Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Fikrisanti 6769 2 Babii PDF
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Dialisi adalah suatu proses difusi zat terlarut dan air secara pasif melalui suatu
membran berpori dari satu kompartemen cair lainnya. Hemodialisi adalah suatu mesin
ginjal buatan (atau alat hemodialisis) terutama terdiri dari membran semipermeabel
dengan darah di satu sisi dan cairan dialisis di sisi lain. (Price, 2005)
Hemodoalisis adalah suatu dialisis eksternal terdiri dari sebuah coil yang
berfungsi sebagai membran semipermeable (tembus air). Darah pasien mengalir
keluar dari tubuh dan melalui coil dan kemudian kembali ke dalam tubuh. Selain coil,
terdapat juga solusi hipertonic yang disebut dialysate yang menarik produk-produk
buangan yang berasal dari darah melintasi membran semipermeable. (Reeves, 2001)
Hemodialisa adalah suatu tindakan yang digunakan pada gagal ginjal untuk
menghilangkan sisa toksik, kelebihan air, cairan, dan untuk memperbaiki
keseimbangan elektrolit, dengan prinsip filtrasi, osmosis, dan difusi, dengan
menggunakan sistem dialisa eksternal; terdapat beberapa tipe akses vaskular yang
dapat digunakan: pirau-sementara; sambungan eksternal diantara arteri dan vena;
fistula-permanen, sambungan internal atau tandur diantara arteri dan vena dilengan
atau paha; jalur subklavia atau femoral-sementara, kateter eksternal pada vena besar
(Turker, 1999) .
Jadi dapat disimpulkan bahwa hemodialisa adalah suatu proses penyaringan
kotoran dan racun dalam darah dengan menggunakan suatu alat dialisis atau ginjal
buatan dengan prinsip disfusi, osmosis dan filtrasi.
1. Indikasi
Price dan Wilson (1995) menerangkan bahwa tidak ada petunjuk yang jelas
berdasarkan kadar kreatinin darah untuk menentukan kapan pengobatan harus
dimulai. Kebanyakan ahli ginjal mengambil keputusan berdasarkan kesehatan
penderita yang terus diikuti dengan cermat sebagai penderita rawat jalan.
Pengobatan biasanya dimulai apabila penderita sudah tidak sanggup lagi bekerja
purna waktu, menderita neuropati perifer atau memperlihatkan gejala klinis
lainnya. Pengobatan biasanya juga dapat dimulai jika kadar kreatinin serum diatas
6 mg/100 ml pada pria , 4 mg/100 ml pada wanita dan glomeluro filtration rate
(GFR) kurang dari 4 ml/menit. Penderita tidak boleh dibiarkan terus menerus
berbaring ditempat tidur atau sakit berat sampai kegiatan sehari-hari tidak
dilakukan lagi.
2. Kontra Indikasi
Menurut Thiser dan Wilcox (1997) kontra indikasi dari hemodialisa adalah
hipotensi yang tidak responsif terhadap presor, penyakit stadium terminal, dan
sindrom otak organik. Sedangkan menurut PERNEFRI (2003) kontra indikasi
dari hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan akses vaskuler pada
hemodialisa, akses vaskuler sulit, instabilitas hemodinamik dan koagulasi. Kontra
indikasi hemodialisa yang lain diantaranya adalah penyakit alzheimer, demensia
multi infark, sindrom hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan
keganasan lanjut (PERNEFRI, 2003).
Anatomi ginjal menurut Price dan Wilson (2005) dan Smletzer dan Bare
(2001), ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak pada
kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh hati. Katub atasnya terletak setinggi iga
kedua belas. Sedangkan katub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.
Ginjal dipertahankan oleh bantalan lemak yang tebal agar terlindung dari trauma
langsung, disebelah posterior dilindungi oleh iga dan otot-otot yang meliputi iga,
sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. Ginjal kiri yang
berukuran normal biasanya tidak teraba pada waktu pemeriksaan fisik karena dua
pertiga atas permukaan anterior ginjal tertutup oleh limfa, namun katub bawah
ginjal kanan yang berukuran normal dapat diraba secara bimanual.
Ginjal terbungkus oleh jaringan ikat tipis yang dikenal sebagai kapsula
renis. Disebelah anterior ginjal dipisahkan dari kavum abdomen dan isinya oleh
lapisan peritoneum. Disebelah posterior organ tersebut dilindungi oleh dinding
toraks bawah. Darah dialirkan kedalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan
keluar dari dalam ginjal melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta
abdominalis dan vena renalis membawa darah kembali kedalam vena kava
inferior.
Pada orang dewasa panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7-5,1
inci) lebarnya 6 cm (2,4 inci) tebalnya 2,5 cm (1 inci) dan beratnya sekitar 150
gram. Permukaan anterior dan posterior katub atas dan bawah serta tepi lateral
ginjal berbentuk cembung sedangkan tepi lateral ginjal berbentk cekung karena
adanya hilus. Gambar anatomi ginjal dapat dilihat dalam gambar. 2
tersebut
10
yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowmen yang mengintari rumbai
kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus
kontortus distal yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul. Kapsula
bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal. Terdapat ruang
yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowman dan ruang
yang mengandung urine ini dikenal dengan nama ruang bowmen atau ruang
kapsular. Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel epitel. Sel epitel parielalis
berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar dari kapsula, sel epitel
veseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga
melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseral membentuk tonjolantonjolan atau kaki-kaki yang dikenal sebagai pedosit, yang bersinggungan
dengan membrana basalis pada jarak-jarak tertentu sehingga terdapat daerahdaerah yang bebas dari kontak antar sel epitel. Daerah-daerah yang terdapat
diantara pedosit biasanya disebut celah pori-pori.
11
12
http://nemalz88veterinerblog.blogspot.com/2009/html
Darah yang mengalir melalui sistem portal akan dialirkan ke dalam
jalinan vena menuju vena intelobaris dan vena renalis selanjutnya mencapai vena
kava inferior. Ginjal dilalui oleh darah sekitar 1.200 ml permenit atau 20%-25%
curah jantung (1.500 ml/menit).
1. Fisiologi ginjal
a. Fungsi ginjal
Menurut Price dan Wilson (2005), ginjal mempunyai berbagai macam fungsi yaitu
ekskresi dan fungsi non-ekskresi. Fungsi ekskresi diantaranya adalah :
1)
2)
3)
4)
2)
3)
13
4)
Degradasi insulin.
5)
Menghasilkan prostaglandin.
Fungsi utama ginjal diringkas dalam boks pada hal. 134, yang menekankan
14
C. Etiologi
Hemodialisa dilakukan kerena pasien menderita gagal ginjal akut dan
kronik akibat dari : azotemia, simtomatis berupa enselfalopati, perikarditis, uremia,
hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak responsive dengan diuretic, asidosis
yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
Penyebab Lazim gagal ginjal akut sbb (Price, 2005) :
1. Azotemia prarenal (penurunan perfusi ginjal)
a) Deplesi volume cairan ekstrasel (ECF) absolut
1) Perdarahan : operasi besar, trauma, pascapartum
2) Diuresis cairan dari gastrointestinal yang berat: muntah diare
3) Kehilanagn cairan dari gastrointestinal yang berat : muntah,
diare
4) Kehilanagn cairan dari ruang ketiga : lukabakar, peritonitis,
pankreatitis
b) Penurunan volume sirkulasi arteri yang efektif
1) Penurunan curah jantung : infark miokardium, disritmia, gagal
jantung kongestif, tamponade jamtung, emboli paru
2) Vasodilatasi perifer : sepsis, anafilaksis, obat : anestesi,
antihipertensi, nitrat
15
16
D. Patofisiologi
1. Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan
hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan
glomeruluar. Ini dimanfestasikan dengan anuria, oliguria atau volume urin
normal. Anuria (kurang dari 50 ml urin per hari) dan normal haluran urin
tidak seperti oliguria. Oliguria (urin kurang dari 400 ml per hari) adalah
situasi klinis yang umum dijumpai pada gagal ginjal akut.
Disamping volume urin yang diekskresikan, pasien gagal ginjal akut
mengalami peningkatan kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin
serum dan retensi produk sampah metabolik lain yang normalnya
diekskresikan oleh ginjal.
Tiga kategori Utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :
17
sebelum
fungsi
ginjal
berikut
18
19
Iskemia
Perfusi glomerulus
Tahanan
Kerusakan glomerulus
Vaskuler
Ginjal
Filtrasi glomerulus
Dorongan
Starting
Peritubular
Kelemahan otot
Ekskresi Na
Intoleransi
Fungsi
ginjal
Mual,muntah,
Oedema
PH darah
Aktivitas
anoreksia
Resiko infeksi
Asidosis
Metabolic
Ekspirasi CO2
20
(Barbara C, 1996)
21
E. Manifestasi Klinik
Menurut Speicher & Smith dan grace & borley, 2002 gambaran klinis gagal
ginjal akut ditandai dengan tanda-tanda dan gejala-gejala sbb :
1. Fase oliguri
Gagal ginjalakut biasanya disertai penurunan mendadak fungsi ginjal dan
peningkatan kadar nitrogen urea serum (SUN) dan kreatinin (azotemia).
Tergantung waktu pasien pertama kali di jumpai dan jenis terapi yang
diberikan, dapat ditemukan berbagai derajat penyulit berupa gangguan asam
basa, elektrolit dan cairan asidosis metabolik, kadar kalium, fosfat dan sulfat
meningkat serta kadar kalsium serum menurun. Pada fase ini biasanya
berlangsung beberapa jam, hari bahkan minggu. Yang khas pada fase ini
adalah :
a. Oliguria
b. Uremia : dispnea, bingung, pusing, koma
c. Mual, muntah, tersedak, diare
d. Anemia : koagulopati, perdarahan saluran cerna
22
Sedangkan pada Gagal ginjal kronik manifestasi klasik uremia (secara harfiah)
artinya urin dalam darah kini jarang ditemukan. Gagal ginjal kronis, sesuai dengan
definisinya, berkembang lambat dan biasanya datang dengan letargi, malaise umum,
anoreksia dan mual. Pruritus menyeluruh sering ditemukan. Impotensi, menstruasi
tidak teratur dan hilangnya fertilitas adalah keluhan yang umum pada pasien dengan
usia lebih muda. Pada uremia berat terdapat bau amis yang khas, cegukan, muntah,
pruritus berat disertai eksoriasi kulit, pigmentasi kulit, neuropati perifer dan gangguan
sistem saraf pusat yang menyebabkan letargi, stupor dan koma disertai kejang.
Perikarditis bisa berhubungan dengan efusi dan temponade. (Rubenstein, 2002)
F. Penatalaksanaan
1. Prinsip Fisologi Dialisis
23
24
(diambil dari
http://www.advancedrenaleducation.com/Portals/0/JPEG/Osmosis.jpg pada 11
Februari 2012, 23.10 WIB)
2. Prosedur
Hemodialisa mencakup shunting / pengalihan arus darah dari tubuh pasien ke
dialisator dimana terjadi difusi dan ultrafiltrasi dan kemudian kembali ke sirkulasi
pasien. Untuk pelaksanaan hemodialisa terjadi yang masuk ke darah pasien, suatu
mekanisme yang mentraspor darah ke dan dari dialisator, dan dialisator (daerah
dimana terjadi pertukaran larutan elektrolit dan produk-produk sisa berlangsung).
Sekarang terdapat lima cara utama agar terjadi yang masuk ke aliran darah pasien.
Ini terdiri dari yang berikut :
25
a. Fistula aerteriovena
b. External arteriovenous/arus arteriorvena eksternal
c. Kateterisasi vena femoral
d. Kateterisasi vena subklavia
Indikasi indikasi dan berbagi implikasi cara memasukan ke vaskuler untuk hemodialisa
Tipe
Kateterisasi
vena lemoral
Eksternal
shunt
Indikasi
1.
2.
1.
2.
Kateterisasi
vena
subclavia
Fistual
dan
graft
arteriovena
1.
2.
1.
Keuntungan
Segera masuk
Agara
terlihat
segera
masuk
dalam
waktu
singkat
1.
2.
1.
2.
Langsung masuk
Waktu
pendek
atau panjang
1.
Mudah masuk
Dapat
segera
dipakai
1.
2.
3.
Mudah masuk
Dapat
segera
dipakai
1.
2.
3.
2.
1.
2.
Aktifitas klien
tidak terbatas
Hanya
diperlukan satu
kateter
1.
Semua tempat
masuk sangat
kurang
untuk
infeksi
Setelah
ada
memudahkan
untuk masuk
1.
2.
3.
2.
3.
Implikas-implikasi
Keperawatan
Mengkaji klien yang sering mengenai
perdarahan pada tempat masuk
Harus sering dibilas dengan larutan
heparin agar tetap paten
Teknik steril sangat penting bila
mengenai kateter.
Mengkajik lien yang sering mengenai
perdarahan pada tempat masuk
Mengkaji kepatenan masuk yang
sering dan memperhatikan aliran darah
lewat shunt
Shunt merupakan tempat potensial
menjadi infeksi
26
elektrolit, asam basa dan masalaah produk sisa yang ada. Dialise untuk masalah yang
akut harus dilaksanakan tiap hari atau lebih sering berdasarkan kondisi pasien yang
masih menjamin. Hemodialisa bagi orang dengan gaggal ginjal kronik biasanya
dikerjakan dua atau tiga kali seminggu. (Long, 1996)
27
adalah dampak dari perubahan cairan, asam dan basa, dan keseimbangan produk sisa
selama dialisis. Gejala-gejala tersebut tidak boleh parah dan harus menjadi kurang
setelah istirahat dan tidur, analgetik ringan atau anti piretik. Hipertensi postural bisa
juuga terjadi dialisis, sifatnya transit dan disebabkan oleh kekurangan volume
sekunder dampak dari pergeseran.hipotensi menyebabkan pusing dan kelenger.
Dapat disembuhkan dengan istirahat beberapa jam. Pasien harus diyakinkan bahwa
semua gejala tersebut adalah akan mereda, seringnya dipantau pada waktu sedang
dilakukan prosedur dapat mengendalikan tingkat perubahan yang terjadi demikian
juga gejala-gejala tersebut. (Long, 1996)
28
Makan sedang dialise merupakan pilihan inddividu saja. Sementara orang bisa
menjadis sangat lapar, sedangkan yang lain jadi mual karena bau darah. Para pasien
menghendaki makan pada waktu dialise yang pada umumnya tidak diizinkan. Dalam
praktek yang baik mengizinkan atau memperbolehkan makan pada waktu dialise
adalah merupakan fisiologi masing-masing unit. Karena seringnya mual dan muntah
dan disequilibilibrium yang sering dialami pasien lebih baik untuk tidak
memperbolehkan makan pada waktu dialise agar dapat mencegah aspirasi yang
potensial (Long, 1996).
G. Komplikasi
Komplikasi dari hemodialisa menurut (jevon, 2004) adalah sebagai berikut :
1. Hemodialisis, akibat kerusakan sel darah merah ketika melewati pompa, dapat
menyebabkan hiperkalemia dan henti jantung. Amati adanya nyeri dada dan
dispnea. Darah didalam sirkuit vena mungkin memiliki tampilan port wine
(Adam & Obsborne 1999)
2. Embolisme udara : amati adanya nyeri dada dan dispnea
3. Reaksi terhadap membran : jika menggunakan cuprophane (membran dializer)
berbahand asar selulosa, dapat menyebabkan sindrom respon inflamasi sistemik
(Hakim 1993) yang dapat menyebabkan lambatnya pemulihan ginjal dan
peningkatan mortalitas (Hakim et al. 1994)
4. Diskuilibrium : komplikasi ini disebabkan oleh pengeluaran ureum dan toksin
uremik secara tiba-tiba dan pasien dapat mengalami nyeri kepala, muntah, gelisah,
konvulsi dan koma (Adam 7 Osborne 1999)
5. Infeksi : perhatian yang ketat harus diberikan untuk mempertahankan kondisi
aseptik setiap saat
29
H. Pengkajian Fokus
Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita gagal
ginjal kronik menurut Doeges (2000), long (1996), jevon (2004) dan tucker (2000)
ada berbagai macam, meliputi :
a.
Demografi
Lingkungan yang tercemar oleh timah, cadmium, merkuri, kromium dan sumber
air tinggi kalsium beresiko untuk gagal ginjal kronik, kebanyakan menyerang
umur 20-50 tahun, jenis kelamin lebih banyak perempuan, kebanyakan ras kulit
hitam.
b.
c.
d.
Pemeliharaan kesehatan
Penggunaan obat laksatif, diamox, vitamin D, antacid, aspirin dosis tinggi,
personal hygiene kurang, konsumsi toxik, konsumsi makanan tinggi
kalsium, purin, oksalat, fosfat, protein, kebiasaan minum suplemen,
30
control tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada penderita tekanan
darah tinggi dan diabetes mellitus.
2)
3)
Pola eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut), abdomen
kembung, diare konstipasi, perubahan warna urin.
4)
5)
6)
31
7)
menentukan
kondisi,
contoh
tak
mampu
bekerja,
e.
Pengkajian fisik
1)
2)
3)
4)
5)
Kepala
a) Mata: konjungtiva anemis, mata merah, berair, penglihatan kabur,
edema periorbital.
b) Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
c) Hidung : pernapasan cuping hidung
d) Mulut : ulserasi dan perdarahan, nafas berbau ammonia, mual,muntah
serta cegukan, peradangan gusi.
6)
32
7)
8)
9)
10)
Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta
tipis, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop,
kekuatan otot.
11)
f.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik menurut Doenges (1999)
adalah :
1) Urine
a) Volume, biasnya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak
ada.
b) Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, pertikel koloid, fosfat atau urat.
c) Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan
kerusakan ginjal berat)
d) Klirens kreatinin, mungkin menurun
e) Natrium, lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu
mereabsobsi natrium.
33
f)
2) Darah
a) Hitung darah lengkap, Hb menurun pada adaya anemia, Hb biasanya
kurang dari 7-8 gr
b) Sel darah merah, menurun pada defesien eritropoetin seperti azotemia.
c) GDA, pH menurun, asidosis metabolik (kurang dari 7,2) terjadi karena
kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan amonia
atau hasil akhir katabolisme prtein, bikarbonat menurun, PaCO2
menurun.
d) Kalium, peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai perpindahan
seluler (asidosis) atau pengeluaran jaringan)
e) Magnesium fosfat meningkat
f)
Kalsium menurun
34
ginjal:
mungkin
dilakukan
secara
endoskopik,
untuk
g) Elektrokardiografi/EKG:
mingkin
abnormal
menunjukkan
j)
I. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut (Doenges, 2000) adalah sbb:
1. Risiko tinggi terhadap kehilangan akses vaskular berhubungan dengan pembekuan
perdarahan karena terlepasnya sambungan
2. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan ultrafiltrasi
35
Dx
Hasil
Tidak
ada
Intervensi
Mandiri :
1.
Rasional
Mandiri :
1. Rasional :
pembekuan
perdarahan
Jalan
masuk
Auskultasi untuk desiran
vaskular
paten
Desiran
adalah
bunyi
yang
dapat
dipertahankan
36
Pemisah
dalam
pembekuan.
kemudian
selang
Darah
merah
cairan
menunjukan
indikatif
kuning
pembekuan
gelap
jernih
bekuan
lengkap
Palpasi kulit sekitar pirau untuk
Penurunan
aliaran
mengakibatkan
kehangatan
darah
akan
kedinginan
pada
pirau
2.
3.
penghilanagn
jalan
masuk,
namun
pembekuan
petugas berpengalaman
Evaluasi
keluhan
kesemutan,
nyeri,
3.
perhatikan
harus
penghilanagn
dilakukan
oleh
mengindikasikan ketidakadekuatan
suplai darah
4.
Menurunkan
risiko
pembekuan/pemutusan
mempertahankan
yang
ada
pirau.
Perdarahan:
Pasang
5.
Bila
kanula
terpisah,
klem
ditempatnya
langsung
perdarahan.
diatasnya
pada
Pasang
atau
lakukan
sisi
torniket
kembangkan
37
Infeksi :
Kaji
6. Rasional infeksi :
kulit
sekitar
vaskular,
akses
perhatikan
kemerahan,
pembengkakan,
tekan
introduksi
organisme
penyebab infeksi
pirau
mengganti
Tanda
infeksi/sepsis
yang
Kolaborasi :
7.
Kolaborasi :
sesuai indikasi
8.
8. Rasional :
contoh :
Pengobatan
cepat
infeksi
dapat
Tuj : Mempertahankan
Mandiri :
Mandiri :
keseimbangan volume
1.
cairan
KH :
dan TD stabil
Turgor
orang
Berat
kulit
menunjukan
haluran
urine
baik
Membran
mukosa
2.
2.
Penurunan
berat
badan
38
waktu
lembab
Tak
dialisa dilakukan
pengukuran
dengan
pengukuran
ada
tepat
adalah
ultrafiltrasi
dan
pembuangan cairan
perdarahan
3.
4.
Awasi
TD,
nadi
dan
tekanan
3.
takikardi,
tekanan
dialisa
kekurangan cairan
Pastikan
kontinuitas
kateter
hemodinamik
penurunan
menunjukan
pirau/akses
5.
Hipotensi,
memungkinkan eksanguinasi
Tempatkan
pasien
pada
posisi
terlentang/trandelenburg
sesuai
terjadi hipotensi
kebutuhan
7.
Kaji
adanya
perdarahan
terus-
7.
sisi
menempatkan
akses,
membran
mukosa,
insisi/luka.
pasien
pada
risiko
Kolaborasi :
Kolaborasi :
8.
8. Rasional :
Hb/Ht
Waktu
pembekuan,
contoh
trombosit
9.
indikasi.
ultrafiltrasi
tinggi
digunakan
membuang
cairan
ekstraselular
39
untuk
dan
cairan
toksik.
mungkin
Volume
dibutuhkan
ekspander
selama/setelah
10.
dibuang
dan
dapat
memperbaiki
hipotensi/hipovolemia
3
Tuj : Mempertahankan
berat
badan
dalam
Mandiri :
1.
Mandiri :
batas normal
dan
KH :
dengan rutin
pengeluaran.
Timbang
Pasien bebas
edema
Bunyi
nafas
2.
2.
Hipertensi
dan
takikardia
antara
jelas
Kadar
kelebihan
3.
natrium
dalam
Perhatikan
adanya
perifer/sakral,
batas
gemericik,
normal
edema
pernafasan
dispnea,
cairan
atau
gagal
karena
tidak
jantung
3.
Kelebihan
cairan
ortopnea,
EKG
menunjukan
hipertrofi
ventrikel.
4.
dan
kongestive
vena
Kelebihan
berpotensi
cairan/hipervolemia,
untuk
edema
serebral
(sandrom disekuilibrium)
Kolaborasi :
5.
6.
Kolaborasi :
dengan
indikasi
kelebihan
retensi/kelebihan
jangka
prosedur
memungkinkan
edema,
cairan,
pembatasan
dan
cairan
dapat
cairan.
antara
memerlukan
Jarak
40
cairan
41