PENGERTIAN
Pangertian
Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada
paru. Yang biasanya disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis
(Amin,
M.,1999).
Faktor Resiko
Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia
Tenggara.
Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan
status kesehatan.
Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.
Tuberkolosis yang terjadi pada paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberkulosis, terjadi dalam 6 bulan pertama setelah terjadi infeksi sebagai akibat
penyebaran limfogen dan atau hematogen, biasanya multipel.
PATOGENESIS
Inhalasi Droplet Nuclei
Berisi M. Tuberculosis
Droplet Nuclei 5
Menembus Lapisan
Mukosa Silier Atas
Tanpa infeksi
Inflamasi
Fibrosis
sifat
Elastik & tebal.
Kalsifikasi
- Batuk
- Spuntum purulen
- Hemoptisis
- BB menurun
Alaveolus tidak
kembali saat
ekspirasi
Exudasi
Nekrosis/perkejuan
Kavitasi
Baik.
Sesak
3-10 Minggu
95%
Sel T Spesifik
Makrofag Aktif
Membunuh/Menghambat
Basil TB
5%
TB Aktif/Penyakit
(Limfadenitis TB)
Reaktifitas
TB In Aktif Mungkin
Masih Ada Basil TB
Imunitas Menurun
Atau Gagal
5%
Kuman
Infeksi primer
Sembuh total
Komplikasi
- Menyebar ke seluruh
tubuh scr.
Bronkhogen,
limphogen,
hematogen
Infeksi post primer
Kuman dormant
Muncul bertahun kemudian
Diresorpsi kembali/sembuh
Sarang meluas
sembuh dgn.
Jar. Fibrotik
.
Kavitas meluas
Membentuk sarang
Patofisiological pathway
TBC
Pembentukan
Transudat & Eksudat
Gangguan Perfusi
Reaksi Kuman
Iritasi Korteks
Kerusakan
Kerusakan
Jaringan Cerebral
Patogen
Saraf IX
Fokal Seizure
Suhu Tubuh
Resiko Trauma
Sulit
Nyeri
Sulit
Mengunyah
Makan
Deficit Cairan
Gangguan
Pemenuhan
Nutrisi
Kesadaran
Hipovolemik
Penumpukan Sekret
Gangguan Bersihan Jalan Nafas
Identitas klien: selain nama klien, juga orangtua; asal kota dan daerah, jumlah
keluarga.
2.
3.
4.
Riwayat imunisasi/vaksinasi.
Riwayat pengobatan.
Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan.
5.
Riwayat keluarga.
Aspek psikososial.
Merasa dikucilkan.
Lingkungan:
6.
2)
3)
Pola eliminasi
Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan
hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali.
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Pola seksualitas/reproduktif
Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah.
10)
PEMERIKSAAN FISIK
Demam: sub fibril, fibril (40 41oC) hilang timbul.
1.
2.
3.
4.
Uji tuberkulin
Infeksi TB imunitas seluler hipersensitifitas tipe lambat uji tuberkulin +.
2.
Foto rontgent
Rutin: foto pada R paru.
Atas indikasi: tulang, sendi, abdomen.
Rontgent paru tidak selalu khas.
3.
Gambaran klinis:
Tanpa gejala.
Demam lama.
BB turun/tidak naik.
Malnutrisi.
Malaise.
Batuk lama.
Diare berlanjut/berulang.
Gejala spesifik, sesuai organ yang terkena.
Pemeriksaan mikrobiologis
- Bakteriologis
Memastikan TB.
Hasil normal: tidak menyingkirkan diagnosa TB.
Hasil +: 10 62% dengan cara lama.
Cara : cara lama radio metrik (Bactec); PCK.
5.
6.
7.
Sumber infeksi
Adanya kontak dengan penderita TB menambah kriteria diagnosa.
8.
Lain-lain
-
Bronkoskopi.
Bronkografi.
Serologi.
dll.
Menurut Soetjiningsih:
Masa pra sekolah usia 1-6 tahun.
Periode terintegrasi.
Fase tenang.
Tahap perkembangan manusia ditinjau dari aspek psikososial menurut Erik Erickson:
Dibagi 8 tahap perkembangan mulai dari lahir sampai usia tua:
-
4 6 tahun:
Kepercayaan yang diperoleh anak tidak diartikan bahwa ia diperbolehkan memiliki
inisiatif dalam belajar mencari pengalaman-pengalaman baru secara aktif seperti
bagaimana dan mengapa tentang sesuatu sehingga anak dapat memperluas aktifitasnya,
jika anak dilarang dan diomeli/dicela untuk usaha itu yang mencari pengalaman baru,
anak akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu
percobaan yang menantang, keterampilan motorik dan bahasanya.
DIAGNOSA PERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya faktor resiko :
Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis
Kerusakan membran alveolar kapiler
Sekret yang kental
Edema bronchial
2. Resiko infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan :
Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang menetap
Kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar
Malnutrisi
Terkontaminasi oleh lingkungan
Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman
3. Kurangnya
pengetahuan
keluarga
tentang
kondisi,
pengobatan,
berhubungan dengan :
Tidak ada yang menerangkan
Interpretasi yang salah, tidak akurat
Informasi yang didapat tidak lengkap
Terbatasnya pengetahuan / kognitif
4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan :
Kelelahan
Batuk yang sering, adanya produksi sputum
pencegahan,
Dyspnoe
Anoreksia
Penurunan kemampuan finansial (keluarga).
Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi yang
diberikan untuk mencegah komplikasi.
2. Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota
keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.
Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan
terapi pencegahan.
3. Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk
Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.
4. Gunakan masker setap melakukan tindakan
Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
5. Monitor temperatur
Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.
6. Ditekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani
Periode menular dapat terjadi hanya 2 3 hari setelah permulaan kemoterapi
tetapi dalam keadaan sudah terjadi kavitas atau penyakit sudah berlanjut sampai
tiga bulan.
Kolaborasi
7. Pemberian terapi untuk anak
a. INH, Etambutol, Rifampisin
INH adalah obat pilihan bagi penyakit TB primer dikombinasikan dengan obatobat lainnya. Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9 bulan dan
etambutol untuk 2 bulan pertama.
b. Pyrazinamid ( PZA ) / aldinamide, Paraamino Salicyl ( PAS ), Sycloserine,
Streptomysin
Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten.
c. Monitor sputum BTA
Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan sampai batas
waktu yang ditentukan.
Dx. III.
Independen
1
Menekankan pentingnya asupan diet TKTP dan intake cairan yang adekuat.
Mencukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake cairan yang
memadai membantu mengencerkan dahak.
Berikan informasi yang spesifik dalam bentuk tulisan untuk klien dan keluarga
misalnya : jadwal minum obat.
Informasi tertulis dapat mengingatkan klien tentang informasi yang telah
diberikan. Pengulangan informasi dapat membantu mengingatkan klien.
Menjelaskan dosis obat, frekwensi, tindakan yang diharapkan dan perlunya therapi
dalam jangka waktu lama. Mengulangi penyuluhan mengenai potensial interaksi antara
obat yang diminum dengan obat / subtansi lain.
Meningkatkan partisipasi klien dan keluarga untuk mematuhi aturan therapi dan
mencegah terjadinya putus obat.
Jelaskan tentang efek samping dari pengobatan yang mungkin timbul, misalnya : mulut
kering, konstipasi, gangguan penglihatan, sakit kepala, peningkatan tekanan darah.
Dapat mencegah keraguan terhadap pengobatan dan meningkatkan kemampuan
klien untuk menjalani terapi.
Memberikan
dorongan
pada
klien
dan
keluarga
untuk
mengungkapkan
kecemasannya.
Penyangkalan
terhadap
perasaannya
akan
Review tentang cara penularan TB ( misalnya : umumnya melalui inhalasi udara yang
mengandung kuman, tapi mungkin juga menular melalui urine jika infeksinya
mengenai sistem urinaria ) dan resiko kambuh kembali.
Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan / kambuh kembali.
Komplikasi yang berhubungan dengan tidak adekuatnya penyembuhan TB meliputi
: formasi abses, empisema, pneumothorak, fibrosis, efusi pleura, empyema,
bronkhiektasis, hemoptisis, ulcerasi GI, fistula bronkopleural, TB laring, dan
penularan kuman.
Dx. IV.
Independen
Kaji dan komunikasikan status nutrisi klien dan keluarga seperti yang dianjurkan :
1. Catat turgor kulit
2. Timbang berat badan
3. Integritas mukosa mulut, kemampuan dan ketidakmampuan menelan, adanya bising
usus, riwayat nausea, vomiting atau diare.
Digunakan untuk mendefinisikan tingkat masalah dan intervensi
4
Catat adanya anoreksia, nausea, vomiting, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi. Monitor volume, frekwensi, konsistensi BAB.
Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk
meningkatkan intake nutrisi.
Anjurkan bedrest
Membantu menghemat energi khususnya terjadinya metabolik saat demam.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. EGC. Jakarta.
Doengoes, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
IDAI dan PP IDAI UKK Pulmonologi.
2000.