Oleh:
Kokom Komariah
NPM : 20040014034
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2015
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
_________________________________________________________________________
PROPOSAL TESIS
Oleh:
Kokom Komariah
NPM : 20040014034
Bandung, ..
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
__
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
_______________________________________________________________________
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBAIKAN PROPOSAL TESIS
Proposal Tesis Berjudul
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
:
:
Kokom Komariah
20040014034
(Pembimbing Utama)
1.
(Pembimbing Pendamping)
2.
(Penguji)
(Penguji)
3.
4.
(Penguji)
5.
Bandung, ..
Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
_______________________________________________________________________
NAMA PENGUJI
Judul Tesis
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Kegunaan penelitian
Kerangka pikir
Buku sumber
Daftar pustaka
Cara penulisan
Gambaran umum penyakit campak
Tanggungjawab Pemda dalam hal
kesehatan
Tujuan penelitian
Baca buku panduan
Cara penulisan
Pembahasan
undang-undang
wabah
Perda tentang campak
HASIL
PERBAIKAN
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
Kaprodi
Hukum
Magister
Ilmu
Sudah diperbaiki
Sudah diperbaiki
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Matrik Perbaikan Proposal Tesis
Daftar Isi ..
Daftar Gambar .
Daftar Tabel
A. Latar Belakang Penelitian
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian .
D. Kegunaan Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan ..
Daftar Pustaka .
iv
v
vi
1
8
8
8
9
19
27
30
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1
Halaman
2
DAFTAR TABEL
Tabel
1
Halaman
Perbandingan Metode Penelitian Epidemiologi Dengan
Pengamatan Klinis ..
20
terdapat sarana pelayanan dasar kesehatan seperti pos yandu (pos pelayanan
terpadu) dan puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) pembantu, tetapi sarana
pelayanan dasar kesehatan tersebut tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya
dikarenakan tidak adanya tenaga kesehatan yang secara khusus ditugaskan di desa
Drawati. Pada kenyataannya tenaga kesehatan yang ada di desa Drawati adalah 2
(dua) orang bidan praktek swasta. Puskesmas pembantu yang ada di desa Drawati
adalah termasuk wilayah kerja Puskesmas Cipedes Kecamatan Paseh Kabupaten
Bandung yang beralamat di desa Cipedes Kecamatan Paseh.Puskesmas Cipedes
adalah puskesmas jenis non perawatan.
Penyakit campak menyerang warga desa Drawati antara bulan September
2014 sampai dengan bulan Nopember 2014. Penyakit campak tersebut
menjangkiti 20 orang anak dengan 6 (enam) orang anak diantaranya dirawat di
rumah sakit dengan memanfaatkan fasilitas Jamkesmas (Jaminan Kesehatan
Masyarakat). Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1. 8 (delapan) orang anak dengan usia 0 5 tahun.
2. 7 (tujuh) orang anak dengan usia 5 8 tanun.
3. 5 (lima) orang anak dengan usia 8 15 tahun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sakit adalah berasa
tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu3. Menurut arti
bahasa, lawan kata sakit adalah sehat. Sehat menurut KBBI didefinisikan sebagai
baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit) 4. Sementara itu
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), http://kbbi.web.id/sakit, diunduh hari Sabtu
tanggal 5 September 2015 jam 20.21 WIB.
4 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), http://kbbi.web.id/sehat, diunduh hari Sabtu
tanggal 5 September 2015 jam 21.08 WIB.
World
Health
Organization
(WHO)
menentukan
batasan
kesehatan
sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis5.
Konsideran (bagian menimbang) huruf a Undang-Undang Republik
Indoneisa nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa; bahwa
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsurkesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsaIndonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun
19456. Kemudian disebutkan juga bahwa: Dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan
tujuan nasional bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan
sosial7.
Pada alinea berikutnya disebutkan juga bahwa Kesehatan merupakan hak
asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
5 Hadist Tentang Kesehatan Dalam Islam, http://www.teknoislam.com/2013/10/hadisttentang-kesehatan-dalam-islam.html, diunduh hari Kamis tanggal 10 September 2015
jam 04.17 WIB.
6Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan disahkan tanggal 13
Oktober 2009.
7Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, I. Umum,
alinea kesatu.
10 Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Monograf: Filsafat Ilmu, Metode Penelitian
Hukum Dan Menggunakan Teori/Konsep Di Bidang Ilmu Hukum, dicetak secara terbatas,
Bandung, 2013, hlm. 17 pada bagian Metode Penelitian Hukum.
11 Penelusuran dilakukan oleh peneliti pada hari Sabtu tanggal 5 September 2015 jam
22.30 WIB.
kesehatan anak. Hal ini disebabkan karena semua penderita penyakit campak di
desa drawati tersebut adalah anak.
Terhadap masalah tersebut kemudian dilakukan tinjauan secara yuridis
normatif untuk mengetahui pertanggungjawaban pihak Pemerintah Daerah
Kabupaten Bandung.Yang dimaksud tinjauan secara yuridis normatif disini adalah
tinjauan terhadap kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah penelitiannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung menurut
undang-undang kesehatan dan undang-undang wabah dalam mencegah
kasus penyakit campak?
2. Bagaimana implementasi dari kewajiban Pemerintah Daerah Kabupaten
Bandung dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan anak pada kasus
penyakit campak di desa Drawati?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti menentukan tujuan
dari penelitian ini, yaitu:
D. Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya kegunaan penelitian ini terbagi dua, yaitu kegunaan yang
bersifat teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis.
1. Secara teoritis penelitian ini berguna untuk:
a. Bagi peneliti, untuk menerapkan teori hukum dalam praktek
kehidupan sehari-hari.
b. Bagi pemerintah dan masyarakat, untuk mengetahui kesesuaian
teori umum tentang kesehatan dan peraturan perundang-undangan
serta aplikasinya dalam kasus endemi penyakit campak tersebut.
2. Secara praktis penelitian ini berguna untuk meningkatkan kesadaran para
pihak yang bertanggungjawab dalam kasus endemi penyakit campak
tersebut agar tidak terjadi kejadian serupa dimasa yang akan datang.
E. Kerangka Pemikiran
Penomena menarik terjadi di negara maju, yang dalam hal ini adalah
Amerika Serikat. Secara resmi penyakit campak ini dapat diberantas di Amerika
Serikat pada tahun 2000. Imunisasi campak di negara tersebut diselenggarakan
secara gratis. Meskipun demikian, akhir-akhir ini penderita penyakit campak di
10
Amerika Serikat menunjukan gejala yang meningkat. Pada tahun 2014 di Amerika
Serikat diketahui telah terjadi 644 kasus penyakit campak, sementara tahun 2015
sudah diketahui 102 kasus penyakit campak. Peningkatan kasus penyakit campak
di Amerika Serikat ini sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat kepedulian orang
tua tentang pentingnya imunisasi campak untuk anak-anaknya. Tingkat
kepedulian orang tua tersebut banyak dipengaruhi oleh pola pikir masyarakat
Amerika Serikat itu sendiri yang liberal, dimana masalah imunisasi dianggap
sebagai masalah pribadi yang tidak perlu dicampuri oleh pemerintah. Selain itu
pemberitaan yang bebas dan gencar tentang reaksi negatif tubuh beberapa orang
terhadap imunisasi campak melalui media massa dan media sosial secara langsung
telah menimbulkan ketakutan terhadap efek negatif imunisasi itu sendiri.
Tahun 2015, Amerika Serikat mengalami outbreak campak. Campak
mulai menjangkiti para pengunjung taman hiburan Disney sehingga wabah kali ini
kerap disebut "Disney Measles". Diduga, wabah dipicu oleh pengunjung yang tak
menjalani vaksinasi campak12.
Menurut laman Infoimunisasi (http://infoimunisasi.com/news/campakmasih-mengancam-dunia/) dalam artikelnya yang berjudul Campak Masih
Mengancam Dunia, disebutkan juga bahwa sampai dengan saat ini Indonesia
belum berbebas dari ancaman penyakti campak. Pada tahun 2011 di Indonesia
tercatat telah terjadi 11.704 kasus penyakit campak. Meskipun demikian secara
keseluruhan, Indonesia telah berhasil menurunkan kasus kematian akibat penyakit
12 Kompas.com, Virus Campak Jenis Baru Beredar di Indonesia,
http://sains.kompas.com/read/2015/03/23/16101251/Virus.Campak.Jenis.Baru.Bered
ar.di.Indonesia, diunduh hari Sabtu tanggal 7 November 2015 jam 18.22 WIB.
11
campak sebesar sekitar 90% dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010.
Pencapaian Indonesia tersebut masih lebih besar dibandingkan dengan rata-rata
keberhasilan negara-negara di dunia untuk menurunkan kasus kematian akibat
penyakit campak sebesar 78% pada kurun waktu yang hampir sama.
Sepanjang tahun 2014 di Indonesia terjadi KLB penyakit campak
sebanyak 34 kasus, sendangkan pada tahun 2015 sudah terjadi KLB penyakit
campak sebanyak 17 kasus13.
Keberhasilan Indonesia menurunkan tingkat kematian akibat penyakit
campak ini tidak terlepas dari keberhasilan program pemerintah menyelenggarkan
imunisasi secara massal, intensif dan gratis.Pada dasarnya imunisasi campak
terhadap anak-anak dilakukan dua kali.Imunisasi campak yang pertama dilakukan
kepada anak yang berumur sembilan bulan.Apabila imunisasi ini dilaksanakan di
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat), pada dasarnya dilaksanakan tanpa
biaya. Meskipun demikian ada juga tempat-tempat imunisasi yang dikelola oleh
swasta, dengan fasilitas yang lebih nyaman yang dapat dinikmati oleh masyarakat
dengan cara mengeluarkan sejumlah uang sebagai biayanya.
Imunisasi campak yang kedua dilakukan terhadap anak-anak yang duduk
di bangku kelas satu Sekolah Dasar atau yang setingkat dengan itu. Kegiatan
tersebut biasanya dikemas dalam suatu kegiatan yang disebut Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS). Menurut Kepala Badan Penelitian Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes), Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Tjandra
13 Kompas.com, Virus Campak Jenis Baru Beredar di Indonesia,
http://sains.kompas.com/read/2015/03/23/16101251/Virus.Campak.Jenis.Baru.Bered
ar.di.Indonesia, diunduh hari Sabtu tanggal 7 November 2015 jam 18.22 WIB.
12
Yoga Aditama; Berikan imunisasi pada (anak) usia sembilan bulan dan
memberikan dosis kedua pada saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada
anak kelas satu SD (sekolah dasar) atau setingkatnya14.
Keberhasilan Indonesia menurunkan tingkat kematian akibat penyakit
campak tersebut didukung juga dengan keberhasilan peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Prilaku
PHBS yang dapat mengurangi risiko terjangkit penyakit campak diantaranya
adalah:
1. Mencuci tangan setelah memegang hidung atau mulut.
2. Menutup hidung dan mulut pada saat bersin atau batuk.
3. Memberikan air susu ibu (ASI) secara eklusif dapat meningkatkan
kekebalan (daya tahan) bayi terhadap penyakit, termasuk terhadap
penyakit campak, dan perilaku lainnya.
Sampai dengan saat ini tingkat penyebaran penyakit campak di Indonesia
masih tergolong tinggi sehingga sewaktu-waktu dapat berubah menjadi wabah
apabila tidak ditangani dengan seksama. Wabah penyakit menular (seperti wabah
campak) adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka15. Intensifnya hubungan antar masyarakat disuatu daerah dengan
13
tindakan karantina;
pencegahan dan pengebalan;
pemusnahan penyebab penyakit;
penanganan jenazah akibat wabah;
penyuluhan kepada masyarakat;
upaya penanggulangan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, penanggulangan penyakit menular tersebut
pemerintah
bertanggung
jawab
untuk
melaksanakan
upaya
14
15
16
17
18
Terkait dengan judul penelitian ini, fokus penelitian ini adalah kepada
tanggung jawab pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung
selain sebagai daerah (otonom) yang menyelenggarakan urusan pemerintah
konkuren33, juga sebagai wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi
bupati/wali kota dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum 34 di
wilayah Daerah kabupaten/kota35, pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh
Gubernur36.
Urusan pemerintah konkuren yang diserahkan kepada daerah terdiri dari
urusan pemerintah wajib dan urusan pemerintah pilihan 37. Urusan pemerintahan
wajib terkait dengan pelayanan dasar dan yang tidak terkait dengan pelayanan
dasar38. Urusan pemerintah wajib terkait dengan pelayanan dasar 39 adalah; (1)
pendidikan, (2) kesehatan, (3) pekerjaan umum dan penataan ruang, (4)
perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, (5) ketenteraman, ketertiban umum,
dan perlindungan masyarakat, dan (6) sosial. Sedangkan urusan pemerintah wajib
33 Op.cit., Pasal 9 ayat (3 &4)..
34Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada adalah Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan. Op.cit., Pasal 9 ayat (5).
19
yang tidak terkait dengan pelayanan dasar40 adalah; (1) tenaga kerja, (2)
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (3) pangan, (4) pertanahan, (5)
lingkungan hidup, (6) adminstrasi kependudukan dan pencatatan sipil, (7)
pemberdayaan masyarakat dan desa, (8) penendalian penduduk dan keluarga
berencana, (9) perhubungan, (10) komunikasi dan informatika, dan (11) koperasi,
usaha kecil, dan menengah, (12) penanaman modal, (13) kepemudaan dan olah
raga, (14) statistik, (15) persandian, (16) kebudayaan, (17) perpustakaan, dan (18)
kearsipan.
Urusan
pemerintahan
konkuren
yang
diserahkan
kepada
daerah
kabupaten/kota adalah41:
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota.
2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota.
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam
Daerah kabupaten/kota.
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
Terkait dengan judul penelitian ini, urusan pemerintahan wajib terkait
dengan pelayanan dasar yaitu masalah kesehatan dan yang tidak terkait dengan
pelayanan dasar yaitu masalah perlindungan anak.
Standar minimum penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
wajib terkait dengan pelayanan dasar ditentukan oleh pemerintah pusat42 dan harus
40Op.cit., Pasal 12 ayat (2).
41Op.cit., Pasal 13 ayat (4).
42Op.cit., Pasal 18 ayat (2).
20
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak
menggunakan metode penelitian epidemiologi. Hal ini disebabkan karena
peneltian ini mengkaji masalah kewajiban Pemeriantah Daerah Kabupaten
Bandung terkait dengan penyakit campak yang terjadi di desa Drawati. Penelitian
ini tidak bermaksud meneliti penyakit campaknya itu sendiri.
Metode epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari
faktor penyebab serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada
suatu kelompok penduduk tertentu45. Meskipun mempunyai keterkaitan diantara
keduanya, objek penelitian metode epidemiologi pada dasarnya berbeda dengan
objek penelitian metode pengamatan klinis, diantaranya46:
21
Uraian
Epidemiologi
Pengamatan Klinis
Objek pengamatan
Kelompok
Individu
Metode
Kuantitatif
Kualitatif
Yang diamati
Faktor lingkungan
Harus diperhatikan
Pengamatan
Diagnosa
masyarakat
Sifat pengamatan
Deskriptif,
analitis, Deskriptif dan analitis
sistematis, dan konstruktif
Kegiatan/program
Promotif, prevetif,
pengendalian
dan Pengobatan
22
23
Berdasarkan
pemikiran
diatas,
maka
peneliti
dalam
melakukan
24
approach) dilakukan karena penelitian ini mengacu kepada suatu kasus tertentu,
yaitu kasus penyakit campak yang terjadi di daerah Drawati.
Pendekatan perundang-undangan (statute approach) melihat hukum
sebagai suatu sistem yang tertutup dengan cirri-ciri sebagai berikut54:
1. Didalam suatu peraturan perundang-undangan, norma-norma hukum yang
terdapat didalamnya saling terkait satu dengan yang lainnya. Hal tersebut
disebut comprehensive.
2. Bahwa norma-norma hukum yang terdapat didalam suatu peraturan
perundang-undangan dipandang sudah cukup mampu menampung
permasalahan hukum yang ada. Hal tersebut disebut all-inclusive.
3. Norma-norma hukum yang terdapat didalam suatu peraturan perundangundangan saling terkait satu dengan yang lainnya dan tersusun secara
hierarkis. Hal tersebut disebut systematic.
Sedangkan pendekatan kasus (case approach) dilakukan didalam
penelitian hukum normatif ini dengan tujuan untuk mengetahui penerapa hukum
dan kaidah-kaidah hukum. Dalam hal ini kasusnya itu sendiri bersifat empiris
yang kemudian dilihat dampaknya dalam dimensi penormaan dalam suatu
peraturan perundang-undangan yang berlaku55. Hal senada dikemukakan oleh Lili
Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi56 bahwa yang dimaksud penelitian hukum empiris
25
26
dan Sri Mamuji penelitian (hukum) yuridis normatif adalah penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka61.
Bahan hukum yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitiannya antara
lain62:
1. Bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan sesuai dengan
hierarkinya.
2. Bahan hukum sekunder yang diantaranya terdiri dari:
a. Jurnal ilmiah.
b. Pendapat para ahli hukum.
c. Yurisprudensi
d. Kebiasaan yang hidup dan diakui oleh masyarakat setempat.
e. Simposium, sarasehan, seminar dan pertemuan ilmiah lainnya yang
secara resmi diselenggarakan oleh institusi yang kompeten serta
diikuti oleh para ahli dibidangnya terkait dengan masalah tersebut.
f. Data hasil pengamatan atau laporan kegiatan/pelaksanaan tugas
instansi terkait.
g. Data sejenis lainnya.
3. Bahan hukum tersier yang diantaranya terdiri dari:
a. Kamus umum dan kamus hukum.
b. Ensiklopedia yang bernilai ilmiah.
c. Data sejenis lainnya yang memberikan petunjuk atau penjelasan
data primer serta data sekunder.
61Salim HS.dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
Dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 12. Periksa juga Soerjono
Soekanto, dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
Rajawali Pers, Jakarta, 1990, hlm. 15.
62 Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publishing, Malang, 2012, hlm. 392. Lihat juga Salim HS. Dan Erlies Septiana Nurbani,
Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan Disertasi, RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2013, hlm.16.
27
28
G. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini rencananya akan terdiri dari beberapa bab. Masingmasing bab akan terdiri dari beberapa sub bab. Untuk materi yang perlu diuraikan
dengan lebih mendalam lagi, maka pada beberapa sub bab dimungkinkan terdiri
dari beberapa sub sub bab lagi.
Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab
diantaranya:
1. Latar belakang masalah yang menjadi pendorong bagi penulis untuk
melakukan penelitiannya. Pada latar belakang masalah ini diuraikan
kesenjangan antara das sollen dan das sain.
2. Rumusan masalah adalah apa yang akan dicarikan jawabannya sebagai
hasil dari penelitian ini.
3. Tujuan penelitian adalah tindak lanjut dari rumusan masalah dan hasil
akhir yang diinginkan dari penelitian ini.
4. Kegunaan penelitian adalah menfaat penelitian secara formal yang ingin
dicapai oleh peneliti.
5. Kajian pustaka adalah serangkaian doktrin-doktrin dalam ilmu hukum
yang dipergunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Doktrindoktrin tersebut kemudian disusun agar membentuk sebuah kerangka
29
30
akan berisi alternatif pemecahan masalah yang menjadi kesimpulan penelitian ini
atau jalan menuju perbaikan dan dapat ditempuh terhadap hasil penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Bernard L. Tanya, Yoan N. Simanjuntak, dan Markus Y. Hage, Teori Hukum
Strategi Tertib Manusia Listas Ruang dan Generasi, Genta Publishing,
Bantul, 2013.
Hotma P. Sibuea, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan, dan Asas-asas
Umum Pemerintahan yang Baik, Erlangga, Jakarta, 2010.
Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia
Publishing, Malang, 2012.
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Monograf: Filsafat Ilmu, Metode Penelitian
Hukum Dan Menggunakan Teori/Konsep Di Bidang Ilmu Hukum, dicetak
secara terbatas, Bandung, 2013.
Muhammad Siddiq Tgk. Armia, Perkembangan Pemikiran Teori Ilmu Hukum,
Pradnya Paramita, Jakarta, 2009.
Romli Atmasasmita, Teori Hukum Integratif Kekonstruksi Terhadap Teori Hukum
Pembangunan dan Teori Hukum Progresif, Genta Publishing, Bantul,
2012.
Rusdianto Sesung, Hukum Otonomi Daerah, Bandang, Refika Aditama, 2013,
Hlm. 20.
Salim HS. dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Tesis Dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013.
Susila & Suryanto, Metode Penelitian Epidemiologi Bidang Kedokteran Dan
Kesehatan, Bursa Ilmu, Yogyakara, 2014, Hlm. 3.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
HK.02.02/MENKES/52/2015.
Republik
Indonesia
Nomor
32
1979 Tentang
Indonesia
Nomor
23
Tahun
2002
Tentang
13
Tahun
2006
Tentang
33
Nomor
23
Tahun
2014
Tentang
Map,
https://www.google.co.id/maps/@7.0761467,107.795974,1603m/data=!3m1!1e3!5m1!1e4, diunduh hari
Rabu tanggal 9 September 2015 jam 19.41 WIB.
Infoimunisasi,
Campak
Masih
Mengancam
Dunia,
http://infoimunisasi.com/news/campak-masih-mengancam-dunia/,
diunduh hari Sabtu tanggal 7 November 2015 jam 14.28 WIB.
Hadist
Tentang
Kesehatan
Dalam
Islam,
http://www.teknoislam.com/2013/10/hadist-tentang-kesehatan-dalamislam.html, diunduh hari Kamis tanggal 10 September 2015 jam 04.17
WIB.
2005-2025,
Visi
Pembangunan
Nasional,
http://rocana.kemenperin.go.id/index.php/rpjpn/rpjpn-2005-2025.
Tempo.Co, Nasional, Selama 2011, Penderita Campak di Jawa Barat Tembus 950
Orang,
http://nasional.tempo.co/read/news/2011/10/18/178361978/selama2011-penderita-campak-di-jawa-barat-tembus-950-orang, diunduh hari
Sabtu tanggal 7 November 2015 jam 15.26 WIB.
Wikipedia,
Metode
Deduksi,
Wikipedia,
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_deduksi.
Metode
Deduksi,