Trauma Kapitis Ya
Trauma Kapitis Ya
TETANUS
Pembimbing
dr. Dikdik Suparman., SpS
Disusun oleh
Yanova Trimujasmara 01310296
TRAUMA KAPITIS
DEFINISI
Trauma kapitis dapat diartikan sebagai jumlah deformitas jaringan yang diakibatkan
oleh suatu kekuatan mekanis. Trauma kapitis merupakan suatu trauma mekanik yang
secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan
fungsi neurologis
Tingkat I
Menurut
Narayan,
trauma
kapitis
dapat
diklasifikasikan
II.
Luka tertutup.
Luka penetrasi
Berdasarkan morfologi
1. Fraktur tengkorak
a. Permukaan tengkorak: Linear atau Stellate.
Depressed atau nondeprsessed
b. Basis
2. Lesi Intrakranial
a. Fokal :
Epidural
Subdural
Intraserebral
b. Diffuse :
Mild concussion.
Classical concussion.
berdasarkan
PATOFISIOLOGI
Adanya kekuatan benturan pada kepala pada saat terjadinya trauma dapat
menyebabkan deformasi oleh karena akselerasi, deselerasi dan rotasi. Kerusakan otak
ditimbulkan oleh karena:
a.
b.
c.
dalam posisi diam menjadi bergerak. Jejas akselerasi diakibatkan adanya akselerasi
angular atau linear. Keadaan ini menyebabkan isi ruang tengkorak bergerak mengenai
tonjoloan tulang dan tepi membran durameter. Dapat terjadi memar atau kontusi pada
batang otak, permukaan bawah lobus oksipital atau permukaan superior serebelum
oleh karena terbentur pada tepi tentorium serebeli. Permukaan atas korpus kolosum
juga dapat terbentur pada tepi falx serebri. Bagian atas dari lobus frontalis dan
temporalis mudah mengalami kerusakan pada cedera kepala dengan arah
antereposterior dan superoinferior karena terbentur pada ujung tulang-tulang yang
memisahkan fosa anterior dan fossa media.
Deselerasi adalah cedera kepala dimana kepala bergerak membentur benda solid
yang diam. Deselerasi dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan jejas coup dan
contracoup. Menurut Gurjian, ciri khas biomekanik dari coup-cotrecoup dan
kontusio adalah sebagai berikut:
1.
2.
otak terhadap
4.
Fraktur linear yang terdiri atas fraktur pada permukaan kranium dan
fraktur basis kranium
Fraktur depressed
Kontusi
Laserasi Cerebri
c. Perdarahan subaraknoid
d. Perdarahan intraventrikuler
e. Trauma batang otak
f. Jejas saraf kranial
g. Kerusakan pembuluh darah intrakranial
h. Lesi Hipotalamus dan hipofise
i. Jejas medulla spinalis yang menyertai trauma kapitis
5.
a. Concussion
Menurut Greenberg, concussion adalah kehilangan kesadaran (kurang dari
6 jam) tanpa gambaran abnormal pada CT akibat suatu trauma kapitis.
b. Diffuse axonal injury. (DAI)
Definisi menurut Greenberg: DAI merupakan lesi primer oleh karena
trauma kapitis rotasional akselerasi/deselerasi pada bentuk yang berat yang
dapat menyebabkan fokus hemoragik pada korpus kolosum dan batang
otak bagian rostral dorsolateral, dengan bukti mikroskopik adanya jejas
difus pada akson. Sering merupakan penyebab kehilanagn kesadaran pada
pasien yang langsung koma setelah trauma kepala tanpa adanya massa
(SOL) pada gambaran CT (meskipun DAI dapat juga bersamaan dengan
hematoma subdural atau epidural).
DIAGNOSIS
Anamnesis Untuk kepastian
Klinis : Bisa somnolen, spoor atau langsung koma
Pemeriksaan penunjang :
Foto shedel
CT Scan kepala
PENATALAKSANAAN UMUM
a. Pertolongan pertama di tempat kecelakaan :
Sebaiknya pertolongan pertama pada korban kecelakaan lalu lintas
diberikan oleh orang yang mengetahui bagaimana memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
Sebagai contoh: mengangkat korban yang pingsan dengan bantuan dua
orang, korban dipindahkan dari kerumunan orang. Jika penderita muntah,
kepala dimiringkan. Dilakukan penekanan pada tempat yang berdarah.
Hubungi kantor polisi yang terdekat dan ambulans untuk mengangkut korban
ke rumah sakit.
b. Pertolongan dalam ambulans.
Ambulan yang ideal adalah yang dilengkapi oleh personal yang
mengetahui cara-cara memberikan pertolongan pertama P3K disertai alat-alat
dan
obat-obatan
bilamana
diperlukan.
Prinsip-prinsip
resusitasi
Pupil. Observasi pupil sangat penting dalam memantau pasien trauma kapitis.
Adanya gangguan pupil dapat menandakan adanya herniasi dan ancaman
kematian.
Gerak bola mata. Pergerakan bola mata merupakan tanda penting dari aktifitas
fungsional formasi retikular dan kelompok nukleus batang otak
Pemeriksaan lanjut:
Segera setelah pasien sadar dan dapat melakukan perintah sederhana.
Pemeriksaan neurologis yang lengkap harus dilakukan. Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain:
-
Pemeriksaan kranium
e. Pemeriksaan radiologis:
1. Foto Polos Kranium
2. Angiograti Serebral
3. Ventrikulografi
4. Computed Tomography
5. Magnetic Resonance Imaging
2. PENATALAKSANAAN KHUSUS
a. Gangguan pernapasan
Pada penderita trauma kapitis, lebih kurang 20% diantaranya terdapat
gangguan pernapasan dengan penyebab antara lain : aspirasi, udem pulmonum
dan insufisiensi pernapasan.
Jalan napas harus diperhatikan pada setiap penderita trauma kapitis, jika
terjadi tanda-tanda penyumbatan jalan napas dapat dilakukan :
cairan
serebrospinal
dapat
disebabkan
oleh
rusaknya
4. Kejang pasca trauma dapat terjadi segera ( dlm 24 pertama), dini (minggu
pertama) atau lanjut (setelah satu minggu).
PROGNOSIS
Skor GCS waktu masuk rumah sakit memiliki nilai prognostik yang besar.
Skor 3-4 memiliki kemungkinan meninggal 85% atau tetap dalam kondisi vegetatif,
sedangkan pada pasien dengan GCS 12 atau lebih kemungkinan meninggal atau
vegetatif hanya 5-10%
KESIMPULAN
Trauma kapitis merupakan salah satu penyebab tertinggi angka kematian dan
kecatatan.
Pemahaman mengenai patomekanisme, patofisiologi dan patologi trauma kapitis
sangat penting dalam penaganan trauma kapitis karena sangat berhubungan
dengan prognosa pasien.
Penanganan pasien trauma kapitis harus dimulai sejak ditempat kejadian sampai
di rumah sakit rujukan. Penatalaksanaan disesuaikan dengan derajat beratnya
trauma kapitis dan komplikasi ektrakranial yang terjadi. Pemantauan pasien
harus secara intensive di ICU
Prognosa pasien trauma kapitis tergantung dari beratnya derajat penyakit dan
komplikasi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.medicastore.com
www.kompas.com