ANTIINFLAMASI
ANTIINFLAMASI
Farmasi
dan
Terapi
(PFT)
menurut
Kepmenkes
No.
Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang
diberikan kepada penderita
pemilihan,
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
yang
diperlukan
bagi
kegiatan
pelayanan
(Kepmenkes
No.1197/MENKES/SK/X/2004).
A. Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan
kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbaharui standar obat.
B. Perencanaan
Pedoman Perencanaan adalah:
- DOEN, Formularium Rumah Sakit, Standar Terapi Rumah Sakit, Ketentuan
setempat yang berlaku.
- Data catatan medik
- Anggaran yang tersedia
- Penetapan prioritas
- Siklus penyakit
- Sisa persediaan
Produksi Steril
c. Sumbangan/droping/hibah
D. Produksi
Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali
sediaan farmasi steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Kriteria obat yang diproduksi:
- Sediaan farmasi dengan formula khusus
- Sediaan farmasi dengan harga murah
- Sediaan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil
- Sediaan farmasi yang tidak tersedia dipasaran
- Sediaan farmasi untuk penelitian
- Sediaan nutrisi parenteral
- Rekonstruksi sediaan obat kanker
E. Penerimaan
F. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan
yang ditetapkan:
-
G. Pendistribusian
Distribusi dapat dilakukan melalui cara-cara berikut:
1. Resep perorangan (individual prescription)
Penyaluran perbekalan farmasi dengan sistem ini adalah berdasarkan resep
yang diterima pasien. Semua pasien rawat jalan menerima perbekalan farmasi
melalui resep perorangan, tetapi sebagian pasien rawat inap juga menerima resep
perorangan. Sistem ini memungkinkan apoteker untuk langsung mengkaji resep
b.
c.
d.
b.
c.
b.
Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak terpakai di ruangan perawat.
c.
d.
4. Sistem kombinasi
Rumah sakit besar pada umumnya tidak terpaku pada satu sistem distribusi
obat saja, tetapi lebih fleksibel, yaitu dengan mengkombinasikan beberapa sistem
di atas, bahkan mungkin menggunakan semua sistem di atas, namun sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
Pusat
Pelayanan
Sterilisasi
(CSSD)
merupakan
satu
c. Mendistribusikan alat dan bahan habis pakai steril yang dibutuhkan oleh ruang
perawatan, kamar operasi, dan ruang lain yang membutuhkan
d. Berpartisipasi dalam pemilihan alat dan bahan yang aman, efektif, bermutu
e. Mempertahankan stok inventory yang memadai untuk keperluan perawatan
f. Mendokumentasikan setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun
sterilisasi sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu
g. Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan
pengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian infeksi nosokomial
h. Memberikan penyuluhan tentang hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi
i. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik
yang bersifat intern dan ekstern.