teofilin, sebuah proton
dapat diterima dari posisi 7 (ini menunjukkan bahwa teofilin dapat bekerja sebagai asam
Bronsted). Kafein tidak dapat mendonorkan sebuah proton dari posisi 7 dan tidak bekerja
sebagai asam Bronsted pada pHdi bawah 14. Kafein memiliki bagian elektrofilik pada posisi
1,3, dan 7. Sebagai tambahan untuk asam Bronsted-nya pada posisi 7, teofilin memiliki
bagian elektrofilik pada posisi 1 dan 3. Pada bagian yang teruapkan, kedua senyawa ini
merupakan donor pasangan elektrin, tetapi hanya teofilin yang bekerja sebagai donor proton
pada banyak sistem obat.

Meskipun kedua senyawa ini cukup larut dalam air panas (misalnya kafein 1:6 pada
suhu 80oC), namun keduanya sangat tidak larut dalam air pada suhu kamar (kafein sekitar
1:40, teofilin sekitar 1:120). Oleh karena itu, sebuah pencampuran atau kompleks dirancang
untuk meningkatkan kelarutannya (misalnya kafein sitrat, kafein dan Na benzoat, dan
senyawa teofilin etilendiamin [aminofilin]).
TABEL 15-2 Potensi Farmakologis Relatif Senyawa Xantin
Xantin

Stimulasi
SSP
Kafein
1*
Teofilin
2
Teobromin 3
*1, paling poten

Stimulasi
Sal. Napas
1
2
2

Diuretik
3
1
2

Dilatasi
Koroner
3
1
2

Stimulasi
jantung
3
1
2

Stimulasi
Otot
1
2
3

Kafein di darah tidak terikat cukup kuat oleh protein plasma dibanding Teofilin yang
berikatan dengan protein plasma sekitar 50% .Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
perbedaan subtituen pada atom C posisi 7. Atom C pada posisi 1 dan 3 teofilin bersifat
elektrofilik. Dalam bentuk terkondensasi, keduanya berperan sebagai pasangan donorelektron, tetapi hanyaTeofilin yang berperan sebagai donor proton.
Kafein bersifat lebih lipofilik dibanding Teofilin sehingga dapat mencapai konsentrasi
yang lebih tinggi pada otak. Waktu paruh Kafein berkisar antara 5 hingga 8 jam sedangkan
Teofilin sekitar 3,5 jam. Sekitar 1% baik Kafein maupun Teofilin diekskresi dalam bentuk
utuh. Metabolisme utama terjadi di hati. Hasil metabolit utama dari Kafein yaitu asam 1-metil
urat sedangkan dari Theofilin yaitu asam 1,3-dimetil urat. Tidak ada satu pun komponen
tersebut yang dimetabolisme menjadi asamurat, dan mereka tidak dikontraindikasikan untuk
penderita gout.
AGEN SIMPATOMIMETIK PUSAT (STIMULAN PSIKOMOTORIK)
Agen simpatomimetik yang diindikasikan secara utama pada perifer akan
didiskusikan pada bab selanjutnya. Beberapa perubahan struktur secara sederhana pada agen
simpatomimetik ini dapat menghasilkan komponen yang lebih resisten terhadap metabolisme,
bersifat lebih nonpolar, dan memiliki kemampuan lebih baik untuk menembus sawar darah
otak. Rasio atau perbandingan dari aktifitas sentral disbanding periferal, dan agen ini disebut
sebagai agen simpatomimetik pusat.
Sebagai tambahan efek perangsangan CNS berupa perangsangan saraf dan membuat
tetap terjaga. Kebanyakan agen simpatomimetik pusat menimbulkan efek anoreksia.
Simpatomimetik pusat (noradrenergik) yang menimbulkan efek tersebut. Struktur dari
penghilang nafsu makan fendimetrazin dan sibutramin dan agen pengiritasi metilfenidat dan
pemolin, sangat berguna pada kelainan penurunan kewaspadaan. Pada beberapa obat, efek

perangsangan saraf dan efek yang membuat tetap terjaga berkurang sehingga obat tersebut
dipasarkan sebagai obat yang menyebabkan hilangnya nafsu makan (anoreksia).

Bentuk struktur bagi banyak agen dapat diperlihatkan dengan mudah dengan
mengingat bahwa di dalam struktur mereka, mengandung sebuah bagian -fenetilamin, dan
pengelompokan ini dapat memberikan beberapa selektivitas untuk sistem noradrenergik
presinaptik atau postsinaptik. -fenetilamin, memberikan aktivitas sentral yang kurang secara
periferal. Inaktivasi metabolik yang lancar oleh Monoamin oksidase (MAO) dianggap
bertanggung jawab. Percabangan dengan kelompok alkil rendah pada atom karbon yang
berdekatan () dengan amino nitrogen meningkatkan aktivitas pada SSP lebih baik
dibandingkan dengan aktivitas periferalnya (contoh amfetamin, agak memperlambat
metabolisme). Percabangan menyebabkan sebuah pusat yang kiral. Isomer dekstro (S) pada
amfetamin 10 kali lebih potensial dibandingkan dengan isomer levo (R) untuk sinyal
aktivitasnya dan 2 kali lebih atif sebagai agen psikotomimetik. Hidroksilasi cincin atau

hidroksilasi -karbon (pada nitrogennya) mengurangi aktivitas, secara luas dengan


mengurangi kemampuannya untuk melewati sawar darah otak. Sebagai contoh,
fenilpropanolamin dengan -OH, memiliki kemampuan melewati sawar darah otak 1/100 kali
dibandingkan dengan turunan deoksi-nya, yaitu amfetamin.
Halogenasi (F, Cl, Br) pada cincin aromatis mengurangi aktivitas simpatomimetik.
Aktivitas lain mungkin meningkat. p-Kloramfetamin memiliki aktivitas serotoninergik sentral
yang kuat (dan sebagai neurotoksin, yang merusak saraf-saraf serotoninergik pada hewan
coba).
Substitusi metoksil atau metilendioksi pada cincin cenderung untuk menghasilkan
agen psikotomimetik, mendorong terjadinya tropisme pada reseptor dopaminergik (D2).
N-metilasi meningkatkan aktivitas (contoh, bandingkan metamfetamin dengan
dekstroamfetamin). Di-N-metilasi mengurangi aktivitas. Substituen Mono-N lebih
mengurangi aktivitas eksitasi dibandingkan dengan metil, tetapi kebanyakan senyawa tetap
memiliki aktivitas anoreksia. Oleh karena itu, beberapa dari agen ini digunakan sebagai
anoreksian, menurut laporan, dengan potensi penyalahgunaan yang lebih sedikit
dibandingkan amfetamin.
Terdapat beberapa struktur dasar dari -phenethylamin dimana senyawa akan
berinteraksi secara tidak langsung mekanisme noradrenergic. Struktur seperti phenethylamin bagaimanapun dapat digambarkan sesuai dengan senyawa.
Terdapat potensi penyalahgunaan dari zat yang menyebabkan euphoria dan stimulant
dari amfetamin. Mereka menghasilkan senyawa yang bersifat sangat destruktif dan
adiktif. Ternyata keduanya euphoria tinggi (mungkin berhubungan dengan efek dari
reseptor hedonistic reseptor D2) dan depresi posteuforia (khususnya obat yang mengosongkan
amin) berkontribusi mendorong penggunaan agen ini. Penyalahgunaan dari obat ini
(khususnya amfetamin) dalam beberapa tahun telah menyebabkan masalah.
Indikasi untuk dekstroamfetamin termasuk narkolepsi, penyakit Parkinson, defisien
disorder, dan walaupun tidak menyebabkan obesitas dengan menekan nafsu makan. Pada
beberapa kondisi seperti penyakit Parkinson fungsi utamanya adalah mengurangi kekakuan,
efek antidepresan dari dekstroamfetamin dapat menguntungkan. Juga dilaporkan bahwa
efektif sebagai antidepresan pada malignansi terminal. Pada semua kasus dari depresi, dan
khususnya pada mayoritas penyakit depresi dari tipe unipolar, walaupun dekstroamfetamin
telah lama digantikan dengan agen lain, khususnya MAO inhibitor dan monoamin reuptake
inhibiting antidepressant.
Senyawa dan metabolitnya dapat mempunyai aksi yang kompleks. Pada indra struktur
basis untuk aksinya sangat sederhana. Senyawa dan metabolitnya menyerupai NE dan dapat
berpartisipasi dalam beberapa neuron dan postsinap memproses menyangkut NE seperti
sintesis, pelepasan, reuptake dan aktivasi presinap dan reseptor postsinap. Juga karena
dopamine (DA) dan untuk mengurangi, serotonin (5-hidroxytriptamin [5-HT]) menghasilkan
struktur yang mirip dengan NE, proses dalam DA dan 5-HT mengaktivasi sistem dapat
dipengaruhi. Untuk menggambarkan potensi yang kompleks aktivasi reseptor dapat

dihubungkan dengan satu parameter, reduksi makanan, yaitu 1, 1, 2, 5 HT1B, 5 HT2A,


5HT2C, D1, dan D2.
PRODUK
Amfetamin Sulfat, USP. Amfetamin ()-1-fenil-2-aminopropana (benzedrin) sebagai
campuran rasemik yang memiliki proporsi yang lebih tinggi dalam efek kardiovaskuler
daripada isomer dektro.Untuk sebagian besar penggunaan medis, isomer dekstro lebih
disukai.
Dekstroamfetamin Sulfat, USP dan Dekstroamfetamin Fosfat. Dekstroamfetamin, (+)(S)-metilphenetilamin, membentuk garam dengan asam sulfat (Dexedrin) dan dengan asam
fosfat. Fosfat merupakan garam yang paling larut air dan disukai jika dibutuhkan pemberian
secara parenteral. Isomer dekstro memiliki konfigurasi (S) dan efek kardiovaskuler yang
lebih sedikit daripada isomer levo (R). Selain itu, isomer dextro 10 kali lebih poten daripada
isomer (R) sebagai agen pemberi peringatan dan 2 kali lebih poten sebagai agen
psikotomimetik. Walaupun lebih poten sebagai agen psikotomimetik daripada isomer (R),
isomer (S) memiliki rasio yang lebih baik dalam alerting efek psikotomimetik.
Mekanisme aksi utama dari dektroamfetamin adalah melepaskan NE dari tempat
berkumpulnya saraf terminal. Mekanisme lain seperti hambatan ambilan mungkin hanya
memberikan kontribusi kecil pada efek total. Aksi pemberi peringatan tersebut memiliki
hubungan untuk meningkatkan NE yang ada untuk berinteraksi dengan reseptor post-sinaps
(1). Aktivasi sentral reseptor telah secara klasik dipertimbangkan sebagai dasar dari
sebagian besar efek anoreksia.
Efek psikotomimetik dihubungkan untuk melepaskan DA dan aktivasi reseptor post-sinaps.
Reseptor D2 dan D3 mesolimbik pun ikut terlibat. Efek pada sistem 5-HT juga dapat
dihubungkan pada efek tingkah laku dari dektroamfetamin. Efek melalui reseptor 5-HT
terdiri dari reseptor 5HT1A dan secara teoritis semua reseptor lain melalui 5HT7.
Dektroamfetamin merupakan amin basa kuat dengan harga pH 9,77-9,94. Absorpsi
dari saluran gastrointestinal terjadi dalam bentuk amin yang larut lemak. Obat ini tidak secara
luas berikatan dengan protein. Jumlah obat yang bervariasi dieksresikan secara utuh di bawah
kondisi normal. Jumlah ini tidak signifikan di bawah kondisi urin yang alkali. Di bawah
kondisi asidosis sistemik, 60-70 % obat dapat dieksresikan secara utuh. Fakta tersebut dapat
dimanfaatkan dalam pengobatan overdosis.
Gugus -metil memperlambat, tetapi tidak mengakhiri, dimetabolisme oleh MAO. Di
bawah kondisi normal, sejumlah dosis dextroamfetamin dimetabolisme dengan N-dealkilasi
menjadi fenilaseton dan amonia. Fenilaseton kemudian didegradasi menjadi asam benzoat.
Pada percobaan hewan, sekitar 5% dari dosis terakumulasi di otak, terutama pada
korteks serebral, talamus, dan corpus callosum. Awalnya, dextroamfetamin mengalami phidroksilasi dan kemudian -hidroksilasi untuk mnghasilkan p-hidroksinorefedrin, dimana
telah dilaporkan bahwa p-hidroksinorefedrin merupakan metabolit aktif mayor yang terlibat
dalam pelepasan NE dan DA.

Metamfetamin hidroklorida. Metamfetamin, (+)-1-fenil-2-metilaminoprapan


hidroklorida desoksiefedrin hidroklorida (Desoxyn) merupakan analog N-metil dari
dextroamfetamin. Zat ini lebih beraksi sentral dan kurang beraksi periferal dibandingkan
dextroamfetamin. Zat ini memiliki potensi penyalahgunaan yang sangat tinggi dan melalui
rute pemberian intravena, garamnya disebut speed. Secara keseluruhan, masalh
penyalahgunaan obat ini merupakan bencana nasional. Untuk maksud pengobatan,
penggunaan amfetamin yang dapat diterima adalah analog dengan dextroamfetamin.
Resin penukar ion pentermin dan Pentermin Hidroklorida, USP. Basa bebasnya
adalah ,- dimetilfenetilamin, 1-fenil-2-metilaminopropana. Pada sediaan resin (lonamin),
basanya terikat dengan resin penukar ion untuk menghasilkan produk lepas lambat,
hidroklorida (Wilpowr) merupakan garam yang larut dalam air.
Pentermin memiliki atom karbon kuaterner dengan satu gugus metil terorientasi
seperti gugus metil pada (S)- amfetamin dan satu gugus metil terorientasi seperti pada (R)amfetamin. Dan telah dilaporkan bahwa kedua isomer amfetamin, isomer (R) dan (S),
memiliki efek farmakologi. Senyawa ini digunakan sebagai penekan nafsu makan dan
berdasarkan pada pemberian IV, senyawa ini memiliki potential penyalahgunaan yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan dextroamfetamin.
Benzfetamin HCl. (+)-N-benzyl-N--dimetilfenetilamina HCl, (+)- I -fenil-2-(Nmetil-N-bcnzilamin)-propana HCl (Didrex), adalah metamfetamin tersubstitusi N-benzil.
Substituen N-benzil yang besar menurunkan sifat eksitasinya, sesuai dengan hubungan
struktur-aktivitas (SAR) secara umum dalam grup tersebut. Dapat menyebabkan hilangnya
nafsu makan. Obat mirip amfetamin yang lebih besar daripada substituen N-metil dikatakan
sebagai penyebab anoreksia melalui agonis sentral. Senyawa ini memberi karakteristik
mekanisme aksi seperti metilfenidat. Secara umum, obat ini dikatakan dapat menurunkan
nafsu makan dengan sedikit efek rangsang SSP yang lebih kecil daripada dekstroamfetamin.
Dietilpropion HCl. Karena memiliki dua substituen besar (relatif terhadap H atau
metil), dietil propion HCl. 1-fenil-2-dietillaminopropan-1-on HCl (Tenuate. Tepanil),
memiliki efek simpatomimetik, kardiovaskular, dan efek rangsangan SSP yang lebih kecil
daripada amfetamin. Telah dilaporkan sebagai agen penyebab anoreksia yang dapat
digunakan untuk pengobatan obesitas pada pasien yang mengalami penyakit hipertensi dan
kardiovaskular. Berdasarkan generalisasi jangka panjang dari golongan obat ini,
bertambahnya ukuran N-alkil dapat menurunkan efek sentral 1 dan meningkatkan efek
reseptor . Walaupun begitu, efeknya ditengahi oleh pelepasan NE secara tidak langsung.
Fenfluramin HCl, ()N-etil--metil-m-(trifluorometil) fenetilamina HCl (Pondimin),
merupakan obat yang unik dari golongan ini. Dalam hal ini, cenderung menghasilkan sedasi
daripada eksitasi. Efeknya dikatakan ditengahi terutama oleh serotoninergik pusat, daripada
mekanisme noreadrenergik pusat. Dalam dosis besar pada hewan coba, obat ini adalah
neurotoksik pada serotonin. Obat ini ditarik dalam penggunaannya pada manusia setelah
dilaporkan menyebabkan kerusakan katup jantung dan hipertensi pulmonari. Dilihat dari
strukturnya, lebih bersifat apolar atau hidrofobik daripada amfetamin, tropisme neuron

serotonin bias terjadi. Selain itu, stukturnya menunjukkan terjadinya mekanisme tidak
langsung. Jika mekanisme tidak langsung itu berjalan, makan semua reseptor post-sinaps 5HT
akan
diaktifkan. Bukti dari beberapa
penelitianmenunjukkan bahwa dan reseptor 5HT1B dan 5HT2C yang paling bertanggung jawab
untuk respon rasa kenyang dari 5-HT. 5-HT juga mempengaruhi jenis pemilihan makanan
(misalnya asupan makanan rendah lemak). Isomer (+), dexfenfluramine (Redux), memiliki
efek tropisme 5-HT yang lebih besar daripada campuran rasemat. Yang ini juga ditarik
penggunaannya karena toksisitasnya.
Fendimetrazin Tartrat. Senyawa fendimetrazin tartrat murni, (2S,3S)-3,4-dimetil-2fenilmorfolin-L-(+)-tartrat (Plegine), dianggap sebagai anoreksian efektif yang cenderung
sedikit disalahgunakan dibandingkan amfetamin.Stereokimia dari (+)fendimetrazin
ditunjukkan dengan gambar berikut.

Sibutramin
Sibutramin (Meridia) dikenal sebagai uptake inhibitor dari NE dan 5-HT. Mekanisme ini
sesuai dengan strukturnya. Sibutramin dilaporkan sebagai obat antidepresan dan anoreksia.
Mekanisme ini mengindikasikan adanya aktivasi reseptor prasinaps dan post-sinaps di NE
dan 5-HT. Fakta ini belum begitu jelas, namun studi yang dilakukan mendapatkan hasil
bahwa reseptor yang terlibat adalah
1, 1,dan 5HT2C.

Metilfenidat hidroklorida. Karena metilfenidat (Ritalin) memiliki dua pusat


asimetrik, maka ada empat buah isomer yang mungkin terbentuk. Rasemat treo adalah
senyawa yang dipasarkan dan sekitar 400 kali lebih poten dibanding eritro rasemat.
Konfigurasi mutlak dari setiap isomer metilfenidat treo telah diketahui. Mengingat
strukturnya yang kompleks (relatif terhadap amfetamin), ini memungkinkan salah satu dari
dua komponen rasemat treo berkontribusi aktivitas yang paling besar. Bukti menunjukkan
bahwa (+)-(2R,2R) treo isomer berperan penting pada efek tingkah laku dan tekanan dari
rasemat. Seperti stimulant SSP lainnya, terdapat beberapa mode aksi.
Metilfenidat, mungkin melalui metabolit p-hidroksi-nya, memblok ambilan kembali
NE, berperan sebagai agonis postsinaptik, mengosongkan kolam NE seperti reserpin, dan
memiliki efek pada sistem dopaminergik, misalnya memblok ambilan DA.
Metilfenidat adalah obat ester dengan farmakokinetik yang menarik dilihat dari strukturnya.
Nilai pKa yang digunakan adalah 8,5 dan 8,8. Bentuk terprotonasinya dalam perut
mengalami hidrolisis ester. Absorpsinya sangat baik. Setelah bentuk absorpsi dari saluran
gastrointestinal, 80-90% obat terhidrolisa secara cepat menjadi bentuk inaktif asam ritalinat
(hidrolisis yang diperpanjang sekitar 5 kali untuk (+) versus (-)). 2-5% lainnya dioksidasi
oleh mikrosom hati menjadi bentuk inaktif amida silkik. Sekitar 4% dari dosis mencapai otak
pada hewan coba dan terdapat p-hidroksilasi untuk metabolit aktif yang mungkin.
Metilfenidat adalah stimulan sistem saraf pusat (SSP). Indikasinya berupa narkolepsi dan
kelainan berupa kurang perhatian. Struktur isomer (2R,2R) dari campuran theo racemic
ditunjukkan.

Pemoline. Struktur unik


ditunjukkan di bawah ini.

dari

pemoline,

2-amino-5-fenil-4(5H)-oksazolon

(Cylert),

Komponennya dideskripsikan memiliki efek pada SSP seperti metilfenidat. Pemolin


membutuhkan 3 sampai 4 minggu administrasi dan untuk memberi efek. Keterlambatan efek
ini adalah salah satu aksi dari agen, seperti yang dicobakan pada tikus, untuk meningkatkan
kecepatan sintesis DA.

ANTIDEPRESAN
Inhibitor Monoamin Oksidase
Terapi antidepresan biasanya menyiratkan suatu terapi yang ditujukan untuk melawan
kelainan depresif mayor dari tipe unipolar dan dipusatkan sekitar tiga grup dari agen kimia:
Inhibitor Monoamin Oksidase, Inhibitor Monamin Reuptake, desensitizer autoreseptor dan
antagonisnya. Terapi elektroshock adalah suatu opsi yang lain. Kesembuhan tertinggi dari
tingkat pembebasan dicapai dengan terapi elektroshock. Pada beberapa pasien, terutama
mereka yang bunuh diri, hal ini merupakan terapi yang dipilih. Inhibitor Monoamin Oksidase
dan Inhibitor Monoamin Reuptake mempunyai tingkat respon yang kira-kira sama (~60
hingga 70%). Di Amerika Serikat, Inhibitor Monoamin Reuptake biasanya lebih dipilih
daripada Inhibitor Monoamin Oksidase untuk terapi antidepresan.
Masalah berat yang dihubungkan dengan Inhibitor Monoamin Oksidase yang menjadi
faktor utama untuk memindahkan mereka di obat lini kedua adalah bahwa senyawa asal
menghambat Monoamin Oksidase hati secara irreversibel selain juga menghambat
Monoamin Oksidase Otak, dengan demikian akan menyebabkan senyawa aminakan
terinaktivasi untuk mendesak efek mereka secara sistemik. Banyak respon hipertensif yang
berat, beberapa fatal, mengikuti pencernaan makanan tinggi kadar amin. Pendekatan dengan
menggunakan penghambat MAO selektif, yang mungkin tidak menghambat MAO di liver,
seperti selegilin, bisa memecahkan masalah hipertensi. Namun, agen ini bukan suatu
antidepresan, melainkan digunakan sebagai obat penyakit Parkinson. Pendekatan lainnya
adalah dengan menggunakan penghambat MAO reversibel yang mempunyai efek
antidepresan dan efek hipertensi yang rendah.
Efek samping lain penghambat MAO adalah hipotensi ortostatik yang disebabkan karena
penghambatan pelepasan norepinefrin di perifer. Salah satu penghambat MAO yaitu
pargilin digunakan secara klinik karena mempunyai aksi hipotensi. Selain itu, beberapa
senyawa lama mempunyai efek samping hepatotoksik, tetapi senyawa baru yang tersedia saat
ini dilaporkan bersifat lebih aman.
Sejarah perkembangan penghambat MAO mengilustrasikan peran keberuntungan. Isoniazid
adalah agen anti TBC yang sangat aktif tetapi bersifat sangat polar. Supaya mempunyai
daya penetrasi yang lebih baik ke Mycobacterium tuberculosis, isoniazid disubstitusi dengan
gugus isopropil pada atom N sehingga menghasilkan iproniazid yang adalah agen anti TBC
yang efektif.

Isoniazid
Iproniazid
Stimulan SSP dicatat, bagaimanapun, dan obatitu ditarik. Kemudian, hal itu diteliti pada
hewanpercobaan dan pada percobaan in
vitro denganMAO murni yang menginhibisi MAO, hasilnyatingkat NE dan 5-HT meningkat
pada tingkat sinaptik, yang menjelaskan efek SSP. Senyawaini kemudian diperkenalkan
kembali untuk terapisebagai agen antidepresi. Ini menimbulkan minatyang kuat untuk
digunakannya hydrazine danhydrazide sebagai antidepresan dan diresmikansebagai terapi
obat yang
efektif untuk depresi.22Obat
ini terus digunakan dalam terapi selamabeberapa
tahun tapi akhirnya ditarik karenahepatotoksisitas.
Secara klinis, inaktivator yang bersifat irreversibel ini berguna sebagai inhibitor
MAO.23 Mereka dikonversi oleh MAO menjadi agen yang menghambat enzim. Mereka dapat
membentuk reaktan yang berikatan secara kovalen dengan enzim atau kofaktor nya. Sebagai
konsekuensi dari inaktivasi ireversibel ini adalah efeknya dapat terus dirasakan sampai 2
minggu setelah pemberian dihentikan. Akibatnya, banyak obat yang rusak oleh MAO atau
obat yang meningkatkan tingkat substrat MAO tidak dapat diberikan selama waktu itu.
Untuk
waktu yang
lama, karena agen yangpertama
dan kemudian mendominasi itu adalahinaktivator ireversibel,
penghambat MAO hampirselalu dianggap irreversibel. Sejak
awal,bagaimanapun, diketahui bahwa
dimungkinkanuntuk
memiliki agen yang bertindak secara eksklusif oleh inhibisi enzim kompetitif. Misalnya,telah
lama dikenal bahwa alkaloid harmalaharmaline dan harmine sebagai stimulan SSPdengan
penghambatan MAO
secara
kompetitif.Reversibel (kompetitif) inhibitor selektif untukmasing-masing dua subtipe MAO u
tama (A danB) telah dilaporkan.

Moclobemide telah menerima perhatian dari luar negeri. Sebuah inhibitor reversibel dari
MAO-A, itu dianggap sebagai antidepresan efektif dan berperan dalam metabolisme
tyramine.24Metabolit obat yang terlibat dalam kegiatan ini. Reversibel inhibitor MAO-A
(RIMAs) dilaporkan sebagai antidperessan tanpa menyebabkan hipertensi. Reversible
inhibitor dari MAO-B juga telah dipelajari. Saat ini, inhibisi MAO-B selektif telah gagal
berkorelasi positif dengan aktivitas antidepresan, selegiline, bagaimanapun, memiliki nilai
dalam mengobati penyakit Parkinson.
Kegunaan pengobatan dari MAOI antidepresan adalah pada penghambatan metabolisme dari
NE dan 5-HT secara nonselektif. agen yang selektif untuk MAO yang menurunkan kadar 5HT telah diteliti lama. Struktur dari phenelzine dan tranylcypromin di tabel 15-4.
Phenelzine sulfate, USP. Phenelzine sulfat, (2-feniletil) hidrazin sulfat (Nardil) adalah agen
anti depresan yang efektif. Mekanisme berbasis inaktifasi, obat ini menginaktifasi secara
irreversible enzim atau kofaktor, sepertinya setelah oksidasi pada diazin, yang kemudian
dapat menghancurkannya menjadi molekul nitrogen, atom hydrogen, dan radikal bebas
fenethil. Senyawa yang terakhir kemudian menjadi spesies aktif dalam penghambatan
irreversibel.
Tranylcypromine Sulfate, USP. Tranilsipromin sulfat, (+)-trans-2-fenilsiklopropilamine sulfat
(Parnate), disintesis untuk menjadi analog amfetamin (digambarkan -metil amfetamin
berkondensasi ke atom -karbon). Senyawa tersebut memiliki beberapa sifat mirip seperti
amfetamin, yang mana bisa menjadi kemungkinan mengapa memiliki efek stimulasi CNS
lebih intermediate daripada agen yang bekerja sebagai penghambat MAO sendirian. Untuk
penghambatan MAO, terdapat dua komponen aksi dari agen ini.

Tabel 15-4 Penghambat Monoamin oksidase


Nama Generik
Phenelzine sulfat, USP
Nardil

Struktur

Tranylcypromin sulfat, USP


Parnate

Salah satunya diperkirakan untuk meningkatkan karena Tranylcy-promine memiliki ciri


struktural (basa nitrogen dan karakter quasi dari dan -siklopropan karbon atom) yang
menentukan tingkat transisi dalam sebuah jalur metabolisme -arylamin. Karena atom dan
-hidrogen dilepaskan dari substrat normal milik enzim, karakter quasi- membangun seluruh
sistem , -karbon. Duplikasi dari tingkat transisi menghasilkan penyisipan pada enzim yang
sangat kuat namun reversibel. Tranylcy promine adalah sebuah mekanisme yang berdasarkan
penidakaktifan. Tranylcy promine dimetabolisme oleh MAO, dengan sebuah electron dari
pasangan nitrogen supaya tidak menjadi flavin. Hal ini pada gilirannya akan memproduksi
pemecahan (fisi) homolitik dari ikatan karbon-karbon siklopropan: dengan sebuah electron
dari pasangan fisi dengan elektron nitrogen yang masih tersisa satu untuk menghasilkan
sebuah imin (terprotonasi) dan dengan yang lainnya tertinggal pada karbon metilen. Oleh
karena itu, sebuah radikal bebas terbentuk yang bereaksi untuk membentuk ikatan kovalen
dengan enzim atau dengan mereduksi flavin untuk menginaktivasi enzim.
Penghambat Ambilan Kembali Monoamin
Awalnya, penghambat ambilan kembali monoamin berada dalam grup yang sama
dengan antidepresan trisiklik, tetapi sekarang golongan ini terpisah secara kimia. Hampir
seluruh agennya adalah memblok ambilan kembali NE atau 5-HT atau keduanya dari neuron.
Penghambat ambilan kembali oleh agen agen ini bekerja dengan cara berkompetisi
dengan monoamin untuk menempati tempat ikatan substrat (inhibitor kompetitif). Mungkin,
posisi yang sama pada protein dilibatkan oleh inhibitor dan monoamin, namun pernyataan ini
belum dapat dibuktikan. Mekanisme pengambilan kembali oleh pembawa monoamin telah
dijelaskan sebelumnya.
Efek yang diinginkan dari obat ini adalah untuk meningkatkan nilai dari monoamin di
sinaps. Peningkatan nilai sinaps yang tinggi oleh 5-HT, NE, atau keduanya muncul sebagai
dasar untuk efek antidepresan dari agen ini. Dibutuhkan waktu sekitar dua minggu atau lebih
sebelum aksi antidepresan berkembang. Telah diketahui bahwa (dalam kasus ini 5-HT)
reseptor 5HT1A dan (dalam kasus ini NE) reseptor 2 mengalami desensitisasi dan
memelihara pelepasan transmiter. Tentu saja aktivasi dari reseptor postsinaps dan peningkatan
transmisi adalah hasil akhir dari peningkatan nilai sinaps oleh transmiter.

AntidepresanTrisiklik
Hubungan struktur dan aktivitas dari TCA (Tricyclic Antidepressant/ Antidepresan Trisiklik)
telah dibahas secara mendetail. Secara singkat, terdapat gugus yang besar (bulky) yang
mengelilingi dua cincin aromatis, lebih baik jika terdapat cincin tengah ketiga, dan terkadang
rantai dua atau tiga atom pada gugus amino alifatik yang merupakan substitusi monometil
atau dimetil. Fitur-fitur tersebut dapat divisualisasikan dengan menggunakan struktur
imipramin dan desipramin sebagai contoh. Struktur-struktur ini secara keseluruhan
merupakan konformasi trans dari -arilamin. Untuk menghubungkan fitur-fitur tersebut
dengan mekanisme aksi, blokadereuptake (pengambilan kembali), visualisasikan bahwa
struktur dasar sana dengan pada senyawa-senyawa -arilamin, ditambah dengan gugus
aril bulky yang meningkatkan afinitas terhadap kompartemen pengikat substrat (substratebinding compartment) dari transporter. Keseluruhan konsep dari sistem yang mirip arilamin dengan tambahan struktur yang bulk, biasanya merupakan gugus aril, sepertinya
dapat teraplikasikan pada banyak senyawa-senyawa yang lebih barupenghambat selektif
ambilan kembali serotonin (selective serotonin reuptake inhibitors/SSRI), penghambat
selektif ambilan kembali norepinefrin (selective norepinephrine reuptake inhibitors/SNERI)
yang tidak memiliki gugus trisiklik.
TCA secara struktur berhubungan satu sama lain dan oleh karena itu, memiliki keterkaitan
sifat biologis yang dapat disimpulkan sebagai karaktersitik dari grup tersebut. Senyawasenyawa dimetilamino cenderung sedatif, sedangkan monometil cenderung relatif simultan.
Senyawa dimetil cenderung mengalami rasioreuptake block 5-HT yang lebih tinggi pada
rasio blok pengambilan kembali NE secara selektif. Senyawa ini mempunyai sifat
antikolinergik, dan biasanya efeknya lebih tinggi pada senyawa dimetilamino. Ketika
pemeriksaan dimulai pada senyawa dimetil, akumulasi yang signifikan dari senyawa
monometil berkembang menjadi proses N-demetilasi.
TCA sangat lipofilik dan oleh karena itu sangat banyak membentuk ikatan jaringan yang
sangat kuat diluar SSP. Karena memiliki efek antikolinergik dan noradrenergik, baik efek
samping pusat dan tepi pada saraf pusat dan peripheral yang sering tidak diinginkan dan
kadang-kadang berbahaya. Pada keadaan overdosis, kombinasi dari efek-efeknya,
sebagaimana efek depresan jantung dari senyawa-senyawa mirip kuinidin, dapat menjadi
mematikan. Overdosis itu rumit karena agen-agennya terikat kuat dengan protein yang tidak
efektif jika didialisis.
PRODUK
Imipramin Hidroklorida, USP
Imipramin
HCl
5-[3-(dimetilamino)propil]-10,11-dihidro-5H-dibenz[b,f]azepin
monohidroklorida (Tofranil) merupakan golongan TCA (antidepresan trisiklik) yang utama.
Senyawa ini memiliki hubungan dengan antipsikotik fenotiazin (mengganti jembatan 10-11

dengan sulfur dan senyawa tersebut adalah agen antipsikotik promazin). Aktivitas
penghambatan D2 post sinaps senyawa ini lebih lemah jika dibandingkan dengan promazin
dan sebagian besar berpengaruh terhadap amina (5-HT, NE, dan DA) melalui transporter
(pembawanya). Oleh karena memiliki kemiripan dengan dimetilamin, antikolinergik dan
sedatif (pengeblok H1 sentral) efek terapinyacenderung ditandai. Komponen di dalamnya
memiliki kecenderungan ke arah rasio penghambatan uptake 5-HT dan ambilan blok NE
yang lebih besar dan kemungkinan dapat disebut sebagai inhibitor transport serotonin
(Serotonin transport inhibitor/SERTI). Proses inaktivasi metabolisme terutama melalui
hidroksilasi oksidatif pada dua tempat, diikuti dengan konjugasi dengan konjugat asam
glukoronat. Ekskresi utama melalui urine (sekitar 75%), namun ekskresi melalui empedu
(mencapai 25%) dapat pula terjadi, kemungkinan karena besarnya gugus non polar.
Hidroksilasi oksidatif tidak secepat atau sesempurna seperti pada cincin nukleofilik lainnya
dari antipsikotik-fenotiazin, sehingga sebagai akibatnya terjadi N-demetilasi cukup besar
dengan penambahan norimipramin (atau desimipramin).
Metabolit yang terdemetilasi memiliki sifat antikolenergik yang lebih sedikit, sifat sedatif
yang lebih sedikit, dan sifat stimulasi yang lebih besar, dan merupakan suatu SNERI (Selektif
Norepinefrin Reuptake Take Inhibitor). Akibatnya, pasien yang diobati dengan imipramin
memiliki dua gabungan efek terhadap aktivitas.Secara keseluruhan, efeknya bersifat non
selektif 5-HT dan ambilan kembali NE (reuptake NE). Aktivitas dari des- atau norimipramin
diterminasi oleh 2-hidoksilasi, diikuti oleh konjugasi dan ekskresi. N-demetilasi yang kedua
dapat terjadi bergantian dimana dikuti dengan 2-hidroksilasi, konjugasi dan ekskresi.
. HCl

Imipramin : R=CH3
Desipramin : R=H
Desipramine Hidroklorida, USP.
Struktur dan sifat yang menonjol dari desipramin hidroklorida, 10,11-dihidro-N-metil-5Hdibenzen[b,flazepine-5-propanamine monohidroklorida. 5 - (3-metilaminopropil)-10,11dihidro-5H-dibenz[b, flazepine hidroklorida (Norpamin, Pertofrane), akan dibahas di bawah
judul, Imipiramine, yang ada di atas. Di antara trisiklik, desipramine akan dipertimbangkan
ketika efek antikolinergik sedikit atau tingkat sedasi rendah adalah penting. Ini adalah sebuah
SNERI

Desipramin
Clomipramine Hidroklorida.
Clomipramine (Anafranil) lebih poten sampai 50 kali dibanding imipiramine di beberapa
bioassay. Ini tidak berarti keunggulan klinis, tetapi bisa jadi informatif tentang trisiklik dan,
mungkin, penghambat reuptake lainnya. Kloro yang menggantikan substituen H dapat
meningkatkan potensi dengan meningkatkan distribusi ke SSP, tetapi tidak mungkin bahwa
kelihatannya ini akan memberikan potensi yang besar. Mungkin ada dugaan bahwa ikatan H
antara gugus amino terprotonasi (seperti dalam vivo) dan elektron tidak dibagi pada
substituen kloro mungkin menstabilkan bentuk turunan -arilamine dan memberi lebih
banyak kompetisi yang efisien untuk transporter. Obat ini merupakan antidepresan. Obat ini
digunakan dalam gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan yang mungkin memiliki
unsur depresi.

AmitriptilinHidroklorida, USP
Amitripilin, 3-(10,11)-dihidro5H-dibenzo (a,d) siklohepten -5-ylidin) N, N-dimetil-1propanamin hidroklorida, 5 (3-dimetil-aminopropiliden)-10, 11-dihidro-5H-dibenzo (a,d)
siklohepten hidroklorida (Elavil), adalah satu zat aktif yang paling besar efek antikolinergik
dan sedatifnya pada TCAS. Karena zat aktif ini kekurangan cincin elektron memperkaya
atom nitrogen imipiramin, inaktivasi metabolit terutama tidak berproses pada analog di posisi
2 tapi di posisi 10 benzil (contoh: toluene seperti metabolisme prodominates). Oleh karena
ikatan rangkap pada 5-eksosiklik, isomer-isomer E dan Z hidroksi diproduksi oleh
metabolisme oksidasi. Konjugasi menghasilkan metabolit yang dapat diekskresikan. Seperti
khas senyawa dimetil, N-demetilasi terjadi dan nortriptilin dihasilkan, yang mempunyai efek

antikolinergik dan efek sedatif yang sedikit dan efek stimulant yang lebih baik dari
amitriptilin. Nortriptilin adalah SNERI; gabungan aksi obat dan metabolit yang tidak selektif.
NortriptilinHidroklorida, USP
Sifat biologi dan kimia dari nortriptilin, 3-(10,11-dihidro-5H-dibenzo[a,d]siklohepten-5iliden)N-metil-1-propanamin hidroklorida, 5-(3-metil-aminopropiliden)-10,11-hidro-5Hdibenzo[a,d]sikloheptena hidroklorida (Aventyl, Pamelor), diberikan di atas pada
pembahasan tentang amitriptilin. Inaktivasi metabolik dan eliminasi seperti pada amitriptilin.
Nortriptilin adalah inhibitor transporter NE (NET) yang selektif.

Protriptilin Hidroklorida, USP


Protriptilin hidroklorida, N-metil-5H-dibenzo[a,d]siklohepten-5-propilamin hidroklorida, 5(3-metilaminopropil)-5H-dibenzo[a,d]siklohepten hidroklorida (Vivactil), seperti senyawa
lainnya yang telah dibahas, merupakan antidepresan yang efektif. Dasar penamaan
kimiawinya dapat dirujuk dari penamaan dan struktur imipiramin. Protriptilin merupakan
isomer struktur dari nortriptilin. Inaktivasi senyawa ini dapat diperkirakan melibatkan
lokalisasi relatif dari ikatan rangkapnya. Dikarenakan senyawa ini adalah senyawa monometil
maka potensi sedatifnya rendah.

Trimipramin Maleat

Untuk detail dari tata nama kimia, lihat pada deskripsi imipramin. Penggantian hidrogen
dengan satu substituen -metil menghasilkan karbon kiral, dan trimipramin (Surmontil)
digunakan sebagai campuran rasemik. Sifat-sifat biologis dilaporkan menyerupai imipramin.

Doxepin hidroklorida, N,N-dimetil-3-(dibenz[b,e]oxepin-11(6H)-ylidin)propilamin


(Sinequan, Adapin), merupakan oxa congener dari amitriptyline bila dilihat dari strukturnya.
Gugus oksigen yang terdapat mempengaruhi afinitas ikatan metabolisme oksidatif
baik pada postsinaps maupun pada presinaps. Isomer (Z) lebih aktif, walaupun begitu obat ini
dipasarkan dalam bentuk isomer campuran. Obat ini seluruhnya adalah pengeblok ambilan
kembali (reuptake blocker) NE dan 5-HT dengan khasiat antikolinergik dan sedative yang
signifikan. Hal tersebut dapat mengantisipasi nor- atau des- metabolit yang akan
berkontribusi pada keseluruhan bentuk aktivitasnya.

Maprotiline hydrochloride, USP


Maprotiline
hydrochloride,
N-metil-9,10-etanoanthracen-9(10H)-propanamin
hidroklorida (Ludiomil), terkadang dideskripsikan sebagai antidepresan tertrasiklik
dibandingkan trisiklik. Deskripsi tersebut akurat secara kimia, terkecuali gugusnya, meskipun
demikian secara keseluruhan sesuai dengan TCA pharmacophore. Merupakan
dibenzobisiklooctadiena dan dapat dilihat sebagai TCA dengan jembatan etilen pada cincin
pusatnya. Senyawa ini bukanlah antikolinergik kuat dan memiliki khasiat sebagai stimulant.
Maprotiline hydrochloride memiliki efek pada system kardiovaskuler. Merupakan SNER.

Amoxapine
Pertimbangan
struktur
amoxapine,
2-kloro-11-(1-piperazinil)dibenz-[b,f]
[1,4]oxazapin (Asendin) menguatkan fakta bahwa banyak antidepresan yang sangat mirip
yang terkait antipsikotik. Tentu saja, beberapa, termasuk amoxapine memiliki efek yang
signifikan pada reseptor D2. Penggantian N-metil- berhubungan dengan amoxapine adalah
antipsikotik loxapine (loxitane). Metabolit 8-hidroksi dari amoxapine dilaporkan aktif sebagai
antidepresan dan sebagai pengeblok reseptor D2

Penghambat ambilan kembali serotonin selektif


Dilihat dari rumus bangun, obat golongan ini berbeda dari golongan trisiklik.
Golongan trisiklik turut mengambil bagian pada cincin pusat. Dampaknya dapat dilihat
dengan adanya grup seperti -arilamin, seperti pada golongan trisiklik, dan komponen dapat
berkompetisi memperebutkan lokasi pengikatan substrat dari Serotonin Transporter Protein
(protein pengangkut serotonin). Seperti pada golongan trisiklik, kelompok aril tambahan
dapat meningkatkan afinitas dan memberikan kompetisi yang menguntungkan dengan
substrat, yaitu serotonin
Kenyataannya, beberapa dimetilamino trisiklik termasuk golongan ini. Karena
mereka secara ekstensif di-N-demetilasi in vivo dan norcompunds, yang biasanya SNERI
(selective norepinephrine reuptake inhibitors) Bagaimanapun juga, efeknya secara umum
tidak selektif. Memecah rantai trisiklik itu akan memutus sebuah grup farmakoporik
antikolinergik, dan membentuk senyawa dengan efek antikolinergik yang sangat minim.
Secara umum, hal ini mengurangi efek pada system saraf pusat, dan meningkatkan keamanan
kardiovaskular. Selain itu, efek samping berhubungan dengan predominasi serotonin.
Fluoksetin

Fluoksetin (Prozac) terprotonasi secara in vivo. Gugus amino yang terprotonasi dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan elektron dari oksigen pada eter, yang dapat menghasilkan
gugusan seperti -arilamino. Isomer S-nya jauh lebih selektif untuk SERT daripada NET.
Metabolit utama adalah komponen N-demetil, yang memiliki potensi sama seperti senyawa
mula-mula dan lebih selektif (SERT versus NET). Terapi untuk dua minggu atau lebih
diperlukan untuk efek antidepresan. Desensitisasi autoreseptor somatodendritik 5HT-1A
dengan paparan kronik sampai level tinggi 5-HT adalah penjelasan yang dapat diterima untuk
efek tertunda senyawa ini dan inhibitor reuptake serotonin lainnya. Untuk mengilustrasikan
perbedaan antara selektivitas SERT dan NET, jika substituen para dipindah ke orto (secara
tipikal, kurang hidrofobik), diperoleh bentuk NET. Bentuk ini dan SERT lainnya memiliki
aktivitas anxiolitik. Salah satu mekanisme yang mungkin adalah agonis reseptor 5HT-1A,
melemahkan sinaps 5-HT. Mungkin saja, level sinaps dari 5-HT mungkin tinggi pada tahap
gugup (anxious).

Paroksetin
Di dalam struktur paroksetin (paksil), kelompok amino, protonasi in vivo dapat terjadi
antara ikatan H dengan elektron CH2-O- yang tidak terbagi. Menghasilkan sebuah
struktur seperti -arilamin dengan kelompok aril tambahan. Senyawa ini merupakan
pengangkut serotonin yang sangat selektif. Seperti yang diperkirakan, ini merupakan
antidepresan dan antiansietas yang efektif

Sertralin
Pemeriksaan terhadap sertralin menunjukkan farmakofornya (farmakofor, yaitu gugus-gugus
dari senyawa obat yang berinteraksi dengan target obat) adalah untuk menghambat

pengangkutan dari serotonin. Subtituen Cl juga memprediksikan tropisme untuk sistem 5-HT
(5-Hidroksi Triptamin). Stereokimia yang digambarkan penting untuk aktivitasnya.

Fluvoxamine
Isomer E dari fluvoxamine (Luvox) dapat melipat setelah protonasi kepada grup mirip
-arilamin. Di sini "ekstra" kelompok hidrofobik adalah alifatik.

Citalopram
Citalopram (Celexa) adalah campuran rasemat dan sangat selektif terhadap SERT.
Senyawa N-monodemethylated sedikit kurang kuat tetapi memiliki selektifitas yang sama.
Substituen aril penting untuk aktivitas. Fungsi eter adalah penting dan mungkin berinteraksi
dengan kelompok amino terprotonasi untuk memberikan bentuk yang cocok untuk ikatan
SERT.

Selektif norepinefrin reuptake inhibitor

Pembahasan fluoxetine membuka subjekSNERIs. Artinya, perpindahan substituen paradari fl


uoxine ke posisi orto menghasilkan sebuahSNERI.
Nisoxetine
Nisoxetine adalah SNERI dan antidepresan.Sebagian besar aktivitas berada di isomer .

Reboxetine
Reboxetine. Sebagian besar kegiatan reboxetine berada di S, S isomer (senyawa dipasarkan
adalah RR dan SS). Hal ini diklaim lebih unggul fluoxetine dalam depresi berat. Hal ini
dipasarkan di Eropa. Setidaknya tiga senyawa trisiklik, desipramine, nortriptyline, dan
Maprotiline tetracyclic adalah SNERIs. Mereka, tentu saja, memiliki efek samping
karakteristik khas TCA tetapi lebih rendah efek antikolinergik dan H1-antihistamin (obat
penenang) dibanding senyawa dimetil. SNERI secara klinis efektif sebagai antidepresan.
Ini diharapkan
bahwa dalam kasus SNERIs,reseptor presynaptic 2 akan peka, setelahtransmisi NE akan mel
alui satu atau lebih reseptorpostsynaptic; 1, 1, dan reseptor 2 yangmemungkinan.

Inhibitor nonselektif 5HT (nontrisiklik) dan Ambilan RE (Newer (Nontricyclic)


Nonselective 5-HT and RE Reuptake Inhibitors)
Saat ini salah satu komponen golongan ini digunakan di USA.
Venlafaxine.
Struktur dan aktivitas venlafaxine (Effexor) sesuai dengan SAR pada grupnya. Seperti yang
diharapkan, obat ini merupakan antidepresan yang efektif.

Inhibitor selektif ambilan serotonigenik dan Antagonis 5-HT2A (Selective Serotoninergic


Reuptake Inhibitors and 5-HT2AAntagonists)
Antagonis SSRI dan 5HT2A ditunjukkan oleh trazodone (Desyrel) dan nefazodone (serzone).
Struktur kedua komponen ini diperoleh dari antipsikotik fluorobutyrophenone yang memiliki
struktur mirip -arylamine yang memungkinkan terjadinya ikatan dengan SERT dan
menghambat ambilan 5HT. Penambahan substituen hidrofobik dapat terlihat dengan
penambahan Nitrogen pada struktur mirip -arylamine. Apalagi mereka merupakan antagonis
5HT2A.Kemampuannya dalam menghambat efektivitas antipsikosis dibahas dalam materi
antipsikotik. Antagonis 5HT2A memperlihatkan aktivitas antidepresan dan anxiolitik.
Mekanisme kerjanya, paling tidak dengan meningkatkan aktivitas 5HT 1A. Selain itu, efek lain
ditunjukkan melalui aktivitas agonis 5HT2C (mungkin secara umum untuk 5HT antidepresan).
Beberapa efek samping SSRI bergantung pada reseptor 5HT2A, sehingga 5HT2A bloker dapat
mereduksi mereka. Kedua komponen ini memberikan aksi yang sama dengan N-dealkil yang
merupakan inhibitor reuptake serotonin.

1-Arylamino Hallucinogens
Bahan 1-arylamino hallucinogens adalah perubahan dari persepsi rangsangan.
Sebenarnya terdistorsi, dan pengguna dapat mengalami depersonalisasi. Secara harfiah,
efeknya adalah suatu psikosis. Selain itu, obat ini dapat menimbulkan kecemasan, ketakutan,
panik, halusinasi jujur, dan gejala-gejala tambahan yang dapat ditemukan dalam suatu
psikosis. Dengan demikian, mereka digolongkan sebagai halusinogen dan psikotomimetics.
Kelompok ini bisa di subkelompokkan menjadi kelompok yang memiliki suatu bagian
indolethylamine, kelompok yang memiliki sebuah bagian phenylethylamine, dan kelompok
dengan keduanya. Pada kelompok pertama, ada kemiripan struktural dengan 5-HT
neuotransmitter pusat, dan kedua, ada kemiripan struktural dengan DA dan NE. Kemiripan

ini sugestif, dan mungkin ada beberapa selektivitas efek pada sistem transmiter masingmasing. Dengan struktur kompleksitas yang ditemukan pada banyak agen, bagaimanapun,
suatu struktur tertentu mungkin dapat mempengaruhi bukan hanya struktur terdekat dengan
sistem neurotransmitter tetapi sistem lain juga. Dengan demikian, sistem phenethylamine
dapat mempengaruhi tidak hanya sistem NE dan DA tetapi juga sistem 5-HT, dan sistem
indolethylamine dapat mempengaruhi tidak hanya 5-HT tetapi juga sistem NE dan DA.

INDOLETHYLAMINES
Dimethyltryptamine. Dimethyltryptamine adalah halusinogen sangat lemah, aktif hanya
dengan pemberian inhalasi atau suntikan, dengan durasi aksi yang singkat. Obat ini memiliki
efek samping simpatomimetik (NE).
Psilocybin dan Psilocin.
Psilocybin adalah ester asam fosfat dari psilocin dan dirubah menjadi psilocin yang
merupakan spesies in vivo yang aktif. Ini terdapat pada jamur, Psilocybe Mexicana. Kedua
duanya aktif dalam pemakaian oral., dengan durasi yang pendek.
Substitusi sintetik methyl akan memperpanjang waktu durasi dan meningkatkan potensi
pada pemakaian oral. Psilocin dimetabolisme oleh MAOs.

2-FENILETILAMIN
Mescaline
Mescaline (3,4,5-trimetoksifenetilamin). Mescaline adalah halusinogen yang mempunyai
banyak efek kompleks pada SSP. Tempat aksinya pada peyote cactus. Dosis oral yang
dibutuhkan untuk efek halusinogennya sangat besar, sekitar 500 mg dalam bentuk garam
sulfat.Rendahnya potensi dengan cara pemberian oral kemungkina disebabkan karena

metabolisme oleh MAO. -metilasi meningkatkan aktivitas pada SSP. Senyawa sintetis yang
tersubstitusi lebih potensial. Obat-obat seperti DOM, MDA, dan DMDA (ekstasi) sangat
poten, yang meningkatkan kecenderungan penyalahgunaan obat.

Adanya gugus metoksil atau dioksimetilen sebagai substituen pada 2-fenetilamin


menyebabkannya memiliki kemiripan sifat dengan senyawa psikotomimetik pada umumnya
dan secara kuat menyebabkan pelepasan DA.

AGEN YANG MEMILIKI BAGIAN INDOLETHYLAMIN DAN PHENYILETHYLAMIN


SEKALIGUS :
(+)-Lysergic Acid Diethylamide
Kedua gugus indolethylamine dan gugus phenylethilamine dapat terlihat pada struktur yang
tidak biasa dari halusinogen potensial Lysergic Acid Diethylamide (LSD). Stereokimia
senyawa ini sangatlah penting. Bentuk chiral harus tetap ada untuk mempertahankan
aktivitasnya, demikian pula dengan letak ikatan rangkap yang juga dibutuhkan.
Secara eksperimental, LSD secara nyata mempengaruhi saraf serotoninergik dan
dopaminergik sekaligus. Akan tetapi, dasar/mekanisme aksi LSD terhadap susunan saraf
pusat (SSP) tidak diketahui secara pasti. Akhir-akhir ini, aksi LSD diperkirakan lebih kepada
reaksi tipikal dari psikotik schizophrenia daripada model aksi amfetamin. Untuk informasi
lebih lanjut akan dibahas pada diskusi mengenai Atipikal Antipsikotik pada Bab 14.

Agen Disosiasi
Pensiklidin.
Phencyclidine (PCP) telah dikenalkan sebagai penenang/anestesi disosiasi pada hewan.
Ketamin yang memiliki kemiripan struktur kimia dengan PCP tetap dipakai dan bisa juga

digunakan untuk manusia. Pada manusia, PCP menghasilkan rasa intoksikasi, efek halusinasi
tidak seperti yang diproduksi oleh halusinogen antikolinergik dan seringkali terjadi amnesia.
Obat ini berefek pada banyak sistem, termasuk sebagian dari NE, DA dan 5-HT. Hal ini telah
dijelaskan bahwa PCP (dan obat psikotomimetik lain) menghasilkan sebuah pola aktivasi
unik dari pusat area saraf dopaminergik. Hal ini akan menghalangi reseptor N-metil-Daspartat glutaminergik. Aksi ini adalah dasar untuk kebanyakan efek dari SSP. PCP sendiri
menjadi agen aktifnya. Penyakit kejiwaan yang dihasilkan obat ini juga disebutkan sebagai
model yang lebih baik dari penyakit kejiwaan dari amfetamin pada keadaan skizofrenia

Pensiklidin Hidroklorida

Euphorian-Stimulan
Kokain sebagai penstimulan euphoria psikotomimetik, dan obat-obatan yang disalahgunakan
dapat didiskusikan dengan amfetamin dan metamfetamin, yang keduanya berbagi dalam
banyak bagian biologis. Pada dosis rendah, menghasilkan perasaan tenang, menurunkan
kelelahan, dan meningkatkan kewaspadaan. Kokain cenderung menghasilkan perilaku yang
mendorong untuk mencari obat, dan psikosis beracun penuh coklat mungkin muncul. Banyak
dari efek ini tampaknya terkait dengan pengaruh peningkatan ketersediaan DA untuk
interaksi dengan reseptor postsinaptik (D2 dan D3 reseptor yang bersangkutan). Kokain
adalah pemblokir reuptake DA yang kuat, bertindak dengan penghambatan kompetitif dari
DAT. Sebuah bagian phenethylamine dengan tambahan gugus sterik meruah mungkin cukup
untuk tindakan ini. Interaksi antara atom hidrogen pada nitrogen terprotonasi pada kokain dan
oksigen dari kelompok benzoil ester, atau sebagai alternatif, interaksi antara pasangan
elektron bebas nitrogen dan karbonil dari kelompok benzoil ester, dapat perkiraan merupakan
bagian ini.

Penelitian yang cukup pada obat yang mempengaruhi DAT telah diterbitkan dalam beberapa
tahun
terakhir. Sebuah tinjauan agenpharmacotherapeutic untuk penyalahgunaankokain juga tersedi
a.
Depresan-Intoksikan
1-tetrahidrokanabinol atau 9-THC. Ada 2 cara penomoran THC: penomoran didsarkan pada
cincin terpenoid <atas> yang kemudian di namai 1-THC dan cara yang berdasarkan sistem
dibenzopiran(dr bawah) yang kemudian dinamai 9-THC. Pada pembahasan kali ini tata
nama yang digunakan berdasarkan cincin terpenoid.

THC merupakan depresan dgn sensasi yang nyata yang muncul akibat adanya penekanan
kuat pada sistem pusat. Menurut beberapa pendapat, pada dosis rendah saja, THC dapat
memberikan efek tetapi menurut pendapat lain, ada yang kurang menyetujui pernyataan
tersebut, kemudian mereka mengecek lebih detail menggunakan data farmakologi THC. Efek
samping THC pada dosis yang lebih tinggi adalah timbulnya psikomimetik seperti dyshoria,
berhalusinasi dan paranoida. Aktivitas THC ditentukan berdasarkan struktur kimianya dimana
struktur tersebut mencirikan THC dalam senyawa turunan kanabis. Terutama, -OH fenolit
yang sangat menentukan aktivitas THC. Struktur dan aktivitas kanabinoid merupakan dasar
aksi THC di reseptornya. Dua reseptor THC berada di sistem saraf pusat, yaitu CB 1. CB2 pada
jaringan sistem imun.
Ligan alam pertama yang ditemukan direseptor adalah turunan amida asam arakidonat,
anandamida. Kanabinoid alam lainnya adalah asam arakhidonat 2-ester gliserol dan eter
gliserol 2-arakhidonil. Sistem kanabinoid endogen berfungsi sebagai sistem pengirim
pesanretrograde pada kedua sinaps stimulator dan sinaps depresan. Pemancar sinaptik

dapatmenyebabkan
sintesis postsynaptic dari
endokanabinoid yang
kemudian
ditransportasikan ke reseptor CB1 yang terletak di presynapticallydimana mereka
menyempurnakan kedua neuron rangsang dan penghambat. Karena reseptor CB1 terdapat di
semua bagian otak dan mempengaruhi sistem rangsang dan penghambat, sehingga prospek
pengembangan obat selektif kanabinoid yang bekerja pada reseptor dianggap tidak baik.
Perancangan obat yang mempengaruhitransporter dianggap sebagai rute penelitian yang
paling menjanjikan.
Endokanabinoid, sebagaimana diatur oleh leptin, juga terlibat dalam mempertahankan asupan
makanan dan dalam perilaku lainnya.

Anda mungkin juga menyukai