Beberapa kendala yang muncul dalam penerapan and-of pipe
treatment, adalah sebagai berikut :
1.Limbah tetap terbentuk sehingga memberi peluang untuk
mengembangkan teknologi pengolahan limbah.Dengan demikian upaya untuk mereduksi limbah pada sumbernya (source reduction) cenderung untuk tidak dilaksanakan. 2.Cara ini juga memberi kontribusi terhadap peningkatan biaya proses produksi dan juga terhadap produk itu sendiri, walaupun biayanya tidak semahal upaya memperbaiki kerusakan dan pencemaran lingkungan (remadiasi) 3 Perlu ada peraturan perundang perundangan yang mengatur persyaratan limbah yang boleh di buang setelah pengolahan. Pada umumnya peraturan tersebut mempunyai kecenderungan untuk di langgar apabila upaya pengawasan dan penegakan hukum lingkungan belum berjalan sempurnahnya.
I.I. Peluang dan tantangan
penerapan produksi bersih A. Peluang penerapan produksih bersih adalah : 1. Memberi keuntungan ekonomi, sebab didalam produksih bersih terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction dan in-process recycling) yaitu pencegahan terbentuknya limbah secara dini dengan demikian dapat mengurangi biaya investasi yang harus di keluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan lingkungan. 2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. 3. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui konservasi sumber daya bahan baku dan energi. 4. Melindungi prinsip environmental equary dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 5. Mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam.
Tantangan penerapan produksi Bersih adalah
sebagai berikut :
1. Tercapainya efesiensi produk yang
optimal. 2. Penghargaan masyarakat awam terhadap sistim produk yang akrab lingkungan. 3. Mendapatkan insentip.
II.2. Prinsip-prinsip pokok dalam
strategi produksi bersih : 1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta menghindari pemakaian bahan baku beracum dan berbahaya serta mereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga mencegah dari atau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta resikonya terhadap manusia. 2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun produk yang di hasilkan, sehingga harus di pahami betul analiss daur hidup produk. 3. Upaya produksi bersih ini tidak dapat berhasil di laksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingka laku dari semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia usaha (industriawan).Selain itu juga perlu di terapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkan aspek lingkungan. 4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan.Kegiata-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkali waktu yang di perlukan untuk mengenbalian modal investasi relatif singkat. 5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri (self regulation )dan pengaturan sifatnya musyawarah mufakat (negotiated regulatory approach) dari pada pengaturan secara command and control.Jadi pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih di dasarkan pada kesadaran untuk merubah sikap dan tingkah laku.
III.3. Manfaat dan keuntungan
produksi bersih Meningkat kan daya saing dan kegiatan usahanya juga dapat berkelanjutan, mengingat semakin besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan perdagangan internasional. Dengan mempertibangkan aspek lingkungan dalam setiap kegiatan proses produksi secara berkesinambungan maka perusahaan memperoleh keuntungan ekonomis dengan adanya peningkatan efektifitas dan efesiensi di segala aspek. Berarti dengan menjankan strategi produksi bersih perusahaan dapat menurunkan biaya produksi dan biaya pengolahan limbah serta sekaligus mengurangi terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Strategi produksi bersih ini juga merupakan metode mengurangi pencemaran lingkungan. Strategi produksi bersih ini juga merupakan metode kunci unte kunci untuk mengharmonisasikan kepentingan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Dengan melaksanakan strategi produksi bersih, maka suatu perusahaan di kategorikan sebagai perusahaan yang eco-efesien.
Dalam menghadapi permasalahan lingkungan,sikap dunia
usaha dapat di kelompokkan menjadi tiga kategori,yaitu: 1. Berupaya untuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku akan tetapi cara ini bersifat reaktif karena baru di jalankan setelah ada peraturan dan biasanya dilaksanakan setelah terjadi kerusakan dan atau pencemaran lingkungan. 2. Mengantisipasi peraturan perundang-undangan yang lebih ketat.Cara semacam ini oleh perusahan dapat di jadikan sebagai upaya pendekatan dengan pihak pemerintah dalam penanganan permasalahan lingkungan dan selanjutnya corporate strategy dari perusahan tersebut. 3. Menyamakan pola pikir dan upaya pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan berprinsip bahwa kualitas lingkungan maupun manajemen lingkungan yang baik merupakan suatu faktor integrasl dari aktifitas industri yang berkelanjutan serta mengintegrasikan kebijaksanaan lingkungan dalam konsep peningkatan kualitas prosesproduksi dan produk yang dihasilkan.
IV.4. Dalam kaitannya dengan
penerapan Produksi Bersih,perintah mempunyai kebijakan antara 1. Mempromosikan program produksi bersih agarlain semua : pihak terkait mempunyai persepsi yang sama sehingga dapat di capai suatu konsensus yang di nyatakan dalam Komitmen Nasional tentang Produksi Bersih. 2. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk sebagai perangkat manajemen lingkungan seperti AMDAL,audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan, evalwasi kinerja lingkungan dan eko-label secara sukarela di indonesia. 3. Mendorong instansi terkait baik sektor dan daerah untuk mengadopsi Produksi Bersih di integrasikan kedalam program dan kegiatannya. 4. Mengkaji kebijaksanaan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan guna mengantisipasi di berlakukannya kebijaksaan lingkungan yang bersifat global. 5. Mengantisipasi di berlakukannya standar-standar internasional di bidang lngkungan dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO agar indonesia dapat melakukan negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar lingkungan seperti sistem manajemen lingkungan maupun ketentuan lainnya di bidang lingkungan secara internasional.
6. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif
semua pihak dalam pengembangan produksi bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang diperlukan berdasarkan prinsip kemitraan 7. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli melaksanakan proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi mengenai teknologi bersih dan penerapannya. 8. Mengintegrasikan prinsip produksi bersih dengan sistem manajemen lingkungan. 9. Mendorong pertisipasi aktif stakeholders untuk mengembangkan dan menerapkan Produksi Bersih.
V. 5. Pembangunan indusri yang berkelanjutan
dan berwawasan lingkungan hanya dapat di laksanakan apabila : 1. Adanya pengertian dan persamaan persepsi mengenai produksi bersih diantara semua pihak terkait yang akan melaksanakan pembangunan. 2. Ada komitmen dari para pengambil keputusan baik di kalangan pemerintah mau pun dunia usaha untuk melaksanakan program-program produksih bersih. 3. Kebijaksanaan lingkungan harus menjadi bagian dari strategi pembangunan industri,termasuk di dalamnya strategi produksi bersih. 4. Meningkatkan peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam program produksi bersih baik di kalangan pemerintah, industri, masyarakat, konsumen,LSM.lembaga penelitian dan perguruan tinggi. 5. Pertimbangan pemeliharaan lingkungan perlu di integrasikan secara penuh dan efektif dalam proses pengambilan keputusan. Ada kesadaran dan kemauan untuk mengharmonisasikan kegiatan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan. Jadi program produksi bersih bukan merupakan tambahan beban di tinjau dari segi ekonomi melahirkan suatu insentif. 6. Dengan kerja sama yang baik sebagai environmental partners maka tentunya kita harapkan bahwa permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat diatasi secarabersama-sama sesuai dengan prinsip kemitraan, untuk menjamin terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di indonesia.