Anda di halaman 1dari 3

Kultum halaqoh

ASMA BINTI UMAIS ra

Menikah dengan Tiga Orang Ahli Surga


Oleh : Giyarin Ebtika Ningtyas, S.Pd.
Unit : SMP

Asma binti Umais dipanggil juga dengan nama Ummu Abdullah. Nama asli
beliau adalah Asma binti Umais bin Maad Al-Khatsamiyyah. Ia adalah salah
seorang wanita mukmin yang telah mendapat pengesahan dari Rasulullah.
Ketika itu, Rasulullah bersabda, Ada empat wanita mukmin, yaitu
Maimunah, Ummu Fadhal, Salma, dan Asma, Asma binti Umais adalah istri
salah seorang sahabat Rasulullah, yaitu Jafar bin Abu Thalib.
Pada suatu masa Rasulullah memerintahkan kaum muslim berhijrah ke
Habsyah, Asma dan Jafar bin Abu Thalib termasuk kaum muslim yang
berhijrah ke daratan Afrika itu. Mereka menempuh perjalan panjang yang
sangat melelakan.
Sekali pun mendapat kebebasan untuk beribadah, Asma dan suaminya
sangat merindukan Rasulullah. Di Habsyah, Asma dan Jafar dikaruniai tiga
orang anak yang bernama Abdullah, Muhammad dan Aunan. Ketika
memperolah kabar bahwa Rasulullah memerintahkan untuk berhijrah ke
Madinah, mereka sangat bahagia. Dengan demikian, kerinduan mereka
terhadap Rasulullah akan terobati.
Ketika Asma dan Jafar sampai di Madinah, kaum muslim baru saja
memenangkan peperangan Khaibar. Kedatangan Jafar dan Asma disambut
oleh Rasulullah dengan gembira. Saat itu Rasulullah berkata, Demi Allah,
aku tidak tahu mana yang lebih menggembirakanku, kemenangan Khaibar
ataukah kedatangan Jafar.
Pada suatu hari, Asma masuk ke rumah Hafsah binti Umar. Saat itu,
Rasulullah baru saja menikahi Hafsah binti Umar. Ketika Asma berada di
dekat, Umar masuk ke rumah tersebut. Setelah itu Umar bertanya,
Siapakah wanita ini.? Hafsah menjawab, Dia adalah Asma binti Umais.
Umar berkata, Inikah wanita yang datang dari Habsyah? Asma berkata,
Benar. Selanjutnya, Umar berkata, Kami telah berhijrah terlebih dahulu

bersama Rasulullah dibandingkan kalian. Oleh karena itu, kami lebih berhak
terhadap diri Rasulullah daripada kalian. Mendengar perkataan Umar, Asma
sangat marah. Ia berkata, Tidak, demi Allah. Kalian bersama Rasulullah dan
Rasulullah memberi makanan diantara kalian yang lapar, mengajari di antara
kalian yang bodoh. Sementara itu, kami berada di negeri yang jauh dan tidak
kami sukai. Kami melakukannya karena ketaatan kami kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Setelah itu, Asma mengadukan perkataan Umar kepada Rasulullah. Terhadap
permasalahan tersebut, Rasulullah bersabda, Tidak ada seorangpun yang
berhak atas diriku melebihi kalian. Adapun dia (Umar dan para sahabat yang
lain) berhijrah satu kali, tetapi kalian ahlus safinah ( yang menumpang
kapal ) telah berhijrah dua kali. Mendengar sabda Rasulullah tersebut, Asma
pun menjadi sangat senang.
Asma binti Umais Yang Tabah
Pada suatu masa, Jafar bin Abu Thalib ditunjuk oleh Rasulullah sebagai
panglima pasukan. Ketika itu, Jafar adalah salah seorang dari tiga panglima
yang memimpin pasukan muslim dalam Perang Muktah.
Dalam peperangan tersebut, Jafar mati syahid. Rasulullah sendiri yang
langsung menyampaikan berita gugurnya kepada istri Jafar, Asma binti
Umais. Ketika itu, Rasulullah mendatangi Asma di rumahnya. Rasulullah
mencium ketiga anak Jafar dengan berlinang air mata. Asma yang melihat
kejadian itu dapat menebak sesuatu yang terjadi. Apakah ada kabar tentang
Jafar? tanya Asma dengan nada sedih. Rasulullah menjawab, Ya. Dia telah
gugur. Air mata Asma pun berderai. Namun tidak lama kemudian, ia
mengusap air matanya. Ia tampak sangat tabah menerima keadaan
tersebut.
Asma mengasuh ketiga anaknya dengan penuh kasih sayang. Ia
mengajarkan anak-anaknya nilai-nilai Islam. Ia berharap ketiga anaknya
mengikuti jejak ayah mereka, yaitu berjuang menegakkan agama Allah.
Setelah beberapa waktu menjanda, Asma dipinang oleh Abu Bakar, Asma
menerima pinangan Abu Bakar. Sejak saat itu, Asma dan ketiga anaknya
tinggal bersama Abu Bakar. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak
lelaki. Asma juga mendampingi AbuBakar saat menjabat sebagai khalifah.
Setelah beberapa tahun menjadi khalifah, Abu Bakar sakit parah dan

meninggal dunia. Asma sangat sedih kehilangan suami yang sangat


mempercayainya.
Beberapa waktu kemudian, seorang lelaki melamar Asma, Lelaki itu adalah
saudara Jafar bin Abu Thalib, yaitu Ali bin Abu Thalib. Asma tidak langsung
menerimanya. Ia berpikir beberapa waktu. Setelah mempertimbangkan
segala hal, Asma menerima lamaran Ali bin Abu Thalib. Asma menikah
dengan Ali bin Abu Thalib. Ketika itu, Fatimah Az-Zahra, istri Ali telah
meninggal.

Asma binti Umais Yang Bijaksana


Pernikahan Ali dan Asma dianugerahi dua anak lelaki. Asma binti Umais
mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran agama Islam, baik anak dari
Jafar, Abu Bakar, maupun anak dari Ali.
Suatu ketika, Ali melihat anak dari Jafar berselisih dengan anak dari Abu
Bakar. Mereka saling membanggakan diri mereka dan ayah mereka. Salah
seorang dari mereka berkata, Aku lebih baik dari kamu dan ayahku lebih
baik dari ayahmu. Melihat kejadian itu, Ali tidak dapat berbuat apa-apa.
Kemudian, Ali memanggil Asma untuk menyelesaikan permasalahan di
antara kedua anak tersebut. Saat itu, Asma berkata, Aku tidak melihat
seorang pemuda di Arab yang lebih baik dari pada Jafar dan aku tidak
pernah melihat orang tua yang lebih baik dari pada Abu Bakar. Setelah
mendengar perkataan Asma, keduanya saling berangkulan. Mereka pun
bermain bersama-sama.
Ali mengagumi tindakan Asma. Perkataan Asma yang bijaksana telah
menyelesaikan perselisihan di antara kedua anaknya.
Dari kisah tersebut, dapat diambil teladan bahwa Asma binti Umais adalah
wanita yang tabah, bijaksana, serta selalu berpegang teguh pada ajaran
agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai