Hasto Wardoyo

Introduction
Infertility :
Definitions
Under 35 yo: No conception
after one year of
unprotected intercourse
Over 35 yo: No conception
after 6 months of
unprotected intercourse

PASANGAN INFERTIL :
Tidak punya anak setelah satu tahun
perkawinan
Tanpa kontrasepsi
Koitus dengan frekwensi normal

Introduction
Fertile couple

Infertile couple

Infertile couple
Pharmacologic
agents

One oocyte

20%

No. eggs >>

< 5%

PREGNANCY

increase

8% pasangan: problem reproduksi 50-80 juta

pasutri
2 juta pasutri infertil baru/tahun dan cenderung
Frekuensi: 12 % (Indonesia), 10-15% (AS)
Beberapa istilah: Fertilitas
Infertilitas
Fecundity & Fecundability

- Waktu bagi pasangan untuk hamil:

32,7 % dalam 1 bulan pertama
57 % dalam 3 bulan
72,1 % dalam 6 bulan
85,4 % dalam 12 bulan
93,4 % dalam 24 bulan
- Waktu median untuk hamil: 2,3-2,8 bulan
- Fecundability mulai awal 30-an
akhir 30-an & awak 40-an
- Pada usia 35-44 th: infertilitas 30%

Studi di Dakota & Montana (AS):

- puncak fertilitas wanita pada usia 25 th
- 1/3 wanita tidak fertil lagi mulai 40 th
Program inseminasi buatan (Perancis), angka
kehamilan setelah 1 th inseminasi:
- 74 % pada usia 30 th atau kurang
- 62 % pada usia 30-35 th
Tujuan: Memberikan gambaran secara umum
- deteksi dini & penanganan yand adekuat
- Keterbatasan terapi & alternatif lainnya

PENYEBAB, PEMERIKSAAN & TERAPI

-

40% faktor istri

40% faktor suami
20% pada keduanya
wanita: 35-60% faktor tuba & peritonium
10-25% kasus: Unexplained infertility

FAKTOR SUAMI
- 35% oleh karena faktor sperma
- Gangguan; spermatogenesis & transfortasi:
Varikokel, prostatitis, Epididimitis, Orkhitis, kelainan
kongenital (Hipospadia, agenesis vas deferens,
klinefelters syndrome, Myotonic distrophy), kelainan
hipotalamus-hipofisa, Autoimunitas, Impotensi dan yang
tak diketahui sebabnya.

Comulative conception rate in the first year

INSIDE
N

Infertilitas pd laki-laki
Analisis sperma

Azoospermia

oligospermia

Fruktosa
Negatif

Normal

Faktor pria disingkirkan

Jika libido & potensi normal
Positif
LH, FSH, Testosteron

Male Reproductive
Anatomy and Physiology

Testis
Epididymis
Vas deferens
Seminal vesicle
Prostate
Bulbourethral
Ejaculatory duct
Urethra

Penis

Major Testicular Steroids

() = Relative
activity where T
activity=100

Androgens are
C19 steroids

Majority of 5 aDHT is formed in

peripheral
tissues

Male Sex Steroid Synthesis

Cholesterol may
be from plasma or
de novo synthesis
T may be
converted in
peripheral tissues
to estradiol &
androstenedione
Androstenedione
is the major
source of
estradiol in men
Delta-5 pathway
is the major route
in men

Testicular
Compartmentalization

Sertoli Cell Function

Sertoli Cells
Nourish healthy cells
& phagocytize
damaged germ cells
Synthesize luminal
proteins
Maintain tubular
fluid
Convert androgens
to estrogens
Are site for hormonal
modulation of
tubular function

Spermatogenesis: Sperm
Production in the Testis

Figure 26-9b-e: ANATOMY SUMMARY: Male Reproduction

Spermatozoa Structure
and Functions in Review

Head
Acrosome:
Nucleus:

Midpiece
Centrioles:
Mitochondria:

Tail: flagellum
Microtubules:
Figure 26-10: Sperm structure

Regulation of
Spermatogenesis

GnRH LH Leydig cells testosterone

20 sex charact.
GnRH FSH Sertoli cells spermatoctye
maturation
Inhibin feedback FSH, testosterone short
& long loops

Regulation of
Spermatogenesis

Figure 26-11: Hormonal control of spermatogenesis

ETIOLOGI
PRE TESTIKULAR : - Endokrinopati
- Sexual dysfunction

TESTIKULAR :

- Kriptorkismus
- Orkhitis
- Obat-obatan
- Infeksi
- Varikokele, dll

ETIOLOGI
POST TESTIKULAR : Gangguan ejakulasi :
- Volume s/d (-)
- Retrograd
- Volume
Obstruksi :
- Vasektomi
- Trauma
- Infeksi, dll

EVALUASI KLINIK
ANAMNESA :
Lama perkawinan / frekwensi koitus / potensi /
libido
Penyakit-penyakit sebelumnya
Penggunaan obat-obatan / radiasi / daerah testis

FISIK
Tanda-tanda seks sekunder/ginekomasti
Penis : hypospadia / Chorrdae, dll
Testis : N = 2,5 x 4,5 cm
Lebih baik
Orchidometer
Epididimis / vas deferens
Varicocele

ANALISIS
SEMEN

Tiga hari abstinensi

Pemeriksaan min. 2x (interval 2 mg

Volume : 1,5 - 5,3

Densitas
Motilitas
Morfologi

3 bln)

Cairan sperma (WHO,

1992)
Volume > 2 mL
Jumlah > 20 juta/mL
Motilitas > 50%
Morphologi 30% normal

FISIOLOGI
FISIOLOGI REPRODUKSI
REPRODUKSI
PRIA
PRIA
GONADE : regulasi reproduksi
proses reproduksi optimal

TESTIS
FSH (+)
Produksi gamet spermatozoaTESTOSTERON
SPERMATOGENESIS : DLM TUBULUS SEMINIFERUS

Produksi hormon androgen / testosteron

STEROIDOGENESIS : DLM SEL LEYDIG

LH (+)

35

Antibodi antisperma

Pendahuluan

ASA penyebab unexplained infertility

Prevalensi 5-15 % pada populasi infertil
laki-laki prevalensi 9%, wanita 13-15%
Pria : angka kehamilan 44%11%
wanita angka kehamilan 31,8%20,8
Acosta et al : 62,1% 21,1 % per siklus
41,9% 23,5 % per
embrio
transfer

Etiologi

Sperma diartikan
sebagai antigen asing
oleh karena muncul
saat pubertas dan
perkembangannya
dalam lingkungan
yang terlindung, oleh
barier darah-testes
Barier dibentuk oleh
intercellular junction
sel sertoli dan
membran basal
tubulus seminiferus

Etiologi
Rusaknya barier darah-testes
Obstruksi mekanis ekstravasasi
sperma kongenital, vasektomi,
trauma, infeksi
Infeksi
Rusaknya mukosa traktus genitalia
wanita
Idiopatik

PEMERIKSAAN2
LAIN
Test penetrasi in-vitro
Test penetrasi in-vivo
Test fertilasi in-vitro (dengan telur harmster)
Test immunologik
Pemeriksaan hormonal :
FSH, LH, Testoteron, Prolaktin, Tiroid
Biopsi Testis
Vasografi

TERAPI
1. Medikamentosa
2. Pembedahan
3. Inseminasi
4. Fertilisasi in-vitro
5. Konseling

TERAPI
1. MEDIKAMENTOSA
- Manipulasi hormon gonadotropin,
FSH, LH
- Macam : Clomiphen
HCG
Bromocriptin
Testosteron
Simpatomimetik
Kortikosteroid

TERAPI

2. PEMBEDAHAN
Vasoligasi vena spermatika interna
Vaso-vasostomi & Vaso epididimostomi
Orkhidopeksi secepatnya
Pada non viable testis (torsio testis),
orkhidektomi < 2 minggu.

TERAPI
3. INSEMINASI ARTIFISIAL
- Menggunakan sperma suami
- Menggunakan sperma donor

TERAPI
4. FERTILISASI IN-VITRO
Bayi tabung
Prinsip : induksi ovulasi -- pengambilan ovum -persiapan sperma -- inkubasi ovum dan
sperma dalam media -- transfer embrio
ke dalam uterus.
MESA : Microscopic Epididymis Sperm Aspiration
TESE : Testicular Sperm Extraction

TRANSFER EMBRIO

ICSI

INJEKSI SATU SPERMA KEDALAM OOSIT

ICSI

SATU SPERMA MASUK DALAM OOPLASMA

ICSI

INJEKSI SATU SPERMA KEDALAM OOSIT

ICSI

SATU SPERMA MASUK DALAM OOPLASMA

FERTILISASI

SPERMATOZOA
NORMAL

FERTILISASI

Tahap pertumbuhan janin

http://www.people.virginia.edu/~rjh9u/hdevsum.html

TERAPI
5. KONSELING
- Penjelasan yang hati-hati dan sabar
- Alternatif adopsi