Anda di halaman 1dari 6

Retensi Plak

Plak bakteri menyebabkan fermentasi karbohidrat dari makanan dan


minuman yang menyebabkan produksi ion-ion asam pada permukaan gigi.
Keefektifan dari buffer saliva terhadap ion-ion asam tersebut berbanding terbalik
dengan ketebalan plak. Plak yang tebal menempel pada pit dan fissure yang dalam,
permukaan interproksimal gigi, sebagian pada area kontak dan sekitar restorasi.
Efek Plak terhdapa pH
Karbohidrat yang terfermentasi masuk ke rongga mulut dan larut bersama
saliva kemudian plak mikroorganisme memetabolismenya sehingga menyebabkan
pH menurun sekitar 2-4 poin pada permukaan gigi. Derajat penurunan pH
tergantung pada ketebalan plak, jumlah dan macam-macam bakteri plak, efisiensi
buffer saliva, dan beberapa fakor lainnya. pH akan kembali normal setelah kurang
lebih 20 menit bahkan bisa sampai beberapa jam kemudian bagi pasien yang
beresiko karies tinggi. Aliran saliva yang tinggi mungkin dapat menetralkan pH
kembali, tetapi retensi lokal dari sisa-sisa makanan yang melekat pada permukaan
gigi dapat menunda penaikan pH ke pH normal sampai sisa-sisa makanan tersebut
dihilangkan atau dibersihkan.
Frekuensi Asupan Karbohidrat
Faktor kebiasaan pasien yang paling meningkatkan resiko karies adalah
konsumsi karbohidrat yang dapat difermentasi. Ada bukti yang menyatakan bahwa
frekuensi mengkonsumsi karbohidrat lebih berpengaruh terhadap terjadinya karies
daripada kuantitas total karbohidrat yang dikonsumsi. Ketika frekuensi konsumsi
karbohidrat tinggi dan dalam waktu yang lama, atau jika ada defisiensi yang serius
dari faktor pelindung alami, karies akan berkembang dengan cepat.
Sumber Asam Lainnya
Asam kuat berasal dari faktor ekstrinsik seperti soft drink, minuman anggur,
sari buah jeruk, gastric reflux atau regurgitasi.
Faktor Makanan Pelindung
Beberapa makanan membantu faktor pelindung dalam melawan proses
demineralisasi. Plak akan kurang mampu untuk melekat pada permukaan gigi ketika
terdapat lemak. Contohnya adalah produk susu seperti keju dan juga kacangkacangan. Makanan yang membutuhkan pengunyahan yang kuat juga berperan
sebagai faktor pelindung. Karena pengunyahan dapat meningkatkan aliran saliva
dan kapasitas buffer. Faktor ini dapat mengembalikan pH menjadi netral secara
cepat.
Faktor Pelindung

Faktor pelindung utama saliva adalah :

Ion-ion Ca2+ dan PO43Pellicle, berperan sebagai barrier difusi ion asam ke dalam gigi maupun
larutnya produk apatite ke luar gigi. Pellicle juga menghambat mineralisasi
apatite untuk membentuk kalkulus dari tingkat kejenuhan ion Ca 2+ dan PO43dalam saliva.
Sistem Buffer Bikarbonat, menstimulasi aliran saliva yang sangat berperan
terhadap perlindungan pada permukaan gigi dari asam-asam organik dan
erosive.
Aliran Saliva dan kemampuannya dalam membersihkan rongga mulut (oral
clearance) dari sisa sisa makanan dan mikroorganisme.
Ion Flouride, kandungannya dalam saliva rendah (rata rata 0.03 p.pm. atau
1.6 mol/l ) tetapi secara keseluruhan masih berperan dalam proteksi dan
memperbaiki mineral gigi.

Perkembangan Lesi Karies

Lesi awal enamel


Ion-ion asam penetrasi ke dalam prism sheath (selubung prisma enamel),
mengarah ke demineralisasi di bawah permukaan. Permukaan gigi tetap utuh
melalui remineralisasi, yang terjadi secara istimewa di permukaan gigi karena
peningkatan kadar kalsium, fosfat, ion fluorida, dan buffering oleh produk saliva.
Karakteristik klinis
Karakteristik klinis dari lesi tersebut adalah :
-

Hilangnya sifat normal translusens enamel serta tampak putih seperti


kapur
Lapisan permukaan yang rapuh rentan terhadap kerusakan karena
probing, terutama pada bagian pit dan fissura
Meningkatnya porositas, terutama di bawah permukaan gigi, serta
menigkatnya potensi untuk menyerap stain/ noda
Berkurangnya densitas/ kepadatan di bawah permukaan gigi yang
mungkin dapat dideteksi secara radiografi atau dengan transluminasi
Berpotensi untuk remineralisasi

Ukuran lesi di bawah permukaan gigi dapat berlanjut sampai mendasari


dentin. Karies, terutama lesi interproksimal, akan terdeteksi melalui radiografi.
Meskipun demikian, permukaan gigi dapat tetap utuh, dan lesi mungkin masih
reversibel.

Lesi korona
Jika
ketidakseimbangan
demineralisasi-remineralisasi
berlanjut,
permukaan lesi yang baru (incipient lesion) runtuh melalui larutnya apatit atau
fraktur Kristal, mengakibatkan kavitasi. Plak akan menguasai kavitas dan fase
remineralisasi akan lebih sulit terjadi dan kurang efektif. Kompleks dentin pulpa
akan terlibat pada titik ini.

Karies sampai ke dalam dentin


Setelah bakteri menyerbu dentin, proses demineralisasi berlanjut didorong
oleh substrat diet. Bakteri akan memproduksi asam untuk melarutkan
hydroxyapatite dari dentin yang lebih dalam sehingga ada proses demineralsasi
dahulu baru invasi bakteri.
Tekstur dan warna dari dentin berubah sebagai lesi permukaan. Tekstur
(kekerasan) berubah dikarenakan demineralisasi. Warna menjadi lebih gelap
karena produk bakteri dan stain dari makanan dan minuman. Dalam lesi kronis,
warna akan berubah lebih jelas dan dasar kavitas teksturnya menjadi keras.

Perkembangan Perlahan Lesi


Jika lesi meluas ke dentin maka enamel akan semakin rusak. Meruntuhnya
enamel mengakibatkan kavitas terbuka lebar. Proses karies berlangsung

perlahan, mengarah pada perkembangan dasar karies yang menjadi kasar dan
keras yang lebih atau kurang inaktif.
Lesi Rampant
Pada karies rampant, proses berkembang cepat. Kavitasi pada enamel
terjadi secara cepat dan dasar dentin pada kavitas menjadi lebih lunak ketika
disentuh tetapi tanpa perubahan warna yang signifikan. Pulpa beresiko terhadap
kerusakan yang irreversibel.
Mengendalikan Lesi
Adalah mungkin untuk menghentikan perkembangan dentinal caries
dengan scaling kavitas dan mengisolasi flora bakteri dari sumber nutrisinya,
yaitu makanan berkabohidrat. Bakteri yang ada akan tidak aktif dan
perkembangan karies akan berhenti.

Karies permukaan akar


Lesi awal pada permukaan akar akan sulit terdeteksi karena hanya sedikit
atau tidak ada perubahan warna yang terjadi, hanya perubahan tekstur
permukaan. Kandungan mineral pada dentin lebih sedikit daripada enamel, dan
ketika dentin terdemineralisasi, matriks kolagen akan terkena. Matriks yang
terkena, rentan terhadap kerusakan fisik.
Lesi akan semakin berwarna gelap sejalan dengan aktivitas bakteri dan
penyerapan warna dari makanan. Identifikasi lebih mudah namun selalu sulit
untuk menggambarkan luasnya lesi.

Anda mungkin juga menyukai