Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. TUJUAN
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan aspal yang
dinyatakan dalam masuknya jarum dengan beban tertentu pada kurun waktu
tertentu pada suhu kamar. Tingkat kekerasan ini merupakan klasifikasi aspal.
B. PENDAHULUAN
Bahan bitumen adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair,
sesuai dengan pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya dengan pengurangan
suhu. Meskipun demikian, perilaku/respon material bahan bitumen tersebut
terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu spectrum/beragam, tergantung
dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.
Jika dilihat dari sudut pandang ilmu rekayasa, ragam dari komposisi
unsure penyusun bahan bitumen biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk
menggambarkan karakteristik ragam respon material bahan bitumen tersebut
diperkenalkan beberapa parameter, yang salah satunya adalah nilai PEN
(Penetrasi). Nilai ini menggambarkan tingkat kekerasan suatu bitumen dalam suhu
standar (25C) , yang diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar,
dengan beban standar (50 gr/100 gr), dalam rentang waktu yang juga standar (5
detik).
British Standard (BSI) membagi nilai penetrasi ini menjadi 10 macam,
dengan rentang nilai PEN 15 sampai dengan 450, sedangkan AASHTO
mendefinisikan nilai PEN 40-50 sebagai nilai PEN untuk material bitumen yang
paling keras dan PEN 200-300 untuk material bitumen yang paling lembek.
Nilai penetrasi sangat sensitive terhadap suhu. Pengukuran di atas suhu
kamar akan menghasilkan nilai yang berbeda. Variasi suhu terhadap nilai
penetrasi dapat disusun sedemikian rupa sehingga dihasilkan grafik hubungan
antar suhu dengan nilai penetrasi. Penetration index dapat ditentukan dari grafik
tersebut.
C. PROSEDUR PENGUJIAN
Prosedur pengujian berdasarkan AASHTO T 49-89: 1990/ASTM D 5-86.
Peralatan:
1. Alat penetrasi yang menggerakkan pemeganng jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
Pemegaang jarum seberat (47,5 0,05) gram yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
2. Pemberat sebesar (50 0,05) gram dan (100 0,05) gram masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100gr dan 200 gr.
3. Jarum penetrasi dibuat dari stailess steel mutu 440C, atau HRC 54 sampai
60. Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
4. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi
Diameter
Kedalaman
Kapasitas
Dibawah 200
55 mm
35 mm
90 ml
70 mm
45 mm
175 ml
Langkah-langkah pengujian
1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut kedalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
ditentukan. Diamkan dalam bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk
benda uji dengan cawan berkapasitas 90 ml dan 1,5 sampai 2 jam untuk
benda uji dengan cawan berkapasitas 175 ml.
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasan dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
keringkan jarum tersebut dengan lap bersih lalu pasanglah jarum pada
pemegang jarum.
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban (100
0,1) gram.
4. Pindahkan tempat air dari bak perendam kebawah alat penetrasi.
5. Turunkan jaru perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer
sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
6. Lepaskan pemegangjarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka
(5 0,1) detik.
Catatan
1. Thermometer untuk bak perendam harus di tera.
2. Bitumen dengan penetrasi kurang dari 350 dapat diuji dengan alat-alat dan
cara pemeriksaan ini, sedangkan bitumen dengan penetrasi antara 350 dan
500 perlu dilakukan dengan alat-alat lain
3. Untuk penetrasi dengan nilai lebih besar dari 200 sedikitnya digunakan 3
jarum penetrasi untuk tiap penusukan digunakan satu jarum dan jarum
tidak usah ditarik kembali sampai pengujian selesai. Hal ini dikarenakan
untuk penetrasi lebih dari 200 lebih rentan terhadap kerusakan disbanding
benda uji dengan pentrasi yang lebih kecil.
4. Apabila pembacaan stopwatch lebih dari (5 0,1) detik, hasil tersebut
tidak berlaku (diabakan).
0 49
50 149
150 249
1200
Kegiatan
Pembukaan contoh
Mendinginkan contoh
Mencapai suhu
pemeriksaan
Pemeriksaan
Pembacaan
Suhu
Uraian
Contoh dipanaskan
- mulai jam
07.45
- selesai jam
07.50
Didiamkan pada suhu ruang
- mulai jam
07.50
- selesai jam
08.05
Direndam pada suhu 25o C
150o C
- mulai jam
08.05
- selesai jam
09.05
Penetrasi pada suhu 25o C
25o C
- mulai jam
25o C
09.05
10.00
- selesai jam
Table 3 : Uraian kegiatan
II
Pengamatan 1
64
62
Pengamatan 2
74
70
Pengamatan 3
68
66
Pengamatan 4
71,5
62
Pengamatan 5
68
61
69,1
64,2
Rata-Rata
Nilai Penetrasi
Table 4 : data hasil pengujian
66,65
Pemanasan Aspal
PENGUJIAN
Persiapan pengujian
Proses Pengujian
Pengulangan Pengujian
Pembacaan Data
G. LAMPIRAN
1. Pemanasan aspal
4. Pengujian penetrasi