g. Kontrak, adalah perjanjian antara TPK dengan pemasok barang / penyedia jasa
tentang pelaksanaan pengadaan oleh masyarakat.
Langsung, berarti pengadaan oleh masyarakat harus langsung dari pemilik barang/
jasa (tidak boleh melalui perantara).
Dalam proses pengadaan oleh masyarakat ini ditentukan tujuan, prosedur pengadaan
dan ketentuan pasca pengadaan (masa pelaksanaan), untuk membantu masyarakat
mengatur pelaksanaannya sesuai kondisi dan kebutuhan setempat. Selengkapnya seperti
diuraikan di bawah ini.
3. TUJUAN
Pengadaan oleh masyarakat ini bertujuan antara lain:
a. Untuk memperoleh barang/ jasa yang berkualitas baik, terjamin persediaannya, dan
hemat biaya;
b. Memudahkan pengawasan, serta menghindari tindak korupsi (mark-up, kolusi,
nepotisme dan tindakan lain yang merugikan masyarakat) dikarenakan cara
pelaksanaan yang transparan dan akuntabel;
c. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara untuk mempercepat proses pengambilan
keputusan dalam pengadaan oleh masyarakat;
d. Meningkatkan kemandirian, dan tanggung jawab masyarakat, TPK dan Panitia
Pengadaan.
4. PROSEDUR PENGADAAN OLEH MASYARAKAT
Prosedur pengadaan oleh masyarakat ini meliputi penentuan kebutuhan pengadaan, cara
pengadaan, prosedur pengadaan, cara pembuatan penawaran, penetapan dan
pengumuman pemenang serta pembuatan perjanjian.
b.
Metode pengadaan
c.
Bahan fabrikasi atau bahan yang tidak dapat dipenuhi dari lokal, syarat
kualitas atau kapasitas
d.
e.
Harga Perkiraan
oleh
ii. Lahan bahan tidak dikuasai oleh pemasok atau individu/kelompok tertentu
Kelompok pengumpul bahan dalam desa dapat ditunjuk berdasarkan
musyawarah dan dibayar secara langsung berdasarkan HOK berdasarkan
patokan harga pasaran dengan menggunakan Formulir PTO - Form C: Sistem
Upah Borong. Kepala kelompok juga dibayar sebagai pekerja. Pengadaan oleh
masyarakat tidak dikenai pajak apapun.
Biaya sewa kendaraan terkait dengan pengadaan oleh masyarakat dapat
dihitung secara terpisah (mengikuti mekanisme pengadaan oleh masyarakat),
dimasukkan biaya alat
b. Pengadaan barang dan jasa dengan cara beli/ sewa dari pemasok barang
dan penyedia jasa.
(i)
harga
(a)
(b)
Hanya ada satu calon pemasok bahan dan penyedia jasa untuk barang/
jasa di daerah di mana lokasi kegiatan prasarana sarana perdesaan berada.
(c)
(ii)
(iii)
Pengadaan alat
Pengadaan ini dilaksanakan dengan cara yang sama dengan pengadaan
bahan untuk kegiatan sarana prasarana (lihat (i) diatas).
Khusus sewa alat, jika hasil survei membuktikan bahwa alat yang berasal dari
pemerintah lebih murah dari swasta maka boleh dilakukan penunjukan. Harga
dapat dikonfirmasi oleh FT-Kab. Perbandingan harga ini berdasarkan
pertimbangan tahun pembuatan, kapasitas dan jenis alat.
(iv)
Pengadaan jasa
Pengadaan ini dilaksanakan dengan cara yang sama dengan pengadaan
bahan untuk pekerjaan pekerjaan sarana dan prasarana (lihat (i) diatas).
Harga dari calon pemasok bahan dan penyedia jasa sudah termasuk pajak.
Kewajiban menyetor pajak adalah tanggung jawab pemasok bahan dan penyedia
a. Panitia Pengadaan melakukan survei harga satuan meskipun survei harga sudah dilakukan
oleh TPK pada saat proses pembuatan desain dan RAB untuk menyusun harga perkiraan
(Form..)
b. Panitia Pengadaan melakukan identifikasi calon pemasok barang dan penyedia jasa.
c. FT-Kec dan FT-Kab harus melakukan survei harga satuan sebagai pembanding.
d. Calon pemasok barang dan penyedia jasa tidak harus berbentuk badan hukum, tetapi harus
sanggup dan dipercaya oleh masyarakat dan mempunyai kegiatan usaha sebagai pemasok
barang dan penyedia jasa.
Bila jumlah pemasok barang dan penyedia jasa masih
dianggap kurang banyak (minimal 3 pemasok) panitia harus mencari tambahan.
e. Calon pemasok barang dan penyedia jasa wajib menyediakan sumber daya manusia, modal,
peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barang/ jasa.
f. Untuk menghindari konflik kepentingan TPK, panitia pengadaan, aparat desa dan
keluarganya tidak diperbolehkan menjadi pemasok barang/ jasa di desanya sendiri.
g. Calon pemasok barang dan penyedia jasa memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat
dijangkau.
h. Calon pemasok barang dan penyedia jasa yang berasal dari luar kabupaten wajib dilakukan
verifikasi oleh Fastekab. Verifikasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah calon pemasok
barang dan penyedia jasa merupakan calon yang berkemampuan.
i. Panitia menyusun dokumen pengadaan
j. Informasi tentang pengadaan barang dan jasa oleh masyarakat ini harus disampaikan ke
calon pemasok barang dan penyedia jasa melalui berbagai media antara lain : papan
informasi, surat penyampaian ke pemasok dan penyedia jasa, website,dan lain-lain
4.3.2 Proses Pengadaan oleh Masyarakat
Untuk melaksanakan proses pengadaan sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam sub-bagian 4.2. Cara Pengadaan oleh Masyarakat dipakai tiga pola
berikut:
a. Pola pertama (kunjungan ke calon pemasok), adalah proses
pengadaan melalui pemberian informasi langsung ke tempat calon
pemasok oleh Panitia Pengadaan, karena jarak yang terlalu jauh atau
situasi tidak memungkinkan para pemasok datang ke desa. Hal ini
biasanya untuk barang/jasa yang langka di daerah, contoh: mesin/ genset/
generator,atau jembatan gantung (konstruksi bagian atas beserta
pemasangan jika hal ini tidak bisa dilakukan oleh masyarakat).
Penjelasan meliputi lokasi penempatan/penyimpanan barang/jasa yang
dibutuhkan agar pemasok memahami keadaan desa harus dibuat juga
secara tertulis dan dilampirkan didalam formulir permintaan penawaran
harga (Form P-1). Formulir penawaran harus diisi oleh calon pemasok dan
Pembuatan Penawaran
a. Pembuatan penawaran cara langsung, yaitu suatu cara penawaran oleh
calon pemasok dengan mengajukan penawaran langsung, dilakukan :
i.
ii.
4.3.4
Pembuatan Perjanjian
Setelah calon pemenang ditentukan, TPK dan pemasok barang dan penyedia
jasa membuat dan menandatangani perjanjian. Perjanjian memakai Formulir
Surat Perjanjian Kontrak (Form P-2) termasuk persyaratannya, yang ada pada
Formulir PTO. Pasal pada perjanjian dapat dilakukan modifikasi sesuai
kebutuhan setempat, dan sebagai contoh diuraikan di bawah ini:
a. Mencantumkan pasal tentang praktek korupsi, kolusi, dan kecurangan
serta sanksi, dibuat untuk antisipasi bila pemasok barang/penyedia jasa
tidak memenuhi perjanjian. Perjanjian ini dapat dibatalkan oleh TPK jika
pemasok bahan dan penyedia jasa tidak mampu atau melakukan
pelanggaran atas perjanjian. Pada prinsipnya, pemasok bahan dan
penyedia jasa terikat dengan perjanjian, dan TPK dapat menggunakannya
sesuai pasal yang disepakati sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
b. Mencantumkan pasal tentang Pembayaran, dengan dasar pembayaran
dilakukan setelah bahan diterima.
c. Perjanjian harus dilampiri dengan jadwal pengiriman bahan, untuk
memudahkan pembuatan Rencana Penggunaan Dana (RPD) dan
penempatan bahan.
d. Khususnya untuk alat berat selain mesin pemadat, harus dicantumkan
persyaratan pencapaian kualitas pekerjaan misalnya dengan gambar dan
lokasinya (lihat prosedur penggunaan alat berat) serta sanki kepada
pemasok jika tidak dapat memenuhinya.
e. Bila pemasok bahan dan penyedia jasa tidak bisa memenuhi volume dan
jadwal yang telah dijanjikan, TPK berhak memberikan sebagian dari
pekerjaan ini kepada pemasok bahan dan penyedia jasa yang lain
(dengan harga yang sama) melalui Musdes Khusus. TPK memberi
peringatan tertulis sebelum tindakan ini dilakukan.
Modifikasi perjanjian tidak boleh merugikan masyarakat (prosesnya tetap
didahului dengan musyawarah TPK dan Panitia Pengadaan serta wakil
masyarakat). Bila pemasok tidak menyetujui dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh TPK, TPK dan Panitia Pengadaan berhak mengundang calon
pemasok bahan dan penyedia jasa berikutnya untuk membuat perjanjian,
tetapi tetap menggunakan harga terendah dan memenuhi standar kualitas.
Apabila terdapat perubahan oleh sebab kekeliruan di lapangan atau terjadinya bencana
alam termasuk perubahan harga tertentu secara nasional dan sifatnya sudah
mengganggu kelancaran pekerjaan, pada prinsipnya TPK dapat mengusulkan revisi. Bila
terjadi perubahan maka revisi kegiatan tetap mengikuti prosedur sesuai PTO, yaitu harus
dibuat Berita Acara Revisi.
Hasil revisi tersebut dipakai sebagai dasar peninjauan ulang dengan pemasok barang dan
penyedia jasa (bilamana pemasok memang tidak akan mampu melanjutkan kegiatan) dan
perundingan dapat dilakukan untuk mengubah spesifikasi, harga, dan jadwal.
Beberapa contoh kasus yang mempengaruhi kemampuan pemasok untuk memenuhi
perjanjian antara lain:
a. Faktor cuaca, adalah cuaca yang tidak dapat diantisipasi, yang menyebabkan
terlambat pengiriman;
b. Terjadinya bencana alam, adalah suatu bencana alam yang mempengaruhi jalan
yang digunakan untuk mengirim bahan sehingga terlambat pengriman
c. Keterlambatan penyiapan lokasi, jika TPK terlambat untuk menyiapkan lokasi yang
menyebabkan pengiriman ditunda;
d. Kenaikan harga bahan standar (misalnya harga besi, pipa, atau semen), adalah
harga patokan standar (HPS) yang mempengaruhi semua pemasok
e. Kenaikan harga bahan bakar kendaraan, adalah kenaikan harga yang sangat
mempengaruhi transportasi secara umum.
Bila TPK tidak menyetujui adanya perubahan, maka perjanjian berjalan terus dan sanksi
berlaku bila pemasok bahan dan penyedia jasa tidak memenuhi persyaratan. Jika
perjanjian dibatalkan, maka TPK wajib mengadakan pengadaan ulang dengan
membentuk Panitia Pengadaan yang baru.
6. SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN PROSES PENGADAAN
Sistem informasi pemantauan memuat seluruh kinerja dan keluaran dari proses
pengadaan oleh masyarakat. Sistem ini merupakan bagian dari keseluruhan sistem
informasi pemantauan untuk PNPM-Mandiri Perdesaan seperti yang diatur didalam
Penjelasan VII PTO ini. Kinerja pengadaan oleh masyarakat dibuat berdasarkan
pengarsipan yang disiapkan oleh Panitia Pengadaan termasuk data yang terkait dengan
proses pengadaan dan pelaksanaan kontrak.
7. EVALUASI PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA Di DESA
Evaluasi proses pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh Fasilitator Teknik untuk
seluruh desa yang melaksanakan pengadaan barang atau jasa di kecamatannya.
Evaluasi harus dilakukan pada akhir proses pengadaan setiap tahun anggaran.
Evaluasi dilakukan terhadap sebelas indikator dalam proses pengadaan. Untuk setiap
indikator desa dinilai berdasarkan kinerja proses pengadaan, dengan nilai 0, 1, 2, 3, atau
5 (terbaik). Pada format evaluasi tersebut, FT dapat menghitung nilai rata-rata per desa
dan juga dapat menghitung nilai rata-rata untuk indikator masing-masing.
Indikator proses evaluasi pengadaan di bawah ini:
a. Pembentukan panitia pengadaan
b. Arsip survei harga oleh TPK
c. Pengumuman proses kepada pemasok barang dan penyedia jasa
j.
10