Anda di halaman 1dari 9

1. Jelaskan Kelainan Postur Tubuh ???

Macam- macam kelainan postur tubuh :


a. Lordosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan an inward
curvature of a portion of the vertebral column . Dua segmen dari kolom tulang
belakang.

servikal dan

lumbalis, biasanya lordotic,

yaitu, mereka ditetapkan dalam suatu kurva yang memiliki

kecembungan anterior (ke depan) dan

cekungan posterior (belakang), dalam konteks anatomi manusia.

Ketika mengacu pada anatomi mamalia lain, arah kurva disebut ventral.

Lengkung dalam arah yang berlawanan, yaitu apex / puncak posterior


(manusia) atau

dorsally/ bagian punggung (mamalia) disebut kyphosis .

Excessive or hyperlordosis sering disebut sebagai swayback atau saddle back

1. Penyebab :
Konsekuensi dari lekukan/ curvatures lordotic normal dari vertebral column, (juga
dikenal sebagai lekukan sekunder/ secondary curvatures ) adalah :

bahwa ada perbedaan ketebalan antara bagian anterior dan posterior dari
intervertebral disc .

Lordosis juga dapat meningkat pada pubertas kadang-kadang tidak menjadi jelas
sampai awal atau pertengahan 20-an.

Ketidakseimbangan kekuatan otot dan panjang juga merupakan penyebab, seperti


paha belakang lemah, atau fleksor pinggul ketat (psoas).

kelengkungan lordotic berlebihan juga disebut

hollow back ,

saddle back, dan

swayback.

penyebab umum lordosis berlebihan termasuk

tight low back muscles,

excessive visceral fat , and

pregnancy.

b. Kifosis / Kyphosis
Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok.
Gangguan yang dapat menyebabkan kifosis, meliputi:
a. Osteoporosis
b. Degenerative arthritis of the spine
c. Ankylosing spondylitis
d. Connective tissue disorders
e. Tuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain, yang dapat mengakibatkan kerusakan
sendi
f. Kanker atau tumor jinak yang menimpa pada tulang belakang dan memaksa tulang
g.
h.

keluar dari posisi


Spina bifida
Kondisi yang menyebabkan paralisis, seperti cerebral palsy, polio, dan kaku tulang
tulang belakang

Gejala :
Gejala kifosis mungkin termasuk:
a. Postur bungkuk
b. Nyeri punggung ringan
c. Kekakuan atau nyeri spinal
d. Kelelahan

3.Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis

Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang
melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk ke
samping.Membentuk huruf S. Kelainana ini dapat terjadi akibat deformitas struktuural
kolumna vertebralis yang ada sejak lahir (congenital) atau dapat timbul akibat penyakit
neuromuskuler misalnya cerebral palsy atau distrofi otot. Sebagian skoliosis structural
dapat timbul tanpa sebab jelas (idiopatik) atau karena postur yang buruk. skoliosis
menyebabkan deformitas dan kadang-kadang nyeri. Apabila keadaan ini tidak diatasi,
maka fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu.
Gambaran klinis:
1. Kelainan penampakan normal vertebra yaitu konkaf-konveks-konkaf yang
terlihat menurun dari bahu ke bokong.
2. Menonjolnya iga di sisi konveks.
3. Tinggi Krista iliaka yang tidak sama. Hal ini dapat menyebabkan satu tungkai
lebih pendek daripada tungkai lainnya.
4. Asimetri rongga toraks dan persambungan yang tidak sesuai dari vertebra spinalis
akan tampak apabila individu membungkuk.
Penatalaksanaan:
Skoliosis postural dapat diobati dengan latihan pasif dan aktif. Dapat dipasang
penahan eksternal untuk meningkatkan kepatuhan dan kecepatan pemulihan. Skoliosis
struktural dapat diobati dengan intervensi bedah. Intervensi tersebut dapat berupa
penempatan sebuah batang fleksibel di punggung untuk membalikkan lengkungan
kolumna vertebralis. Pada kasus-kasus yang parah dapat dilakukan fusi (penggabungan)
spina di tingkat yang berbeda untuk memperbaiki deformitas
.

4. Sublubrikasi
Sublubrikasi adalah kelainan pada tulang belakang pada bagian leher yang
menyebabkan kepala penderita gangguan tersebut berubah arah ke kiri atau ke kanan.

5. Tortikolis
Tortikolis terjadi karena trauma persalinan pada kepala letak sungsang. Bila dilakukan
traksi

pada

kepala

untuk

melahirkan

anak,

dapat

terjadi

cedera

m.sternokleidomastoideus yang menimbulkan hematoma sehingga terjadi pemendekan


atot akibat fibrosis. Cedera sternokleidomastoideus ini dapat terjadi pada setiap metode
ekstraksi anak.
Gambaran klinis:
Kepala miring karena m.sternokleidomastoideus memendek, dan teraba seperti tali yang
kaku. Bila dibiarkan muka akan menjadi asimetri, tulang belakang akan skoliosis untuk
mengimbangi miringnya vertebra servikalis, dan tengkorak pun akan asimetri.
Tata laksana:
Bila dijumpai pada bayi, fisioterapi diberikan setiap hari berupa masase disertai
peregangan dengan harapan otot dapat memanjang. Bila fisioterapi tidak berhasil
dilakukan operasi untuk memperpanjang sternokleidomastoid. fisioterapi diteruskan lagi
pasca bedah agar tidak kambuh lagi.

6. Kifolordosis
dari kifosis dan lordosis. Penyebabnya adalah kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode yang digunakan untuk kifosis dan lordosis
(berdasarkan penyebab)
7.

Kifoskoliosis

Tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral. Penyebabnya adalah kondisi
congenital
Penatalaksanaan: imobilisasi dan operasi (berdasarkan penyebab dan tingkat keparahan)

8. Footdrop
Plantarfleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf peroneal.
Penyebabnya adalah kondisi congenital, trauma, posisi imobilisasi yang tidak baik.
Penatalaksanaan: tidak ada (tidak dapat dikoreksi) dicegah melalui terapi fisik

9. Pigeon toes
Rotasi dalam kaki depan, biasa pada bayi penyebabnya adalah kondisi congenital dan
kebiasaan.
penatalaksanaan: pertumbuhan, menggunakan sepatu terbalik.

2. FAKTOR-FAKTOR

YANG

MEMENGARUHI

POSTUR

TUBUH

Pembentukan postur tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:


1. Status Kesehatan. Perubahan status keschatan dapat mc;nimbulkan keadaan yang tiidak
optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga dapat memengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Nutrisi. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen dan persendian. Apabila
status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan kurang sehingga dapat
proses keseimbangan.

3. Emosi. Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga kescimbangan


tubuh. Ilal tersebut dapat mcmcngaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan
tulang.
4. Gaya Hidup. Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan
sebaliknya menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat
misalnya selalu menggunakan alat bantu dalam melakukan kcgiatan sehari-hari, dapat
mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkcmbang dengan baik.
5. Perilaku dan Nilai. Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat memengaruhi
pembentukan postur tubuh. Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di
sembarang tempati dapat memengaruhi proses pembcntukan postur tubuh orang lain yang
berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkaji body aligment ?


PENGKAJIAN BODY ALIGNMENT
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Untuk melakukan pengkajian body alignment lakukan inspeksi terhadap pada pasien
pada saat berdiri,duduk maupun berbaring. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengkaji antara lain :
1.
Posisi berdiri
Lakukan inspeksi melalui sudut pandang secara : Anterior,Lateral dan posterior.
Pasien dalam posisi berdiri dengan kepala tegak dan mata lurus kedepan serta
bahu dan pinggul harus lurus dan sejajar, apabila posisi tidak sesuai dengan
posisi berdiri yang benar maka dapat diidentifikasikan bahwa ada gangguan pada
otot dan tulang pasien

2. Posisi duduk
Pada saat keadaan ini normalnya kepala dan dada akan akan memiliki keadaan
yang sama pada saat posisi berdiri yaitu kepala pasien harus tegak lurus dengan
leher dan verterba kolumna telapak kaki lurus berpijak pada lantai. Pasien yang
dalam keadaan abnormal akan mengalami kelemahan otot atau pralis otot serta
adanya sensasi (kerusakan saraf)
3. Posisi berbaring

Letakan pasien pada posisi lateral semua bantal dan penyokong posisi
dipindahkan dari tempat tidur, kemudian tubuh ditopang dengan kasur yang
cukup dan vertebra harus lurus dengan alas yang ada . apabila dijumpai kelainan
pada pasien, maka terdapat penurunan sensasi atau gangguan sirkulasi serta
adanya kelemahan.
4. Cara berjalan
Dikaji untuk mengetahui mobilitas dan kemungkinan resiko cedera akibat dari
terjatuh, pasien diminta berjalan sepanjang 10 langkah kemudian perawat

d.

memperhatikan hal-hal berikut ini :


a. Kepala tegak, pandangan lurus kedepan, punggung tegak.
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu sebelum jari-jari kaki.
c. Langkah lembut, terkoordinasi dan ritmik
Mudah untuk memulai dan mengakhiri berjalan
e. Jumlah langkah per menit (pace) 70-100 X per menit, kecuali pada orang
tua mungkin 40 X per menit.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk, berdiri dan berbaring yang salah akibat
pemakaian gips pada daerah ekstremitas
2. Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop foot lutut akibat kontraktur
3. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang disertai kelemahan
otot
C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pertahankan posisi tubuh yang tepat dengan pengaturan posisi yang tepat
2. Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan melatih berdiri, duduk dan berbaring
secara optimal.
3. Kurangi cedera akibat posisi tubuh yang tidak tepat dengan membantu pasien melakukan
4.

aktifitas sehari-hari
Kurangi beban otot dengan cara meletakan alat dekat dengan pasien dan bantu pasien

pada saat melakukan kegiatan yang bersifat berat.


5. Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai