Secara sederhana, standar adalah ukuran mutu. Oleh karena itu, dalam pekerjaan audit, para
auditor ingin menegaskan adanya standar tersebut. Dengan standar ini pihak yang diaudit
(auditee), pihak yang memakai laporan audit, dan pihak pihak lain dapat mengukur kerja si
auditor.
K.H Spencer Picket dan Jennifer Picket merumuskan beberapa standar untuk melakukan
investigasi terhadap fraud. Konteks yang mereka rajuk adalah investigasi atas fraud yang
dilakukan oleh pegawai di perusahaan.
Standar tersebut adalah :
1. Seluruh investigasi harus dilandasi praktik yang diakui (accepted best practices)
2. Kumpulkan bukti bukti dengan prinsip kehati hatian (due care) sehingga bukti bukti
tadi dapat diterima di pengadilan
3. Pastikan seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks dan jejak
audit tersedia
4. Pastikan bahwa para investigatormengerti hak hak asasi pegawai dan senantiasa
menghormatinya
5. Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan kecurangan, dan
pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum dan
administratif maupun hukum pidana
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target yang sangat kritis ditinjau
dari segi waktu
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan
pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontakdengan pihak ketiga ,
pengamanan mengenai hal hal yang bersifat rahasia, ikut tata cara atau protokol,
dokumentasi dan penyelenggara catatan, melibatkan / dan atau melapor ke polisi,
kewajiban hukum, dan persyaratan mengenai pelaporan.
Standar standar ini akan dijelaskan di bawah dengan konteks Indonesia :
Standar 1
Seluruh investigasi harus dilandasi praktik praktik terbaik yang diakui (accepted best practice).
Dalam istilah ini tersirat dua hal. Pertama, adanya upaya membandingkan antara praktik
praktik yang ada dengan merujuk kepada yang terbaik pada saat itu. Upaya ini disebut
benchmarking. Kedua, upaya benchmarking dilakukan terus menerus untuk mencari solusi
terbaik.
Standar 2
Kumpulkan bukti bukti dengan prinsip kehati hatian (due care) sehingga bukti bukti tadi
dapat diterima di pengadilan.
Standar 3
Pastikn bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks dan jejak
audit tersedia. Dokumentasi ini diperlukan sebagai referensi apabila ada penyelidikan di
kemudian hari untuk memastikan bahwa investigasi sudah dilakukan dengan benar
Standar 4
Pastikan bahwa para investor mengerti hak hak asasi pegawai dan senantiasa menghormati.
Kalau investigasi dilakukan dengan cara yang melanggar hak asasi pegawai yang bersangkutan
dapat menuntut perusahaan dan investigatornya.
Standar 5
Beban pembuktian ada pada perusahaan yang menduga pegawainya melakukan kecurangan, dan
pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum administrasi
maupun kasus pidana.
Standar 6
Cakup seluruh substansi investigasi dan kuasai seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi
waktu. Dalam melakukan investigasi, kita menghadapi keterbatasan waktu. Dalam menghormati
asas praduga tidak bersalah, hak dan kebebasan seseorang harus dihormati.
Standar 7
Liput seluruh kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan, pengumpulan bukti dan
barang bukti., wawancara, kontak dengan pihak ketiga, pengamanan mengenai hal hal yang
bersifat rahasia, ikuti tata cara atau protocol, dokumentasi dan penyelenggaraan catatan,
keterlibatan polisi, kewajiban hokum, dan persyaratan mengenai pelaporan.