Nama Mahasiswa
: Astriana Soeharyanti
NIM
: 0610723003
Masalah Kesehatan
Diabetic Foot
Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner &
Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo,
2002). Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan
komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes
bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus)
2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
3. Nyeri saat istirahat
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak
dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.
Jenis Kaki Diabetik
Terdapat 2 jenis kaki diabetic berdasarkan penyebabnya:
a. Kaki Diabetik akibat angiopati / iskemia
Penderita hiperglikemia yang lama akan menyebabkan perubahan
patologi pada pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan penebalan tunika intima
hiperplasia membran basalis arteria, oklusi (penyumbatan) arteria, dan
hiperkeragulabilitas atau abnormalitas tromborsit, sehingga menghantarkan
pelekatan (adhesi) dan pembekuan (agregasi). Selain itu, hiperglikemia juga
menyebabkan lekosit DM tidak normal sehingga fungsi khemotoksis di lokasi
kaki
diabetik
biasanya
melibatkan
banyak
komponen.
hilangnya sinyal terhadap rasa sakit (mati rasa) setempat dan hilangnya
perlindungan terhadap trauma, sehingga penderita mengalami cedera tanpa
disadari, akibatnya kalus yang sudah terbentuk berubah menjadi ulkus yang bila
disertai infeksi berkembang menjadi selulitis dan berakhir dengan gangren.
Neuropati motorik mengawali terjadinya kelemahan otot dan atrofi otot di
ekstremitas. Hilangnya mekanisme vaskuler yang normal akibat angiopati
diabetik dan gangguan regulasi termal menyebabkan vena membengkak dan
selanjutnya menyebabkan terjadinya ulkus. Bila ulkus disertai infeksi akan
mempermudah
terjadinya
disfungsi
outonom
(neuropati
outonom)
yang
samping itu, dari kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami
infeksi
akibat
munculnya
lingkungan
gula
darah
yang
subur
untuk
berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteribakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma
darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan
(viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya,
nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh
dan kuman anaerob berkembang biak.
Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum
penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan
sel darah putih memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar
gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD
menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena
penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok. Kuman pada
borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa
berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat).
Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita
diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain :
o
Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vascular
Usia
Semakin tua semakin berisiko
Jenis kelamin
Laki-laki dua kali lebih tinggi. Mekanisme perbedaan jenis kelamin tidak jelas
(mungkin dari perilaku, mungkin juga dari psikologis)
Etnik
Beberapa kelompok etnik secara signifikan berisiko lebih besar terhadap
komplikasi kaki. Mekanismenya tidak jelas, bisa dari faktor perilaku,
psikologis,
atau
berhubungan
dengan
status
sosial
ekonomi,
atau
kaki
diabetik.
Ini
berhubungan
dengan
perhatian
terhadap
kerentanan.
Faktor risiko lain
Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus)
Berat badan
Merokok
Patofisiologi Kaki Diabetik
Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang
menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar
arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian
bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap timbulnya
kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke
kulit maupun jaringan lain, sehingga menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh.
Kondisi kaki diabetik berasal dari suatu kombinasi dari beberapa
penyebab seperti sirkulasi darah yang buruk dan neuropati. Berbagai kelainan
seperti neuropati, angiopati yang merupakan faktor endogen dan trauma serta
infeksi yang merupakan faktor eksogen yang berperan terhadap terjadinya kaki
diabetik.
Angiopati diabetes disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik,
metabolik dan faktor risiko yang lain. Kadar glukosa yang tinggi (hiperglikemia)
ternyata mempunyai dampak negatif yang luas bukan hanya terhadap
metabolisme karbohidrat, tetapi juga terhadap metabolisme protein dan lemak
yang dapat menimbulkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah
(aterosklerosis), akibatnya terjadi gaangguan peredaran pembuluh darah besar
dan kecil., yang mengakibatkan sirkulasi darah yang kurang baik, pemberian
makanan dan oksigenasi kurang dan mudah terjadi penyumbatan aliran darah
terutama daerah kaki.
Golongan Sulfonylurea.
Golongan Biguanid.
Pada
penderita
dengan
risiko
rendah
diperbolehkan
Sepatu harus cukup lebar dan pas.
Kaus kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpa lipatan.
Berhenti merokok.
2) Penanganan Ulkus
Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan,
yaitu:
Tingkat 0.
Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki
khusus dan pelengkap alas kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal
yang dibuat secara khusus dapat mengurangi tekanan yang terjadi.
Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya
deformitas, biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan
alas kaki buatan umumnya memerlukan tindakan pemotongan tulang
berarti.
Tingkat III.
Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren,
amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian
Tingkat IV.
Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian
atau amputasi seluruh kaki.
c. Diet yang tepat
Bagi orang diabetes manajemen diet yang tepat sangat penting dalam
mengontrol kadar glukosa darah. Kebutuhan kalori orang dengan diabetes
dapat dihitung yaitu dengan menentukan terlebih berat badan ideal untuk
mengetahui jumlah kalori basal pasien DM. Cara menghitungnya bisa
dengan menggunakan
Berat badan ideal = (Tinggi Badan dalam cm-100) -10% Kg
Pada laki-laki yang tingginya <160 cm atau perempuan yang tingginya <150
cm berlaku rumus:
Berat badan ideal = (TB dalam cm-100) x 1 kg
Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan. Ada beberapa cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien DM yaitu:
1) Menghitung kebutuhan kebutuhan basal dengan cara mengalikan berat
badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Kebutuhan
kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai dengan kegiatan seharihari
2) Kebutuhan basal dihitung seperti cara pertamatetapi ditambah kalori
berdasarkan persentase kalori basal.
Komplikasi DM
Perencanaan makanan
Prognosis
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan bisa yang muncul pada pasien DM
dengan kaki diabetik adalah sebagai berikut :
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /
obstruksi
pembuluh darah.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren
pada ekstrimitas.
penyakitnya.
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan
kaki.
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran
darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
Kriteria Hasil :
Rencana tindakan :
a. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada
waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari
penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak
terjadi oedema.
c. Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa : Hindari diet tinggi
kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat vasokontriksi.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis,
merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah,
relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.
d. Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator,
pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh
darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan
gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan
pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas.
Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.
Kriteria hasil:
Rencana tindakan :
a. Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.
Rasional
Pengkajian
yang
tepat
terhadap
luka
dan
proses
pemeriksaan
kadar
gula
darahuntuk
mengetahui
perkembangan penyakit.
3. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan.
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria hasil :
Penderita
dapat
melakukan
metode
atau
tindakan
untuk
Rencana tindakan :
a. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
b. Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan
mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak
bekerjasama dalam melakukan tindakan.
c. Ciptakan lingkungan yang tenang.
Rasional : Rangasangan yang berlebihan dari lingkungan akan
memperberat rasa nyeri.
d. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan pasien.
e. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
Rasional
Posisi
yang
nyaman
akan
membantu
memberikan
Rencana tindakan :
a. Kaji
perasaan/persepsi
pasien
tentang
perubahan
gambaran
diri
Classification..
http://www.aafp.org/afp/980315ap/armstron.html.
BA.
2005.
Diabetic
http://www.emedicine.com/med/topic3547.htm.
Foot
Diakses
Infections.
tanggal
10
Oktober 2010.
Misnadiarly. 2005. Permasalahan Kaki Diabetes dan Upaya Penanggulangannya.
http://horison_kaki diabetik.htm. Diakses tanggal 10 Oktober 2010.