Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
h
p
juga
hf
c
1
Persamaan (1) merupakan panjang gelombang photon (partikel materi atau panjang gelombang de Broglie). Menurut de Broglie persamaan (1) berlaku untuk
semua benda tidak hanya elektron saja. Apabila partikel massa m memiliki kecepatan v atau momentum mv sehingga panjang gelombang de Broglie menjadi
h
mv
2a
Makin besar momentum partikel, panjang gelombang de Broglie akan semakin
pendek. Dalam persamaan (2a) dapat berlaku keadaan relativitas untuk massa
m =
mo
1 v2 / c2
Dari persamaan (1 atau 2a) h disebut tetapan Planck dan c kelajuan cahaya dan f
frekuensi photon. Dengan persamaan (3) memberikan bentuk persamaan (2a) men
jadi
=
h 1 v2 / c2
mo v
Contoh 1.
Berapakah panjang gelombang de Broglie dari materi
a. mobil massa 1000 kg bergerak dengan kecepatan 100 m s-1
b. bola golf massa 46 gram berkecepatan 30 m s-1
c. asap rokok 10-6 gram berkecepatan 1 cm s-1
2b
61
b. bola golf =
c. asap =
6,63 .10 34 Js
= 4,8 .10-34 m
(0,046 kg ) 30 ms 1
6,63 .10 34 Js
= 6,6 .10-25 m
(10 9 kg ) 10 2 ms 1
Hasil perhitungan panjang gelombang mobil, bola golf dan asap terlalu kecil
apabila dibanding dengan ukuran bola sehingga sebagai akibat perilaku gelombang yang diharapkan tidak terlalu tampak.
d. Panjang gelombang elektron karena kecepatan elektron v << c maka nilai
massa bukan massa relativitas yaitu 9,1 .10-31 kg
=
6 ,63 .10 34 Js
(9,1 .10 31 kg ) 10 7 ms 1
= 7,3 .10-11 m
Karena kecilnya nilai h sehingga hanya partikel ukuran atom (inti atom) yang
berperilaku gelombangnya dapat teramati. Hasil perhitungan (d) panjang gelombang hampir mendekati ukuran elektron. Misal ukuran jari-jari atom H 2 5,3 .10-11
m sehingga dilihat dari perbandingan ukurannya tampak dapat berperilaku sebagai
gelombang.
Contoh 2.
Berapa panjang gelombang de Broglie elektron yang memiliki energi kinetik 1 eV ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (2).
Contoh soal ini bukan masalah relativitas karena nilai energi diam elektron
5,1 .105 eV (diketahui 1 eV merupakan nilai yang sangat kecil bila dibanding
energi diamnya). Persamaan (2) =
h
2 m Ek
mv) sehingga p2 = m2 v2 p = 2m Ek .
p = 2 m ( Ek ) = 2 (9,1)(10 31 kg )(1eV )(1,6 )[10 19 J (eV ) 1 ] = 5,4 .10-25 kg
m s-1
6 ,63 .10 34 Js
= 1,2 .10-9 m
5,4 .10 25 kg ms 1
1
2 m c 2 ( Ek )
Jawaban dapat dilakukan dengan p = 2 m ( Ek ) =
c
sehingga
62
pc =
2 (5,1)(10 5 eV )(1eV )
= 1,0 .103 eV
h
hc
1240 eV nm
ph
h
h
atau p =
pph = pp sehingga tinggal
p
mv
hc
c
= hf =
= pc energi partikel E p = m c2 = p c
.
Energi total partikel > dari energi photon karena umumnya v << c.
Energi kinetik photon Ekph = Eph = p c partikel Ekp = m v2 = p
v
. Ek parti
2
Selanjutnya persamaan (4) sebagai keadaan gelombang berdiri dengan tali panjang (2r ujung terikat). Persamaan (1 dan 4) akan membentuk persamaan
2
h
p
atau
rp
nh
2
mc 2
) dengan menggunakan persamaan (2) kecepatan geh
63
mc 2 h
h mv
c2
v
6
Karena kecepatan partikel v (nilai v < c) sehingga nilai w persamaan (6) akan lebih besar c. Analisis tersebut memberikan hasil yang tidak terduga. Dengan demikian kita harus membedakan antara kecepatan fase atau kecepatan gelombang dan
kecepatan kelompok.
Bila kita memiliki dua gelombang berjalan dan melakukan superposisi maka
hasil superposisinya akan memunculkan pengertian kecepatan kelompok dan fase.
Dua gelombang yang memiliki persamaan sebagai berikut
Y1 = A Cos (t - kx)
7a
7b
Persamaan. (8) menyatakan gelombang berfrekuensi sudut dengan angka gelombang k yang termodulasi dengan frekuensi d dan angka gelombang dk
Efek dari modulasi menghasilkan kelompok gelombang. Kecepatan fase (w) memenuhi hubungan (t - kx) = tetap dan jika diferensial menjadi dt - k dx = 0
dan kecepatan fase didefinisikan sebagai
w
dx
dt
9
Gelombang pembawa, merupakan kelompok gelombang berjalan dengan memenuhi persamaan (d t - dk x) = tetap atau (d dt - dk dx) = 0. Dengan de
mikian jika kecepatan kelompok u didefinisikan sebagai
u
dx
dt
d
dk
10
Frekuensi sudut () angka gelombang (k) gelombang de Broglie dari partikel massa diam mo yang bergerak dengan kecepatan v adalah = 2 f. Dengan
64
memasukkan nilai f =
mc 2
2 m c 2
sehingga =
. Dengan demikian frekuensi
h
h
h
sehingga menjadi
2 mo v
k =
12
2
2
h 1 v /c
d / dv
serta persamaan (11) dibuat menjadi bentuk
dk / dv
2 mo
dk
dan persamaan (12)
=
. Dengan
h(1 v 2 / c 2 ) 3 / 2
dv
demi
kian nilai kecepatan kelompok persamaan (10) menjadi
u = v
13
dengan tegangan
k = k w atau =
w =
serta =
sehingga w =
3
k
Kecepatan kelompok
d
k
u =
sehingga u = 3/2
dk
Contoh 5
Gelombang merambat dengan kecepatan fase w =
g
dengan g percepat2
65
2
g
(karena k =
) dan w =
sehingga
=
k
k
k
d
g
g
atau = g k . Kecepatan kelompok u =
=
sehingga u =
dk
k
k
Kecepatan fase w =
w.
3. Kecepatan Kelompok, Fase dan Indeks Bias
Kecepatan fase (w = v) dalam ruang hampa berlaku v = (oo)-1/2, di dalam
bahan berlaku v = ()-1/2. Indeks bias dinyatakan sebagai n = ( rr)1/2. Di alam ter
dapat bahan dispersif dan nondipersif. Bahan nondispersif (kecepatan bukan
fungsi frekuensi u = w misal ruang hampa). Bahan dispersif (kecepatan sebagai
fungsi frekuensi u w) serta terdapat dua jenis yaitu normal dispersif dan anomali dispersif.
Bahan normal dispersif kecepatan fase (w) bertambah dengan bertambahnya , (
f
dw
dw
> 0; u < w). Bahan anomali dispersif
< 0 ; u > w). Jika = 2
d
d
dv
dv
atau u = v -
dk
d
Gambar 1
diasumsikan sebagai gelombang berdiri sebagai akibat pantulan
gelombang (partikel) dengan dinding kotak dapat dianggap pantulan dalam ujung
terikat.
Jika partikel dalam kotak panjang kotak sehingga panjang gelombang
de
Broglie (
2
n
14
Persamaan (14) n merupakan bilangan bulat 1, 2, 3 . . . . .
dan seterusnya. Dari persamaan (1 dan 14) memberikan formulasi momentum lini
Gambar 2
66
h
2
15
p2
Energi kinetik Ek =
dari persamaan (12) karena partikel dalam model
2 mo
seper
ti ini tidak memiliki energi potensial, sehingga energi yang dimiliki harus bernilai
h2
E n = n2
16
8 mo 2
Persamaan (16) menyatakan tingkat energi yang diijinkan serta n disebut bilangan
kuantum. Persamaan (16) menyatakan bahwa partikel di dalam kotak tidak dapat
memiliki energi sembarang seperti partikel bebas. Gelombang partikel dalam kotak, panjang gelombang atau energi tertentu pula sehubungan dengan .
Contoh 6.
Berapakah energi sebuah elektron di dalam kotak panjang 10-10 m
Penyelesaian menggunakan persamaan (16)
E n = n2
(6 ,626 .10 34 js ) 2
= 6,0 .10-18 n2 J = 38 n2 eV
8 (9,1 .10 31 kg )(10 10 m)
s
10 4 m
=
= 8,33 .10-7 m s-1 dengan demikian E = Ek = mv 2
t
120 s
sehingga menjadi E = (1,5 .10-9 kg)( 8,33 .10-7 m s-1)2 = 5,2 .10-22 J
Persamaan (14) n =
Bilangan ini sangat besar tidak mungkin terjadi daerah pembicaran kuantun fisik
2. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Partikel yang bergerak (dipandang memiliki gelombang de Broglie) dan partikel dianggap berada pada posisi tertentu di dalam gelombang kelompok. Jika
67
kita ingin mengetahui secara tepat letak partikel maka kita perlu mempersempit
kedudukan partikel dalam kelompok gelombangnya. Dengan demikian, kedudukan partikel tertentu dengan tepat dapat ditemukan, tetapi panjang gelombangnya
sulit ditentukan keberadaannya. Terdapat hubungan timbal-balik antar ketidakpastian posisi yang inheren x dari pertikel yang bersangkutan dengan momentumnya yang inheren p. Semakin kecil x maka semakin besar nilai p dan sebaliknya.
Superposisi dua gelombang serah dengan dan k yang sedikit berbeda akan
menghasilkan sederet gelombang kelompok. Hubungan antara jarak x dan pelebaran k bergantung pada bentuk gelombang kelompok serta bergantung pada
definisi x dan k yang diperlukan. Hubungan perkalian ketidakpastian x dan
k dinyatakan sebagai.
x k
Persamaan (1)
17
memberartikan nilai angka gelombang
p
h
sehingga
ketidakpastian k dalam gelombang de Broglie dengan ketidakpastian momentum
p dalam partikel menjadi
p = k
h
akibatnya lewat persamaan (17) menjadi
2
h
4
18
Persamaan (18) menyatakan ketidakpastian yang disampaikan oleh Werner
Heisenberg (1901 1976) pada tahun 1927. Prinsip ketidakpastian dapat didekati
dari berbagai arah.
Photon memiliki sifat gelombang, dengan demikian kedudukan elektron x
tidak dapat ditentukan dengan ketelitian yang lebih kecil dari panjang gelombang
yang dipakai kira-kira nilai (dengan kata lain x ). x merupakan nilai ketidakpastian dalam nilai x yang dapat diamati. Semakin pendek nilai semakin
kecil juga nilai ketidakpastian x untuk elektron tersebut.
Setiap photon memiliki momentum h/ dan bila photon tersebut bertumbukan terjadi perubahan momentum (perubahan momentumnya p = h/ dan nilai p
merupakan ketidakpastian dari p). Kedua persamaan di atas menyatakan bila
68
pendek akan dihasilkan x kecil tetapi p besar. Sebaliknya bila besar dihasilkan p kecil tetapi x besar.
Jika kedua persamaan digabungkan dengan mengingat persamaan (1) akan
dihasilkan bentuk
p x h
19
Persamaan (19) lebih biasa dipakai dari persamaan (18) karena batas bawah h/2
sangat jarang dipenuhi.
Contoh 8.
Inti atom berjari-jari 5 .10-15 m. Lewat prinsip ketidakpastian, tentukan batas
bawah energi elektron, yang harus dimiliki untuk dapat menjadi partikel penyusun
inti atomik !
Penyelesaian menggunakan persamaan (18)
Dengan mengambil nilai x = 5 .10-15 m sehingga nilai ketidak pastian
1
h
1
6 ,63 .10 34 Js
p
= 11 .10-21 kg ms-1
15
4 (3,14 )
4 x
5 .10 m
Nilai 11 .10-21 kg ms-1, merupakan ketidakpastian momentum elektron dalam inti.
0rde momentum (p) harus besar paling sedikit sama dengan 11 .10-21 kg ms-1.
Elektron dengan momentum 11 .10-21 kg ms-1 akan memiliki Ek jauh lebih besar
dari energi diamnya (mo c2).
Energi (pc) sehingga E (11 .10-21 kg ms-1)(3 .108 m) 33 .10-13 J. Energi
elektron agar dapat menjadi partikel dalam inti, harus berenergi > 32 .10-14 J. Dari
eksperimen elektron dalam atom mantap tidak memiliki energi kurang dari
32 .10-14 J sehingga dapat disimpulkan tidak ada elektron dalam inti.
Contoh 9.
Atom hidrogen jari-jari 5,3 .10-11 m gunakan prinsip ketidakpastian untuk
memperkirakan energi elektron yang dapat dimiliki oleh atom.
Penyelesaian menggunakan persamaan (18)
1
h
1
6 ,63 .10 34 Js
Persamaan (18) p
99 .10-26
5,3 .10 11 m
4 (3,14 )
4 x
kg ms-1
Elektrom yang memiliki momentum 99 .10-26 kg ms-1 (berkelakuan sebagai partikel klasik) sehingga Ek = mv2 =
99 .10 26 kg m s 1
p2
=
9,1 .10 31 kg
m
69
Catatan. Ek elektron pada tingkat terendah dalam atom hidrogen 13,6 eV.
3. Pemakaian Prinsip Ketidakpastian
Bentuk ketidakpastian pengukuran energi E yang diradiasikan pada selang
waktu t dalam proses atomik. Bila gelombang kelompok dapat dianggap sebagai
1
sehingga ketidakpastian
t
h
t
atau
20a
Perhitungan yang teliti persamaan (20a) berdasarkan sifat gelombang kelompok
terkoreksi menjadi
E
20b
Persamaan (20b) merupakan bentuk ketidakpastian energi dan waktu
h
4
Contoh 10.
Elektron tereksitasi, kelebihan energinya berupa photon. Periode rata-rata
berlangsungnya eksitasi atom dan saat meradiasikannya 10-8 s. Berapakah ketidak
pastian energi dan waktu ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (20)
6 ,63 .10 34 Js
E
= 5,3 .10-27 J.
(4 ) 10 8 s
gelombang datang
y
y
gelombang bias
E
h
5,3 .10 27 J
=
= 8,0 .108 Hz.
6 ,63 .10 34 Js
21
h
p y
70
p
p
22
Persamaan (21 dan 22) diperoleh
p y = h
23
Contoh 11.
Buktikan prinsip ketidakpastian dapat dinyatakan dalam bentuk L
h
4
x = r , L = m v r serta L = m v r.
x p
h
4
atau
x
h
h
r m v
akhirnya p
r
4
4
Posisi sudut akan menjadi tertentu ketika 2 dalam hal ini berh
h
laku L (2)
akhirnya L
4
8 2
Gambar 4.
Contoh 12.
Energi 12 eV elektron dapat ditunjukkan berkecepatan 2,05 .106 ms-1.
Asumsikan anda dapat menghitung kelajuan, dengan ketepatan 1,5 %. Dengan
ketepatan tersebut anda secara simultan menghitung momentum elektron ?
Penyelesaian menggunakan persamaan (18)
p = mv = (9,11 .10-31 kg)(2,05 .106 ms-1) = 1,87 .10-24 kg m s-1
Ketidakpastian momentum 1,5 % akan sama dengan (1,5 %)(1,87 .10-24 kg m s-1)
atau sama dengan 2,80 .10-26 kg m s-1
h
6,63 .10 34 Js
x = p =
= 2,4 .10-8 m
2,80 .10 -26 kg m s 1