BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN)
yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
pada 1
Januari 2014 dan sistem yang telah berjalan selama setahun lebih ini
sedang berupaya untuk meningkatkan tujuannya dalam memberikan
jaminan
sosial
wajib
bagi
seluruh
penduduk
Indonesia.
Jumlah
pasien untuk berobat dengan pelayanan yang mudah, cepat dan bermutu
(Jawa Pos, 2014).
Berdasarkan laporan Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jawa Timur,
menyatakan bahwa terdapat keluhan publik terkait pelayanan BPJS,yaitu
dua hal terutama menyangkut aspek pelayanan dan kepesertaan
(Republika, 2015). Isu yang berkembang saat ini dari berbagai media
publik, disebutkan bahwa terdapat banyak keluhan akan pelayanan BPJS.
Menurut laporan triwulan BPJS pada pertengahan tahun 2014 tercatat
sebanyak 30.590 keluhan peserta yang diterima BPJS Kesehatan sampai
dengan Triwulan II/2014, telah diselesaikan 29.098 keluhan atau 95,12
persen (BPJS, 2014).
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan dan persepsi
pelanggan terhadap mutu pelayanan adalah bagaimana menangani
keluhan pelanggan. Hal tersebut dijelaskan kembali oleh Hansemark,
yang menyatakan bahwa semangat pelanggan untuk melakukan complain
dapat meningkatkan kepuasan mereka terutama bagi pelanggan yang
tidak merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Ernawati,
2010).
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor
penting yang mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang
tanggap terhadap keluhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu
serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap pasien (Pohan, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
etal,
(1988), Reliability
B. Rumusan Masalah
Jumlah peserta BPJS semakin meningkat tiap harinya, hal ini
menyebabkan munculnya berbagai keluhan dari pasien BPJS kepada
fasilitas kesehatan maupun kepada pelayanan BPJS. Mekanisme dalam
mengatasi keluhan pun dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidetifikasi faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepuasan pasien. Akan tetapi penelitian untuk
meneliti
variable-variabel
prinsip
penanganan
keluhan
dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Beberapa pengertian Rumah Sakit yang dikemukakan oleh para
ahli, diantaranya adalah sebagai berikut : (Depkes RI, 1988) & (Azwar,
1996).
a. Rumah
Sakit
adalah
pusat
dimana
pelayanan
pelayanan
kedokteran
serta
tempat
dimana
d. Rumah
Sakit
adalah
sarana
upaya
kesehatan
untuk
pendidikan
tenaga
kesehatan
dan
penelitian.
2. Fungsi Rumah Sakit dapat meliputi aspek
a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik penunjang
medik,
perawatan
rehabilitasi,
pencegahan
dan
peningkatan
kesehatan;
b. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan
paramedik;
c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu teknologi
bidang kesehatan.
Fungsi rumah sakit yang meliputi 2 aspek di atas, tidak secara
keseluruhan dapat dilakukan oleh seluruh rumah sakit milik pemerintah
atau
swasta,
tetapi
tergantung
pada
klasifikasi
rumah
sakit.
10
tidur untuk penyakit dalam dan bedah menurun, sedangkan tempat tidur
untuk perawatan intensif semakin meningkat, tetapi rumah sakit tetap
menggunakan jumlah tempat tidur sebagai ukuran bagi tingkat hunian,
pelayanan dan keuangan, meskipun hanya 10 % dari seluruhnya yang
membutuhkan pelayanan memerlukan rawat inap (Snook, 1992).
Suatu institusi dikategorikan sebagai rumah sakit apabila paling
sedikit memiliki 6 tempat tidur untuk merawat orang sakit dengan lama
perawatan di rumah sakit di atas 24 jam setiap kali admisi (Griffith, 1987).
Jadi rawat inap adalah pelayanan pasien yang perlu menginap untuk
keperluan observasi, diagnosis dan terapi bagi individu dengan keadaan
medis,
bedah,
kebidanan,
penyakit
kronis
atau
rehabilitasi
dan
sosial
adalah
perlindungan
untuk
yang
diberikan
resiko-resiko
oleh
atau
11
konsekuensi ekonomi
dari
terjadinya
peristiwa
tersebut,
serta
singkat
jaminan
sosial
diartikan
sebagai
bentuk
yang
diselenggarakan
oleh
BPJS
Ketenagakerjaan,
hukum yang
dibentuk
untuk
menyelenggarakan program
12
2. Peserta BPJS
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional terkait Peserta dan Kepesertaan
1) Ketentuan Umum
1. Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN)
meliputi :
a. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang
telah membayar iuran
pemerintah.
b. Peserta program
(JKN)
13
dan
upah
lambat
memiliki
Januari
2019,
seluruh
jaminan kesehatan
memperoleh
manfaat
perlindungan
dalam
pemeliharaan
memenuhi
penduduk
nasional
kesehatan
kebutuhan
untuk
dan
dasar
14
kesehatannya
efektif,
peserta
melalui
kesehatan.
c. Mengoptimalkan
sosial
dan
efisien
pengelolaan
dan
dana
bermutu
program
kepada
jaminan
tata
kelola
organisasi
yang
baik
dan
dan
mengembangkan
sistem
risiko
atas
Kesehatan.
f. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk mendukung operasionalisasi BPJS
Kesehatan (BPJS, 2015).
15
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
kesehatan
implant,
pelayanan
penunjang
diagnostic
D. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
16
Beberapa
orang
dapat
mempunyai
persepsi
yang
berbeda
dalammelihat suatu objek yang sama, hal ini dipengaruhi oleh faktor
antara laintingkat pengetahuan dan pendidikan seseorang, kombinasi
penglihatan,penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu
(Stanton, 1996).
Robbins berpendapat bahwa beberapa faktor yangmempengaruhi
persepsi adalah seperti pada faktor pemersepsi / pihakpelaku persepsi,
faktor obyek atau target yang dipersepsikan dan factorsituasi dimana
persepsi itu dilakukan (Robbins, 1995).
Persepsi
dapat
diartikan
juga
sebagai
proses
hakekatnya
adalah
17
18
ketidakpuasan
yang
dirasakan
oleh
konsumen.
Keluhan
Keluhan
pelanggan
menurut
Engel
(1994)
butuh
atau
komplain
merupakan
suatu
ungkapan
19
mereka
harapkan
b. mereka diacuhkan, misalnya dibiarkan menunggu tanpa penjelasan
c. Tidak ada yang mau mendengarkan
d. Seseorang yang berlaku tidk sopan atau tidakmembantu terhadap
mereka
e. Tidak ada yang mau bertanggung jawab untuk suatu
f. Ada kegagalan komunikasi
kesalahan
20
c. Koordinatif:penanganan
keluhan
masyarakat
harus
harus
dapat
dipertanggungjawabkan
kepada
masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan prosedur yang berlaku.
f. Transparan: penanganan keluhan
masyarakat
dilakukan
instrumen
untuk
BPJS
Kesehatan
dengan
Asosiasi
Fasilitas
Kesehatan.
21
Kesehatan
yang
bekerjasama
dengan
BPJS
kepada BPJS
22
yaitu
Asosiasi
Fasilitas
Kesehatan
maka
sebaiknya
Jika
yaitu
Tim Monev
G. Kepuasan Pasien
1. Pengertian Kepuasan
Menurut J. Paul
ketidakpuasan
Peter,
merupakan
Jerry
C.
Olson,
kepuasan
perbandingan
antara
harapan
atau
kinerja
23
saran,
bagi
keluhan
dan
pelanggan
pendapat
untuk
mereka
pribadi.
Melalui
survei
perusahaan
akan
24
secara langsung
mengenai
kekuatan
dan
kelemahan
produk
adalah
akan
diperoleh
informasi
penyebab
25
26
berbeda
untuk
satu
pelayanan
kesehtana
yang
sama.
Untuk
27
Prinsip Penanganan
Keluhan
Objektif
Persepsi
Responsif
Koordinatif
Jenis
Pelayanan :
Administra
si
Dokter
Perawat
Obat
Sarana
Fasilitas
Efektif dan
Efisien
Akuntabel
Kepuasan
Pasien
Transparan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
28
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
survei analitik yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau
situasi. Adapun pendekatan yang digunakan adalah rancangan cross
sectional study yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach)
(Notoadmojo, 2010).
29
n=
( Z 1 / 2 ) p ( 1 p ) N
2
2
d ( N1 ) + ( Z 1 / 2 ) p ( 1 p )
(Suyatno, 2000)
30
Ruang Perawatan
Perhitungan
Total populasi per instalasi/total populasi seluruh
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
Jabal Nur
Arafah
Mina
Jabal Tsur
Raudah
Musdalifah
Jabal Rahmah
Total Sampel
495/5.411(100) = 9,14
854/5411(100) = 15,78
356/5411(100) = 6,57
1.215/5411(100) = 22,45
927/5411(100) = 17,13
698/5411(100) = 12,89
866/5411(100) = 16,00
9
16
7
22
17
13
16
100
31
D. Kerangka Konsep
Persepsi Prinsip Penanganan
Keluhan berupa objektif
Persepsi Prinsip Penanganan
Keluhan berupa responsif
Persepsi Prinsip Penanganan
Keluhan berupa koordinatif
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan persepsi prinsip penanganan keluhan berupa variabel
objektif dengan tingkat kepuasan pasien BPJS di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Samarinda
2. Ada hubungan persepsi prinsip penanganan keluhan berupa variabel
responsif dengan tingkat kepuasan pasien BPJS di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Samarinda
3. Ada hubungan persepsi prinsip penanganan keluhan berupa variabel
koordinatif dengan tingkat kepuasan pasien BPJS di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Samarinda
32
Definsi
Operasional
Penilaian
responden
tentang
penanganan
keluhan
yang
berdasarkan
fakta dan
Kriteria
Objektif
0. kurang
baik
skor <
median
1. Baik
Skor
median
Instrumen
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
Skala
Data
Ordinal
33
bukti
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Persepsi
Prinsip
penanganan
keluhan
Responsif
Penilaian
responden
tentang
penanganan
keluhan
yang
ditangani/
ditanggapi
secara
cepat dan
tepat
0. kurang
baik
skor <
median
1. Baik
Skor
median
Persepsi
Prinsip
Penilaian
responden
0. kurang
baik
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Kuesioner
Skor
Ordinal
Ordinal
34
penanganan tentang
keluhan
penanganan
Koordinatif
keluhan
yang
dilaksanaka
n
dengan
kerja sama
yang
baik
berdasarkan
mekanisme
dan
prosedur
yang
berlaku
skor <
median
1. Baik
Skor
median
Persepsi
Prinsip
penanganan
keluhan
Efektif dan
Efisien
0. kurang
baik
skor <
median
1. Baik
Skor
median
Penilaian
responden
tentang
penanganan
keluhan
yang
dilaksanaka
n
secara
tepat
sasaran,
hemat
tenaga,
waktu, dan
biaya
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
Ordinal
35
Persepsi
Prinsip
penanganan
keluhan
Akuntabel
Penilaian
responden
tentang
penanganan
keluhan
yang dapat
dipertanggu
ng
jawabkan
0. kurang
baik
skor <
median
1. Baik
Skor
median
Persepsi
Prinsip
penanganan
keluhan
Transparan
Penilaian
responden
tentang
penanganan
keluhan
yang
mekanisme
prosedurnya
jelas
dan
terbuka
0. kurang
baik
skor <
median
1. Baik
Skor
median
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
Skor
Ordinal
Ordinal
36
Kepuasan
Pasien
BPJS
di
Rawat Inap
Rumah
Sakit Islam
Samarinda
Ungkapan
perasaan
puas atau
tidak puas
responden
terhadap
pelayanan
BPJS
di
Rawat Inap
Rumah
Sakit Islam
Samarinda
0. tidak
puas
skor <
median
1. puas
Skor
median
pertanyaan
negatif :
Setuju = 1
Setuju = 2
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=4
Tidak Setuju =
5
(Skala Likert)
Kuesioner
Skor
Pertanyaan
positif :
Sangat Setuju
=5
Setuju = 4
Ragu-ragu = 3
Kurang Setuju
=2
Tidak Setuju =
1
(Skala Likert)
Ordinal
37
untuk
diolah
ke
dalam
program
komputer
dengan
dan
memasukkan data.
pengecekkan
dilakukan
bila
kembali
terdapat
data
kesalahan
yang
dalam
38
2. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai
penjelasan tabel untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat.
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan
mendeskripsikan masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan
terikat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.
2. Analisis Bivariat
Analisis ini untuk melihat hubungan antara masing-masing variabel
terikat/dependen
dengan
variabel
bebas/independen
dengan
keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi
fn = frekuensi yang diharapkan
Untuk menentukan apakah terjadi hubungan yang bermakna antara
variabel bebas dengan variabel terikat. maka menggunakan p value yang
dibandingkan dengan tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 5% atau
0,05 apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang
signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Apabila p value > 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
39