II.1
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenal berbagai metode
II.2
dibawah ini.
1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Wattmeter 1 (Fasa)
4. Wattmeter 3 (Fasa)
5. Panel Percobaan
6. Konektor
II.3
Teori Dasar
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha yang
dilakukan per satuan waktu. Daya listrik biasanya dinyatakan dalam satuan Watt
atau Horse Power (HP). Horse Power merupakan unit daya listik dimana 1 Watt
memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere
dan tegangan 1 Volt.
Daya dinyatakan dalam P dengan satuan Watt. Tegangan dinyatakan
dalam V dengan satuan Volt. Arus dinyatakan dalam I dengan satuan Ampere.
Besaran daya dinyatakan:
= ................................................(2.1)
Daya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu daya aktif, daya reaktif, dan daya
nyata.
a. Daya Aktif
Daya aktif adalah daya yang terpakai untuk melakukan energi
sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas, cahaya,
mekanik, dan lain-lain.
= . . cos .............................................(2.2)
= 3 . . . cos ..........................................(2.3)
Daya ini digunakan secara umum oleh konsumen dan dikonversikan
dalam bentuk kerja.
b. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) adalah jumlah daya yang diperlukan untuk
pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka akan
terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang menimbulkan daya reaktif
adalah transformator, motor, lampu pijar, dan lain-lain. Satuan daya reaktif
adalah Var.
= . . sin .......................................(2.4)
= 3 . . . sin ..................................(2.5)
c. Daya Nyata
Daya nyata adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan
rms dan arus rms dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil
penjumlaham trigonometri daya aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata
adalah VA.
Pada dasarnya daya yang diserap oleh suatu elemen adalah hasil
perkalian antara besar tegangan terminal-terminal elemen dan arus yang melintasi
elemen tersebut. Jika tegangan sesaat yang dikenakan terhadap elemen tersebut
adalah berbentuk sinusoidal, persamaannya sebagai berikut:
= . cos .........................................(2.6)
maka arus yang mengalisr melintasi elemen tersebut adalah sebagai berikut:
= . cos( ) .....................................(2.7)
Dimana :
= sudut beda phase antara V dan I, dengan tanda positif untuk I lagging
terhadap V dan bertanda negatif untuk I leading terhadap V.
maka daya sesaat (instanteneus power) yang diserap elemen adalah sebagai berikut:
= = cos( ) ................................(2.8)
dengan menerapkan identitas trigonometri maka diperoleh sebagai berikut:
= 0,5 . cos + 0,5 cos(2 ) ...............(2.9)
Harga rata-rata dan daya sesaat di atas adalah sebagai berikut:
= . . .........................................(2.10)
Dimana :
=
=
................................................(2.11)
.................................................(2.12)
II.4
Langkah Percobaan
II.4.1
II.4.1.1
Vs
Vs
+
-
V
BEBAN
+
-
V
BEBAN
Ampere Meter
voltmeter dan
amperemeter.
5. Lakukan prosedur yang sama untuk beban-beban yang lain dan jaga
V konstan. Tabulasikan hasilnya dalam tabel.
6. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 2.2 pada panel.
7. Lakukan prosedur 1 sampai 5 diatas untuk rangkaian ini.
Beban
(Watt)
V1
I1
II
P1=V1I1
V2
I2
P2=V2I2
II.4.1.2
V
V
R
V
V
B
e
b
a
n
V2 = I
R
= 2 (3 2 2 2 1 2 ) .......(2.13)
1. Buat rangkaian percobaan gambar 2.3 pada panel.
2. Pastikanlah bahwa rangkaian telah benar.
3. Siapkan beban minimal 10 buah yang nilainya berbeda-beda
(lakukan kombinasi dan beban-beban tersebut).
4. Hubungkan beban pertama, catat harga yang ditunjukkan ketiga
Voltmeter.
5. Lakukan pengukuran untuk beban-beban yang lain yang tersedia dari
catat hasilnya ke dalam tabel.
Beban
V1
V2
V3
(Watt)
(Volt)
(Volt)
(Volt)
= ( )
II.4.1.3
(3 2 2 2 1 2 ) ..................................(2.14)
A2
B
e
b
a
n
I1
I3
Beban
(Watt)
II.4.1.4
I1
(Ampere)
I2
(Ampere)
I3
(Ampere)
( )
Metode Wattmeter
1. Buat rangkaian percobaan seperti gambar 2.5.
2. Siapkan beberapa beban dan berbagai kombinasi yang mungkin.
3. Hubungkan beban satu-persatu dan catat hasil penunjukan Wattmeter
kedalam tabel.
W
VS
B
e
b
a
n
Beban (Watt)
Wattmeter
II.4.2
II.4.2.1
R
S
T
Ptot=W1+W2+W3
W1
W2
W3
0
Gambar 2.6 Rangkaian Metode Tiga Wattmeter 1 Fasa
II.4.2.2
W1
W1
W1
W2
W2
W2
Gambar 2.7 Rangkaian metode dua Wattmeter
Beban
W1
W2
PTOT
W1
W2
PTOT
II.5
II.5.1.1
Beban
(Watt)
V1
I1
II
P1 = V1 . I1
V2
I2
P2 = V2 . I2
40
220,4 V 0,168 A
37,0272 W
220,5 V 0,168 A
37,044 W
80
220,2 V 0,335 A
73,767 W
220,4 V 0,335 A
73,834 W
120
220,1 V 0,513 A
112,9113 W
220,1 V 0,513 A
112,911 W
II.5.1.2
Beban
( )
V1
V2
V3
40
217 V
1,769 V
216,6 V
8,828 W
80
217 V
3,530 V
214,6 V
52,415 W
120
217V
5,21 V
213 V
87,357 W
(Watt)
II.5.1.3
Beban
( )
I1
I2
I3
40
0,169 A
0,046 A
0,216 A
0,08 W
80
0,339 A
0,046 A
0,386 A
0,1598 W
120
0,507 A
0,046 A
0,553 A
0,233 W
(Watt)
II.5.1.4
Metode Wattmeter
Beban
Wattmeter
(Watt)
40
80
120
II.5.2
II.5.2.1
Beban
(Watt)
40
60
100
Daerah 2
W1
W2
222,2 x 0,166 =
227,7 x 0,169 =
36,8852 W
38,4813 W
222,2 x 0,246 =
228,1 x 0,247 =
54,6612 W
56,3407 W
222,4 x 0,429 =
227,8 x 0,435 =
95,4096 W
99,093 W
PTotal
W1 + W2 = 75, 3665 W
W1 + W2 = 111,0019 W
W1 + W2 = 194,5026 W
II.1
II.6.1
Beban
(Watt)
V1
I1
P1 = V1 . I1
40
220,4 V
0,168 A
37,0272 W
80
220,2 V
0,335 A
73,767 W
120
220,1 V
0,513 A
112,9113 W
Dari hasil data pada tabel 2.11 dapat dihitung kesalahan relatif pada
masing-masin beban menggunakan persamaan berikut :
% = |
| 100%(2.7)
4037,072
40
| x 100%
= 7,32 %
b. Beban 80 Watt
% kesalahan = |
8073,767
80
| x 100%
= 7,79 %
c. Beban 120 Watt
% kesalahan = |
120112,9113
= 5,9 %
120
| x 100%
Beban (Watt)
PPengukuran (Watt)
%Kesalahan
40
37,0272
7,32 %
80
73,767
7,79 %
120
112,9113
5,9 %
Peningkatan nilai tahanan dalam ini juga menyebabkan nilai besaran yang terukur
menjadi tidak tepat.
Berdasarkan
dari
hasil
percobaan
metode
Volt-Amperemeter
menggunakan beban sebesar 40 Watt, 80 Watt, dan 120 Watt pada rangkaian II
didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 2.13 Data Hasil Percobaan Volt-Amperemeter Rangkaian II
II
Beban
(Watt)
V1
I1
P1 = V1 . I1
40
220,5 V
0,168 A
37,044 W
80
220,4 V
0,335 A
73,834 W
120
220,1 V
0,513 A
112,911 W
4037,044
40
| x 100%
= 7,39 %
b. Beban 80 Watt
% kesalahan = |
8073,834
80
| x 100%
= 7,71 %
c. Beban 120 Watt
% kesalahan = |
120112,911
120
| x 100%
= 5,91 %
Tabel 2.14 Kesalahan Relatif pada Metode Volt-Ampere Rangkaian II
Beban (Watt)
PPengukuran (Watt)
%Kesalahan
40
37,044
7,39 %
80
73,834
7,71 %
120
112,911
5,91 %
R = 10
Beban
( )
V1
V2
V3
40
217 V
1,769 V
216,6 V
8,828 W
80
217 V
3,530 V
214,6 V
52,415 W
120
217V
5,21 V
213 V
87,357 W
(Watt)
408,828
40
| x 100%
= 77,93 %
b. Beban 80 Watt
% kesalahan = |
8052,415
80
| x 100%
= 34,48 %
c. Beban 120 Watt
% kesalahan = |
12087,357
120
| x 100%
= 27,20 %
Beban (Watt)
PPengukuran (Watt)
%Kesalahan
40
8,828
77,93 %
80
52,415
34,48 %
120
87,357
27,20 %
alat ukur tersebut. Peningkatan nilai tahanan dalam ini juga menyebabkan nilai
tegangan yang terukur menjadi tidak tepat.
hasil
percobaan
pada
metode
tiga
Amperemeter
menggunakan beban sebesar 40 watt, 80 watt, dan 120 watt didapatkan data sebagai
berikut :
Tabel 2.17 Data Hasil Pengukuran Metode Tiga Amperetmeter
R = 10
Beban
( )
I1
I2
I3
40
0,169 A
0,046 A
0,216 A
0,08 W
80
0,339 A
0,046 A
0,386 A
0,1598 W
120
0,507 A
0,046 A
0,553 A
0,233 W
(Watt)
400,08
40
| x 100%
= 99,8 %
b. Beban 80 Watt
% kesalahan = |
800,1598
80
| x 100%
= 99,8 %
c. Beban 120 Watt
% kesalahan = |
1200,233
120
= 99,8 %
| x 100%
Beban (Watt)
PPengukuran(Watt)
%Kesalahan
40
0,08
99,8 %
80
0,1598
99,8 %
120
0,233
99,8 %
Beban (Watt)
Wattmeter
40
80
120
4037,3321
40
| x 100%
= 6,67 %
b. Beban 80 Watt
% kesalahan = |
8073,968
80
| x 100%
= 7,54 %
c. Beban 120 Watt
% kesalahan = |
120113,4912
120
| x 100%
= 5,42 %
Tabel 2.20 Kesalahan Relatif pada Pengukuran Wattmeter
Beban
W Pengukuran
(Watt)
(Watt)
Kesalahan
40
37,3321
6,67 %
80
73,968
7,54 %
120
113,4912
5,42%
II.6.2
Beban
(Watt)
40
60
100
W1
W2
222,2 x 0,166 =
227,7 x 0,169 =
36,8852 W
38,4813 W
222,2 x 0,246 =
228,1 x 0,247 =
54,6612 W
56,3407 W
222,4 x 0,429 =
227,8 x 0,435 =
95,4096 W
99,093 W
PTotal
W1 + W2 = 75,3665 W
W1 + W2 = 111,0019 W
W1 + W2 = 194,5026 W
Daerah 2
8075,3665
40
| x 100%
= 7,32 %
b. Beban 60 Watt
% kesalahan = |
120111,0019
120
| x 100%
= 7,79 %
c. Beban 100 Watt
% kesalahan = |
200194,5026
= 5,9 %
200
| x 100%
Beban
PPengukuran (Watt)
%Kesalahan Relatif
40
75,3665
7,32 %
60
111,0019
7,79 %
100
194,5026
5,9 %
(Watt)
II.8
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan