neuron
yang
lain
didekatnya
yang
memproduksi
akan
berikatan dengan
reseptornya
di
neuron
POMC
Gambar
Sinyal
kenyang
dari
hati,
saluran
cerna
dan
peptida
Ghrelin pertama kali dipublikasikan oleh Kojima dkk dalam jurnal Nature
pada Desember 1999, sebagai ligan endogen untuk growth hormone
secretagogue receptor (GHS-R). Mereka memilih nama ghrelin karena
ghre
adalah
istilah
proto-indo-eropa
bagi
kata
tumbuh
dan
(kurang dari 1 jam) oleh adanya asupan makanan terutama yang berkalori
tinggi (gambar 5). Mekanisme supresi sekresi ghrelin sistemik oleh
makanan belum diketahui dengan jelas. Namun, kadar ghrelin dalam
darah berkorelasi negatif dengan adiposa tubuh. Hal tersebut mendukung
adanya
peran
ghrelin
dalam
regulasi
homeostasis
energi.
Ghrelin
ghrelin
intravena
sampai
kadar
ghrelin
preprandial
nervosa
atau
pemberian
glukokortikoid
menyebabkan
percobaan
menyebabkan
peningkatan
nafsu
makan,
novel
hypothalamic
circuit
regulating
energi
2002;123:1120-8.
Dostalova I, Haluzik M. The role of ghrelin in the regulation of food
intake in patients with obesity and anorexia nervosa. Physiol Res.
2009;58:59-170.
Haqq AM, Farooqi S, Orahilly S, Stadler DD, Rosenfeld RG, Pratt KL,
dkk. Serum ghrelin levels are inversely correlated with ody mass
index, age, and insulin concentrations in normal children and are
markedly increased in Prader-willi syndrome. J Clin Endocrinol
Metab. 2003;88:174-8.
Tritos NA, Kokkotou EG. The physiology and potential clinical
applications of ghrelin, a novel peptide hormone. Mayo Clin Proc.
2006;81:653-60.
Hewson AK, Dickson SL. Systemic administration of ghrelin induces
Fos and Egr-1 proteins in the hypothalamic arcuate nukleus of fasted
b. Hormon Tiroid
Kelenjar thyroid mensekresi dua jenis hormon, yaitu
tiroksin (T4), mencapai 90 % dari seluruh sekresi kelenjar thyroid
dan tri-iodotironin (T3) disekresi dalam jumlah kecil. Jika TSH
mengikat
reseptor
sel
folikel,
maka
akan
mengakibatkan
dalam
tiroglobulin
untuk
membentuk
molekul
kadar
hormon
metabolik tubuh.
thyroid
yang
berdirkulasi
dan
laju
c. Hormon Kortisol
Mineralokortikoid
disintesis
dalam
zona
glomerolus.
adalah
kortisol.
Glukokortikoid
mempengaruhi
molekul
yang
siap
dimetabolisme.
Hormon
ini
kadar
glukosa
darah.
Hormon
ini
juga
kerusakan
glukosa
dalam
darah
untuk
membantu
memperbaiki
lisosom
untukmencegah
kerusakan
lebih
lanjut.
d. Hormon pertumbuhan
GH (growth hormon) atau hormon somatotropik (STH)
adalah sejenis hormon protein. Hormon ini mengendalikan
seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah
disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa otot
rangka. GH mempercepat laju sintesis protein pada seluruh sel
tubuh dengan cara meningkatkan pemasukan asam amino
melalui membran sel. GH juga menurunkan laju penggunaan
karbohidrat oleh sel tubuh dengan demikian menambah glukosa
darah. GH menyebabkan peningkatan mobilisasi lemak dan
pemakaian lemak untuk energi. Selain itu, GH menyebabkan hati
(mungkin juga ginjal) memproduksi somatomedin, sekelompok
faktor pertumbuhan dependen-hipofisis yang sangat penting
untuk pertumbuhan tulang dan kartilago.
umpan
balik
negatif.
Somatostatin,
hotmon
menuju
hipofisis
anterior
melalaui
sistem
portal.
hiposekresi
menimbulkan
dan
hambatan
resistensi
dalam
insulin,
utilisasi
maka
glukosa
akan
serta
sehingga
penguraian
tidak
glikogen
dihasilkan
dalam
energi.
otot
dan
Akibatnya,
terjadi
pemecahan
protein
tubuh.
Kelebihan
hormon
tiroid
menyebabkan
kortisol.
berakibat
pada
Apabila
terjadi
menurunnya
penurunan
metabolisme
kortisol,
dalam
akan
tubuh.
hipofisi,
pankreas
Tipe
1,
disebut
juga
insulin-dependent
kekebalan
terhadap
efeknya,
sehingga
terjadi
kekurangan insulin relatif. Diabetes tipe II bisa terjadi pada anakanak dan dewasa, tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun.
Faktor resiko untuk diabetes tipe II adalah obesitas, 80-90%
penderita mengalami obesitas. Diabetes tipe II juga cenderung
diturunkan.
c. Tirotoksikosis
Kelainan kelenjar tiroid yang menyebabkan peningkatan
produksi tiroid. Penyebab tirotoksikosis sebagian besar adalah
penyakit Graves, goiter multinodular toksik dan mononodular
toksik.
Pasien
metabolik
tirotoksikosis
basal.
Terjadi
mengalami
peningkatan
peningkatan
pembentukan
laju
panas
hiposekresi
dan
resistensi
insulin,
maka
akan
menimbulkan
hambatan
dalam
utilisasi
glukosa
serta
sehingga
penguraian
tidak
glikogen
dihasilkan
dalam
energi.
otot
dan
Akibatnya,
terjadi
pemecahan
protein
tubuh.
Kelebihan
hormon
tiroid
menyebabkan
kortisol.
berakibat
pada
Apabila
terjadi
menurunnya
penurunan
metabolisme
kortisol,
dalam
akan
tubuh.
Defek
pada
pengeluaran
glukosa
oleh
metabolisme
hati,
penurunan
(peningkatan
penyerapan
penurunan
berat
badan,
juga
mengakibatkan
karena
untuk
antihistamin
mengatasi
rhinitis,urtikaria,pruritus,dan
adalah
obat
penyakit
lain-lain.
yang
alergi
Walaupun
paling
seperti
selama
ini
efektif.
signifikan
beberapa
berdasarkan
1.
jenis
sasaran
di
antihistamin,
kerjanya
Antagonis
tubuh.
yang
terhadap
Reseptor
dikelompokkan
reseptor
histamin.
Histamin
H1
antipsikotik
ini),
Antagonis
dan
Reseptor
prometazina.
Histamin
H2
sekresi
asam
lambung,
serta
dapat
pula
nizatidina,
roxatidina,
Antagonis
dan
Reseptor
lafutidina.
Histamin
H3
kognitif.
Penggunaannya
sedang
diteliti
untuk
adalah
ciproxifan,
Antagonis
Reseptor
dan
clobenpropit.
Histamin
H4
antiinflamasi
dan
analgesik.
Contohnya
adalah
tioperamida.
Beberapa obat lainnya juga memiliki khasiat antihistamin.
Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik.
Prometazina
adalah
obat
antipsikotik,
namun
kini
yang
awalnya
digunakan
ditujukan
sebagai
sebagai
antihistamin.
mencegah
penglepasan
histamin
dengan
cara
bahwa
untuk
penderita
seasonal
oleh
mereka
untuk
profilaktik.
Loratadin
dan
tidak
spesifik,
karena
masih
mempunyai
efek
antikolinergik.
Efek
terhadap
"psyvhomotor
performance"
dari
terfenidin,
jangka
panjang
dan
untuk
penderita
yang
dengan
chlorfeniramin.
Ferguson
et
al
telah
dilakukan
beberapa
uji
klinik
antara
lain
Katelaris
kedua
bladder
neck
obstruction,
penyumbatan
pasien
tua.
Brompheniramine,
dan
Chlorpheniramine.
maleat).
Antihistamin menghambat efek histamin pada reseptor H1. Tidak
menghambat pelepasan histamin, produksi antibodi, atau reaksi
antigen
antibodi.
Kebanyakan
antihistamin
memiliki
sifat
sedasi.
antihistamin
Beberapa
yang
kuat
1.
fenotiazin
mempunyai
(hidroksizin
dan
sifat
prometazin).
Antihistamin
H1
spasmolitik
dan
2.
Bekerja
anastetik
Antihistamin
tidak
pada
reseptor
dekarboksilase
histidin
histamin
pemberian
jika
H2
histamin,
sehinnga
lokal
tapi
menghambat
memperkecil
pembentukan
senyawa
ini
dilakukan
sebelum
sama
denfan
AH
e. Edukasi
Sumber:
1.Judith Hopfer Deglin dan April Hazard Vallerand.2004.Pedoman
Obat Untuk Perawat:Jakarta:EGC
2. Hoan tjay,tan dan rahardja,kirana.1978.obat-obat penting
khasiat,penggunaan dan efek-efek sampingnya.Jakarta:PT Elex
Media Komputindo
3. Departemen Farmakologi
dan
Terapeutik
FKUI.2007.
EGC
5.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3405/1/08E006
05
6.http://digilib.ubaya.ac.id/skripsi/farmasi/F_204_1860028/F_204_
Bab%2V
7. http://www.farklin.com/images/multirow3fdd269e975ed