Powered Exoskeleton
Powered Exoskeleton
Powered Exoskeleton
Arif H. W.
Dendy Setyowibowo
Ircham Ardani
Novrian Fajar Hidayat
Fahim Jatmiko
Primanda Fauzi Pamungkas
Arif Febriyanto
(33003)
(33123)
(33125)
(33205)
(33277)
(33374)
(33451)
I.
LATAR BELAKANG
Eksoskeleton adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan
kecepatan manusia secara transparan. Eksoskeleton ini sangat mungkin dapat menolong manusia di
masa depan. Eksoskeleton yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
memberikan hambatan yang minimal bagi pengguna. Eksoskeleton juga memungkinkan adanya
penghematan tenaga manusia.
II.
PENDAHULUAN
Terinspirasi dari cara kerja manusia dalam memperoleh dalam memperoleh kecerdasannya,
juga mempelajari bagaimana mesin dapat berevolusi sehingga seiring waktu berjalan, mesin yang
kita buat juga akan semakin cerdas dan bisa mengikuti perkembangan jaman. Adanya mesin yang
cerdas tersebut tidak hanya dalam tataran konseptual atau filosofi saja, tetapi juga dapat
diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa memberikan manfaat
yang jelas di tengah kehidupan masyarakat.
Dalam makalah ini, kelompok kami membahas secara khusus mengenai powered eksoskeleton
dan bagaimana sisi pengimplementasian sistem berbasis pengetahuan dalam perangkat tersebut.
Sampai saat ini eksoskeleton dapat memungkinkan pengguna untuk mengerjakan segala urusannya
lebih mudah dan cepat. Secara umum perangkat ini beroperasi dengan listrik lemah untuk merasakan
impuls dari otot-otot dan mengirim ke komputer onboard di perangkat, pada gilirannya akan
menganalisis dan mengaktifkan servos sebuah perangkat otomatis pada eksoskeleton, sehingga
dapat menirukan gerakan si pemakai.
Manusia sering dipusingkan dengan jumlah tenaga yang harus mereka keluarkan untuk
melakukan beberapa aktivitas, terutama aktivitas berat. Banyak di antara mereka yang merasa tidak
nyaman saat harus membuang banyak tenaga. Maka, diperlukan adanya sebuah alat yang mampu
mengatasi hal tersebut. Dalam paper ini, alat yang dimaksud adalah eksoskeleton.
Eksoskeleton menjanjikan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari (ubiquitous) di masa
depan. Selain itu, eksoskeleton juga menjanjikan peningkatan kekuatan, daya tahan, dan kecepatan
manusia dalam banyak kegiatan. Orang yang melakukan hiking akan mampu mendaki lebih tinggi,
melompat lebih tinggi, dan berlari lebih cepat. Pemadam kebakaran akan melakukan penyelamatan
korban kebakaran dengan tenaga lebih saat menaiki tangga. Tentara akan berlari lebih cepat meski
menggendong beban yang berat.
Untuk menjadi berguna dan diterima masyarakat, eksoskeleton ini harus memiliki kemampuan
tertentu sebagai berikut.
Low Impedance: Eksoskeleton ini tidak boleh menghambat pergerakan natural dari pengguna.
Natural Interface: Eksoskeleton harus menyediakan antarmuka yang alami, intuitif, dan
transparan sehingga pengguna dapat merasakan bahwa alat ini adalah bagian dari tubuh
mereka.
Long Life: Eksoskeleton ini harus mempunyai durasi penggunaan yang cukup dalam sistem
pengisian tenaga.
Comfortable: Eksoskeleton ini harus aman dan nyaman saat dipakai pengguna serta mudah
saat dikenakan atau saat dilepas.
Sulit untuk mendefinisikan apakah eksoskeleton itu. Dalam beberapa ruang lingkup,
eksoskeleton adalah alat yang dapat dikenakan atau dikendalikan oleh pengguna. Saat kita
mengemudikan mobil, kita dapat merasakan bahwa mobil itu telah menjadi bagian ekstensif dari diri
kita. Akan tetapi, dalam contoh tersebut, terdapat sedikit hal yang berbeda dari eksoskeleton yang
ideal. Mobil bukan antarmuka yang transparan. Dalam mobil, juga terdapat kopling, rem, dan gas
yang mengirimkan informasi mekanis secara satu arah. Mobil juga menghambat pergerakan
pengendaranya yang tidak bisa berbuat banyak saat sedang mengemudi.
Meskipun jelas berguna, mobil tersebut tidak mewakili transparansi yang seharusnya ada dalam
eksoskeleton. Sebuah eksoskeleton yang ideal harus memiliki transparansi terhadap pengguna,
dengan memberikan kesan bahwa pengguna memiliki kekuatan dan kecepatan lebih. Untuk
mendapatkan transparansi ini, eksoskeleton harus mampu memberikan fungsi-sungsi berikut dengan
benar.
III.
DESAIN EKSOSKELETON
Secara umum, eksoskeleton berbentuk kerangka yang dipakai menempel di luar badan
manusia. Kerangka tersebut dihubungkan pada motor listrik, yang motor listrik tersebut akan bekerja
menggerakkan anggota badan pengguna dengan kekuatan lebih kuat disbanding otot tubuh, sesuai
dengan rangsangan yang diberikan pengguna. Rangsangan yang diberikan eksoskeleton untuk
menggerakkan kerangkanya dapat berupa berbagai macam bentuk seperti input tombol, gerakan
anggota badan, hingga sinyal -sinyal otak yang dikirimkan kepada otot untuk bergerak (melalui
sensor yang dipasang di kulit pengguna). Eksoskeleton yang dapat mendeteksi sinyal-sinyal dari otak
ini sudah dikembangkan oleh perusahaan teknologi dari jepang, CYBERDYNE, Inc.
Hingga saat ini, perusahaan teknologi dari jepang telah mengembangkan prototype
eksoskeletonnya yang dapat langsung mendeteksi sinyal otak yang dikirimkan kepada otot untuk
bergerak (melalui sensor yang dipasang di kulit pengguna). Komputer dari eksoskeleton tersebut
akan menganalisa sinyal tersebut dan menerjemahkan bagaimana ia harus bergerak, dan dengan
kecepatan gerak berapa untuk membantu pengguna.
Berdasarkan yang kami ketahui, sampai saat ini desain prototipe-prototipe eksoskeleton yang
dikembangkan difokuskan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan kecepatan manusia.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika di waktu ke depannya akan ditemukan eksoskeleton
dengan akses internet.
IV.
BASIS PENGETAHUAN
Untuk membuat sebuah eksoskeleton, dibutuhkan berbagai macam disiplin ilmu yang masingmasing harus dikuasai secara khusus. Misalnya saja pada produk HAL (Hybrid Assistive Limb) hasil
pengembangan Univeristas Tsukuba, Jepang. HAL 5, yang merupakan versi keluaran terakhir,
membutuhkan setidaknya enam basis pengetahuan, antara lain:
BIOLOGI
Eksoskeleton adalah alat yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan
kecepatan manusia secara transparan. Membicarakan eksoskeleton tentunya tidak dapat
dipisahkan dari ilmu biologi, terutama ilmu saraf atau neurologi. Eksoskeleoton tentunya dapat
bergerak sesuai gerakan manusia yang dikendalikan oleh sistem saraf. Sistem saraf sendiri
merupakan bagian dari sistem koordinasi manusia, bersama sistem hormonal. Penggunaan
eksoskeleton yang sesuai dengan sistem saraf manusia akan membuat pengguna tidak mengalami
gangguan sistem koordinasi.
depolarisasi dalam waktu singkat. Setelah impuls lewat, keadaan akan kembali terpolarisasi atau
bagian dalam kembali bermuatan negatif.
Sistem saraf harus dapat dibaca dan informasinya diolah dengan benar oleh eksoskeleton.
Hal ini dapat dilakukan dengan membaca impuls saraf manusia sebagai sinyal elektris. Impuls
yang dihantarkan melalui sel saraf harus dapat diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk sinyal
elektris, lebih tepatnya sinyal digital. Dengan memanfaatkan fakta yang telah disebutkan
sebelumnya, pembacaan impuls sebagai sinyal pun akan lebih mudah. Kondisi tertentu dibuat
berdasarkan ada atau tidaknya impuls yang lewat. Untuk mengetahuinya, dapat dilakukan
pengecakan perubahan potensial dan nilai muatan pada bagian luar dan dalam saraf. Sinyal yang
telah diterjemahkan dari impuls saraf ini kemudian diterima oleh bagian sensorik dari
eksoskeleton. Bagian ini kemudian melakukan pengiriman data yang akan diolah ke pengolah
utama pada eksoskeleton. Kemudian, sinyal tersebut diolah oleh pengolah utama. Lalu, hasil dari
olahan tersebut dikirimkan ke bagian motorik eksoskeleton. Bagian ini, kemudian, memberikan
gerakan fisik pada eksoskeleton.
ELEKTRONIKA
Berkat pemikiran jenius dan kerja keras Yoshiyuki Sankai, pakar robot ternama dari Jepang.
Sankai menciptakan HAL (hybrid assistive limb), yaitu pakaian robotik yang telah
dikembangkan untuk membantu gerakan dan menambah tenaga orang yang memakainya. HAL
juga bisa digunakan bagi mereka yang mengalami kesulitan berjalan. Sankai meneliti dan
merancang desain HAL sejak 1992. HAL sendiri merupakan gabungan dari teknologi
mekanika,elektronika,bionik,dan robotik atau secara bersama-sama disebut sebagai cybernic.
Pakaian robot ini menggunakan tenaga baterai berbobot 15 kg. Kemampuan pakaian robot
itu adalah mendeteksi gerakan-gerakan otot melalui aliran sinyal elektrik di permukaan kulit.
Pakaian robot tersebut kemudian memperkuat sinyal-sinyal elektrik itu. Tak hanya itu, pakaian
robot juga bisa bergerak sendiri atau secara otomatis. Semuanya berkat sensor yang menempel di
kulit. Ada sensor-sensor ditanam di lengan robot yang akan mendeteksi aliran biolistrik yang
mengalir di permukaan kulit saat tangan pemakai bergerak. Perubahan yang ditangkap sensor ini
akan dikirim ke komputer yang akan menerjemahkan sinyal tersebut menjadi sinyal digital untuk
menggerakkan kaki dan lengan robot dengan kekuatan hingga ribuan kali lipat.
HAL menangkap sinyal bioelektrik yang dikirim otak ketika menginstruksikan sel otot
untuk bergerak. Sinyal tersebut diterjemahkan oleh sebuah chip komputer yang kemudian
menentukan berapa banyak energi yang harus dikeluarkan untuk menggerakkan pakaian. HAL
diproduksi oleh perusahaan asal Jepang,Cyberdyne.
Prototipe paling canggih saat ini adalah HAL 3, yang merupakan exoskeleton (kerangka
luar) metal berpenggerak motor. Exoskeleton ini bisa dipasang pada kaki untuk memberi tenaga
pada gerakan pengguna. Sebuah tas punggung berisi komputer dengan koneksi jaringan nirkabel,
serta baterainya diletakkan di bagian ikat pinggang.
Diagram untuk perhitungan listrik-hidrolik penguat (katup servo) dengan gaya umpan balik
dari spool ke flapper.
ROBOTIKA
Hasil pengolahan sinyal diterjemahkan menggunakan driver untuk mengendalikan servo
yang berhubungan dengan sendi-sendi pada eksoskeleton. Servo adalah motor yang
menggerakkan bagian tubuh robot dengan tetap mengirim feedback deteksi error untuk
memperbaiki performa. Gerakan robot akan selalu terkontrol
1. electric motor
2. position
feedback potentiometer
3. reduction gear
4.
actuator arm
MEKANIKA
Penilaian tingkat kemiripan gerakan langkah eksoskeleton dengan gerakan langkah manusia
dilakukan dengan membandingkan parameter gerakan langkah manusia berupa grafik perubahan
sudut, perubahan momen, panjang langkah, frekuensi langkah, kecepatan langkah, dan
perbandingan fase gerakan langkah.
Untuk menjamin safety dan meminimalkan collision antara lingkungan dengan operator,
arsitektur eksoskeleton harus mencapai keadaan anthropormorphic. Artinya gerak dari
eksoskeleton harus mirip dengan manusia, namun tidak harus mencangkup semua derajat
kebebasan pada kaki manusia. Derajat kebebasan atau yang biasa disebut dengan DOF (Degree
of Freedom) merupakan jumlah kombinasi gerakan berbeda yang dapat dilakukan. Untuk derajat
kebebasan pada eksoskeleton hanya murni pada perputaran sendi, karena tidak mungkin untuk
menirukan semua derajat kebebasan pada kaki manusia yang sangat banyak.
-
Gamabar tersebut merupakan eksoskeleton yang terdapat pada pergelangan kaki beserta
derajat kebebasannya. Hanya pada daerah sumbu rotasi saja yang tidak diperkuat, tetapi
dilengkapi dengan impedansi yang tepat.
Begitu juga dengan derajad kebebasan pada lutut dan pinggul. Untuk lutut hanya memiliki
1 derajat kebebasan saja, seperti pada derajat kebebasan kaki manusia. Pergerakan sendi pada
lutut karena hanya dapat bergerak secara linear, maka disebut dengan Linear Joint.
Exoskeleton
maximum
Average
military male
maximum
Ankle
flexion
14.11
451
351
Ankle
extension
20.61
451
381
Ankle
abduction
not available
201
231
Ankle
adduction
not available
201
241
73.51
1211
1591
Knee flexion
Hip flexion
32.21
1211
1251
Hip
extension
22.51
101
not available
Hip
abduction
7.91
161
531
Hip
adduction
6.41
161
311
Total
rotation external
12.21
351
731
Totol
rotation internal
1.61
351
661
memerintahkan servo-servo tertentu pada robot untuk membantu menggerakkan otot manusia
sesuai dengan sinyal otak yang diterima.
ERGONOMIC
Ergonomis merupakan bidang ilmu pengetahuan yang cukup penting untuk eksoskeleton.
Sebuah eksoskeleton harus memiliki nilai ergonomis yang tinggi agar diterima oleh masyarakat.
Kenyamanan pengguna merupakan prioritas utama sebuah alat. Alat yang dipakai sebisa
mungkin tidak mengganggu kegiatan pengguna dan tidak mengganggu kesehatan pengguna.
V.
Eksoskeleton pada dasarnya merupakan pakaian elektronis. Jadi bentuk dari eksoskeleton
seharusnya mirip dengan pakaian manusia pada umumnya sehingga tidak akan menarik perhatian,
karena pada dasarnya teknologi yang baik adalah teknologi yang tidak terlihat.
Tujuan utama dari proses komputasi adalah mendukung pelaksanaan tugas manusia.
Eksoskeleton, juga termasuk kategori komputer, pada umumnya memiliki suatu fungsi spesifik yang
hasil akhirnya kemudahan manusia dalam melaksanakan suatu tugas tertentu. Contoh eksoskeleton
yang sudah diketahui secara umum, misalnya pakaian astronot yang dapat berfungsi mulai dari alat
komunikasi bergerak, hingga pengatur oksigen.
Eksoskeleton merupakan komputer bergerak. Kapan saja dan dimana saja, apabila dibutuhkan,
eksoskeleton dapat melakukan proses komputasi karena eksoskeleton secara default merupakan
komputer lengkap, yang memiliki sarana input/output, pemrosesan, dan sistem memori.
Eksoskeleton yang ada sekarang ini, umumnya masih belum secara maksimal menerapkan
konsep dari ubiquitous computing. Beberapa contoh konsep ubiquitous computing yang masih belum
sempurna diterapkan pada eksoskeleton, antara lain:
Eksoskeleton yang ada sekarang ini rata-rata masih memiliki pengaruh yang besar ke aktifitas
manusia sehari-hari. Contohnya, roboknee, eksoskeleton untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan kaki, mempunyai hambatan besar, yaitu pemakai hanya bisa menggunakan dalam
kecepatan jalan normal, pengguna dilarang berlari, yang sebenarnya cukup berlawanan dengan
fungsi utamanya, yaitu meningkatkan kemampuan kaki. Contoh lainnya adalah pakaian astronot
yang dapat menghambat pengguna dalam melakukan gerak dan fungsi dasar manusia seperti makan,
minum, bahkan berjalan. Idealnya, sebuah eksoskeleton tidak mempengaruhi kehidupan manusia.
Pada kenyataannya, hal ini sangat sulit diimplementasikan. Bagaimanapun juga, pengaruh negatif
penggunaan eksoskeleton diusahakan dapat ditekan serendah-rendahnya.
Karena belum adanya teknologi power supply yang memadai, rata-rata eksoskeleton memiliki
batas waktu pemakaian yang terbatas. Hal ini cukup menghambat penggunanya karena harus
mengganti atau mengisi ulang power supply yang digunakan.
Yang diharapkan dari sebuah eksoskeleton adalah pakaian elektronis dengan fungsi-fungsi
tambahan yang dapat menggantikan pakaian tradisional tanpa adanya perbedaan yang signifikan.
Pada kenyataannya, eksoskeleton yang ada sekarang ini masih dipenuhi kabel-kabel dan berbagai
komponen elektronis. Contohnya, eksoskeleton untuk perkebunan yang diterapkan di Jepang, sama
sekali tidak berbentuk pakaian, melainkan lebih mirip tabung-tabung yang dihubungkan berbagai
komponen elektronis dan kabel.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa eksoskeleton adalah salah satu penerapan konsep ubiquitous
computing.
VI.
IMPLEMENTASI
Eksoskeleton pertama kali diciptakan pada tahun 1960-an oleh Hardiman, seorang engineer
dari US Military, yang bisa mengangkat beban 115 Kg serasa hanya 4,5 Kg. Eksoskeleton ini
diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah tentara dalam menjalankan tugasnya, seperti
membawa perlengkapan dari satu tempat ke tempat lain dengan lingkungan ekstrim. Setelah
ditemukan, eksoskeleton ini tidak langsung diproduksi untuk digunakan
secara masal karena banyak kendala yang ditemukan, termasuk sumber
daya. Mesin sebesar itu memerlukan daya yang sangat besar sehingga
belum memungkinkan dalam bentuk portabel pada saat itu.
Ide mengenai teknologi ini sudah ada sejak dimunculkannya film
science fiction seperti Starship Troopers pada tahun 1950-an.
Ditemukannya eksoskeleton membuka banyak peluang yang bisa
memanfaatkan mesin tersebut. Berbagai perusahaan mulai melakukan
riset mengenai eksoskeleton untuk berbagai macam tujuan. Setelah
diteltiti lebih lanjut, ternyata eksoskeleton bisa berfungsi sebagai pengganti kursi roda bagi orang
yang cacat kaki. Seseorang yang memakai eksoskeleton
bisa mengangkat beban tubuhnya tanpa mengeluarkan
usaha sedikit pun. Semua beban ditanggung oleh mesin
eksoskeleton.
Eksoskeleton juga bisa dipakaikan pada pendaki
gunung untuk mempermudah pendakian, petugas medis
dalam menyelamatkan korban, tim penyelamat untuk
menggali reruntuhan bangunan, dan ilmuwan untuk
mengeksplorasi lingkungan yang lebih ekstrim.
VII.
PENGEMBANGAN EKSOSKELETON
permukaan bumi yang diukur. Hal ini cukup untuk meningkatkan kekuatan bagian tubuh tertentu
selama melakukan suatu aktivitas, menaiki tangga maupun lereng gunung dan kemampuan
menggerak bagian tubuh secara mudah meskipun sedang membawa beban. Bagaimanapun,
pengaturan actuator yang terdapat di bagian tubuh tertentu meminta kemahiran lebih yang harus
dipunyai pengguna.
Eksoskeleton diharapkan cukup lincah untuk dipakai menendang bola, memukul sansak,
menaiki tangga, ataupun mendaki permukaan tanah yang landai. Pemakai Eksoskeleton mampu
memanggul benda dengan berat hingga 84 kg pada punggung tanpa merasa terbebani. Juga
mengangkat beban seberat 100 kg dengan tangan selama beberapa ratus kali tanpa merasa lelah.
Eksoskeleton mampu menyandang beban itu meskipun pemakainya hanya berdiri dengan satu kaki.
Perangkat tersebut juga dilengkapi mekanisme keseimbangan. Sehingga, jika pemakainya
tersandung, si robot eksoskeleton akan bisa memperbaiki posisi dengan cepat. Pemakainya pun tidak
akan terjatuh.
VIII. KESIMPULAN
Eksoskeleton adalah alat yang mampu meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan kecepatan
manusia serta mungkin akan berada di mana-mana suatu hari nanti. Dengan eksoskeleton, banyak
orang akan mampu berhemat tenaga untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Para pendaki akan lebih
mudah mencapai puncak gunung dengan mengeluarkan energi yang lebih sedikit daripada
sebelumnya.
Penggunaan eksoskeleton yang hampir seperti ekstensi tubuh memungkinkan pemakainya
merasa nyaman. Orang-orang awam juga akan kesulitan untuk membedakan mana yang
menggunakan eksoskeleton dan mana yang memakai baju biasa. Pengguna hanya akan terlihat
seperti orang yang mempunyai kekuatan lebih.
IX.
REFERENSI
http://www.ihmc.us/~jpratt/publications/2004_ICRA_RoboKnee_Pratt.pdf
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2285743
http://xpresi-riaupos.blogspot.com/2008/05/maksimalkan-kekuatan-fisik-dengan.html
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=43917
http://en.wikipedia.org/wiki/Powered_exoskeleton
http://mae.pennnet.com/display_article/361787/32/NEWS/none/none/1/Exoskeleton-technologyreduces-soldier-fatigue-and-injury
http://www.cyberdyne.jp/english/publicity/index.html
http://anwariarnowo.blogspot.com/
http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=447&Itemid=1
http://monyet.colibri.co.id/monyet/index.php?start=12