Anda di halaman 1dari 14

MENGANALISIS PEMIKIRAN TOKOH PAUD JEAN PIAGET

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar PAUD


Dosen Pengampu : Benny Erifiani, M. Pd

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Khikmah Astuti
Siti Wahyuni Rohmah
Sri Andayani
Dian Anggraeni
Risky Wahyu R

PA11502
PA11508
PA11520
PA11525
PA11526

(PAUD)
(PAUD)
(PAUD)
(PAUD)
(PAUD)

UNIVERSITAS MAARIF NAHDLATUL ULAMA


KEBUMEN
2015

KATA PENGANTAR

Makalah teori Jean Piaget ini disusun berdasarkan untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah konsep dasar PAUD. Dalam makalah ini terdapat biografi,
konsep teori perkembangan kognitif, tahap perkembangan kognitif dan ide-ide
dasar menurut teori Jean Piaget tersebut.
Ucapan terima kasih atas bantuan teman-teman dalam menyusun makalah
ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyusun dan menyempurnakan makalah
ini. Namun tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan komentar yang dapat
dijadikan masukan pada kelompok kami dalam menyempurnakan makalah ini
dimasa yang mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat tidak hanya untuk kami tetapi juga untuk
mahasiswa yang lain.

Kebumen, 19 November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI
........................................................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II : PEMBAHASAN
.............................................................. 2-8
1. BIOGRAFI JEAN PIAGET
2. KONSEP DALAM TEORI PERKEMBANGAN JEAN PIAGET
3. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
4. IDE-IDE DASAR TEORI JEAN PIAGET
BAB III : KESIMPULAN
.............................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................. 10

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, seorang anak melewati


berbagai tahap perkembangan yang harus dilaluinya. Tahapan tersebut dapat
dibagi ke dalam berbagai kelompok tergantung kepada para ahli yang menyatakan
teoeri-teori tersebut. Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan
bagaimana

manusia

memahami

dunianya

dengan

mengumpulkan

dan

mengorganisasikan informasi.
Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara
proses pemikiran anak dengan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak bukan
merupakan suatu tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak bukan hanya berpikir
kurang efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan
orang dewasa.
Itulah sebabnya mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap perkembangan
kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget juga mencoba
menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.

Biografi Jean Piaget


Bagaimanakah Konsep Teori Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget?
Bagaimanakah tahap perkembangan kognitif?
Bagaimanakah ide-ide dasar teori Jean Piaget ?

BAB II
PEMBAHASAN
1. BIOGRAFI JEAN PIAGET

Jean Piaget lahir di Neuchatel, Swiss , yang berbahasa Perancis pada 9


Agustus 1896 dan meninggal 16 September 1980 pada umur 84 tahun. Dia adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena
hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya serta
menemukan model yang mendeskripsikan bagaimana manusia bertindak untuk
memaknai dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasi informasi.
2. KONSEP DALAM TEORI PERKEMBANGAN JEAN PIAGET
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami
teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;

Intelegensi.
Piaget

mengartikan

intelegensi

secara

lebih

luas,

juga

tidak

mendefinisikan secara ketat. Ia memberikan definisi umum yang lebih


mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk
ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan,
dan mekanisme sensiomotor diarahkan.

Organisasi.
Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk

kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis


dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

Skema.
Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual

beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah


selama perkembangan kognitif seseorang.

Asimilasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan

persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah
ada dalam pikirannya.
Akomodasi.

Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama


sehingga cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada
sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
Ekuilibrasi.
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi
sedangkan diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses
asimilasi dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan
pengalaman luar dengan struktur dalamnya.
3. TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan
dalam konsep fungsi dan stuktur. Fungsi merupakan mekanisme biologisbwaan
yang sama bagi setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan biologis untuk
mengorganisasi pengetahuan kedalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi
kepada berbagai tantangan lingkungan. Tujuan dari fungsi-fungsi itu adalah
menyusun struktur kognitif internal. Sementara struktur merupakan interelasi
(saling berkaitan) sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah
laku inteligen. Struktur kognitif diistilahkan dengan konsep skema, yaitu
seperangkat ketrampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang dengannya anak
memahami lingkungan.
Menurut Piaget, tahap perkembangan intelektual anak secara kronologis
terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap bagi setiap orang, akan tetapi usia
kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak.
Keempat tahap dimaksud adalah sebagai berikut:

Sensori-Motorik (O-2 Tahun)


Pra-Operasional (2-7 Tahun)
Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Operasional Formal (11-15 Tahun)

Tahap sensorimotor : umur 02 tahun.


Ciri pokok perkembangan nya, anak mengalami dunianya melalui gerak
dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek. Tahap ini disebut tahap
sensorimotor oleh Piaget.Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih
6

didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti melihat,


meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.
Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda berkembang
dari periode belum mempunyai gagasan menjadi sudah mempunyai gagasan.
Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan
waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik.Struktur ruang dan waktu
belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan
dengan logis.
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan
proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak
dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi
terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak
dengan pengalaman dan situasi yang baru.
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
Periode 1 : Refleks (umur 0 1 bulan)
Periode paling awal tahap sensorimotor adalah periode refleks.Ini
berkembang sejak bayi lahir sampai sekitar berumur 1 bulan.Pada periode ini anak
sudah ada rasa, dan sentuhan. Contohnya jika bayi pipis dan BAB.
Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini, bayi mulai membentuk kebiasankebiasaan

dibuat

dengan

mencoba-coba

dan

mengulang-ngulang

suatu

tindakan.Refleks-refleks yang dibuat diasimilasikan dengan skema yang telah


dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan, terlebih dari refleks tersebut
mengasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan bendabenda di dekatnya, Ia mulai mengatakan diferensiasi akan macam-macam benda
yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi tindakan bayi mulai
berkembang dengan penggunaan mata dan telinga.Bayi mulai mengikuti benda
yang bergerak dengan matanya.Ia juga mulai menggerakkan kepala kesumber
suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama.
7

Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 8 bulan)


Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek
apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan Inhelder 1969).Tingkah laku bayi
semakin berorientasi pada objek dan kejadian di luar tubuhnya sendiri.Ia
menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa jamah. Pada periode ini,
seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian-kejadian yang menarik
baginya.Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali peristiwa yang
menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati bahwa bila
seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali hanya
menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh
Piaget, ini diartikan sebagai suatu pengertiaan akan arti benda itu seakan ia
mengetahuinya.
Contoh Menggunakan jari-jarinya untuk memasukkan makanan kedalam
mulutnya, mengenali namanya dan mengoceh saat bermain
Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil
tindakannya.Ia sudah mulai menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil.
Sarana-sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari
koordinasi skema-skema yang telah ia ketahui.
Contohnya ia dapat menuangkan air dari sebuah wadah yang ada ditangannya,
menirukan suara binatang yang kita buat dan membalas lambaian tangan
Periode 5 : Eksperimen (umur 12 18 bulan)
Pada perode ini mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk
mencapai tujuan dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada
suatu persoalan yang tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai
mecoba-coba dengan Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna
memecahkan

persoalan

tersebut

atau

dengan

kata

lain

ia

mencoba

mengembangkan skema yang baru. Pada periode ini, anak lebih mengamati

benda-benda disekitarnya dan mengamati bagaimana benda-benda di sekitarnya


bertingkah laku Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia
menemukan kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode
ini pula, konsep anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan
anak mulai mempertimbangkan organisasi perpindahan benda-benda secara
menyeluruh bila benda-benda itu dapat dilihat secara serentak.
Contoh: Menyortir dan menyusun Balok berdasarkan ukuran dan warna.
Periode Refresentasi (umur 18 24 bulan)
Periode

ini

adalah

periode

terakhir

pada

tahap

intelegensi

sensorimotor.Seorang anak sudah mulai dapat menemukan cara-cara baru yang


tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal, tetap juga dengan koordinasi
internal dalam gambarannya. Pada periode ini, anak berpindah dari periode
intelegensi sensori motor ke intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak
mulai dapat menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan
suatu persoalan dengan gambaran tersebut.Konsep benda pada tahap ini sudah
maju, refresentasi ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objekobjek yang tersembunyi. Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan
gerakan suatu benda sehingga dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu
tidak kelihatan lagi.
Contoh: Bermain pasir, Petak umpet
Karakteristik anak yang berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Berfikir melalui perbuatan (gerak)
2. Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia
dapat berjalan dan bicara.
3. Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
4. Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
Coba bayangkan, sejak umur 0-2 tahun saja anak sudah sepintar
itu.Apalagijika Ia diberikan stimulasi yang sangat baik dari orang tuanya (dan
juga orang-orang disekitarnya) hingga ia berusia lebih besar lagi.

4. IDE-IDE DASAR TEORI JEAN PIAGET


Melalui serangkaian wawancara dan pengamatan yang seksama terhadap
anaknya dalam situasi pemecahan masalah, Piaget menemukan beberapa konsep
dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, diantaranya:
Anak adalah pembelajaran yang aktif. Piaget meyakini bahwa anak tidak
hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar
secara pasif. Sebaliknya mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu
tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk
membantu pemahaman dan kesadaranyya tentang realitas dunia yang mereka
hadapi itu. Ia secara terus menerus mengadakan eksperimen dengan objekobjek yang mereka temui, memanipulasi sesuatu dan memanipulasi efek-efek
dari tindakan-tindakannya.
Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak menggunakan
apayang disebut oleh Piaget dengan schema (skema), yaitu konsep atau
kerangka

yang

ada

dalam

pikiran

anak

yang

digunakan

untuk

mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.


Anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya. Anakanak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari faktafakta yang terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual
membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
Misalnya dengan mengamati bahwa makan, mainan atau objek-objek yang
lain selalu jatuh ketika mereka lepaskan, anak-anak mulai membangun
pemahaman awal tentang gravitasi. Demikian juga, ketika mereka berintegrasi
dengan binatang-binatang kesayangannya, mengunjungi kebun binatang,
melihat gambar-gambar binatang di buku-buku dan sebagainya, mereka mulai

mengembangkan suatu pemahaman yang kompleks tentang binatang.


Anak-anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Dalan menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada

10

duaproses yang bertanggungjawab yaitu assimilation dan accomodation.


Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam
suatu skema. Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi

baru, yakni anak menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.


Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk
pemikiran yang lebih komplek. Menurut Piaget, melalui kedua proses
penyesuaian, asimilasi dan akomodasi sistemkognis seseorang berkembang
dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai
keadaan equilibrium, yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan
pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan
seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses
penyesuaian di atas. Namun keadaan seimbang ini tidak dapat bertahan hingga
batas waktu yang tidak ditentukan. Sebagai anak yang sedang tumbuh,
kadang-kadang mereka berhadapan dengan situasi yang tidak dapat
menjelaskan secara memuaskan tentang dunia dalam terminologi yang
dipahaminya saat ini. Kondisi demikian menimbulkan konflik kognitif atau
disequilibrium, yakni semacam ketidaknyamanan mental yang mendorongnya
untuk mencoba membuat pemahaman tentangapa yang mereka saksikan.
Dengan

melakukan

penggantian,

mengorganisasi

kembali

atau

mengintegrasikan secra baik skema-skema mereka (dalam kata lain, melalui


akomodasi), anak-anak akhirnya mampu memecahkan konflik, mampu
memahami kejadian-kejadian yang sebelumnya membingungkan, serta
kembali mendapatkan keseimbangan pemikiran. Pergerakan dari equilibrium
atau proses yang meningkatkan perkembangan pemikiran dan pengetahuan
anak dari suatu tahap ke tahap yang lebih komples inilah yang disebut Piaget
dengan istilah equilibration (ekuilibrasi).

11

BAB III
KESIMPULAN
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami
teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu; Intelegensi,
Organisasi, skema,Asimilasi, Akomodasi, Ekuilibrasi.
Menurut Piaget, tahap perkembangan intelektual anak secara kronologis
terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap bagi setiap orang, akan tetapi usia
kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat tahap
dimaksud adalah sebagai berikut:
1)

Sensori-Motorik (O-2 Tahun)

12

2)

Pra-Operasional (2-7 Tahun)

3)

Operasional Konkret (7-11 Tahun)

4)

Operasional Formal (11-15 Tahun).

DAFTAR PUSTAKA
1.

Arif Armai, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta Ciputat Pers.
2002

2.

Hergenhahn BR dan Matthew Olson, Theories of Learning 7th Ed. Jakarta:


Kencana. 2008

3.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, remaja


Rosdakarya, Bandung . 2013

4.

Papalia, Diane et.al, Human development (Psikologi perkembangan).


Jakarta: Kencana. 2008

13

5.

Desmita, Psikologi perkembangan peserta didik, Remaja Rosdakarya,


Bandung. 2009

6.

Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd., Psikologi perkembangan anak dan


remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung. 2011

7.

http://bkpemula.wordpress.com/2012/11/14/

8.

http://pai-umy.blogspot.com/2011/05/pakar-psikologi-swiss-terkenalyaitu.html

9.

https://mcdens13.wordpress.com/tag/tokoh-pendidikan/Selasa, 06 Oktober
2015 07.25

14

Anda mungkin juga menyukai