Ita R
Ita R
Pencemaran Tanah
Pembukaan perkebunan kelapa sawit yang biasanya dilakukan dengan
menggunakan peralatan berat akan menyebabkan pemadatan tanah. Dengan
sistem monokultur juga mengakibatkan tanah lapisan atas (top soil) yang subur
akan hilang akibat terjadinya erosi. Dalam kultur budidaya, kelapa sawit
merupakan tanaman yang rakus air dan unsur hara. Kelapa sawit setiap harinya
membutuhkan air sebanyak 20 30 liter / pohon. Hal tersebut, secara perlahan
perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan permukaan air tanah. Selain itu,
ketersediaan air akan berkurang. Dengan berkurangnya kuantitas air pada tanah
dapat menyebabkan para petani tidak bisa lagi mengembangkan lahan
perkebunan sawit dan tanaman yang ditanam tidak akan bisa tumbuh sempurn,
hal ini karena tingkat kesuburan tanah sudah berkurang. Sehingga lahan
tersebut tidak dapat dimanfaatkan kembali serta menjadi terlantar dan pada
akhirnya akan menjadi lahan kering juga gersang yang terbengkalai.
Selain itu kelapa sawit juga merupakan tanaman yang rakus akan unsur hara,
sehingga diperlukan pemupukan yang memadai. Dan dalam pemeliharaan
kelapa sawit yang dilakukan secara intensif menggunakan banyak pestisida
untuk penanggulangan hama dan penyakit . Penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida yang berlebihan akan menyebabkan residu dan mematikan organisme
tanah serta meningkatkan keasamaan tanah. Hal tersebut akan menurunkan
kualitas tanah sehingga kesuburan tanah menjadi hilang.
Limbah dari proses produksi kelapa sawit juga menyebabkan mencemari tanah.
Limbah dar proses pengolahan kelapa sawit umumnya berupa limbah cair yang
mengandung bahan organik yang tinggi sehingga berpotensial untuk mencemari
tanah dan air tanah. Sedangkan limbah padat pengolahan kelapa sawit juga berpotensial
menghasilkan lindi yang dapat mencemari tanah serta air tanah. Masalah yang timbul akibat
adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit, disamping banyaknya keuntungan yang
ditimbulkan, tidak akan dapat terjadi jika para pengelola perkebunan tersebut melakukan
pengolahan terhadap limbah yang dihasilkan, dan juga melakukan reboisasi terhadap tanah
pasca perkebunan kelapa sawit yang kuantitas unsur airnya telah berkurang atau bahkan
habis. Konsep pengelolaan limbah sawit dapat dilakukan dengan strategi pengelolaan
lingkungan yang bersifat preventif, terpadu, dan diterapkan secara terus menerus pada setiap
kegiatan mulai dari hulu hingga hilir yang terkait dengan proses produksi, produk, dan jasa
untuk meningkatkan efesiensi pemakaian sumberdaya alam, mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan juga mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya.
Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara memanfaatkannya kembali. Untuk limbah
padat dapat dimanfaatkan untuk produksi kompos, bahan pulp untuk pembuatan kertas,
pembuatan sabun dan media budidaya jamur, juga sumber energi, pembuatan berikat arang
aktif, bahan campuran pembuatan keramik, serta pakan ternak ruminansia.