Taufiq Rochim
Daftar Isi
1 METROLOGI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2 GEOMETRI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
3 KESALAHAN PROFIL ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.1 KESALAHAN SUDUT SISI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.2 KESALAHAN PITS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
4 TOLERANSI ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
4.1 PENYIMPANGAN FUNDAMENTAL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
4.2 BESAR DAERAH TOLERANSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
4.3 TOLERANSI YANG DIANJURKAN BAGI ULIR KONSTRUKSI UMUM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
4.4 PERNYATAAN SPESIFIKASI ULIR PADA GAMBAR TEKNIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
5 PENGUKURAN GEOMETRI ULIR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.1 PENGUKURAN DIAMETER MAYOR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.2 PENGUKURAN DIAMETER MINOR.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.3 PENGUKURAN DIAMETER PITS (DIAMETER EFEKTIF). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.3.1 Metode Mikrometer Ulir 16
5.3.2 Metode Tiga Kawat 17
5.4 PENGUKURAN ULIR DALAM.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.5 PENGUKURAN SUDUT ULIR DAN PITS.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.6 KALIBER PEMERIKSA ULIR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
5.6.1 Jenis Kaliber Pemeriksa Ulir 24
5.6.2 Bentuk Profil Ulir dan Toleransi Kaliber Pemeriksa Ulir 27
14
14
15
16
20
21
24
METROLOGI ULIR 1
1 METROLOGI ULIR
Ulir (screw thread) mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai
kesatuan konstruksi suatu mesin atau peralatan, baik sebagai alat pemersatu
atau sebagai alat penerus (transmisi) daya. Jikalau pengukuran geometrik
poros atau lubang adalah untuk memastikan suaian (pasangan) yang
direncanakan, maka pengukuran geometrik ulir dimaksudkan untuk memastikan kekuatan atau daya tahan kelelahan ulir dan/atau menjamin ketelitian
pengubahan gerak dari gerakan (rotasi menjadi gerakan translasi) dari sistem
pengubahan gerakan yang memakai ulir. Pengukuran diameter poros atau
lubang mudah dilaksanakan. Sebaliknya pengukuran geometrik ulir lebih
sulit, sebab menyangkut beberapa elemen geometrik yang saling berkaitan
yang menentukan profil ulir.
Untuk memeriksa kualitas (geometrik) ulir memerlukan pemahaman
akan beberapa elemen geometrik ulir pada mana didefinisikan beberapa jenis
toleransi geometrik ulir sebagai acuan. Berdasarkan acuan ini dapat
ditetapkan baik tidaknya kualitas ulir (baik berarti sesuai dengan toleransi,
buruk berarti tak sesuai). Jadi, bila tak ada acuan, sebenarnya kita tidak bisa
mendefinisikan kualitasnya. Dalam beberapa kasus, pengukuran beberapa
elemen geometrik ulir bisa dilakukan untuk secara umum menentukan
kualitas ulir. Dalam hal ini berarti mencoba untuk mencocokkan hasil
pengukuran dengan daerah toleransi mana yang paling sesuai sehingga bisa
ditetapkan kualitas toleransi ulir bagi ulir yang dimaksud.
2 GEOMETRI ULIR
Suatu ulir dapat dipandang sebagai garis spiral yang melilit suatu
silinder. Apabila suatu titik bergerak pada garis spiral ini, selain berputar
mengelilingi penampang lingkaran, titik tersebut juga akan bergerak liner
sejajar dengan sumbu silinder sepanjang p. Jarak p ini disebut dengan pits
(pitch). Hubungan antara pits dengan diameter silinder ditunjukkan
sebagaimana gambar 1a di mana sudut disebut sebagai sudut kisar (lead
angle). Biasanya ulir mempunyai satu alur tetapi ada juga ulir yang terdiri atas
beberapa alur. Suatu ulir disebut dengan ulir kanan (right hand thread)
apabila dipandang dari penampang silinder titik pada ulir yang berputar
searah jarum jam akan bergerak liner menjauhi mata. Sebaliknya jika
bergerak mendekati mata, maka disebut dengan ulir kiri (left hand thread).
Gambar 1
2 METROLOGI ULIR
METROLOGI ULIR 3
Gambar 2
4 METROLOGI ULIR
- Addendum; jarak radial antara silinder mayor sampai dengan silinder pits
bagi ulir luar, atau jarak radial antara silinder pits sampai dengan
silinder minor bagi ulir dalam.
- Dedendum; jarak radial antara silinder pits sampai dengan silinder minor
bagi ulir luar, atau jarak radial antara silinder mayor sampai silinder
pits bagi ulir dalam.
- Diameter Mayor, d atau D (mayor diameter, outside diameter, crest
diameter, full diameter); diameter silinder mayor, yaitu silinder khayal
yang mempunyai sumbu berimpit dengan sumbu ulir serta menyinggung puncak ulir.
- Diameter Minor, d1 atau D1 (minor diameter, root diameter, core diameter);
diameter silinder minor, yaitu silinder kayal yang mempunyai sumbu
yang berimpit dengan sumbu ulir serta menyinggung dasar ulir.
- Diameter Pits, d2 atau D2 (pits diameter, simple effective diameter);
(diameter efektif) diameter silinder pits, yaitu silinder kayal yang
mempunyai sumbu yang berimpit dengan sumbu ulir serta memotong
sisi ulir sedemikian rupa sehingga tebal ulir dan jarak pada ruang
kosong antara sisi ulir yang berseberangan adalah sama.
- Diameter Fungsional, d'2 atau D'2 (virtual effective diameter, functional
diameter); diameter pits mur yang dipasang pada baut yang mempunyai profil sempurna sehingga sisi ulirnya saling bersinggungan.
Karena adanya kesalahan pits dan/atau kesalahan sudut sisi ulir
maka diameter fungsional akan lebih besar daripada diameter pits
(berlaku untuk ulir luar; untuk ulir dalam berlaku kebalikannya yaitu
diameter fungsional akan lebih kecil daripada diameter pits).
Diameter fungsional ini merupakan dimensi yang penting bagi kaliber
pemeriksa ulir.
3 KESALAHAN PROFIL ULIR
Ulir biasanya dibuat dengan salah satu dari tiga cara berikut:
1 dipotong dengan menggunakan pahat bermata potong tunggal (proses
bubut).
2 dipotong dengan memakai pahat bermata potong jamak (proses tap).
3 dibentuk dengan proses pengerolan.
Karena ketidaksempurnaan dalam proses pembuatan, mungkin terjadi
kesalahan pada profil ulir yang terbentuk. Jenis kesalahan yang dapat
mempengaruhi fungsi ulir umumnya ada 5 macam yaitu:
1
2
3
4
5
METROLOGI ULIR 5
Gambar 3
Karena satu sudut sisi ulir baut lebih kecil daripada harga nominal
(pada gambar 3 a berarti sisi ulir kiri dengan kesalahan negatif), maka
puncak ulir baut akan masuk ke dalam bagian mur teoretik yang mempunyai
profil yang benar (atau dasar ulir baut akan masuk ke dalam dasar mur
teoretik bila kesalahan sudut adalah positif). Supaya baut dengan kesalahan
seperti ini tetap dapat dipasangkan pada mur, maka diameter pits mur harus
diperbesar. Sepintas harga koreksi diameter pits mur kelihatannya sebesar
dua kali panjang DE, lihat gambar 3b. Tetapi, karena sisi ulir yang lain (sisi
ulir kanan) tetap berimpit maka efek pembesaran diameter pits akan
menyebabkan pergeseran dalam arah sumbu ulir, sehingga pembesaran
diameter pits cukup sebesar DE. Hubungan antara harga koreksi ini dengan
tinggi ulir (t) dan sudut sisi ulir (1) adalah :
Dalam DEG;
Dalam ADG;
DE = DG /sin 1
DG = AD sin 1
= AD 1
= AC 1
Jadi,
Dalam ABC ;
Maka
DE =
Apabila salah satu sisi ulir yang lain juga mempunyai kesalahan sudut
sebesar 2, maka harga koreksi diameter pits menjadi :
di mana,
d2()
= sudut ulir; E
1 2 = kesalahan sudut sisi ulir; radian (positif atau negatif)
6 METROLOGI ULIR
- Ulir Whitworth
- Ulir Trapesium
Di mana p adalah harga pits (mm) dan 2, 2 kesalahan sudut sisi ulir
(derajat), dan diperoleh d2(2) dalam mm.
3.2 KESALAHAN PITS
Apabila ulir dibuat dengan cara memotong memakai pahat bermata
potong tunggal (dibubut), maka ketelitian pits ulir akan bergantung kepada:
a ketelitian (kebenaran) hasil bagi (rasio) antara kecepatan makan (gerakan
translasi pahat) dengan kecepatan potong (kecepatan putaran benda
kerja).
b ketepatan (keterulangan) hasil bagi tersebut.
Jika dua hal di atas tak dipenuhi, maka akan terjadi kesalahan pits.
Secara berurutan kesalahan pits ini dapat dijumlahkan dengan memperhatikan tandanya (positif/negatif) sehingga untuk sepanjang ulir dapat diketahui
kesalahan pits kumulatif (cumulative pitch error).
Berdasarkan grafik kesalahan kumulatif, dapat diklasifikasikan dua jenis
kesalahan pits, yaitu:
1 Kesalahan pits progresif (progressive pitch error), dan
2 Kesalahan pitch periodik (periodic pitch error)
Kesalahan pits progresif
Kesalahan ini timbul apabila hasil bagi kecepatan makan dan
kecepatan potong adalah tidak benar (dan tetap harganya). Hal ini mungkin
disebabkan karena kesalahan saat menetapkan kecepatan makan atau
karena digunakan harga pendekatan jika pada mesin bubut yang bersangkutan tak ada harga yang dimaksud (misalnya dalam membuat ulir metrik
digunakan mesin bubut yang memakai ulir penggerak dalam inch). Kesalahan
pada ulir penggerak mesin bubut bisa menimbulkan kesalahan pits bagi ulir
yang dibubut. Apabila kesalahan pits ini adalah tetap harganya sebesar p,
maka pada setiap posisi ulir akan ada kesalahan pits kumulatif sebesar n p,
di mana n adalah nomor urut dari ulir yang diperiksa. Grafik dari kesalahan
pits progresif adalah seperti gambar 4a.
METROLOGI ULIR 7
Gambar 4
Gambar 5
8 METROLOGI ULIR
Gambar 6
Ulir whitworth :
Ulir trapesium :
Ulir B.A
4 TOLERANSI ULIR
Karena kesalahan sudut sisi ulir dan kesalahan pits berpengaruh
pada diameter fungsional ulir, maka toleransi ulir cukup diberikan bagi tiga
jenis diameternya, yaitu:
- diameter mayor,
- diameter minor, dan
- diameter pits.
Menurut standar ISO R 965 (General Purpose Metric Screw Thread
Tolerance) toleransi ulir dinyatakan serupa dengan prinsip pemberian
toleransi poros dan lubang. Dengan demikian, toleransi ulir didefinisikan
terhadap tiga faktor, yaitu :
- garis nol
- penyimpangan fundamental, dan
- besar daerah toleransi.
Garis nol adalah garis profil dasar untuk ulir metrik, sebagaimana
yang diperlihatkan pada gambar 7. Dari garis nol ini dapat ditentukan
METROLOGI ULIR 9
Gambar 7
Gambar 8
Toleransi Mur dan Baut. Contoh bagi mur kelas H, dan baut kelas g.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
10 METROLOGI ULIR
letak dan besar daerah toleransi bagi ke tiga jenis diameter ulir sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar 8. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa
letak daerah toleransi suatu diameter relatif terhadap garis nol ditentukan
oleh penyimpangan fundamental. Sementara itu, besar daerah toleransinya
ditentukan oleh angka kualitas bagi ulir yang bersangkutan.
4.1 PENYIMPANGAN FUNDAMENTAL
Penyimpangan fundamental adalah batas daerah toleransi yang
paling dekat dengan garis nol. Untuk sistem toleransi ISO, hal ini dinyatakan
dengan suatu simbol huruf. Bagi ulir metrik yang umum dipakai (general
purpose) digunakan simbol G dan H untuk ulir dalam (mur) dan simbol e, g
dan h untuk ulir luar (baut). Harga penyimpangan fundamental bergantung
pada simbol yang dipakai serta harga pits, sebagaimana rumus pada tabel
1A
Tabel 1A
Ulir luar
Ulir dalam
Contoh:
Misalkan harga sebuah baut metrik (M10 x 1,5) dengan ukuran nominal d=10
mm dan harga p=1,5 mm. Berapakah harga penyimpangan fundamental bagi
daerah toleransi untuk diameter mayor, diameter minor dan diameter pitsnya,
apabila baut tersebut dibuat dari kelas g.
m (dibulatkan), maka,
- batas terbesar diameter mayor baut:
mm
- batas terbesar diameter minor baut:
mm
- batas terbesar diameter pits baut:
mm.
METROLOGI ULIR 11
d2
D1
D2
Untuk angka kualitas 6, besar daerah toleransi dapat dihitung menurut rumus
seperti yang tercantum dalam tabel 1.C.
Tabel 1.C
0,5
0,63
0,8
1
7
8
9
1,25
1,6
2
12 METROLOGI ULIR
Tabel 1.E
0,85
1,17
1,06
2,12
1,32
Gambar 9
Contoh :
Untuk baut M10 x 1,5, yang dibuat dari kelas g dengan kualitas 8, berapakah
besar daerah toleransi dan diameter minimum bagi ke tiga macam diameternya?
Dari tabel 1.C, besar daerah toleransi untuk kualitas 8 adalah:
m
Untuk kualitas 8, menurut tabel 1.D, diperoleh:
m
m
Menurut contoh yang lalu, diketahui bahwa diameter maksimum:
mm
METROLOGI ULIR 13
mm
mm
Jadi, harga diameter minimum adalah:
mm
mm
Harga diameter inti baut minimum, sebagaimana penjelasan pada gambar 8,
adalah :
mm.
Tabel 1.F
Kualitas
panjang
pemasangan
halus
normal
kasar
5G
-
4H 5H 6H
6G 7G 5H 6H 7H
7g 8g
7H 8H
3h4h 4h
5h4h
7h6h
8g 9g8g
14 METROLOGI ULIR
Keterangan :
;
Baut atau Mur dengan harga pits paling
kasar yaitu 1,5 mm, toleransi kelas 6g atau
kelas 6H.
toleransi diameter pits dan diameter mayor baut
adalah 6g.
;
toleransi diameter pits dan diameter mayor
mur adalah 6H.
;
toleransi diameter pits adalah 7g
toleransi diameter mayor adalah 6g
;
kelas toleransi mur dengan baut dinyatakan
bersama-sama.
untuk profil ulir selain ISO metrik, digunakan simbol huruf lain. Biasanya diletakkan pada akhir
urutan simbol spesifikasi, misalnya : UNC, UNF, UNEF dan sebagainya.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
METROLOGI ULIR 15
Gambar 10
Bench Micrometer.
Supaya kondisi kontak pengukuran hampir sama, bentuk benda standar sebaiknya disesuaikan
dengan bentuk benda ukur. Jadi, dalam hal pengukuran diameter mayor, pemakaian silinder
referensi lebih dianjurkan daripada pemakaian blok ukur.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
16 METROLOGI ULIR
Gambar 11
Karena adanya pits ulir, posisi ujung prisma menjadi tidak segaris.
Akibatnya, timbul momen putar yang disebabkan oleh tekanan pengukuran
(F; Newton). Momen putar sebesar F.p/2 (Newton. m) ini bertendensi untuk
memutar ulir yang diukur. Untuk menghindari kesalahan pengukuran, ulir
harus dipasang di antara dua senter tetap dan garis ukur mikrometer harus
tetap tegak lurus sumbu ulir. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memakai alat
ukur yang disebut sebagai alat ukur diameter dengan dasar mengambang
(floating carriage diameter measuring machine), pada mana suatu mikrometer bangku dapat bergerak menyilang tegak lurus dengan sumbu penyenter,
lihat gambar 12. Pemeriksaan ketirusan dan kebulatan silinder minor harus
juga dilakukan dengan melaksanakan pengukuran pada beberapa tempat
sepanjang sumbu ulir yang diukur.
METROLOGI ULIR 17
Gambar 13
Gambar 14
Sama dengan metode dua kawat; di mana dalam hal pemakaian dua kawat, pengukuran harus
dilaksanakan dengan alat ukur seperti floating carriage diameter measuring machine.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
18 METROLOGI ULIR
Dalam CDO,
Dalam CBE,
Maka
. . . . . . . . . . . . . . (1)
Rumus di atas hanya berlaku bagi ulir yang berdiameter besar serta
mempunyai harga pits p yang relatif kecil. Untuk geometri ulir yang umum di
mana harga pits relatif besar, rumus 1 di atas harus dikoreksi akibat adanya
sudut kisar serta tekanan pengukuran F yang bertendensi untuk
mendeformasikan penampang kawat. Pengaruh dari sudut kisar adalah
seperti yang ditunjukkan gambar 15.
Karena adanya sudut kisar , maka :
. . . . . . . . . . . (2)
Gambar 15
di mana
dan k tergantung pada diameter pits d2. Secara grafik harga
1 dan k digambarkan seperti gambar 16.
METROLOGI ULIR 19
Gambar 16
Faktor koreksi karena sudut kisar dan tekanan pengukuran; bagi ulir metrik.
Supaya pengaruhnya dapat diabaikan maka diameter kawat dD harus
dpilih sedemikian rupa sehingga persis menyinggung sisi ulir pada lingkaran
pits. Apabila titik D dan E pada gambar 14 b berimpit, maka harga diameter
kawat yang terbaik adalah:
Diameter kawat terbaik :
.. . . . . . . . . . . . . . (4)
20 METROLOGI ULIR
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
M dihitung menurut rumus 3, sedangkan harga koreksi M adalah:
. . . . . . . . . . . . . (6)
di mana :
- koreksi akibat kesalahan diameter kawat adalah KddD :
(m)
- koreksi akibat kesalahan pits adalah Kpp,
METROLOGI ULIR 21
Gambar 17
22 METROLOGI ULIR
Gambar 18
METROLOGI ULIR 23
Gambar 19
Grafik yang dihasilkan akan serupa dengan grafik kesalahan Kisar Kumulatif.
PLN Corporate University, bekerjasama dengan tim konsultan
MPE (Mechanical Production Engineering) FTMD-ITB,
Tahun 2015
24 METROLOGI ULIR
Gambar 20
METROLOGI ULIR 25
Gambar 21
26 METROLOGI ULIR
beberapa produk (yang telah diperiksa dengan kaliber ulir rahang) diperiksa
sekali lagi dengan memakai kaliber ulir ring. Dengan demikian, kaliber ulir
ring ini menjadi tidak cepat aus (karena jarang dipakai).
Untuk menghindari lenturan bagi baut yang tidak kaku (mempunyai
lubang dan berdinding tipis) dianjurkan untuk memakai kaliber ulir ring. Pena
Ulir Penyetel (GO) dapat dibuat untuk keperluan penyetelan posisi rahang,
sehingga kaliber ulir rahang, dengan frekuensi pemakaian yang cukup tinggi,
dapat dengan mudah diperiksa dan distel ukurannya.
A.3 Kaliber Ulir Rahang NOT GO (NOT GO Screw Calliper Gauge)
Kaliber ini memeriksa batas minimum diameter pits. Kebalikannya
dengan jenis GO, kaliber ulir rahang NOT GO mengikuti prinsip Taylor (hanya
memeriksa satu elemen geometrik). Pemeriksaan produk dilakukan pada tiga
posisi di sekeliling baut, dan harus tidak masuk (kecuali pada dua ulir di ujung
baut). Tersedia juga suatu pena ulir penyetel yang digunakan untuk menyetel
posisi rahang ukurnya.
A.4 Kaliber Ulir Ring NOT GO (NOT GO Screw Ring Gauge)
Seperti jenis rahang, kaliber ini memeriksa batas minimum diameter
pits. Kaliber ini tidak sesuai dengan prinsip Taylor, yang terpaksa dipilih bila
benda ukur tidak kaku. Kaliber Ulir Ring NOT GO diputar sehingga baut yang
diperiksa (yang berdinding tipis) hanya dapat masuk tidak lebih dari satu atau
dua kali putaran. Kaliber ini bisa dilengkapi dengan,
- Pena ulir pengecek (GO & NOT GO), digunakan untuk memeriksa kaliber
ulir ring NOT GO yang masih baru,
- Pena ulir penyetel untuk kaliber ulir ring NOT GO yang dapat distel, dan
- Pena ulir pemeriksa keausan.
A.5 Kaliber Ring atau Kaliber Rahang untuk memeriksa diameter Mayor.
Diameter mayor tidak diperiksa oleh jenis kaliber di atas (1 s.d. 4),
oleh sebab itu pemeriksaannya dilakukan secara terpisah. Dalam hal ini
dapat digunakan jenis kaliber ring atau rahang (tak berulir, GO & NOT GO)
sebagaimana yang digunakan untuk memeriksa toleransi poros.
B Kaliber Pemeriksa Ulir Dalam.
B.1 Kaliber Ulir Pena GO (GO Screw Plug Gauge).
Kaliber ini memeriksa diameter fungsional ulir dalam. Prinsip Taylor
dipenuhi, karena selain memeriksa batas minimum diameter pits, pengaruh
kesalahan lain juga diperiksa, antara lain kesalahan pits, kesalahan sudut sisi
ulir, variasi sudut kisar dan kesalahan bentuk (kebulatan dan kesilindrisan).
Kesalahan-kesalahan tersebut membawa pengaruh terhadap diameter
fungsional, yang mana akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan
diameter pitsnya. Selain itu, juga diperiksa batas minimum diameter mayor
dan panjang sisi ulir. Sewaktu digunakan, kaliber ini harus bisa diputar tanpa
paksaan masuk ke dalam untuk seluruh panjang mur yang diperiksa. Secara
berkala kaliber ulir pena GO biasanya diperiksa keausannya dengan
pengukuran secara langsung (kaliber pemeriksa keausannya tidak perlu
dibuat).
B.2 Kaliber Ulir Pena NOT GO (NOT GO screw plug gauge).
Kaliber ini memeriksa apakah batas maksimum diameter pits ulirdalam tidak dilampaui. Kaliber Ulir Pena NOT GO diputar tanpa paksaan
masuk ke dalam mur yang diperiksa, tetapi tidak boleh masuk lebih dari dua
kali putaran. Apabila mur yang diperiksa hanya mempunyai tiga ulir atau
kurang, maka kaliber ini sama sekali harus tidak dapat masuk.
B.3 Kaliber Pena pemeriksa diameter minor
Diameter minor mur diperiksa secara terpisah dengan memakai
kaliber pena GO & NOT GO (tak berulir), sebagaimana yang digunakan untuk
memeriksa toleransi lubang.
METROLOGI ULIR 27
Gambar 22
Jenis profil kaliber pemeriksa ulir;
A Kaliber GO pemeriksa ulir-dalam dengan profil sisi penuh.
B Kaliber GO pemeriksa ulir-luar dengan profil sisi penuh;
bagi kaliber jenis rahang GO jarak antara rahang atas dan bawah
sama dengan harga ke tiga diameter tersebut untuk pemeriksaan
masing-masing diameter ulir yang dimaksud.
C Kaliber NOT GO pemeriksa ulir-dalam; profil sisi ulirnya diperpendek.
D Kaliber NOT GO pemeriksa ulir-luar; profil sisi ulirnya diperpendek;
bagi kaliber jenis rahang NOT GO jarak antara rahang atas dan
bawah sama dengan harga ke tiga diameter tersebut untuk
pemeriksaan masing-masing diameter ulir yang dimaksud.
28 METROLOGI ULIR
Tabel 2
TR
T CP
ZR
W GO
W NG
24- 50
50- 80
80-125
125-200
200-315
315-500
500-670
8
10
14
18
23
30
38
6
7
8
9
12
15
18
10
12
15
18
22
27
33
-4
-2
2
8
12
20
28
10
12
16
21
25
33
41
7
9
12
15
19
25
31
T D2
di atas s.d.
T PL
ZPL
W GO
W NG
24- 50
50- 80
80-125
125-200
200-315
315-500
500-670
6
7
9
11
14
18
22
0
2
6
12
16
24
32
8
9
12
17
21
27
33
6
7
9
11
15
19
23
Td
di atas s.d.
36- 85
85-140
140-335
335-850
850-950
Z2
4
5
8
15
21
8
20
38
54
60
T D1
di atas s.d.
38-100
100-180
180-375
375-710
710-1250
Z1
4
5
8
13
23
9
22
38
52
65