KOTA YOGYAKARTA
2013
STATISTIK DAERAH
KOTA YOGYAKARTA
2013
ISSN
No Publikasi
: 0215.2479
: 34710.13.24
Katalog BPS
Ukuran Buku
: 1102001.3471
: 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman
: 44 halaman
Naskah/Penyunting
Gambar Kulit
Diterbitkan oleh
Dicetak oleh
Yogyakarta,
September 2013
BADAN PUSAT STATISTIK
Kota Yogyakarta
Kepala,
DAFTAR ISI
Hal
Hal
SAMBUTAN
iii
20
KATA PENGANTAR
21
22
DAFTAR ISI
vii
24
26
Bab 3 Pemerintahan
Bab 17 Harga-harga
27
Bab 4 Penduduk
28
Bab 5 Ketenagakerjaan
11
Bab 19 Perdagangan
29
Bab 6 Pendidikan
12
30
Bab 7 Kesehatan
13
31
Bab 8 Perumahan
14
32
15
33
Bab10 Pertanian
16
Bab 24 ICOR
35
19
Kota
Yog yak ar ta
ter letak
Geografi dan
Iklim
Peta Yogyakarta
antara
5,6
Km.
Kota Yogyakarta yang terletak di daerah
dataran lereng aliran gunung Merapi memiliki
kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0 - 2
%) dan berada pada ketinggian rata-rata 114
meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian
wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak pada
ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya
(1.593 hektar) berada pada ketinggian antara 100
199 meter dpa. Sebagian besar jenis tanahnya
adalah regosol.
Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah
Uraian
Satuan
2012
Winongo di bagian
barat kota.
Secara umum, rata-rata curah hujan tertinggi
Luas
km2
32,5
Kecepatan Angin
knot
4,1
80,2
Kelembaban
hari
114,2
Tekanan Udara
mb
1014,1
Suhu Udara
oC
27,0
Ketinggian
dpa
114
bulan
Sejarah Singkat
Berdirinya Pemerintahan
Yogyakarta
Kota Yogyakarta didirikan pada tahun
dengan
kota
Kota Praja.
lainnya,
dijaman
belum
pemerintahan
pernah
tersendiri.
memiliki
Kota
Praja
merupakan
produk
perundang-
1947.
Kotamadya
Yogyakarta
yang
oleh
penjajahan,
melainkan
Indonesia
sedang
menegakkan
2
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan tangga 17
Agusutus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX
maupun Sri Paduka Paku Alam VIII menerima
piagam pengangkatan menjadi Gubernur dn Wakil
Gubernur Propinsi DIY dari Presiden Republik
Indonesia, maka pada tanggal 5 September 1945,
beliau mengeluarkan amanatnya yang pertama
yang menyatakan, bahwa daerah Kasultanan dan
daerah Pakualaman merupakan Daerah Istimewa
dan menjadi bagian dari Republik Indonesia
menurut pasal 18 UUD 1945 dan atas keadaan
Daerah
Istimewa
bertanggungjawab
Yogyakarta
langsung
kepada
beliau
Presiden
kedua
yang
menyatakan,
bahwa
akan
dilakukan
oleh
Sri
Sultan
bersama-sama
Badan
Pekerja
Komite
Nasional Indonesia.
Kota Yogyakarta, baik yang menjadi bagian
dari Kasultanan maupun menjadi bagian dari
Pakualaman telah dapat dibentuk satu DPR Kota
dan Dewan pemerintahan Kota yang dipimpin oleh
Kedua Bupati Kota Kasultanan dan Pakualaman ,
akan tetapi kota Yogyakarta belum menjadi Kota
Praja atau Kota Otonom, sebab kekuasaan
otonom yang meliputi bidang pemerintahan masih
tetap
di
Yogyakarta.
Pemerintahan
Daerah
Istimewa
2
Secara Yuridis formal Kota Yogyakarta pada
tanggal 7 Juni 1947 telah sah menjadi Kota
Otonom yang telah dibentuk berdasarkan
Undang-undang Persngkst Pemerintahan
sudah ada seperti: DPRD, Walikota,
wewenangnya telah jelas dan APBD
pertamanya juga telah dilampirkan pada
Undang-undang pembentukan tersebut.
Hanya penyerahan wewnang dari Daerah
Istimewa Yogyakarta kepada Kota Praja
Yogyakarta yang menjadi haknya menurut
Undang-undang belum dilaksanakan.
Jika kita melihat keluarnya Undangundang Pembentukan Haminte Kota
Yogyakarta pada tangga 7 Juni 1947, maka
kota Yogyakarta dibentuk sebagai Kota Praja
sebelum clash I. Akan tetapi jika kita melihat
penyerahan wewenang itu secara riil dari
Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Kota
Praja Yogyakarta baru terjadi dalam tahun
1951, maka untuk melaksanakan penyerahan
wewenang otonomi tersebut disebabkan
terjadinya clash I dan clash II setelah
keluarnya Undang-undang Nomor 17 Tahun
1947, selain itu juga disebabkan oleh
berbagai hal diantaranya; pertama
membentuk Kota Yogyakarta sebagai kota
otonomi harus melalui Undang-undang ,
kedua, dengan terbentuknya Kota
Yogyakarta, maka akan merupakan bagian
yang terpisah dari daerah Kasultanan dan
Pakualaman serta memiliki otonomi sendiri.
Nampaknya dalam pembentukan
Ham inte
k ota
Yog yak ar ta
k urang
memperhatikan hal tersebut. Sebab pada
tanggal 7 Juni 1947 itu status Daerah
Istimewa Yogyakarta belum diatur dengan
Undang-undang oleh pemerintah pusat
sesuai dengan pasal 18 UUD1945, padahal
kota Yogyakarta lebih dahulu dibentuk oleh
Pemerintah Pusat sebagai Haminte Kota
dengan Undang-undang.
2
Ini akan berakibat bahwa pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta akan
kehilangan kekuasaan dan pengawasan
terhadap pemerintah Haminte Kota
Yogyakarta. Sehubungan dengan hal itu
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
belum bersedia menyerahkan sebagian
wewenangnya, sebelum status Daerah
Istimewa Yogyakarta ditentukan, maka
Haminte Kota Yogyakarta tetap menjadi
bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta
dan tetap mempunyai wewenang untuk
mengawasi jalannya Pemerintahan
Haminte Kota Yogyakarta.
Masalah itu bisa diatasi setelah
dikeluarkan Undang-undang Nomor 22
Tahun 1948 yang mengatur tentang Pokok
-pokok Pemerintahan Daerah di seluruh
wilayah dan berdasarkan Undang-undang
Pokok Pemerintahan Daerah tersebut
dikeluarkan Undang-undang Pembentukan
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 3
jo.19 tanggal 15 Agustus 1950 dan
bersamaan dengan itu dikeluarkan Undang
-undang Nomor 16 Tahun 1950 yang
merubah Undang-undang Nomor 17 Tahun
1947, dengan demikian Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun Kota Pradja
Yogyakarta sama-sama ditetapkan sebagai
Daerah Otonom berdasarkan Undangundang Pokok Pemerintahan Daerah
Nomor 22 Tahun 1948, Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Daerah Tingkat I dan
Kota Praja Yogyakarta sebagai Daerah
Tingkat II sekaligus menjadi bagian dari
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pemerintahan
Pemekaran wilayah terjadi baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota. Namun demikian
Kota Yogyakarta termasuk salah satu daerah tingkat dua sejak diberlakukannya otonomi
daerah pada 2001, tidak terjadi pemekaran/penggabungan wilayah administrasi.
Jumlah Wilayah
Administrasi di Yogyakarta
Wilayah
Administrasi
2011
2012
2013
sebanyak
14
kecamatan.
Kecamatan
Kelurahan
Rukun Warga
Rukun
Tetangga
14
45
614
14
45
614
14
45
615
2 524
2 524
2 529
mengalami
kenaikan
48,4
persen.
anggaran
yaitu
mencapai
45
Untuk
keputusan
kegiatan
Pan. Anggaran
Keg Panitia
2012
2011
Pansus
2010
panitia
Keptsn DPRD
Perda
10
20
30
40
50
pegawai
pemerintah
pusat.
pegawai
negeri
sipil
Jenis Kelamin
1
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
2010
2011
2012
4 917
5 046
9 963
4 689
4 952
9 641
4 860
5 056
9 916
Pemerintahan
Peningkatan APBD Kota Yogyakarta selama periode
2009-2011 diikuti peningkatan kontribusi PAD secara
signifikan. APBD ditopang oleh PAD sekitar 24% sementara
kontribusi DAU terhadap APBD mencapai 46%.
Diploma
19,41%
D4/S1
46,20%
SMA
24,74%
SLTP
3,20%
SD
2,16%
S3
0,01%
S2
4,29%
Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah
Anggaran
2010
2011
2012
815,49
951,68
1158,13
Pembiayaan
636,62
857,09
95,48
839,87
932,02
1023,95
0,76
0,56
5,36
395,44
436,13
536,47
179,42
228,87
338,84
Pembiayaan
Penduduk
Piramida Penduduk
Yogyakarta, 2012
75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5 - 9
0 - 4
-45
-30
-15
15
30
45
Penduduk
Penduduk
Kecamatan
Mantrijeron
Kraton
Mergangsan
Umbulharjo
Kotagede
Gondokusuman
Danurejan
Pakualaman
Gondomanan
Ngampilan
Wirobrajan
Gedongtengen
Jetis
Tegalrejo
YOGYAKARTA
Laki-laki
15.389
8.370
14.445
37.922
15.948
22.022
9.061
4.541
6.123
7.633
12.635
8.215
11.504
17.637
191.445
Perempuan
16.306
9.191
15.003
40.909
16.104
23.504
9.372
4.825
6.974
8.769
12.334
9.058
12.066
18.152
202.567
Jumlah
31.695
17.561
29.448
78.831
32.052
45.526
18.433
9.366
13.097
16.402
24.969
17.273
23.570
35.789
394.012
Ketenagakerjaan
yang
Keterlibatan
ekonomi
memasuki
penduduk
pasar
dalam
kerja.
kegiatan
lapangan
usaha
services
peringkat
tenaga
lapangan
kedua
kerja
usaha
dalam
terjadi
pada
manufacture
Pendidikan
Penduduk
Yogyakarta
pendidikan kelas 2 SLTA
menyelesaikan
jenjang
juga
di
daerah
lain
memiliki
perempuan.
Dibandingkan
mencapai
99,34
persen
sedangkan
Kesehatan
Perumahan
tt
8,14%
10 m
70,27%
< 10 m
21,59%
Perumahan
masih tinggi
Dibandingkan dengan angka kemiskinan nasional yang
mencapai sekitar 17 persen, tingkat kemiskinan Yogyakarta
terbilang cukup rendah. Persentase penduduk miskin di
Yogyakarta pada tahun 2011 berkisar lebih dari 10 persen.
80,24,
kabupaten
Bantul
sebesar
pembangunan
manusia
kota
PDRB
perkapita
Yogyakarta
pada
tahun
2012
menigkat
10
Pertanian
rumput,
empang,
lahan
tambak,
yang
kolam/tebat/
sementara
tidak
produksi
112,98
ton
Uraian
Satuan
Padi
Luas
( ha )
panen
Produksi ( ton )
Jagung
Luas
( ha )
panen
Produksi ( ton )
Kacang tanah
Luas
( 000
panen
ha)
(000
Produksi
ton)
2010
2011
2012
215,0
218,0
169,0
1 319,0
1 304,0
1 121,0
4,0
3,0
68,0
19,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
1,0
gabah.
pengaruh
musim
sehingga
mengalami
penurunan
Produktivitas
tanaman
cukup
kacang
Sensus
Pertanian 2013
dengan urutan
teratas
jumlah
yang
mempunyai
rumah
584
rumah
tangga,
358
kecamatan
Pakualaman
dan
jumlah
pertaniannya,
rumah
yaitu
tangga
sebanyak
12
usaha
rumah
tangga.
Sementara
pertanian
itu
berbadan
jumlah
hukum
perusahaan
dan
usaha
pertanian
berbadan
hukum
yaitu
10
10
Sensus
Pertanian
11
Energi Listrik
dan Air
Yogyakarta
103.582
pada
tahun
pelanggan
peningkatan
dibandingkan
sebelumnya
2012
atau
mencapai
dengan
yaitu
tercatat
mengalami
2,97
persen
keadaan
mencapai
tahun
100.585
399,4
MWh
dan
meningkat
digunakan
rumahtangga
oleh
dengan
pelanggan
jumlah
pemakaian
181,58
air
minum
pada
tahun
2012
Distribusi listrik
( MWh)
pelanggan
dan
sebagian
besar
terdiri
rumahtangga
dan
instansi
29,40
25,67
dari
12
Industri
Pengolahan
2010
2011
2012
tidak
banyak
perubahan.
Jumlah
mengalami
tenaga
kerja
yang
pengolahan
hasil
pertanian
dan
kehutanan.
Industri besar adalah industri dengan
jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih dan
Agro Industri
Besar dan
Sedang
Kecil
Tenaga Kerja
Besar dan
Sedang
Kecil
Investasi Industri
Kecil
(Milyar)
6 616
6 650
6 646
81
85
81
6 535
6 565
6 565
43 105
40 513
46 333
8 635
5 943
11 773
34 470
34 570
34 560
169,9
170,7
170,7
tahun
2011
jumlah
perusahaan
industri
besar
dan
sedang
mengalami
mencapai
17
persen;
dilanjutkan
Kemahalan
Konstruksi
Indeks
Kemahalan
merupakan
angka
menggambarkan
13
Konstruksi
indeks
(IKK)
yang
perbandingan
dapat
tingkat
Kemahalan
Konstruksi
kota
barang-barang
konstruksi
di
Kidul,
harga
barang-barang
lebih
murah
14,99
konstruksi
dibandingkan
Balikpapan.
dengan
Namun
persen
harga-harga
demikian
di
diantara
14
Hotel
Pariwisata
suatu
hotel/akomodasi
wisatawan
baik
wisatawan
dengan
Penghunian
tahun
sebelumnya
Kamar
mengalami
sementara
hotel
non
bintang
Hotel
Pariwisata
TAHUN
2010
2011
2012
8,99
9,19
7,95
Wisatawan Nusantara
Rata-rata Lama Menginap
(mlm)
91,01
90,81
92,05
Wisatawan Mancanegara
2,25
2,05
2,15
Wisatawan Nusantara
1,54
1,63
1,54
14
15
Transportasi
Komunikasi
Indikator
s os i a l
perekonomian.
m au pu n
Salah
satu
k eg i a t an
prasarana/
2010
2011
99,4 4
99,4 4
111,4 3
Sedang
104,2 2
108,2 1
99,7 3
Rusak
44,4 3
40,4 4
36,9 3
Rusak Berat
memudahkan
mobilitas
penduduk
dan
pada
tahun
2012
mencapai
km
atau
mengalami
kenaikan
memenuhi
transportasi
darat,
jumlah
kendaraan
pada
tahun
2012
Mobil Penumpang
7 114
7 349
7 610
Pick Up
2 210
2 275
2 334
Truk
193
197
209
Bus
1 126
1 164
1 229
15
Transportasi
Komunikasi
meliputi
angkutan
untuk
bagi
pemberangkatan
s tas iun
diperuntukan
yang
pemberangkatan
kota
Yogyakarta.
Dibandingkan
dikirim
mengalami
penurunan
11
stasiun.
Stasiun-stasiun
dengan
Kecamatan
16
Perbankan dan
Investasi
Perdagang
an
46%
Jasa
10%
Keuangan,
Sewa
27%
Pertanian
2%
0%%
Perindustri
an
Bangunan
11%
11
%
4%
17
Harga-harga
Indeks
harga konsumen
yang sering
Indikator
2011
2012
2013
Kota Semarang
128,08
134,29
145,11
Kota Surakarta
120,98
124,45
135,24
Kota Purwokerto
128,01
134,06
144,75
Kota Yogyakarta
130,11
135,72
144,58
Kota Tegal
130,23 134,27
142,35
Kota Kediri
128,65 134,62
144,87
Kota Madiun
133,50 138,18
148,55
Kota Surabaya
129,36 135,04
144,22
Keterangan: Tahun 2013 s/d bulan Agustus 2013
yang
tinggi
juga
terlihat
di
Kota
tahun
2009
kecenderungan
hingga
berulang
2013,
yaitu
ada
terjadinya
sebesar
0,90
persen.
Sampai
18
Pengeluaran
Penduduk
Salah
satu
indikator
tingkat
kesejahteraan masyarakat adalah ukuran
pengeluaran rumah tangga yang dalam hal ini
terbagi menjadi dua golongan pengeluaran
yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan
makanan. Semakin tinggi pendapatan
masyarakat akan berdampak pada porsi
pengeluaran yang bergeser dari pengeluaran
untuk makanan menjadi pengeluaran untuk
bukan makanan (Engel, 1875).
Proporsi pengeluaran non makanan
masyarakat kota Yogyakarta pada tahun
2008-2012 menunjukkan kecenderungan
meningkat. Terlihat bahwa pada tahun 2008
proporsi pengeluaran non makanan sebagian
besar masyarakat kota Yogyakarta mencapai
57,93 persen dan selebihnya sebesar 42,07
persen digunakan untuk pengeluaran non
makanan. Sedangkan pada tahun 2012
proporsi pengeluaran untuk non makanan
sudah mencapai 60,79 persen dan
selebihnya 39,21 persen digunakan untuk
pengeluaran non makanan.
Pada kelompok pengeluaran untuk
makanan, masyarakat kota Yogyakarta pada
tahun 2012 mengeluarkan porsi terbesar
adalah untuk makanan dan minuman jadi
yaitu sebesar 21,13 persen. Persentase
pengeluaran terbesar kedua yaitu untuk ikan,
daging, telur dan susu yaitu mencapai angka
5,96 persen. Sedangkan untuk pengeluaran
non makanan, masyarakat kota Yogyakarta
mengeluarkan porsi terbesar adalah untuk
perumahan yaitu mencapai 25,75 persen.
Kemudian dilanjutkan untuk keperluan barang
jasa mencapai sekitar 22,89 persen.
Komposisi
MAKANAN
1 Padi-padian
2 Ikan, daging, telur, susu
3 Sayur-sayuran
4 Buah-buahan
5 Kacang-kacangan
6 Minyak dan lemak lain
7 Mie instan, makaroni
8 Makanan dan minuman jadi
BUKAN MAKANAN
1 Perumahan
2 Barang dan Jasa
3 Pakaian
4 Barang Tahan lama
5 Pajak dan asuransi
6 Keperluan pesta
2012 (%)
39,21
3,9
5,96
1,73
2,32
0,78
0,97
2,42
21,13
60,79
25,75
22,89
2,07
7,77
1,56
0,75
Perdagangan
di Yogyakarta
Nilai impor Yogyakarta jauh melebihi nilai ekspornya.
Perbedaan antara iekspor dan impor tampaknya
cenderung semakin besar dari tahun ke tahun.
135
120
105
90
75
60
45
30
15
0
117,68 120,74
29,95
2008
2009
20,94
21,06
2010
2011
2012
60
Penyaluran
Beras
83,74
76,16
69,20
40
54,64
58,33
49,49
41,88
20
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
19
20
Pendapatan
Regional
INDIKATOR
2010
2011
2012
PDRB ADHK(2000=100)
(Milyar Rp)
5505,9
5816,6
6151,7
11777,6
12962,4
14327,6
14177,2
14893,1
15612,9
30326,0
33189,9
36363,3
4,98
5,64
5,76
Perbandingan PDRB
Provinsi DI Yogyakarta
Perbandingan
Regional
21
angka
10,6
Kulonprogo
juta
rupiah
yang
pertahun.
35.000
ADHK
30.000
ADHB
25.000
36.363,3
21.947,4
20.000
15.000
15.612,9
12.190,3
10.000
2007
2008
2009
2010
2011
2012
atas
dasar
pada
harga
tahun
2012
konstan
di
mencapai
22
PDRB
Kecamatan
berbeda, yaitu:
I. daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu
Gondokusuman, Danurejan dan Jetis yang
mempunyai pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perkapita yang lebih tinggi
dibanding dengan rata-rata Kota Yogyakarta ;
II Daerah maju tapi tertekan, yaitu memiliki
pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi tingkat
pertumbuhan ekonominya lebih rendah; III
Daerah berkembang cepat, yaitu Kraton,
Mergangsan, Kotagede dengan pertumbuhan
tinggi, tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih
rendah; IV Daerah relatif tertinggal adalah
Mantrijeron, Pakualaman, Wirobrajan, Kraton,
Nagmpilan, dan Kotagede yang memiliki
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita
1
2
3
4
5
6
7
Mantrijeron
Kraton
Mergangsan
Umbulharjo
Kotagede
Gondokusuman
Danurejan
8
9
10
11
12
13
14
Pakualaman
Gondomanan
Ngampilan
Wirobrajan
Gedongtengen
Jetis
Tegalrejo
23
PDRB
Penggunaan
Tingkat
pertumbuhan
riil
PMTB
kota
sebelumnya.
menggambarkan
merupakan
menunjukkan
tingkat
ekonomi
relatif
indikator
laju
akibat
yang
pertumbuhan
adanya
investasi.
inefisiensi
dalam
penggunaan
investasi.
Nilai PDRB yang dihasilkan di wilayah
kota Yogyakarta sebesar 12,96 triliun rupiah
pada harga berlaku, dimana sekitar 75,00
Persentase Konsumsi Rumah Tangga
Atas dasar harga berlaku, 2007 - 2012
persen
diantaranya
digunakan
untuk
komponen
permintaan
akhir,
keperluan
2007
2012
persentase
ini
menunjukan
Yogyakarta
konsumsi,
masih
perekonomian
didominasi
terutama
rumahtangga
dan
untuk
konsumsi
Kota
untuk
konsumsi
pemerintah.
Tetap
Bruto
juga
mengalami
23
PDRB
Penggunaan
kecil
diantara
seluruh
kelompok
Namun sebesar
tahun
2012
pengeluaran
sebelumnya
mengalami
dari
tahun
ke
tahun
pengeluaran
realisasi
penggunaan
APBD
total
PDRB
m engalam i
24
ICOR
Yogyakarta
ekonomi
Kota
Yogyakarta
sektor
Pertanian.
Sektor
yang
keuangan, real
perdagangan, hotel
sebesar
5,59
persen;
dan
sektor
restoran
bangunan
pada
sektor
pertanian
mencapai
-3,52
pengeluaran
pada
tahun
konsumsi
2012
rumah
mengalami
2011.
Komponen
terbesar
kedua
24
ICOR
Yogyakarta
beberapa
skenario
pertumbuhan
Sektor/Subsektor
1. Pertanian
rupiah
pada
pertumbuhan
tahun
5,75
2014.
persen
Skenario
diperlukan
yang
sama. Kebutuhan
investasi
menciptakan
iklim
investasi
yang
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas & Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdag., Hotel & Restoran
7. Pengangkutan & Komunikasi
8. Keuangan, Real Estat & Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa
PDRB
2010
2011
2012
3,18
1,98
3,45
10,87
4,46
3,29
8,04
2,78
1,36
3,13
7,45
3,15
2,53
6,14
2,68
1,76
3,17
6,90
3,16
2,41
5,91
4,50
3,20
3,58
2,66
3,69
2,96
4,37
3,85
3,74