Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Training Center
Training Center
DAFTAR ISI.
1. BAB - 01 : DEFINISI.
2. BAB - 02 : KONFIGURASI DAN FUNGSI SISTEM DWDM.
3. BAB 03 : KOMPONEN SISTEM DWDM DAN CARA KERJANYA :
3.1. OPTICAL TRANSMITTER/WAVELENGTH CONVERTER.
3.2. OPTICAL RECEIVER (DETECTOR).
3.3. DWDM MULTIPLEXER (OPTICAL MULTIPLEXER)/
DWDM DEMULTIPLEXER (OPTICAL DEMULTIPLEXER).
3.4. OPTICAL ADD/DROP MULTIPLEXER (OADM).
3.5. OPTICAL SWITCH/OPTICAL CROSS CONNECTION
(OXC).
3.6. REGENERATOR/OPTICAL AMPLIFIER.
3.7. KABEL OPTIK.
3.8. DISPERSION COMPENSATING DEVICE.
3.9. KOMPONEN PENDUKUNG.
4. BAB - 04 : TRANSMISI PANJANG GELOMBANG (ITU-T GRID).
5. BAB - 05 : TOPOLOGI JARINGAN DWDM.
5. BAB - 05 : PERBANDINGAN DWDM DENGAN SISTEM TRANSMISI
PHISIK LAINNYA.
6. BAB - 06 : KEUNTUNGAN DWDM.
3
Training Center
Training Center
Training Center
Training Center
Training Center
Training Center
Training Center
10
Training Center
11
Training Center
Tn
1
2
3 2 1
3 2 1
Multiplex DWDM
(Coupler)
Beberapa Channel
Wavelength
Independent
R1
R2
3
Optical Amplifier
Rn
Demultiplex DWDM
(Splitter)
Beberapa Channel
Wavelength
Independent
Training Center
Training Center
14
Training Center
Fungsi masing-masing bagian diatas adalah sbb. :
1) Optical Transmitter (Laser).
Sistem DWDM menggunakan resolusi yang tinggi, atau band yang sempit, dan laser
mengirimkan pada band panjang gelombang 1550 nm; dengan 2 keuntungan sbb. :
- Memperkecil kehilangan daya optik, selama perjalanan sinyal pada kabel serat optik dari
pengirim ke penerima
- Memungkinkan digunakannya penguat optic untuk memperbesar daya optik pada jarak
tempuh yang lebih jauh lagi.
Laser dikirimkan dengan band yang sempit ini penting, untuk memungkinkan spasi antar
kanal menjadi dekat, dan sekaligus untuk memperkecil efek-efek lain dari sinyal, misalnya
dispersi chromatic.
2) DWDM Multiplexer.
DWDM Multiplexer berfungsi untuk menggabungkan sinyal-sinyal transmit yang mempunyai
panjang gelombang berbeda-beda menjadi satu, untuk kemudian diteruskan ke satu satu
optical fiber.
15
Training Center
Untuk keperluan multiplexing ini beberapa teknologi digunakan, termasuk filter-filter
dielektrik thin-film dan beberapa tipe optical grating.
Beberapa multiplex dibuat dari completely passive devices; artinya tidak memerlukan
catuan listrik.
Multiplex optical pasiv bekerja sebagaimana prisma dengan presisi yang sangat tinggi untuk
menggabungkan beberapa sinyal individual.
Multiplex ada yang mempunyai kemampuan untuk transmit dan receive pada satu single
fiber, yang dikenal dengan be-directional transmission.
3) Optical Cable.
Berfungsi untuk menyalurkan sinyal gabungan beberapa panjang gelombang, yang datang
dari DWDM Multiplexer.
4) Optical Amplifier.
Berfungsi untuk menguatkan sinyal optik yang sudah mulai melemah karena redaman
sepanjang dalam perjalanan didalam kabel serat optik. Satu optical amplifier dapat
menguatkan beberapa sinyal optik secara bersamaan.
Sebelum dikembangkan optical amplifier, untuk menguatkan sinyal optik yang mulai
melemah dilakukan dengan jalan meregenerasi sinyal tersebut secara elektrik; yaitu dengan
jalan mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik terlebih dahulu - kemudian di regenerasidiubah kembali menjadi sinyal optik - dan dipancarkan ke stasiun tujuan. Pada cara ini, setiap
panjang gelombang mempunyai regeneratornya sendiri-sendiri.
16
Training Center
5) DWDM Demultiplexer.
DWDM Demultiplexer berfungsi untuk memisahkan satu sinyal gabungan beberapa lambda
yang datang dari kabel serat optik, menjadi beberapa sinyal dengan lambda yang independent.
Untuk keperluan demultiplexing ini beberapa teknologi digunakan, termasuk filterfilter dielektrik thin-film dan beberapa tipe optical grating.
Beberapa demultiplex dibuat dari completely passive devices; artinya tidak memerlukan
catuan listrik.
Demultiplex optical pasiv bekerja sebagaimana prisma dengan presisi yang sangat tinggi
untuk memisahkan gabungan beberapa sinyal menjadi beberapa sinyal dengan lambda yang
individual.
Biasanya fungsi Multiplex dan Demultiplex terletak dalam satu device.
6) Optical Receiver (Detector).
Berfungsi untuk mendeteksi sinyal dengan gelombang cahaya yang datang dari DWDM
demultiplexing, untuk kemudian mengubah dari sinyal dengan daya optik (cahaya) menjadi
sinyal dengan daya listrik.
Optical receiver biasanya berupa wideband device; yaitu dengan tujuan agar dapat
mendeteksi sinyal cahaya yang melebihi lebar ring relatif dari panjang gelombang, misalnya
antara 1280 -1580 nm.
17
Training Center
18
Training Center
19
Training Center
Training Center
TRANSMITTER, TX
21
Training Center
TRANSMITTER (TX) :
Terdiri dari :
Rangkaian Laser (Laser Control dan Laser); untuk membangkitkan
sinyal laser, dan diteruskan ke rangkaian Modulator.
Rangkaian Modulator (Modulator dan Modulator Driver);
berfungsi menerima sinyal laser dari rangkaian laser, untuk
memodulasi sinyal dengan daya elektrik (informasi), sehingga
diperoleh sinyal dengan daya optik yang mempunyai wavelength
tertentu.
22
Training Center
Laser
Training Center
Modulator
Training Center
MODULATOR
Direct Modulation.
- Direct Modulation
= Modulator ini melakukan fungsi konversi electrical-tooptical (EO) dan parallel-to serial coverter
= Format modulasi yang digunakan adalah return-to-zero (RZ)
= Bila ada lojik 1, dioda laser akan on
= Bila ada lojik 0, dioda laser akan off
Direct modulation memiliki kelemahan utama untuk data rate
yang tinggi, Tidak bisa digunakan pada bit rate yang lebih besar
dari 2,5 Gbps
Direct modulationdapat membangkitkan non-linieritas dan
meningkatkan chirpDirect modulation dibatasi jarak dan cocok
untuk aplikasi metro DWDM.
25
Training Center
26
Training Center
Training Center
Direct Modulation :
1. Parallel to Serial Converter berfungsi : Mengubah n sinyal dengan daya
elektrik paralel menjadi satu sinyal dengan daya elektrik serial; untuk
diteruskan ke High Speed Electrical Driver.
2. High Speed Electrical Driver berfungsi : Untuk mengontrol daya dari sinyal
electrik berdasarkan kepada sinyal balik dari Laser.
3. Laser berfungsi : Untuk mengubah sinyal dengan daya electrik menjadi sinyal
dengan daya optik
Jadi modulator ini melakukan fungsi parallel-to serial coverter dan konversi
electrical-to- optical (EO).
Format modulasi yang digunakan adalah return-to-zero (RZ) :
Bila ada lojik 1, dioda laser akan on
Bila ada lojik 0, dioda laser akan off
28
Training Center
External modulation
Pada modulator ini, suatu laser yang di-bias secara DC
menghasilkan continuous wave (CW) yang diumpankan ke external
modulator yang memodulasi sinyal CW menjadi aliran bit optik
Lebih stabil dan sering digunakan pada sistem DWDM
Ada dua jenis:
Training Center
Training Center
External Modulation :
1. Parallel to Serial Converter berfungsi : Mengubah n sinyal dengan daya
elektrik paralel menjadi satu sinyal dengan daya elektrik serial; untuk
diteruskan ke High Speed Electrical Driver.
2. High Speed Electrical Driver berfungsi : Untuk mengontrol daya dari sinyal
electrik berdasarkan kepada sinyal balik dari Optical Modulator.
3. Laser berfungsi : Membangkitkan sinyal continuous wave (CW), yang
kemudian diumpankan ke external modulator (Optical Modulator).
4. Optical Modulator berfungsi : Menerima sinyal electrik dari High Speed
Electrical Driver untuk dimodulasi dengan sinyal Continous Wave (CW) dari
Laser, sehingga menghasilkan aliran bit optik.
5. Feedback berfungsi : Menerima sinyal balik dari Optical Modulator,
mengubah menjadi tegangan DC, untuk digunakan mengontrol level
(amplitudo) dari sinyal elektrik.
Jadi modulator ini melakukan fungsi parallel-to serial coverter dan konversi
electrical-to- optical (EO).
31
Training Center
Modulator Data
Types : Mach-Zehnder
atau
Electro-absorption
32
Training Center
Coding
Training Center
Cahaya yang masuk melalui Bragg grating akan dibiaskan, kecil akan dipantulkan kembali.
kemudian sebagian
Umpan balik optik ini disebut distributed feedback karena kemunculannya yang beragam di
dalam rongga
Umpan balik terjadi sepanjang rongga dan diperlukan untuk mempertahankan ambang pelaseran
34
Training Center
Training Center
36
Training Center
Training Center
38
Training Center
Training Center
Training Center
41
Training Center
42
Training Center
FUNGSI :
Receiver berfungsi mendeteksi pulsa-pulsa optik dan merubahnya
ke dalam deretan bit elektrik
Receiver biasanya menggunakan photodiodes untuk mengubah
energi foton menjadi elektron
Gambar di bawah menunjukkan skema DWDM receiver
Receiver pada sistem DWDM memerlukan bandwidth yang lebih
lebar sehingga dapat menangani seluruh bit rate dan protokol
43
Training Center
Receivers
44
Training Center
Training Center
Receiver
Basic elements :
Photodiode
Clock recovery
Decision gate
Rx electronics
46
Training Center
Training Center
Photodiode
Untuk sistem DWDM keepatan tinggi :
48
Training Center
panjang gelombang
- Pada level sistem, ada sejumlah cara untuk menstabilkan panjang
gelombang:
= Pada sistem yang menggunakan direct modulation terhadap arus
pendorong laser (the laser drive current), skema pengkodean data
merupakan hal yang penting
- Kita harus menggunakan pengkdoean data yang sedemikian hingga
dapat menyamakan jumlah bit 1 dan 0
- Membuat sisir(comb) dari frekuensi-frekuensi referensi dengan cara:
Membangun laser Fabry-Perotkhusus dengan jumlah mode yang
sangat banyak
Menstabilkan salah satu mode menggunakan FBG dan feedback
loop
Mendistribusikan sisir referensi ini ke seluruh jaringan agar dapat
digunakan untuk menstabilkan laser lain atau (setelah dikuatkan)
menjadi sumber panjang gelombang jaringan
49
Training Center
50
Training Center
51
Training Center
1. Prinsip multiplexing wavelength.
Prinsip multiplexing pada WDM/DWDM didasarkan pada 2 mekanik; yaitu :
1) Angular Dispersion, lihat Gambar-3
2) Optik Filtering, lihat Gambar-4
1. Angular Dispersion.
Angular Dispersion 2 macam; yaitu :
a. Prisma
1
321
2
3
Gambar-3a : Prisma
52
Training Center
53
Training Center
b. Reflecting Diffraction Grating
321
1
2
3
54
Training Center
55
Training Center
2. Optik Filtering.
Optik Filter terdiri dari : lapisan thin dari material yang
transparan dengan index bias yang berbeda-beda.
Interferensi antar thin film menyebabkan filter akan
melewatkan panjang gelombang optik yang diinginkan,
dan memantulkan panjang gelombang optik yang tidak
dikehendaki.
56
Training Center
Filter-1
Filter-2
321
2
Gambar-4 : Optic Filtering; dimana :
Training Center
58
Training Center
59
Training Center
1. Angular Dispersion.
Angular Dispersion 2 macam; yaitu :
a. Prisma
321
1
3
Gambar-5a : Prisma
60
Training Center
Satu berkas sinar serial 123 yang diterima oleh prisma akan
dibiaskan menjadi tiga berkas sinar 1, 2, dan 3.
Masing-masing 1, 2, dan 3; oleh prisma ke tiga sinar tersebut
dibiaskan ke tujuan masing-masing.
Jadi prisma diatas berfungsi mengubah satu sinyal serial menjadi 3
sinyal parallel.
61
Training Center
321
1
62
Training Center
63
Training Center
2. Optik Filtering.
Optik Filter terdiri dari : lapisan thin dari material
yang transparan dengan index bias yang berbeda-beda.
Interferensi antar thin film menyebabkan filter akan
melewatkan panjang gelombang optik yang diinginkan,
dan memantulkan panjang gelombang optik yang tidak
dikehendaki.
64
Training Center
Filter-1
Filter-2
321
2
Gambar-6 : Optic Filtering.
65
Training Center
66
Training Center
Wavelength
yang sudah
dimodulasi
Tunable Optical
Filter
3 2 1
INPUT
3 2 1
OUTPUT
67
Training Center
68
Training Center
69
Training Center
70
Training Center
2. Wavelength/polarization demultiplexer.
Gambar-4 memperlihatkan suatu konfigurasi demultiplexer
wavelength/polarization; yaitu yang terdiri dari :
a. Demultiplex Optical Filter; yang berfungsi untuk memisahkan channel
yang diinginkan
b. Polarization Beam Splitter (PBS); yang berfungsi untuk mengeluarkan
sisa komponen - komponen channel terdekat
c. Automatic Polarization Control; berfungsi untuk membuat match
status polarisasi dari channel yang diinginkan untuk kemudian
diteruskan ke PBS berikutnya.
d. Monitor Photo Diode; berfungsi untuk mengirimkan sinyal feedback
ke pengontrol polarisasi.
Lihat gambar berikut.
71
Training Center
Demux Optical Filter
APC
PBS
BPF
Output
Channel
Ganjil
3 2 1
Monitor
Photo Diode
INPUT
Channel
Genap
23
72
Training Center
Sinyal optik serial 1 2 . n dari optical fiber cable diterima oleh
Demultiplexer Wavelength (Polarization), kemudian akan diproses dengan urutan
sbb. :
Sinyal diterima oleh Coupler; dimana coupler akan memecah sinyal menjadi 2
kelompok, yaitu sinyal pada channel genap dan sinyal pada channel ganjil; yang
masing-masing diteruskan ke Demux Optical Filter.
Demultiplex Optical Filter akan mengubah sinyal serial (channel genap dan
channel ganjil) menjadi si nyal parallel; selanjutnya setiap channel akan
dilewatkan pada Band Pass Filter (BPF), yang berfungsi untuk meneruskan
channel yang diinginkan dan meredam channel yang tidak diinginkan.
Automatic Polarization Control (APC); berfungsi untuk mengontrol
polarisasi dari channel yang diinginkan.
Polarization Beam Splitter (PBS); berfungsi untuk mengeluarkan sisa komponen komponen channel terdekat; sehingga yang diteruskan benar-benar hanya
channel yang diinginkan.
Monitor Photo Diode; berfungsi untuk mengirimkan sinyal
Feedback ke pengontrol polarisasi.
73
Training Center
74
Training Center
75
Training Center
76
Training Center
77
Training Center
4. Arrayed Waveguide Grating (AWG)
(1 x n DEMUX atau n x 1 MUX)
Input Coupler
Output Coupler
78
Training Center
79
Training Center
5. Fiber Bragg Grating (digabung dengan circulator)
untuk dropping channels
80
Training Center
81
Training Center
TEKNOLOGI MUX/DEMUX
Interleaver
1, 3
1, 2, 3,
. . .
. . .
Out
10
In
2, 3
50 GHz
.. .
10
Out
100 GHz
82
Training Center
83
Training Center
84
Training Center
85
Training Center
Teknik Multiplexing/Demultiplexing yang menggunakan Thin Film Filter;
pada ditunjukkan :
Pada Arah Multiplexer :
1. TFF Section n menerima n dan diteruskan ke tingkat berikutnya.
2. TFF Section 3 menerima 3 dan memantulkan n untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
3. TFF Section 2 menerima 2, memantulkan 3 dan n untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
4. TFF Section 1 menerima 1, memantulkan 2, 3 dan n untuk diteruskan
ke tingkat berikutnya.
5. Pada Arah Demultiplexer :
6. TFF Section n menerima n dan diteruskan ke tingkat berikutnya.
7. TFF Section 3 menerima 3 dan memantulkan n untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
8. TFF Section 2 menerima 2, memantulkan 3 dan n untuk diteruskan ke
tingkat berikutnya.
9. TFF Section 1 menerima 1, memantulkan 2, 3 dan n untuk diteruskan
ke tingkat berikutnya.
86
Training Center
Training Center
Array Waveguide (AWG)
88
Training Center
89
Training Center
Fabry Perot Cavity Filter.
Mechanical Tunable Laser
90
Training Center
Training Center
Saringan Acousto-Optic :
Penyetelan cakupan tegangan dan grating mempunyai pengaruh kecil terhadap
perubahan electro refraction.
Penyetelan cakupan tegangan dan grating yang lebih besar (mis.nya > 100 nm)
bisa dicapai dengan menggunakan acousto-optic filter; yaitu filter yang bisa
digunakan untuk memilih beberapa panjang gelombang secara serempak.
Prinsip Kerja :
Di asumsikan bahwa cahaya masukan seluruhnya diterima oleh polarisasi TE.
Pada port output-end suatu alat pengubah polarisasi (polarisator) akan memilih
sinar pada polarisasi TM.
Device Acousto Optic (AO) akan mengubah sinar dengan spectral band sempit
dari TE ke TM.
Sinar ini yang kemudian diteruskan ke tingkat berikutnya melalui port outputend.
Jadi satu berkas Incident Light yang datang ke Acousto Optical Tunable Laser
akan dibiaskan menjadi 3 berkas cahaya.
92
Training Center
Mach-Zehnder Interferometers
93
Training Center
Mach Zehnder Filters:
Bentuk dasar dari Mach Zehnder interferometer (MZI) adalah sbb.
Gambar diatas menunjukkan dua coupler 3-dB saling dihubungkan untuk
membentuk suatu rangkaian interferometer.
Pada coupler 3 dB pertama sinyal di split kedalam dua fiber path dan kemudian
digabung lagi menjadi satu satu oleh coupler 3-dB kedua.
Bagian penggeser phase dipasang pada salah satu lengan interferometer (fiber
yang satu).
Pergeseran phasa bisa dilakukan dengan mengubah panjang path optik di lengan
interferometer yang satunya lagi.
Kondisi ini akan menghasilkan time delay phase diantara sinar yang
merambat didalam tiap-tiap lengan dari fiber interferometer.
The coherent addition of the two beams results in a change in the intensity
transmitted through an arm of the interferometer
94
Training Center
95
Training Center
96
Training Center
97
Training Center
Training Center
Training Center
ADD/DROP :
WDM Demux
100
Training Center
Add-Drop Multiplexers
Digunakan untuk meng couple out satu atau lebih wavelengths dan untuk
memasukkan wavelengths yang sama.
Menggunakan Switch.
101
Training Center
WDM Mux
Gambar (a)
Gambar (b)
102
Training Center
Functional Diagram
Contoh 4 band aplikasi OADM pada 10 channel add/drop node didalam
sistem 40 channel.
103
Training Center
104
Training Center
105
Training Center
106
Training Center
107
Training Center
108
Training Center
109
Training Center
SWITCHING.
Ada 2 jenis Switching :
1. Circuit Switching
2. Packet Switching.
Untuk transmisi optik dengan kecepatan tinggi, yang digunakan
adalah packet switching, karena dapat mentransfer data lebih
effisien.
Jaringan yang berbasis pada packet switching dapat
menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh suatu node untuk
mendeteksi dan mengirimkan optoelectronically setiap packet
data optik yang datang.
110
Training Center
OPS (Optical Packet Switching) NODE ARCHITECTURE
Gambar berikut memperlihatkan diagram balok fungsi architecture node Optical
Packet Switching (OPS).
OPS tdr. Dr. :
1. Sepasang multiplexers dan demultiplexers
2. Satu input interface,
3. Space switch fabric dengan optical ber (Misalnya ber delay lines) dan
wavelength converters,
4. Satu out-put interface,
5. Dan switch control unit.
Packets yang tiba di input ber pertama akan di demultiplexed menjadi
individual wavelengths, kemudian dikirim ke input interface.
Setiap packet berisi payload dan optical header (mis. IP header) yang digunakan
untuk routing didalam daerah optical.
111
Training Center
Training Center
113
Training Center
114
Training Center
115
Training Center
Training Center
117
Training Center
Optical Amplifier
1.
Pre-amplifier
Ditempatkan persis sebelum receiver, untuk menaikkan kekuatan signal; sesuai dengan
rentang sensitivitas receiver.
2.
Post amplifier menguatkan sinyal pada sisi pengirim, dipasang persis setelah
transmitter.
3.
4.
5.
Training Center
Training Center
7.
8.
9.
Training Center
Training Center
122
Training Center
+ 19 dBm
+ 10 dBm
+ 9dBm
Loss 10 dB
123
Training Center
Network Regeneration
124
Training Center
Untuk sistem WDM, regenerasi diperlukan bagi seluruh panjang gelombang.
Untuk jaringan metro WDM dengan jumlah node yang banyak, bisa digunakan
Semiconductor Optical Amplifier (SOA).
Pada gambar menunjukkan suatu jaringan WDM yang terdiri dari :
1. Transponder (synchronous dan asynchronous), dengan regenerasi 2R.
2. Multiplexer.
3. Optical Amplifier, dengan regenerasi 1R.
4. Demultiplexer.
5. Regenerator, dengan regenerasi 3R.
6. Multiplexer.
125
Training Center
126
Training Center
1. Erbium-Doped Fiber Amplifiers (EDFAs).
Training Center
Training Center
Training Center
Input coupler, Coupler #1, adalah microcontroller untuk memonitor input light
melaui detector #1.
Input isolator, isolator #1 (selalu ada) untuk mencegah signal balik.
WDM #1 (selalu ada) untuk meng-injeksikan pump wavelength 980 nm
kedalam panjang (length) dari erbium-doped fiber.
WDM #1 mengkopel optical input signal kedalam erbium-doped fiber
dengan minimal optical loss.
Erbium-doped optical fiber biasanya sepanjang 10meters.
Energy 980 nm memompa atom erbium kedalam slowly decaying, excited
state.
Jika energy didalam band 1550 nm berjalan melalui fiber, hal ini akan
menyebabkan stimulated emission of radiation, sehingga akan menguatkan
signal 1550 nm .
130
Training Center
WDM #2 (hanya ada pada dual pumped EDFAs); mengkopel energi 980 nm
tambahan dari Pump Laser #2 kedalam ujung dari erbium-doped fiber,
meningkatkan penguatan dan daya output.
Isolator #3 (selalu ada).
Coupler #2 optional.
Tap yang terhubung ke Detector #3 digunakan untuk memonitor daya optical
output. Tap yang terhubung ke Detector #2 digunakan untuk memonitor
reflections back kedalam EDFA.
Fitur ini bisa digunakan untuk mendedteksi apabila konektor pada optical
output putus. Hal ini akan menaikkan signal back-reflected, dan
microcontrolled dapat meng- set pump lasers ke disable, untuk keselamatan
tenaga teknik yang sedang bekerja dengan EDFAs.
131
Training Center
132
Training Center
Training Center
Pertama optical input dilewatkan pada optical Isolator #1, kemudian keWDM #1, dimana di
injeksikan 980 nm pump wavelength kedalam length pertama dari erbium-doped fiber.
WDM #1 juga bisa mengkopel optical input signal kedalam erbium-doped fiber dengan
optical loss minimal.
Erbium-doped optical fiber biasanya sepanjang 10meters.
Energy 980 nm memompa atom erbium kedalam slowly decaying, excited state.
Jika energy didalam band 1550 nm berjalan melalui fiber, hal ini akan menyebabkan
stimulated emission of radiation, sehingga akan menguatkan signal 1550 nm .
Dan signal ini akan diteruskan ke optical isolator #2, dan diteruskan untuk user.
Biasanya dispersion compensating device akan dihubungkan pada mid-stage access
point.
Sinar kemudian berjalan melalui isolator #3 dan WDM #2, yang akan mengkopel energi
980 nm tambahan dari second pump laser kedalam ujung lain dari second length
erbium-doped fiber, menaikkan penguatan dan output power.
Dan akhirnya sinar berjalan melalui isolator #4.
134
Training Center
Keuntungan EDFA :
Efficient pumping
Minimal polarization sensitivity
High output power
Low noise
Low distortion dan minimal crosstalk
Mempunyai efisiensi lebih tinggi dari Raman untuk low amplifier pump powers
(aplikasi kanal rendah).
Bisa digabung dengan Raman, untuk mendapat hasil yang jauh lebih baik lagi.
Kekurangan EDFA :
Limited untuk band C dan L
Pada higher amplifier pump powers (aplikasi kanal lebih tinggi) kurang efisien
dibanding Raman amplifiers
Pump Laser
Sumber daya untuk menguatkan signal biasanya laser pada 980nm atau
1480nm laser.
135
Training Center
136
Training Center
2. Raman Fiber Amplifiers (RFAs)
Training Center
138
Training Center
Training Center
140
Training Center
Keuntungan Raman :
Bandwidth lebar.
Bisa bekerja pada band C, L, dan S.
Penguatan Raman bisa muncul didalam ordinary silica fibers
Pada higher amplifier pump powers (aplikasi kanal lebih tinggi) lebih efisien
dari EDFAs.
Bisa digabung dengan Raman, untuk mendapat hasil yang jauh lebih baik lagi.
Kekurangan Raman :
Mempunyai efisiensi lebih rendah dari EDFAs untuk low amplifier pump powers
(aplikasi kanal rendah)
141
Training Center
3. Semiconductor Optical Amplifier
Sama seperti laser, SOA menggunakan current injection melalui layer junction
didalam semiconductor untuk men-stimulate emisi photon.
Pada SOA, anti-reflective coating digunakan untuk mencegah lasing.
SOA beker pada 1310 nm and 1550 nm
Keuntungan SOA :
Solid state design lends itself to integration with other devices, as well as mass
production.
Menguatkan melalui wide bandwidth
Kekurangan SOA :
Training Center
143
Training Center
144
Training Center
Training Center
*SOA = Semiconductor Optical Amplifier; digunaka pada loss-limited WDM metro network
146
Training Center
147
Training Center
148
Training Center
Multi-Mode vs Single-Mode
Multi-Mode
Single-Mode
Modes Cahaya
Banyak
Satu
Jarak Tempuh
Dekat
Jauh
Bandwidth
Aplikasi Umum
Rendah
Access
Tinggi
Metro, Core
149
Training Center
Attenuation
Hal disebabkan oleh menurunnya daya dari sinar selama dalam
transmisi disepanjang fiber.
Utamanya disebabkan oleh scattering.
Tergantung kepada transmission frequency.
dB = 10 log10 ( Pout Pin ) )
Diukur dalam dB/km (
150
Training Center
ITU-T G.652 standard Single Mode Fiber (SMF) atau Non Dispersion
Shifted Fiber (NDSF).
Fiber Optik yang paling banyak dikembangkan (95% dari produk dunia).
151
Training Center
152
Training Center
Name
Typical
Attenuation
value
(1550nm)
Typical CD
value
(1550nm)
Applicability
G.652
standard Single
Mode Fiber
0.25dB/km
17 ps/nm-km
OK for xWDM
G.652c
0.25dB/km
17 ps/nm-km
G.653
DispersionShifted Fiber
(DSF)
0.25dB/km
0 ps/nm-km
G.655
Non-Zero
DispersionShifted Fiber
(NZDSF)
0.25dB/km
4.5 ps/nm-km
ITU-T
Standard
153
Training Center
Attenuation
Single
channel
WDM
multi-channel
0,40dB/km
0,25dB/km
1319 nm
1550 nm
wavelength
Training Center
wavelength
Dispersi(+)
Dispersi
Zero
Dispersi(-)
1310 nm
1550 nm
DSF
G.653
SMF
( Rec.G.652)
Shifted
NZDSF(- ) (Rec.
G.655)
C-band : 1530-1565nm
L-band : 1565-1625nm
WDM multi-channel area
NZDSF(+)
G.655
Training Center
Produksi kabel optik Single Mode pertama adalah SMF (Rec. ITU-T
G.652), bekerja pada center panjang gelombang 1319 nm, yang
kabelnya disebut Single Mode Fiber (SMF).
Kemudian berikutnya diketemukan tipe kabel optik yang lebih bagus
lagi, yaitu pada window 1550 nm (center frekwensi); diatur dalam
Rec. ITU-T G.653, yang dikenal dengan Shifted SMF. Jadi kabel
Shifted SMF ini mempunyai dispersi 0 pada panjang gelombang
1550 nm.
Untuk transmisi multi panjang gelombang pada window 1550 nm
tidak bagus, karena pada dispersi 0 akan mengalami gangguan
Four Wave Mixing (FWM).
Efek FWM bisa diatasi dengan menggeser zero dispersi menjadi
lebih besar (dispersi +) atau menjadi lebih kecil (dispersi -); dan
diatur pada ITU-T G.655.
156
Training Center
157
Training Center
Dispersion
Adalah suatu phenomena yang membatasi kecepatan transmisi dari
suatu signal optical yang dilewatkan pada kabel optik.
Tipe Dispersion Utama.
Dispersi Wavelength (atau Chromatic) :
Adalah suatu phenomena dimana kecepatan transmisi berubah
diantara panjang gelombang yang berbeda didalam suatu signal optik
tunggal.
158
Training Center
Training Center
WAVELENGTH
160
Training Center
Pengaturan Dispersion didalam Sistem DWDM :
1.Chromatic Dispersion didalam fiber adalah dibutuhkan.
Training Center
162
Training Center
Dispersion Management in DWDM sistem (lanjutan) :
4. Jaminan dispersi didalam semua segment fiber.
5. Menjaga dispersi End-to-End agar tetap didalam batas yang sudah
ditentukan.
163
Training Center
Meng-eliminasi efek dispersion dengan menggunakan transmission path fiber dan special
fiber (dispersion compensation fiber: DCF) yang mempunyai karakteristik dispersion
berlawanan, dan memungkinkan penggunaan rentang yang lebih panjang.
164
Training Center
165
Training Center
166
Training Center
167
Training Center
168
Training Center
169
Training Center
170
Training Center
171
Training Center
ATTENUATOR
Attenuator merupakan salah satu komponen pasif yang
digunakan untuk meredam daya optis yang dilewatkan
padanya.
Terdapat dua jenis attenuator :
Variable attenuator
Fixed attenuator (Pad)
Besarnya redaman dinyatakan dalam dB.
Biasanya digunakan untuk mengurangi besarnya daya agar
sesuai dengan persyaratan input dari suatu perangkat
(device).
172
Training Center
5 dB
10 dB
173
Training Center
174
Training Center
Wavelength Coupler
Directional Coupler digunakan untuk menggabungkan dan memecah optical signals
Input 1
Output 1
2 x 2 coupler
Input 2
Output 2
L, coupling length
PRINCIPLE
Gabungkan 2 fibers secara bersama pada panjang L (coupling length)
Sinar dipancarkan dari satu waveguide ke waveguide yang lainnya
3dB coupler:
:
Contoh
tap coupler :
:
Contoh
power split 50 : 50
combiner MX pada WL8 terdiri dari 3 x 3dB coupler (kira-kira 10dB)
power split 5 : 95
OMC=optical monitoring card
175
Training Center
CONTOH COUPLER :
176
Training Center
177
Training Center
178
Training Center
179
Training Center
Wavelength Isolator
Isolator berfungsi untuk meneruskan transmisi optical hanya pada satu arah,
dan memblokir (menyetop) transmisi optik arah sebaliknya.
State of polarization (SOP)
Incoming light
Polarizer
BLOCKED
Faraday
rotator
Polarizer
Isolator
Reflected light
PRINCIPLE
Faraday rotator memutar SOP, sesuai dengan arah propagation
Sinar Reflected akan di blokir (isolation 40-50dB)
Contoh :
Isolator yang dipasang di depan optical amplifiers berfungsi untuk mencegah
reflections agar tidak masuk ke optical amplifier.
180
Training Center
Circulator
Pada prisipnya suatu Circulator adalah sama dengan suatu Isolator, bedanya hanya
Karena circulator mempunyai banyak port (biasanya tiga atau emapt)
Contoh :
Untuk memisahkan signal optik dengan arah propagation yang berbeda
(panjang gelombang biru/merah pada TransXpress Infinity MTS)
181
Training Center
CONTOH CIRCULATOR.
182
Training Center
183
Training Center
184
Training Center
185
Training Center
186
Training Center
Band
Wavelength (nm)
1260 1360
1360 1460
1460 1530
1530 1565
1565 1625
1625 1675
187
Training Center
Jumlah Panjang Gelombang.
Jumlah panjang gelombang; misalnya :
32 - 64 - 128 - 256 dst.nya
Sampai saat ini, sebagai contoh :
-
Fujitsu memproduksi WDM dengan jumlah lambda = 64 x 2,5 Gbps per fiber, atau
identik dengan bit rate 160 Gbps per fiber, dengan nama perangkatnya adalah 320G.
Lucent Technology memproduksi WDM dengan panjang gelombang = 80 x 2,5
Gbps per fiber, atau identik dengan bit rate 200 Gbps per fiber; dengan nama
perangkatnya adalah WaveStarTM OLS400G, yang mampu transmit s/d 650 km.
188
Training Center
189
Training Center
190
Training Center
INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION UNION (ITU) GRID TABLE
ITU-T G.694 L DAN C BAND UNTUK DWDM, SPASI 50 GHz
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
222
184800
1622.25
170
185400
1617.00
218
184850
1621.81
165
185450
1616.57
213
184900
1621.38
161
185500
1616.13
209
184950
1620.94
157
185550
1615.70
205
185000
1620.50
152
185600
1615.26
200
185050
1620.06
148
185650
1614.83
196
185100
1619.62
143
185700
1614.39
191
185150
1619.19
139
185750
1613.96
187
185200
1618.75
135
185800
1613.52
183
185250
1618.31
130
185850
1613.09
178
185300
1617.88
126
185900
1613.65
174
185350
1617.44
122
185950
1612.22
191
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
117
186000
1611.79
048
186800
1604.88
113
186050
1611.35
044
186850
1604.46
109
186100
1610.92
040
186900
1604.03
104
186150
1610.49
036
186950
1603.60
100
186200
1610.06
031
187000
1603.17
096
186250
1609.62
027
187050
1602.74
091
186300
1609.19
023
187100
1602.31
087
186350
1608.76
018
187150
1601.88
083
186400
1608.33
014
187200
1601.46
079
186450
1607.90
010
187250
1601.03
074
186500
1607.47
006
187300
1600.60
070
186550
1607.04
001
187350
1600.17
066
186600
1606.60
997
187400
1599.75
061
186650
1606.17
993
187450
1599.32
057
186700
1605.74
988
187500
1598.89
053
186750
1605.31
984
187550
1598.47
192
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
980
187600
1598.04
912
188400
1591.26
976
187650
1592.62
908
188450
1590.83
971
187700
1597.19
904
188500
1590.41
967
187750
1596.76
899
188550
1589.99
963
187800
1596.34
895
188600
1589.57
959
187850
1595.91
891
188650
1589.15
954
187900
1595.49
950
187950
1595.06
946
188000
1594.64
887
883
878
188700
188750
188800
1588.73
1588.30
1587.88
942
188050
1594.22
874
188850
1587.46
937
188100
1593.79
870
188900
1587.04
933
188150
1593.37
929
188200
1592.95
866
862
188950
189000
1586.62
1586.20
925
188250
1592.52
857
189050
1585.78
921
188300
1592.10
853
189100
1585.36
916
188350
1591.68
849
189150
1584.95
193
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
845
189200
1584.53
778
190000
1577.86
841
189250
1584.11
774
190050
1577.44
836
189300
1583.69
770
190100
1577.03
832
189350
1583.27
766
190150
1576.61
828
189400
1582.85
762
190200
1576.20
824
189450
1582.44
758
190250
1575.78
820
189500
1582.02
753
190300
1575.37
816
189550
1581.60
749
190350
1574.95
811
189600
1581.18
745
190400
1574.54
807
189650
1580.77
741
190450
1574.13
803
189700
1580.35
737
190500
1573.71
799
189750
1579.93
733
190550
1573.30
795
189800
1579.52
728
190600
1572.89
791
189850
1579.10
724
190650
1572.48
786
189900
1578.69
720
190700
1572.06
782
189950
1578.27
716
190750
1571.65
194
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
712
190800
1571.24
646
191600
1564.68
708
190850
1570.83
642
191650
1564.27
704
190900
1570.42
638
191700
1563.86
700
190950
1570.01
634
191750
1563.45
695
191000
1569.59
630
191800
1563.05
691
191050
1569.18
626
191850
1562.64
687
191100
1568.77
622
191900
1562.23
683
191150
1568.36
618
191950
1561.83
679
191200
1567.95
614
192000
1561.42
675
191250
1567.54
610
192050
1561.01
671
191300
1567.13
606
192100
1560.61
667
191350
1566.72
602
192150
1560.20
663
191400
1566.31
597
192200
1559.79
659
191450
1565.90
593
192250
1559.39
655
191500
1565.50
589
192300
1558.98
650
191550
1565.09
585
192350
1558.58
195
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
Channel
##
Frequency
(GHz)
Wavelength
Wavelength
(nm)
(nm)
581
192400
1558.17
517
193200
1551.72
577
192450
1557.77
513
193250
1551.32
573
192500
1557.36
509
193300
1550.92
569
192550
1556.96
505
193350
1550.52
565
192600
1556.55
501
193400
1550.12
561
557
192650
192700
1556.15
1555.75
497
193450
1549.72
493
193500
1549.32
553
192750
1555.34
489
193550
1548.91
549
192800
1554.94
485
193600
1548.51
545
192850
1554.54
481
193650
1548.11
541
192900
1554.13
477
193700
1547.72
537
192950
1553.73
473
193750
1547.32
533
193000
1553.33
469
193800
1546.92
529
193050
1552.93
465
193850
1546.52
525
193100
1552.52
461
193900
1546.12
521
193150
1552.12
457
193950
1545.72
196
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
453
194000
1545.32
389
194800
1538.98
449
194050
1544.92
385
194850
1538.58
445
194100
1544.53
381
194900
1538.19
441
194150
1544.13
377
194950
1537.79
437
194200
1543.73
374
195000
1537.40
433
194250
1543.33
370
195050
1537.00
429
194300
1542.94
366
195100
1536.61
425
194350
1542.54
362
195150
1536.22
421
194400
1542.14
358
195200
1535.82
417
194450
1541.75
354
195250
1535.43
413
194500
1541.35
350
195300
1535.04
409
194550
1540.95
346
195350
1534.64
405
194600
1540.56
342
195400
1534.25
401
194650
1540.16
338
195450
1533.86
397
194700
1539.77
334
195500
1533.47
393
194750
1539.37
330
195550
1533.07
197
Training Center
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
Channel
#
Frequency
(GHz)
Wavelength
(nm)
326
195600
1532.68
264
196400
1526.44
322
195650
1532.29
260
196450
1526.05
319
195700
1531.90
256
196500
1525.66
315
195750
1531.51
252
196550
1525.27
311
195800
1531.12
248
196600
1524.89
307
195850
1530.72
245
196650
1524.50
303
195900
1530.33
299
195950
1529.94
295
196000
1529.55
291
196050
1529.16
287
196100
1528.77
283
196150
1528.38
279
196200
1527.99
276
196250
1527.60
272
196300
1527.22
268
196350
1526.83
198
Training Center
199
Training Center
200
Training Center
Ada tiga topologi jaringan umum yang bisa digunakan pada sistem DWDM; yaitu :
1. Jaringan Point-to-point
2. Jaringan Star
2. Jaringan Ring
Gambar - gambar berikut memperlihatkan contoh sistem DWDM yang dikonfigurasi
pada jaringan point-to-point, star dan jaringan ring.
Pada jaringan star, setiap node mempunyai pemancar dan penerima; dimana satu
transmitter dihubungkan ke satu input passive star, dan receiver dihubungkan
dihubungkan ke satu output star.
Jaringan DWDM juga dapat dikonfigurasi pada bermacam-macam jaringan ring yang
berbeda.
Jaringan ring ini mejadi terkenal, karena banyak jaringan elektrik menggunakan
topologi ini; disebabkan pada jaringan ring mudah mengimplementasikan konfigurasi
jaringan sesuai dengan geografi yang ada.
Pada contoh berikut, setiap node bisa me-recovery setiap signal wavelength node yang
lainnya, yaitu dengan cara menggunakan wavelength-tunable receiver.
201
Training Center
Gambar berikut memperlihatkan contoh hubungan point-to-point sistem DWDM, dimana
pada salah satu node digabungkan beberapa wavelength, untuk kemudian ditransmisikan
melalui fiber optik ke beberapa lokasi; dan pada node tujuan gabungan wavelength
tersebut akan di-demultiplex.
Hal ini bisa dilakukan, apabila fiber optik yang digunakan mempunyai bandwidth
tinggi (high-bandwidth).
Sebagai tambahan, routing bandwidth tinggi (high-bandwidth routing) bisa diterapkan
pada sistem DWDM, didalam jaringan multi-user ; seperti diperlihatkan pada Gambar - 5.
Tiap-tiap Wavelength harus mempunyai address, agar dapat dibedakan antara wavelength
yang satu dengan yang lainnya didalam jaringan optikal. Sebab setiap NODE akan
mengadakan komunikasi dengan NODE lainnya, setiap transmitter atau receiver harus
mempunyai wavelength yang tunable. Pada gambar, dipilih transmitter yang tunable.
202
Training Center
2 2 1
DWDM MUX
DWDM DEMUX
203
Training Center
204
Training Center
Routing ditentukan oleh
Panjang Gelombang
User Node
User Node
N
Jaringan Optik
User Node
4
User Node
2
User Node
3
Gambar Contoh Jaringan Generik Multi-user, dimana link komunikasi dan path
routing ditentukan oleh panjang gelombang yang digunakan diantara switching optik.
205
Training Center
206
Training Center
Tx 1
Tx 2
1 2
1 2
1 2
Rx 1
Rx 2
DWDM
NXN
STAR
Tx N
Rx N
Tunable Optical
Fiber
207
Training Center
208
Training Center
User Node
2
User Node
User Node
3
User Node
User Node
209
Training Center
210
Training Center
211
Training Center
212
Training Center
Pada gambar kedua jaringan diatas, jaringan bintang dan jaringan ring; setiap node
mempunyai panjang gelombang yang berbeda, dan setiap 2 node dapat saling
berkomunikasi dengan menggunakan panjang gelombang tersebut.
Hal ini berarti, untuk menghubungkan N node, dibutuhkan N panjang gelombang.
Keuntungan dari topologi ini, transmisi data dari pengirim hingga penerima tidak akan
mengalami interupsi; sistem seperti ini dikenal dengan istilah jaringan hop tunggal.
Karena data optik start dari node pengirim (originating) dan berakhir pada node penerima
(destination) tanpa berhenti di suatu node perantara.
Kerugian dari jaringan DWDM single hope adalah :
Jaringan dan semua komponen harus sebanyak N panjang gelombang, dan hal ini dapat
menimbulkan kesulitan (bahkan tidak mungkin) untuk diterapkan pada jaringan yang
besar.
Sampai saat ini teknologi pabrik belum bisa menyediakan dan mentransmisikan sebanyak
1000 panjang gelombang untuk 1000 jaringan pemakai.
Sebagai alternatif untuk mengatasi kebutuhan N panjang gelombang untuk
mengakomodasikan N node adalah dengan diterapkannya suatu jaringan multihop;
dimana setiap 2 node dapat saling berkomunikasi dengan mengirimkan sinyalnya melalui
node ke-3, dengan dimungkinkan terdapat beberapa node perantara diantara ke dua node
ybs.
213
Training Center
Gambar dibawah memperlihatkan suatu bus ganda multihop pada jaringan WDM 8 node,
Dimana setiap node dapat mentransmisikan 2 panjang gelombang, dan dapat menerima 2
Panjang gelombang yang lainnya.
Sedangkan Gambar memperlihatkan logika hubungan yang ada.
Sebagai contoh, jika Node-1 ingin berhubungan dengan Node-5; maka Node-1 akan
mentransmisikan panjang gelombangnya sendiri, yaitu 1 . Dan dalam hal ini hanya
dibutuhkan single hop.
Dan jika Node-1 ingin berhubungan dengan Node-2, maka pertama-tama Node-1 harus
mengirimkan sinyalnya ke Node-5, baru kemudian ke Node-2; jadi dalam hal ini
dibutuhkan 2 hope.
Suatu hop tambahan akan di hapus, apabila :
1.
Waktu transmit antara 2 node yang saling berhubungan meningkat, sehingga pada
umumnya hop membutuhkan suatu bentuk pendeteksian dan pengiriman kembali.
2.
Training Center
Node
1
Node
2
1
2
3
4
Node
3
Node
4
Node
5
Node
6
9
10
11
12
Node
7
13
Node
8
15
14
16
Node
1
Node
2
Node
3
Node
4
Gambar Logika Koneksi Jaringan Multihop 8 node, dengan dual-rail DWDM bus.
215
Training Center
Gambar diatas menunjukkan contoh Koneksi Jaringan Multihop yang terdiri
dari 8 node, dengan dual-rail WDM bus; dimana masing-masing node bisa
mengirimkan/menerima 2 wavelength; pada contoh digambarkan :
Node-1 berhubungan dengan Node-5 menggunakan 1, dan dengan Node -6
menggunakan 2.
Node-2 berhubungan dengan Node-7 menggunakan 3, dan dengan Node -8
menggunakan 4.
Node-3 berhubungan dengan Node-5 menggunakan 5, dan dengan Node -6
menggunakan 6.
Node-4 berhubungan dengan Node-7 menggunakan 7, dan dengan Node -8
menggunakan 8.
Node-5 berhubungan dengan Node-1 menggunakan 9, dan dengan Node -2
menggunakan 10.
Node-6 berhubungan dengan Node-3 menggunakan 11, dan dengan Node -4
menggunakan 12.
Node-7 berhubungan dengan Node-1 menggunakan 13, dan dengan Node -2
menggunakan 14.
Node-8 berhubungan dengan Node-3 menggunakan 15, dan dengan Node -4
menggunakan 16.
216
Training Center
Training Center
218
Training Center
User Node
User Node
3
1
V
DWDM
passive Xconnect
3
2
2
1
User Node
II
User Node
IV
1
User Node
III
219
Training Center
220
Training Center
1, 2
Input A
DMUX
MUX
1, 2
Output C
2 B
1B, 2 B
Input B
2 A
DMUX
MUX
1B, 2
Output D
Gambar Contoh Cross-connect Wavelength 2 X 2, yang routing portoutputnya ditentukan oleh spesific input wavelength dan spesific input port.
221
Training Center
222
Training Center
223
Training Center
Node Jaringan
a
b
Ring A
Node
I
a d an b
Ring B
Active
Switching
Wavelength
Router
Node
II
a d an b
224
Training Center
225
Training Center
Skenario lainnya yang membutuhkan switching wavelength aktif adalah suatu kondisi dimana satu
set wavelength yang digunakan secara eklusif oleh suatu LAN; dan satu set lainnya digunakan
secara eklusif untuk komunikasi antar LAN. Wavelength yang digunakan didalam suatu LAN bisa
digunakan lagi oleh suatu LAN yang lainnya, selama diantara wavelength tersebut tidak saling
mengganggu (interference). Lihat Gambar berikut.
JARINGAN WAN
LAN A
LAN B
1.10
1.10
11.14
11.14
STAR
LAN C
1.10
11.14
11.14
LAN D
1.10
Gambar Satu set Wavelength Lokal yang bisa digunakan lagi oleh tiap-tiap LAN, dan
satu set Wavelength Global yang digunakan untuk menghubungkan antar LAN
226
Training Center
227
Training Center
228
Training Center
11
13
15
10
12
14
16
Node
2
Node
3
Node
4
Node
5
Node
6
Node
7
Node
8
10
11
12
13
14
15
16
Node
1
229
Training Center
230
Training Center
231
Training Center
100km
Reg
TE
Reg
...
TE
DWDM: moderate output power & high dispersion tolerance in Terminal Equipment (1R)
TE
TE
Tx
Tx
...
TE
Tx
MUX
TE
600km
Tx
amp
amp
amp
amp
...
Tx
TE
Tx
TE
Tx
TE
Tx
TE
DEMUX
TE: Terminal Equipment
Tx: DWDM transmitter/transponder
MUX: wavelength multiplexer
DEMUX: wavelength demultiplexer
amp: Optical Amplifier
232
Training Center
DWDM
10 Gb/s / 40 Gb/s
Features
Available
Enabling
technologies
Wavelength stable:
EDFAs
M UX/DEM UX
Laser
Signal distortion
(Chrom atic dispersion, PM D, )
Nonlinear Crosstalk
(SRS, XPM , FWM )
DWDM:
Training Center
R1
R2
R3
R4
1
2
1
4 3 2 1
4 3 2 1
R1
R2
R3
R4
234
Training Center
235
Training Center
236
Training Center
237
Training Center
Capacity
Multiple high-speed optical channels pada single fiber
Memperpanjang life time optical fiber
Pengembangan kapasitas mudah dan murah
Optical transmission
Kebal terhadap BER, EMI/RFI, distance (none or minimal O-EOconversion, bandwidth
Applications
238
Training Center
239