Anda di halaman 1dari 1

B.

PATOFISIOLOGI

Bukti yang ada menunjukan bahwa pemfigus merupakan penyakit autoiun yang melibatkan
IgG, suatu immunoglobin. Diperkirakan bahwa antibodi pemfigus ditujukan langsung kepada
antigen permukaan sel yang spesifik dalam sel-sel epidermis. Bula terbentuk akibat reaksi
antigen-antibodi. Kadar antibodi dalam serum merupakan petunjuk untuk memprediksikan
intenstas penyakit. Faktor-faktor genetik dapat memainkan peranan dalam perkembangan
penyakit. Kelainan ini biasanya terjadi pada laki-lak dan wanita usia pertengahan, serta akhir
usia dewasa.
Komplikasi yang paling sering pada pemfigus vulgaris terjadi ketika proses penyakit tersebut
menyebar luas. Sebelum ditemukan kortikosteroid dan terapi immunosupresif, pasien sangat
rentan terhadap infeksi bakteri sekunde. Bakteri kulit relatif mudah mencapai bula karena
bula mengalami perembesan cairan, pecah, dan meninggalkan daerah-daerah terkelupas yang
terbuka terhadap lingkungan.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit terjadi akibat kehilangan cairan, serta protein
ketika bula mengalami ruptur. Hipoalbuminema lazim dijumpai kalau proses penyakitnya
mencakup daerah permukaan kulit tubuh dan membran mukosa luas. Adanya kerusakan
jaringan kulit pada pemfigus vulgaris memberikan manifestasi pada berbagai masalah
keperawatan. (Arif Mutakin, 2011, hal:105).

Anda mungkin juga menyukai