Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari interaksi antara sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya adalah sama pada semua gigi. Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodermal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada 10 tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenkim. Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Pada umumnya, erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi selama rentang waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan faktor umum, yaitu genetik, jenis kelamin, nutrisi, faktor sosialekonomi, tinggi badan dan berat badan, serta hormone (Thomaz, dkk., 2010). gigi. susu masih ada dan tidak goyang sama sekali. Hal ini merupakan salah satu kelainan erupsi gigi yang dinamakan persistensi gigi susu (Maulani, 2005)
1.2 Rumusan Masalah
Apakah aspek bilogi,histlogi dan biokimia berpengaruh terhadap tumbuh kembang gigi 1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan organ yang mendukung system orofacial, fase pertumbuhan dan perkembangan gigi desidui dan permanen, factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi desidui serta gangguan erupsi persistensi termasuk penanganannya. 1.4 Hipotesa Aspek bilogi,histlogi dan biokimia berpengaruh terhadap tumbuh kembang gigi