Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS PSIKOTIK

Skizofrenia Paranoid (F20.0)

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

Ny. A

Jenis Kelamin

Perempuan

Umur

38 tahun ( 1-12-1976)

Agama

Islam

Suku Bangsa

Makassar

Status Pernikahan

Menikah

Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga

Alamat

Makassar

Masuk RS Wahidin Sudirohusodo untuk pertama kalinya pada tanggal 23


September 2014, diantar oleh suami pasien. Ini merupakan pertama
kalinya pasien masuk ke rumah sakit dengan gangguan jiwa.

II.

RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh melalui alloanamnesis pada tanggal 13 September 2014 dari :
Nama

Tn. AB

Pekerjaan

PNS

Pendidikan

S1

Alamat

Makassar

Hubungan dengan pasien

Suami

A. Keluhan Utama
Gelisah
B. Riwayat gangguan sekarang
1. Keluhan dan Gejala
Pasien perempuan, usia 37 tahun MRS dengan keluhan
gelisah. Bila pasien gelisah, pasien sulit untuk tidur dan seringkali
berbicara sendiri. Gejala ini memberat sejak 1 minggu SMRS.
Menurut keluarga, pasien juga kadang mengamuk. Bila pasien
mengamuk, pasien menendang kursi dan memukuli suaminya.
Pasien juga sering memberitahukan kepada keluarganya bahwa ia
mendengarkan bisikan-bisikan Tuhan. Pasien juga mengalami
penurunan nafsu makan.
Menurut keluarga, perubahan tingkah aku pasien dialami
sejak tahun 2010 setelah pasien melahirkan anak keempatnya.
Pasien sering terlihat murung dan kadang berbicara sendiri. Pasien
gelisah setelah suaminya memasukkan anak pertamanya ke
pesantren di Bandung tanpa sepengetahuannya. Semenjak itu
pasien merasa stress dan gejala memberat seperti sekarang.
2. Hendaya atau disfungsi
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)
3. Faktor stress psikososial
Stressor tidak jelas
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik sebelumnya
- Trauma (-)
- Ineksi (-)
- Kejang (-)
- NAPZA :
o Narkotika
(-)
o Alkohol
(-)
o Psikotropika
(-)
o Zat adiktif lainnya seperti rokok,dll (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Pasien kelihatan murung dan berbicara sendiri setelah melahirkan anak
yang keempatnya.
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di pada 1 Desember 1976 secara normal di RS dibantu
oleh bidan,
2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak lainnya.
Tidak banyak informasi yang diperoleh saat itu.
3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masuk ke Sekolah Dasar (SD) dan menyelesaikan sampai
selesai.
4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien melanjutkan pendidikannya dan menyelesaikan pendidikan
tingkat menengah pertama (SMP) dan tingkat menengah atas
(SMA). Pasien sempat berkuliah di jurusan pertanian Universitas
Hasanuddin tapi tidak selesai.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien sehari-harinya hanya sebagai ibu rumah tangga.
b. Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah dan memiliki 4 orang anak.
c. Riwayat Kehidupan Sosial
Pasien sering bersosialisasi dengan baik pada tentangganya
sebelum menderita gangguan jiwa.
d. Riwayat Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang tinggal di Makassar bersama suami dan anakanaknya.
E. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien merupakan anak ke empat dari enamt bersaudara
(,,,,,).
Hubungan dengan keluarga baik.
Ada riwayat penyakit serupa dalam keluarga (Alm. ayah pasien)
F. Situasi Sekarang
Pasien sekarang tinggal bersama suami dan anaknya.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien tidak mengakui bahwa dirinya sakit dan harus berobat.

III.

AUTOANAMNESIS
Autoanamnesis pasien dilakukan pada tanggal 13 September 2014 di
Pakis RSWS pukul 17.00 WITA.
DM

: Assalamualaikum bu, selamat sore. Perkenalkan saya


Rahim dokter muda yang bertugas disini. Ada beberapa
hal
yang ingin saya tanyakan kepada ibu. Apakah boleh bu?

: Waalaikumsalam. Iye, boleh dok.

DM

: Namanya siapa bu?

: namaku Amanda.

DM

: Ibu masih ingat lahir tanggal berapa?

: Tanggal 1 Bulan 12 Tahun 1976 Masehi.

DM

: Ibu tinggal dimana dan dengan siapa?

: Di Makassar ji. Sama suamiku malaikat jibril. Dia jadi


imam toh di malaikatnya.

DM

: Kalau boleh tau setiap harinya ibu berkerja sebagai apa?

: Saya? Rasul.

DM

: Bagaimana ibu bisa menjadi rasul?

: Allah ji yang ngomong langsung sama saya. Biodatanya


minta disebarkan kemana-mana. Allah ji yang langsung
datang begitu.

DM

: Datang bagaimana maksudnya bu?

: Datang ji terus mau ji dia tau perkembangannya tiap hari.


Apakah adaji Allah dikepalanya setiap orang tiap harinya.
Sampaikan saya. Allah kan mau dekat sama semua orang.

DM

: Sejak kapan Allah angkat ibu menjadi rasul?

: Tahun 2010.

DM

: Sedang melakukan apa ibu saat Allah datang sama ibu?

: Tidakji. Berdoa aja. Saya mengemis sama dia minta


dikasihani. Tidak ada uangku saya, oh kodong saya orang
termiskin sedunia. Terus dia jawab, saya orang terkaya
sedunia. Maksudnya orang itu bukan saya tapi Allah.

DM

: Terus apakah doa ibu terkabul?

: Terus dia bilang sampaikan saja sama semua orang setiap


harinya bahwa saya ada. Rata-rata orang mati itu kalau

dia
marah.
DM

: Kenapa bisa Allah marah ibu?

: Banyak orang berzinah dulu toh. Itumi yang dia basmi.

Kali
ini baru-baru dia bilang sama saya baru itu na basmi
semua.
Usiaku satu detik ji loh.
DM

: Usianya ibu cuma satu detik? Maksudnya?

: Usia hidup ku cuma satu detik. Suka begini ditembak ka


dari jauh. Kepala.

DM

: Kalau begitu mengapa ibu masih hidup?

: Karena saking bagusnya dia (Allah) makanya saya bisa


hidup juga. Saya ditembak mati persatu detiknya.

Kemarin
persaksiannya semua orang. Tawwa hebatnya satu detik ji
umurnya.

DM

: Siapa yang menembak ibu?

: Allah. Persatu detik. Kan dia juga usianya 1,2,3,4,5. Allah


begitu mudanya. Jadi dia saingi ka. Dari angka 1,2,3.
Sukaka dikasih begitu. Enak kalau tidak mati langsung
tolol. Amanda kau bodoh. Tolol.

DM

: Mengapa ibu dibilang tolol oleh Allah?

: Tidak mau digertak. Mudah ketakutan kalau digertak.

DM

: Siapa yang tidak mau digertak?

: Saya digertak ka sama Allah. Dibilang tolol. Tolol.

DM

: Setiap kapan ibu mendengarkan suara Allah?

: Setiap detik, ini baru-baru tadi datang yang nabunuh orang


berzinah. Paling na benci itu kalau ada orang bermaksiat.
Na hantam masuk. Mati.

DM

: Sebelumnya apakah ibu asma pernah melihat semacam


bayangan?

: Bayangan? Iya. Bayangannyami Allah. Hitam warnanya.


Allah dalam bentuk zat. Kan pernah na bilang Nabi
Muhammad zat toh. Zat gaib bersemayam.

DM

: Ibu Amanda tau sekarang sedang ada di mana?

: Di rumah sakit jiwanya wahidin

DM

: Siapa yang membawa ibu ke sini?

: Suami. Malaikat jibril suamiku.

DM

: Ada kejadian apa sebelumnya sehingga ibu di bawa

kesini?
P

: Tidak ji sawa jiwa. Pernah ditantang sepupuku bukan

Allah
dia bilang. Bukan Allah yang datang. Dia paksaka minum
obat-obatan jiwa. Gila mka disitu.
DM

: Apakah sebelumnya ibu juga sudah pernah dibawa ke


rumah sakit?

: Tidak pernah.

DM

: Apakah hubungan ibu dengan keluarga yang lain baik-

baik
saja?
P

: Iya baik ji. Komplit ji.

DM

: Ibu, saya mau tanya sedikit hal lain ya. Ibu tau sekarang
tanggal berapa?

: Tanggal bukan tanggal 13.

DM

: Bulan berapa?

: Bulan September, tahun 2014.

DM

: 100-7 berapa bu?

: emm 93.

DM

: Kalau 93-7?

: 93-7? Aduh tidak tauka menghitung saya paling kubenci


berhitung.

DM

: Ibu, kita ingat ini 2 benda ya.

: Benda-benda? Allah saja sama saya sekalian

DM

: Bukan ibu. Bunga. Roti.

: Yang lain saya tidak boleh yang lain. Cuma ituji boleh.
Allah. Satuji. Pokoknya Allah saja. Amin dia bilang.

DM

: Kalau panjang tangan ibu tau maksudnya apa?

: Panjang tangan? Pencuri

DM

: Kalau artinya tong kosong nyaring bunyinya?

: Tidak ada otaknya itu.

DM

: Ibu kalau ulang kata yang saya bilang bunga, roti. Bisa?

: Nda boleh itu Allah. Amin. Tidak ada bunga. Tidak ada
Roti.Tidak boleh seumpama. Selesai.

DM

: Kalau misalkan ibu menemukan uang dijalan, akan ibu


apakan?

: Nda ji, kutanya ji uangnya siapa ini. Bukan milikku.

DM

: Oke bu, mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan.

Terima
kasih Bu.
P

: Iya, sama-sama dok.

IV.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


Dilakukan pada tanggal 13 September 2014.
1. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Tanda Vital
:
- Tekanan darah : 120/80 mmHg
- Nadi
: 80x/menit
- Pernafasan
: 16x/menit
- Suhu
: 36,50C
Konjungtiva
: Anemis (-/-)
Sklera
: Ikterus (-/-)
Jantung
: Dalam batas normal
Paru
: Dalam batas normal
Abdomen
: Dalam batas normal
Ekstremitas
: Tidak tampak kelainan
2. Status Neurologis
Composmentis
GCS
: 15 (E4M6V5)
Rangsang Menings : Kaku Kuduk (-), Kernigs Sign (-/-)
Nn. Cranialis
: Pupil, bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm ODS
RCL +/+, RCTL +/+
Motorik
: Normal
Refleks Patologis : (-)

V.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum :
1. Penampilan
Tampak perempuan, berjilbab biru, baju biru lengan panjang,
celana panjang, wajah sesuai umur, perawatan diri cukup.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Gelisah, sering mondar-mandir
4. Verbalisasi
Pasien menjawab pertanyaan dengan lancar, spontan, intonasi biasa
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan afektif, mood, empati :
1. Mood
: Sulit dinilai
2. Afek
: Tumpul
3. Empati
: Tidak dapat dirabarasakan

4. Keserasian
: Tidak serasi
C. Fungsi Intelektual :
1. Taraf pendidikan
: Pengetahuan sesuai taraf pendidikan pasien
2. Daya konsentrasi
: Cukup
3. Orientasi (waktu, tempat, dan orang)
Waktu
: Baik
Tempat
: Baik
Orang
: Baik
4. Daya ingat
Jangka panjang
: Baik
Jangka pendek
: Baik
Jangka segera
: Baik
5. Pikiran abstrak
: Terganggu
6. Kemampuan menolong diri sendiri : Cukup
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi
:
Halusinasi auditorik (+), pasien mendengar suara Tuhan, sejak
4 tahun yang lalu. Isi : menyuruh pasien menyebarkan tentang
Tuhan. Frekuensi : sangat sering.
Halusinasi visual (+), melihat bayangan Tuhan berwarna hitam.

Kadang-kadang.
Ilusi
Depersonalisasi
Derealisasi

E. Proses berpikir
1. Arus pikir
Produktivitas
Kontinuitas
Hendaya bahasa
2. Isi pikiran
Pre okupasi
Gangguan isi pikir
F.
G.
H.
I.
VI.

Pengendalian Impuls
Daya nilai
Tilikan (Insight)
Taraf dapat dipercaya

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

: Cukup
: Cukup Relevan, Kadang Asosiasi
Longgar
: Tidak ada
: Tidak ada
:Waham Kebesaran(+) meyakini
bahwa dirinya adalah Rasul.
: Terganggu
: Terganggu
: Derajat 1
: Dapat dipercaya

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien perempuan, usia 37 tahun MRS dengan keluhan gelisah.


Bila pasien gelisah, pasien sulit untuk tidur dan seringkali berbicara
sendiri. Gejala ini memberat sejak 1 minggu SMRS. Menurut keluarga,
pasien juga kadang mengamuk. Bila pasien mengamuk, pasien menendang
kursi dan memukuli suaminya. Pasien juga sering memberitahukan kepada
keluarganya bahwa ia mendengarkan bisikan-bisikan Tuhan. Pasien juga
mengalami penurunan nafsu makan.
Menurut keluarga, perubahan tingkah aku pasien dialami sejak
tahun 2010 setelah pasien melahirkan anak keempatnya. Pasien sering
terilhat murung dan kadang berbicara sendiri. Sebelum masuk rumah sakit
untuk pertama kalinya, pasien makin gelisah setelah suaminya
memasukkan anak pertamanya ke pesantren di Bandung tanpa
sepengetahuannya. Semenjak itu pasien merasa stress dan muncul gejala
seperti sekarang.
Pasien pertama kali dirawat di RSKD Dadi pada bulan juli selama
2 hari. Karena tidak teratur minum obat, pasien masuk lagi pada bulan
Agustus di RSKD Dadi selama 1 minggu. Pengobatan terakhir yang
didapatkan

pasien

di

RSKD

Dadi

berupa

Haloperidol

mg,

Chlorpromazine 100 mg, dan Triheksipenidil 2 mg.


Dari pemeriksaan status mental tampak seorang perempuan, wajah
sesuai umur, perawatan diri cukup, memakai jilbab dan baju biru serta
lengan panjang.. Kesadaran berubah, mood sulit dinilai, afek tumpul,
empati tidak dapat dirabarasakan. Gangguan persepsi didapatkan
halusinasi auditorik yaitu pasien sering mendengar suara Tuhan serta
halusinasi visual yaitu melihat bayangan Tuhan berwarna hitam tapi tidak
menonjol. Pikiran abstrak terganggu, cukup relevan dan kadang asosiasi
longgar, konsentrasi cukup, serta daya ingat baik. Terdapat gangguan isi
pikir yaitu waham kebesaran dimana pasien merasa dirinya Rasul.

Pengendalian impuls terganggu, daya nilai terganggu. Tilikan grade 1,


Pasien bisa dipercaya.

VII.

EVALUASI MULTI AKSIAL


1. Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis ditemukan gejala
klinis berupa perubahan pola tingkah laku yaitu gelisah. Pasien sulit
tidur dan seringkali berbicara sendiri. Kadang pasien mengamuk dan
menendang kursi serta memukul suaminya. Ganggun tersebut menjadi
distress bagi keluarga pasien berupa perasaan tidak nyaman dan tidak
tentram. Gejala klinis juga menyebabkan disabilitas dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam
menilai realita ditandai dengan adanya halusinasi auditorik dan visual,
serta ditemukan waham sehingga pasien digolongkan kedalam
gangguan psikotik.
Berdasarkan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya
kelainan sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan dan
pasien digolongkan pada gangguan jiwa psikotik non organik.
Berdasarkan PPDGJ-III, pasien didiagnosis skizofrenia (F.20)
ditandai dengan satu gejala yaitu halusinasi auditorik dan telah
berlangsung selama lebih dari 1 bulan. Halusinasi auditorik yang
menonjol pada pasien memenuhi kriteria untuk Skizofrenia Paranoid
(F.20.0)
2. Aksis II
Pasien merupakan orang yang aktif dan mudah bergaul sebelum
mengalami gangguan sehingga tidak ada diagnosis.
3. Aksis III
Tidak ada diagnosis.
4. Aksis IV
Stressor psikososial tidak jelas
5. Aksis V
GAF (Global Assesment Functioning) Scale 50-41

VIII. DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

: Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun


diduga terdapat ketidakseimbangan antara
neurotransmitter maka pasien memerlukan

2. Psikologi

farmakoterapi.
: Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita berupa halusinasi auditorik dan waham

3. Sosiologik

kebesaran sehingga pasien memerlukan psikiater.


Ditemukan adanya hendaya dalam bidang

pekerjaan
sehingga pasien memerlukan sosioterapi.
IX.

PROGNOSIS
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prognosis pasien
A. Faktor pendukung :
Dukungan dari keluarga baik
Tidak ditemukan kelainan organobiologik
B. Faktor penghambat :
Pasien tidak minum obat teratur
Pasien merasa dirinya tidak sakit
Prognosis : Dubia

X.

DISKUSI
Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan
berubah-ubah dan sangat

mengganggu,

sebuah kumpulan

gejala

psikopatologi yang melibatkan fungsi kognitif, emosi, persepsi, dan aspek


perilaku lainnya. Gambaran manifestasinya tidak selalu sama pada tiap
pasien dan pada setiap episode perjalanan penyakitnya, namun efek yang
ditimbulkan gangguan ini selalu berat dan perlangsungannya dalam waktu
lama.

Gangguan

skizofrenia

umumnya

ditandai

oleh

adanya

penyimpangan dari pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas , dan
adanya efek yang tidak wajar dan tumpul. Kesadaran yang jernih dan
kemampuan intelektual biasanya tidak terganggu, walaupun kemunduran
kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa


edisi ke-III (PPDGJ-III), pedoman diagnostik skizofrenia (F20) yaitu
dengan memenuhi kriteria berikut:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
a. Thought (echo, insertion/withdrawal, atau broadcasting)
b. Delusion (of control, of influence, of passivity, atau perception)
c. Halusinasi Auditorik
d. Waham menetap jenis lainnya yang dianggap mustahil dan tidak
wajar
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja
b. Arus pikiran yang terputus
c. Perilaku katatonik
d. Gejala-gejala negative seperti apatis, bicara yang jarang dan respon

emosional yang menumpul.


Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurung waktu satu bulan atau lebih


Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dari aspek
perilaku pribadi.
Pada pasien, temuan halusinasi yang didapatkan adalah berupa

halusinasi auditorik. Pasien mengaku bahwa suara yang didengarnya


adalah suara Tuhan. Selain itu, ditemukan pula waham kebesaran ditandai
dengan pasien mengaku sebagai rasul. Gejala-gejala tersebut telah ada
selama lebih dari satu bulan. Selain itu, pasien juga mengalami hendaya
berat dalam menilai realitas dan berprilaku. Oleh karena itu, pasien dapat
dikatakan mengalami Skizofrenia.
Skizofrenia sendiri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bentuk
seperti

skizofrenia

paranoid,

hebefrenik,

katatonik,

residual

dan

sebagainya.
Pada pasien skizofrenia paranoid, selain temuan skizofrenia pada
umumnya, sebagai tambahan didapatkan:
-

Halusinasi atau waham harus menonjol


Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak menonjol.

Pada pasien, ditemukan halusinasi auditorik sangat menonjol. Pasien


mengaku setiap saat mendengarkan suara Tuhan yang sedang berbicara
dengannya.
Pada paisen gangguan psikotik, obat pilihan yang dapat diberikan
adalah obat antipsikotik. Obat ini umunya diberikan pada pasien dengan
sindrom psikosis (hendaya berat dalam menilai realitas, fungsi-fungsi
mental, dan perilaku sehari-hari). Obat anti psikosis dibagi dalam dua
golongan besar yaitu antipsikosis tipikal dan atipikal. Keduanya memiliki
mekanisme kerja menghabat reseptor dopamin (reseptor D2) hanya saja
pada obat atipikal juga berafinitas terhadap reseptor serotonin. Obat tipikal
lebih sering digunakan (first choice) dalam mengobati gejala psikotik
karena harga yang lebih murah.
Obat psikotik tipikal terbagi dalam 3 golongan yaitu :
Golongan
1 Phenothiazine
Rantai Alipfatik

Contoh Obat (Merk Dagang)


Chlorpromazine (Largactil)
Levomepromazine (Nozinan)

Rantai Piperazine

Perphenazine (Trilafon)
Trifluoperazine (Stelazine)

Rantai Piperidine
2 Butyrophenone
3 Diphenyl butylpiperidine

Thioridazine (Melleril)
Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)
Pimozide (Orap)

Pemilihan jenis obat antipsikosis mempertimbangkan bgejala


psikosi yang dominan serta efek samping dari obat. Pada pasien, gejala
yang dominan adalah halusinasi dan wahamnya, sehingga obat yang
dipertimbangkan untuk diberikan sebagai antipsikostik adalah haloperidol
dengan dosis 5-15 mg per hari.
XI.

RENCANA TERAPI
1. Psikofarmakoterapi
:
Haloperidol 5 mg 3x1
2. Psikoterapi suportif
:
Ventilasi

Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi


pikirannya atau kecemasannya sehingga pasien merasa lega

Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang
penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami
cara menghadapinya, serta tetap memotivasi pasien agar tetap

minum obat secara teratur.


3. Sosioterapi
:
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang
terdekat pasien tentang gangguan yang dialami oleh pasien, sehingga
tercipta dukungan moril dan lingkungan yang kondusif sehingga
membantu proses penyembuhan pasien.
XII.

FOLLOW UP
Memantau keadaan dan perkembangan pasien dan menilai
efektivitas dari pengobatan serta kemungkinan terjadinya efek samping
dari farmakoterapi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku: Diagnosis Gangguam Jiwa-Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001. p.46-52
2. Maslim R. Panduan Praktis : Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta:PT
Nuh Jaya; 2007. p.14-21.

Anda mungkin juga menyukai