Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Biaya Produksi

Berikut ini beberapa definisi biaya produksi dari berbagai sumber:


1. Biaya produksi yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari
suatu produk dan akan dipertemukan (dimatchkan) dengan penghasilan (revenue) di
periode mana produk itu di jual (Abdul Halim, 1988:5).
2. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual (Mulyadi, 1995:14).
3. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu
item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik
(Amin Widjaya Tunggal, 1993:1)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biayabiaya yang digunakan dalam proses produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang jumlahnya lebih besar dibandingkan
dengan jenis biaya lain.

Ilustrasi Biaya Produksi

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih
dalam proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemenelemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku (direct material Cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan
dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan
dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat
terwujud.
3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu
pekerjaan.
Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :
1. Biaya bahan penolong
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap
4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin
5. Biaya listrik dan air pabrik
6. Biaya asuransi pabrik
7. Operasi lain-lain

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses produksinya. Proses


produksi dibagi menjadi 2 macam:
1. Produksi atas dasar pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya
atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya
produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)
2. Produksi masa
Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan
produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa
standar.
Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya dengan menggunakan metode harga
pokok proses (Process cost methode). Dalam metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk periode tertentu dan harga pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam
periode tersebut, dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah
satuan
produk
yang
dihasilkan
dalam
periode
yang
bersangkutan.
Harga Produk (Product Pricing)
Penetapan harga tidak dapat lagi dipandang dari sudut ekonomi belaka yang bertumpu
pada demand and supply maupun berdasarkan cost (cost + profit = price). Kecenderungan
penetapan harga lebih bertumpu kepada perceived value konsumen dan dinamika
persaingan. Artinya harga lebih ditentukan oleh C-konsumen (Consumer) dan Ckompetitor (Competitor) atau C - dinamika persaingan (Competition) dibanding C - biaya
(Cost). Sedikit banyak Informasi yang diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya
satu transaksi karena konsumen mempunyai informasi atau referensi untuk
membandingkan harga produk yang satu dengan produk yang lain dan dengan produk
alternatif. Konsumen dalam upaya memutuskan pengambil keputusan pembelian suatu
produk dipengaruhi dan dikenal dengan istilah peranan price awareness dan prices
consciousness. Adapun yang dimaksud dengan price awareness adalah kemampuan
individu/konsumen untuk mengingat harga baik harga produk itu sendiri maupun harga
produk kompetitor untuk dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price
consciousness adalah kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga. Dengan
demikian, harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa
yang dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

1.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Harga Jual Produk atau Jasa

Penentuan harga jual produk haruslah dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan
yang cermat, karena sangat mempengaruhi bagaimana pengelolaan keuangan dan strategi
pemasaran perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga jual dapat membuat
perusahaan mengalami kerugian. Jika harga jual terlalu murah, maka perusahaan akan
mengalami kerugian, sedangkan jika harga jual terlalu mahal, maka produk tersebut tidak
laku di pasaran, sehingga perusahaan rugi. Menurut Kotler dan Amstong (2002 : 456)
keputusan penetapan harga jual sebuah perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.

Faktor Internal

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi keputusan harga jual adalah:


Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga jual, perusahaan seharusnya menentukan strateginya atas
produk tersebut, jika perusahaan telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya
dengan baik, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga jual akan berjalan
dengan baik. Harga jual juga dapat ditetapkan untuk loyalitas dan dukungan para
pedagang eceran atau untuk menghindari intervensi pemerintah.
Strategi Bauran Pemasaran
Harga jual adalah salah satu alat bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaanya. Keputusan harga jual harus dihubungkan dengan
keputusan rancangan pokok, distribusi dan promosi untuk membentuk program
pemasaran yang efektif. Keputusan yang dibuat untuk variabel-variabel bauran
pemasaran lainnya mempengaruhi keputusan harga jual.
Biaya
Biaya menjadi dasar bagi harga jual yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap
produknya. Perusahaan ingin menetapkan harga jual yang dapat menutupi sebuah biaya
untuk produksi, distribusi dan penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi
usaha dan resikonya. Biaya perusahaan mungkin merupakan elemen penting dalam
strategi harga jual.

b.

Faktor Ekternal

Pasar dan Permintaan


Ketika biaya menjadi dasar batas bawah harga jual, pasar dan permintaan menjadi dasar
batas atas. Baik konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga jual suatu
produk atau jasa dengan dengan manfaat dari miliknya. Jadi, sebelum menetapkan harga
jual, seseorang pemasar harus memahami hubungan antara harga jual dan permintaan atas
produknya.
Biaya, Harga jual dan Penawaran Pesaing
Faktor ekternal lainnya yang mempengaruhi keputusan penetapan harga jual perusahaan
adalah biaya dan harga jual pesaing serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan
penetapan harga jual yang dilakukan perusahaan.

2.

Metode Perhitungan Harga Jual

Banyak metode yang digunakan dalam menentukan harga jual produk. Diantaranya
adalah pendekatan biaya (Cost Oriented Pricing), dan pendekatan pasar atau
pesaing (Competition Oriented Priching).
a.

Pendekatan Biaya (Cost Oriented Pricing)

Dengan metode yang pertama, harga jual produk ditetapkan melalui biaya-biaya produksi
barang dan menambahkan persentasi tertentu sebagai laba. Ada tiga kelompok dalam
metode ini, yakni :
Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing Method)
Dengan Metode Penetapan Harga Biaya-Plus, harga jual per unit produk dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu sebagai laba atau marjin
yang dikehendaki pada unit tersebut.
Rumusnya: Biaya Total + Marjin = Harga jual
Metode Penetapan Harga Mark-Up (MarkUp Pricing Method)
Metode Penetapan Harga Mark-Up adalah variasi lain dari metode Cost
Plus. Perhitungannya hampir sama. Hanya perbedaannya, metode ini diterapkan pada
produk yang dibeli untuk dijual kembali tanpa memerlukan proses lebih lanjut.
Sedangkan pada metode Cost Plus, produk dibuat sendiri kemudian dijual. Metode ini
banyak dipakai oleh pedagang perantara.

Formulanya: Harga Jual = Harga Beli + MarkUp

Target Pricing
Dengan metode Target Pricing, harga ditetapkan berdasarkan tingkat pengembalian
investasi (ROI) yang diinginkan. Formulanya:

b.

Metode Pasar atau Pesaing (Competition Oriented Priching)

Harga jual produk ditetapkan berdasarkan harga produk pesaing. Tidak didasarkan unsur
biaya. Harga-lah yang menentukan biaya produk. Metode ini ditetapkan agar harga jual
produk tidak lebih tinggi daripada harga produk pesaing.
Dengan metode ini, harga jual produk dapat ditetapkan berdasarkan tiga alternative,
yakni: (1) Sama dengan harga produk pesaing; atau (2) Lebih rendah daripada harga
produk pesaing; atau (3) Lebih tinggi daripada harga produk pesaing.

3.

Penggunaan Value Engineering dalam Target Costing

Value engineering adalah metode (yang digunakan oleh para engineer


perancang/designer) untuk meningkatkan value suatu produk, dengan mengilangkan fiturfitur (dan aktivitas-aktivitas produksi terkait) yang tidak memberi nlai tambah. Tujuan
utama dari value engineering adalah melakukan berbagai upaya rekayasa kembali (pada
rancangan produk) untuk menurunkan cost sehingga bisa menghasilkan produk yang
nantinya menelan cost tidak lebih besar dari target cost. Value engineering digunakan
dalam target costing untuk tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan
proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya
yang diijinkan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima serta memberikan perkiraan
harga pasar produk, volume penjualan dan tingkat fungsionalitas. Dengan demikian
penggunaan value engineering dalam target costing dikatakan sangat penting
karenaproses value engineering secara penuh sering menghasilkan penurunan harga yang
lebih banyak sehingga produk menjadi memiliki daya saing yang lebih tinggi lagi di
pasaran, atau perusahaan memperoleh profit margin yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang ditargetkan.

4.

Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna, khusunya investor ekuitas
dan kreditor. Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu
perubahan nilai efek (sekuritas). Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan
paling penting bagi investor ekuitas. Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi umumnya
merupakan sumber pembiayaan bunga dan pokok. Laba didefinisikan sebagai pendapatan
dan keuntungan dikurangi beban dankerugian selama periode pelaporan. Laba bukanlah
angka unik yang menunggukesempurnaan sistem pengukuran laba secara cepat.
Pertimbangan-petimbanganpraktis adalah sebagai berikut :
a.

Masalah estimasi.

Pengukuran laba bergantung pada estimasi atas hasil di masadepan. Estimasi-estimasi


tersebut memerlukan alokasi pendapatan dan beban padaperiode sekarang dan masa
depan.
b.

Metode akuntansi.

Standar akuntansi yang mengatur pengukuran laba merupakanhasil pengalaman


profesional, agenda badan pengatur, peristiwa bisnis, danpengaruh sosial lainnya.
c.

Insentif pengungkapan.

Idealnya, praktisi berkepentingan atas penyajian laporankeuangan secara wajar. Namun,


laporan keuangan dan pengukuran labamenanggung tekanan kompetensi, keuangan, dan
masyarakat.

KESIMPULAN
Harga produk merupakan suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Life cycle costing
merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor
biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari
perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas
produk yang sudah jadi. Dalam Product Pricing and Life Cycle Costing, pembahasan
dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan harga jual produk atau jasa

2.

Metode perhitungan harga jual

3.

Penggunaan value engineering dalam target costing

4.

Analisis profitabilitas

Daftar Pustaka

Halim, Abdul, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta,


1988

Mulyadi, Akuntansi Bicnia, Edisi 5, Penerbit FE uGM, Yogyakarta, 1998

______, Akuntansi Biaya : Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya,


Edisi 3, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1.979

Widjaya Tunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Rineka
Cipta, Jakarta. 1993

http://fazriansyahazi.blogspot.com/2013/06/makalah-harga-pokok-full-costing.html

Supriyono,R.A, Akuntansi Manajemen 1, Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai