Anda di halaman 1dari 58

ILA 310 SISTEM PROTEKSI

PROTEKSI ARUS LEBIH

TEGUH ARFIANTO

OVERCURRENT RELAY
t

IDMT = Inverse Definite


Minimum Time

Inverse

I pick-up

I pick-up

Instantaneous relay

Inverse relay

I pick-up

Kombinasi

Prinsip proteksi dengan OCR


(1)
t

t1
2

t2
t3

1
2
3

Prinsip proteksi dengan OCR


(2)
t

Io

t0
t1
2

I1

t2

I2

I3

I1

I2

Io

I
4

Aplikasi OCR
Proteksi terhadap gangguan phasa dan gangguan h.s ke tanah untuk :

A B C

jaringan distribusi

generator

- motor
A

50
9

50
8

(a)
PHASE FAULT
50
8
50
12
50
14

- transformator

50
9
50
13
50
15

(d)
THREE-PHASE

A B C

50
8

50
8

50
9

(b)

50
9

(c)
GROUND FAULT

50
8
50
12
50
14

50
9
50
13
50
15

50
8

50
9

50
14

50
15

50
16

50
17

50
16

50
17

(e)
THREE-PHASE &
NEUTRAL

(f)
TWO-PHASE &
NEUTRAL

Aplikasi OCR (2)


Contoh:
OCR model BE 1-50/51 B
Deskripsi:
-

berbasis mikroprosesor

non-directional phase atau ground relays

Aplikasi:
-

independent dan instantaneous (sesaat)

fasilitas untuk men-trip Circuit Breaker secara manual (melalui front


panel)

indikasi besaran setting pada front panel

zero pickup setting (untuk pengamanan pada waktu instalasi)

pickup multiple sampai 40

magnetic latching targets (indikasi tanpa supply eksternal)

Block diagram fungsional (1


Step-down transformer untuk menurunkan arus
input ke rele
Full-wave rectifiers: menyearahkan arus dan
konversi tegangan yang setara dengan arus
input
Pickup comparators: membandingkan dengan
besaran setting rele
Power supply

Block diagram fungsional (2)


A

FULL-WAVE
RECTIFIER

PICKUP
COMPARATOR

PULL
STRETCHER
TARGET

FULL-WAVE
RECTIFIER

PICKUP
COMPARATOR

PULL
STRETCHER

TARGET

FULL-WAVE
RECTIFIER

PICKUP
COMPARATOR

PICKUP SETTINGS
NEUTRAL || PHASE

PULL
STRETCHER

TARGET

AUX

1
OPERATING
POWER
(EXTERNAL)

PICKUP
COMPARATOR

FULL-WAVE
RECTIFIER

TO INTERNAL
CIRCUIT

POWER

POWER
SUPPLY

CT POWERED OPTION

PULL
STRETCHER
TARGET

POWER SUPPLY
SENSOR

EXTERNALLY POWERED OPTION

POWER SUPPLY
STATUS

Rangkaian Hubung Rele (1)


-Single-phase sensing
neutral

- Three-phase and
sensing
A

B
C

50
8

50
8

50
9

52

50
9

50
12

50
13

50
14

50
15

50
16

50
17

52

Rangkaian Hubung Rele (2)


-

Two phase

- Three phase sensing

and neutral sensing

50
8

50
9

50
14

50
15

50
16

50
17

50
8

50
9

50
12

50
13

50
14

50
15

52

52

10

Contoh:
Instantaneous Relay tipe BE 1-50
A

INCREASE

INCREASE

PHASE

NEUTRAL

POWER

CURRENT ADJUST
A

XXX XXX XXXX

A
B
C
N

D
11

Kontrol dan Indikator


Rele BE 1- 50
Huruf

Kontrol/Indikator

Fungsi

Phase current adjust

Setting arus pick-up untuk setiap phasa

Neutral current adjust

Setting arus pick-up untuk arus pada


kawat netral

Power Indicator

Indikator untuk menyatakan


berfungsinya power supply

Target reset lever

Untuk me-reset target indicators

Target indicators
(optional)

Indicator trip (merah) menyatakan


output bekerja

Push-to-Energize
(optional)

Fasilitas untuk testing output rele dan


men-cek wiring; melalui panel muka
rele

12

Sirkit output Rele BE 1-50 (tipe


E)
+ CONTROL BUS

50
6

50
1

PHASE A
TARGET

PHASE B
TARGET

PHASE C
TARGET

NEUTRAL
TARGET

50
5

50
3

4
50
10

50
7

50
6

1
POWER

52
TC

50
7

50
4

52a

- CONTROL BUS
LEGEND:
50
52
TC
52a

NOTES:
INSTANTANEOUS OVERCURRENT RELAY
CIRCUIT BREAKER
TRIP COIL
CIRCUIT BREAKER AUXILIARY CONTACTS

1
2
3
4

: CURRENT OPERATED TARGETS


SHOWN
: EXTERNALLY POWERED POWER
SUPPLIES
(TYPES O,P,R,S AND T ONLY)
: AUXILIARY OUTPUT IS PROVIDED
WHEN OPTION 3 IS 1,2,OR 5
: POWER SUPPLY STATUS OUTPUT
IS PROVIDED WHEN OPTION 3 IS 6

13

Sirkit output Rele BE 1-50 (tipe


J)
+ CONTROL BUS

50
6

3
50
1

50
18

PHASE A
TARGET

50
19

PHASE B
TARGET

PHASE C
TARGET

50
20

NEUTRAL
TARGET

50
5

50
3

50
10

50
11

POWER

52
TC

50
7

50
6

50
7

50
4

52a

- CONTROL BUS
LEGEND:
50
52
TC
52a

NOTES:
INSTANTANEOUS OVERCURRENT RELAY
CIRCUIT BREAKER
TRIP COIL
CIRCUIT BREAKER AUXILIARY CONTACTS

1
2
3
4

: CURRENT OPERATED TARGETS


SHOWN
: EXTERNALLY POWERED POWER
SUPPLIES
(TYPES O,P,R,S AND T ONLY)
: AUXILIARY OUTPUT IS PROVIDED
WHEN OPTION 3 IS 1,2,OR 5
: POWER SUPPLY STATUS OUTPUT
IS PROVIDED WHEN OPTION 3 IS 6

14

Pertemuan ke :2
Bab. II
Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay
Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macammacam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja, karakteristik relay dan
setting arus relay.
Sub Pokok Bahasan :

1. Syarat-syarat relay
2. Klasifikasi relay
3. Fungsi rele pengaman
4. Daerah proteksi ( protection zone)
5. Rele arus lebih (over current relay)
6. Prinsip dasar perhitungan penyetelan arus
7. Prinsip dasar perhitungan penyetelan waktu
8. Relay jarak

Pengantar
Mengulas materi pada pertemuan
sebelumnya dalam bentuk tanya jawab.
Menayakan jenis gangguan dan akibatnya
serta mencegah atau mengurangi terjadinya
gangguan pada sistem tenaga listrik
Menjelaskan tentang relay sebagai
pengaman / proteksi sistem tenaga listrik

1. Syarat- syarat relay


a. Cepat bereaksi
Relay harus cepat bereaksi / bekerja bila sistem mengalami gangguan atau
kerja abnormal,

top t p tcb
top = total waktu yang dipergunakan untuk memutuskan hubungan
tp = waktu bereaksinya rele
tcb = waktu yang dipergunakan untuk pelepasan CB
Pada umumnya untuk top sekitar 0,1 detik
b. Selektif
Yang dimaksud selektif adalah kecermatan pemilihan dalam mengadakan
pengamanan, dalam hal ini menyangkut kordinasi pengamanan dari sistem
keseluruhan.

Dengan demikian segala tindakannya akan tepat, sehingga


gangguan dapat dieliminir sekecil mungkin.
Contoh :
CB6
CB1

CB2

CB3

CB4

CB5

CB7

CB8

Dalam sistem Tenaga Listrik seperti pada gambar diatas, bila


terjadi gangguan pada titik F, maka hanya CB 6 saja yang boleh
bekerja, sedang untuk CB yang lain tidak boleh bekerja.

c. Peka /Sensitif
Relay harus dapat bekerja dengan kepekaan yang tinggi,
artinya harus cukup sensiitif terhadap gangguan didaerahnya
meskipun gangguan tersebut minimum.
d. Andal / Reliability
Keandalan relay dikatakan cukup baik bila mempunyai harga
: 90 s/d 99 %. Misalnya dalam satu tahun terjadi gangguan
sebanyak 25x dan relay dapat bekerja dengan semporna
sebanyak 23x, maka :
Keandalan relay =

23
92%
25

2. Klasifikasi
Relay
a. Berdasarkan prinsip kerjanya :
- relay elektro-magnetis
- relay termis
- relay elektronis
b.

Berdasarkan kontruksinya :
- tipe angker tarikan
- tipe batang seimbang
- tipe cakram induksi
- tipe kumparan bergerak

c.

Berdasarkan besaran yang diukur :


- relay tegangan
- relay arus
- relay impedans
- relay frekuensi

d.

Berdasarkan cara kerja kontrol elemen :


- direct acting; kontrol elemen bekerja langsung memutuskan
aliran
- indirect acting; kontrol elemen hanya digunakan untuk
menutup
kontak suatu peralatan lain digunakan memutus
rangkaian / aliran

e.

Berdasarkan karakteristiknya :
- instantaneous
- definitte time delay, yaitu relay yang bekerjanya dengan
kelambatan waktu
- inverse

3. Fungsi Relay Pengaman:

Untuk menentukan dengan segera pemutusan / penutupan


pelayanan penyaluran setiap elemen sistem tenaga listrik bila
mendapatkan gangguan atau kondisi kerja yang abnormal, yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan atau
mempengaruhi sistem yang masih beroprasi normal.

Untuk mengetahui letak dan jenis gangguan, sehingga dari


pengaman ini dapat dipakai untuk pedoman perbaikan peralatan
yang rusak

4. Daerah proteksi ( protection


zone)
Untuk mendapatkan sistem proteksi yang cukup baik
didalam sistem tenaga listrik, sistem tenaga tersebut
dibagi dalam beberapa daerah proteksi yakni dengan
memutuskan sub-sistem seminimum mungkin.
Yang dimaksud keterangan diatas adalah :
1. Generator
2, transformator daya
3. Bus-bar
4. Transmisi, sub-transmisi dan distribusi
5. Beban

5. Relay Arus lebih (over current relay)


Relay arus lebih adalah suatu relay yang bekerjanya
berdasarkan adanya kenaikan arus yang melewatinya.
Prinsip kerja dan kontruksi cukup sederhana, murah dan
mudah dalam penyetelannya.
Untuk mengamankan peralatan terhadap gangguan
hubung singkat antar fase, hubung singkat satu fase
ketanah dan dapat digunakan sebagai pengaman beban
lebih.
Sebagai pengaman utama pada jaringan distribusi dan
sub-transmisi sistem radial.
Sebagai pengaman cadangan generator, transformator
daya dan saluran transmisi.

Jenis relay arus lebih :

1.

Relay arus lebih sekitika (moment-instantaneous)

2.

Relay arus lebih waktu tertentu (definite time)

3.

Relay arus lebih berbanding terbalik ( invers)

1. Relay arus lebih sekitika


( moment-instantaneous)
Jangka waktu kerja relay
sangat singkat yakni sekitar
20 100 mili detik.

Bus-bar

TC

Keterangan :
P : Pegas

PMT

R : Relay
DC

CT : Current transformator
TC : Triping Coil
A : Alarm

Ir
CT

Karakteristik Relay Arus


lebih:
Bila arus baban naik
melebihi harga yang
diijinkan, maka harga Ir
juga akan naik. Bila
naiknya arus melebihi
harga operasi dari relai
(setting arus), maka relay
akan bekerja yang
ditandai dengan alarm
yang berbunyi dan TC
melepas engkol sehingga
PMT membuka.

Ir

2. Relay arus lebih waktu tertentu


( definite time )
Jenis relay ini jangka waktu relay mulai pickup sampai selesainya kerja relay.
Dilengkapi dengan relay kelambatan waktu
(time lag relay).
Kerja relay tergantung pada penyetelan /
setting relay kelambatan waktu.

Gambar :
(a). Relay arus lebih waktu tertentu dan
(b). Karakteristik relay arus lebih waktu tertentu
Bus-bar

TC
PMT

A
DC
t1

CT

Ir

(a)

I1

(b)

3. Relay arus lebih berbanding


terbalik (invers)
Relay arus lebih dengan karateristik waktu-arus
berbending terbalik adalah jenis relay arus lebih dimana
waktu relay mulai pick-up sampai dengan selesainya kerja
relay tergantung dari besarnya arus yang melewati
kumparan relaynya, maksudnya relay tersebut mempunyai
sifat terbalik untuk nilai arus dan waktu bekerjanya.
Gambar rangkaiaan dan karateristiknya dapat ditunjukkan
beriku ini.

Gambar :
(a). Relay arus lebih berbanding terbalik ( invers)
(b). Karateristik arus lebih berbanding terbalik ( invers)
Bus-bar

TC
PMT

A
DC
I
R/T

Ir
CT

(b)
(a)

6. Prinsip dasar perhitungan


penyetelan arus

a. Batas penyetelan minimum relay arus lebih dinyatakan bahwa


relay arus lebih tidak boleh bekerja pada saat terjadi beban
maksimum, sehingga dapat ditulis suatu persamaan sebagai
berikut :

Is

k fk
kd

I maks

dengan :
Is : penyetelan arus
Kfk : faktor keamanan, antara 1,11,2
Kd :faktor arus kembali
Imaks : arus maksimum yang diijinkan pada peralatan yang
diamankan (diambil nilai arus nominalnya)

b. Batas penyetelan maksimum relay arus lebih


Yang dimaksud batas penyetelan maksimum relay arus lebih adalah
relay harus bekerja bila terjadi gangguan hubung singkat pada rel
berikutnya
A

Gambar Jaringam listrik yang terbagi dalam 3 zone


Relay yang terdapat di A merupakan pengaman utama zone AB,
sebagai pengaman cadangan untuk zone berikutnya AB dan C.
Batas penyetelan maksimum :
Is = Ihs 2 fase pada pembangkitan minimum

c. Cara penyetelan arus


1. Relay arus lebih definite

Penyetelan arus Is :

Is k In

dengan :
k : konstanta perbandingan, besarnya tegantung dari
pabrik pembuatnya, (umumnya 0,6 1,4 atau 1,0
In : arus nominal, dapat merupakan dua nilai yang
merupakan kelipatannya. (misal 2,5 A atau 5,0 A;
1,0 A atau 2,0 A dan seterusnya)
2. Relay arus lebih inverse
Jenis relay ini penyetelan arus Is langsung dalam Amper

2,0)

Pertemuan ke : 4
Bab. III

Pokok bahasan : Peralatan input relay


Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam
trafo tegangan, dan trafo arus terutama yang digunakan pada relay
proteksi
Sub Pokok Bahasan :
1. Trafo Tegangan
2. Trafo Tegangan Magnetik
3. Trafo Pembagi Tegangan Kapasitip
4. Trafo Arus
5. Prinsip kerja Trafo Arus
6. Trafo Arus untuk proteksi

Pengantar

Mengulas materi pada pertemuan sebelumnya


dalam bentuk tanya jawab.
Menayakan jenis-jenis relay proteksi dan pripsip
kerjanya.
Membahas soal-soal yang diberikan terutama.
pada perhitungan setting arus relay.

1. Trafo Tegangan
Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang
mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini
dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang
dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan
seperti indikator, meter, dan relay dirancang sama dengan
tegangan terminal sekunder trafo tegangan.

2. Trafo Tegangan
Magnetik

Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya,


meskipun demikian rancangannya berbeda dalam
beberapa hal, yaitu :
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan
untuk daya yang kecil.
b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan
primer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran.
c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi
dibumikan/ ditanahkan.
d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau
1003 V

Gambar rangkaian ekivalen


trafo tegangan magnetik :
E = Kumparan Eksitasi

K2
H2

K = Kumparan Kompensasi
K2

H = Kumparan Tegangan
Tinggi

K1
H1
E1

Menurut kutubmya trafo tagangan dibedakan menjadi dua yaitu :


Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan
untuk
tegangan diatas 30 kV
1.

2. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua t


erminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya
digunakan untuk
tegangan dibawah 30 kV
R
S
T

a. Satu Kutub

b. Dua Kutub

Penggunaan trafo tegangan yang dipakai untuk


mendeteksi arus gangguan tanah.
Trafo tegangan satu kutub yang dipasang pada jaringan tiga fasa,
disamping belitan pengukuran, umumnya dilengkapi dengan belitan
tambahan yang berfungsi untuk mendeteksi arus ganguan tanah.
Belitan dari ketiga unit tarfo tegangan tersebut dihubungkan seri,
untuk libih jelasnya dapat diperlihatkan pada gambar sebagai
berikut :

Gamabar : Contoh penggunaan trafo tegangan yang


dipakai untuk mendeteksi arus gangguan
tanah.

R
S
T

VTn

VSn
Vab

VRn
b

Keterangan :
Selama oprasi normal , tidak ada tegangan pada terminal a
b (Vab=0). Bila tejadi gangguan tanah pada salah satu
fasa (misaldi fasa R), maka tegangan fasa S dan T naik 3
dari tegangan semula, sehingga disekunder kedua trafo
dibangkitkan tegangan 3 Vn.Tegangan pada terminal a b
sama dengan resutan tegangan sekunder trafo S dan T,
yang besarnya tiga kali harga
tegangan fasa kenetral (3Vn). Tegangan ini memicu relay
gangguan tanah. Tegangan pengenal belitan gangguan
tanah biasanya dipilih sedemikian sehingga saat ganguan
tanah Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan
sekunder fasa ke tanah.

3. Trafo Pembagi Tegangan


Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk
keperluan pengukuran tegangan tinggi, sebagai
pembawa sinyal komonikasi dan kendali jarak
jauh.
Tegangan yang diukur dalam orde ratusan
kilovolt, oleh pembagi tegangan kapasitor
tegangan primer trafo menengah diturunkan
menjadi orde puluhan kilovolt, umumnya 5,10,15
dan 20 kV. Kemudian dengan bantuan trafo
magnetik tegangan primer tersebut diturunkan
menjadi tegangan sekunder standar 100 atau
1003 Volt

Rangkaian Ekivalen Trafo Tegangan Kapasitif


Xk

C1

Xe

Re
1

I2
V1

Z0

V2

C2

VLN

Jika VLN dan semua impedansi rangkaian diketahui, maka tegangan V 2


dapat dihitung. Selanjutnya V2 dapat dihitung dengan persamaan :
V 2 = a t . V2

dan galat rasio trafo tegangan kapasitip :

ap k p
kp

100%

di mana :

kp

VLN

V2

= faktor transformasi tegangan aktual


at = faktor transformasi trafo penengah
ap= faktor transformasi sisem pengukuran

sistem pengukuran

Beban Trafo Tegangan


Beban trafo tegangan umumnya adalah alat ukur dan relay, daya
yang dikomsumsi alat ukur dan relay dapat ditabelkan sebagai
berikut :
Meter / Relay

Konsumsi
(VA)

Voltmeter

Wattmeter

PF- Meter

Perekam
Tegangan

Frekuensi
Meter

7,5

Meter / Relay

Konsumsi (VA)

KWH&KVARHmeter

7,5

Perekam PFmeter

7,5

Perekam Daya

7,5

Sinkronoskop

15

Relay

8 - 70

Pemilihan Trafo Tegangan


Dalam pemilihan antara trafo magnetik dengan trafo kapasitif
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya dapat
tabelkan sebagai berikut :
Untuk Keperluan

Jenis Trafo

Voltmeter,KWH-meter,
Sinkronisasi,Relay jaraktanpa PLC

Trafo Magnetik
1 Unit pembagi kapasitif per sirkit

Komunikasi tanpa meter dan relay

1 Unit trafo pasitif setiap fasa

Relay jarak dengan PLC

1 Unit trafo kapasitif dan 2 unit


trafo

Komunikasi dan meter

Magnetik atau 3 Unit trafo kapasitif

Trafo Arus
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang
besarnya ratusan amper dari arus yang mengalir dalam
jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk penguran
arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya
dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan
jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya, sedang
kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau
relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan relay
membutuhkan arus 1 atau 5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat,
kawasan trafo arus yang digunakan untuk pengukuran
biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur, sedang
trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari
10 kali arus pengenalnya.

Kontruksi dan prinsip kerja trafo arus


Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jika
pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan
primer timbul gayagerak magnet sebesar N1.I1.
Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada inti, kemudian
membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan
sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, maka
pada kumparan sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulken
gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan sekunder. Bila trafo tidak
mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan :

N1 I1 N 2 I 2

atau

I1
N2

I2
N1

Gambar Rangkaian Ekivalen Trafo Arus :


Zi

I1/k

I2
I0 Z0 E 2

V2

Z2

Keterangan :
Tegangan terminal sekunder (V2 ) tergantung pada ipedansi
peralatan (Z2 ) yang bisa berupa alat ukur / relay, sehingga
dapat ditulis persamaan :

V2 I 2 Z 2

Jika tahanan dan reaktansi bocor kumparan trafo dinyatakan


(Z i ), maka ggl pada kumparan sekunder harus lebih besar
dari pada tegangan sekunder agar rugi-rugi tegangan pada
(Z i ) dapat dikompensasi, maka persamaan yang harus
dipenuhi adalah :

E2 V2 E2 I 2 Z 2 I 2 Z i
atau

E2 I 2 Z 2 Z i

Dalam prakteknya trafo arus selalu mengandung arus beban nol


(I0), arus ini menimbulkan fluks () yang dibutuhkan untuk
membangkitkan gaya gerak listrik E2 :

E2 4,44 fN 2 4,44 fN 2 AB
di mana :
f = frekuensi tegangan
= fluks magnetik
A = luas penampang inti trafo
B = rapat medan magnetik
Gaya Gerak Listrik (GGL) inilah yang mempertahankan aliran arus
I2 pada impedansi (Z2+ Z i). Oleh karena itu, amper belitan yang
ditimbulkan1 arus
beban
0
1 1 nol harus
2 2 dapat mengimbangi amper
belitan yang ditimbulkan arus primer dan sekunder :

NI NI N I

Perbedaan Utama Trafo Arus dengan Trafo


Daya :
a. Jumlah belitan kumparan primer sedikit, tidak lebih dari
lima belitan.
b. Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung
pada kumparan sekunder, karena arus primer
ditentukan oleh arus pada jaringan yang di ukur.
c. Semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan
seri.
d. Terminal sekunder trafo arus tidak boleh terbuka, oleh
karena itu terminal kumparan sekunder harus selalu
dihubungkan dengan beban atau hubung singkat jika
bebannya belum dihubungkan

Ketelitian berbagai trafo arus untuk proteksi


diberikan pada tabel berikut :
No.

Penggunaan

Kelas

Relay arus lebih reaksi cepat


(Instantaneous over current relay)

15 P

Relay arus lebih, karakteristik arus


terbalik, dan waktu tunda minimum
tertentu
(Inverse and definite minimum time lag)

10 P

Relay arus tanah karakteristik arus


terbalik dan waktu tunda minimum
tertentu
(Inverse and definite minimum time lag
earth fault relay) yang tidak membutuhkan
stabilitas pada saat terjadi gangguan fasafasa dan peningkatan waktu yang teliti

10 P atau 15 P

Relay arus tanah yang membutuhkan


stabilitas pada saat terjadi gangguan fasafasa dan peningkatan waktu yang teliti

5P

Rangkuman
Trafo tegangan adalah trafo step-down yang
mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi.
Ada dua jenis trafo tegangan yaitu :trafo tegangan magnetik
dan trafo pembagi tegangan kapasitip.
Menurut kutubmya trafo tagangan dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan
untuk tegangan diatas 30 kV
b. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua
terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan
untuk tegangan dibawah 30 kV

Trafo pembagi tegangan kapasitip diperlukan untuk menurunkan


tegangan sekunder jaringan tegangan tinggi dari ratusan kilovolt
menjadi puluhan kilovolt, kemudian untuk mendapatkan tegangan
sekunder standar 100 volt atau 1003 Volt diperlukan trafo
magnetik.
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
ratusan amper dari arus yang mengalir dalam jaringan tegangan
tinggi. Disamaping untuk penguran arus, trafo arus juga
digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak
jauh dan relay proteksi.
Kelas trafo arus dinyatakan dengan tanda nP, dimana n
menunjukan kelas ketelitian dan P menujukkan trafo arus untuk
proteksi.
Trafo arus proteksi untuk keperluan khusus diberi tanda nPS.
Trafo arus khusus ada dua jenis yaitu trafo arus reaktansi rendah
dan trafo arus reaktansi tinggi.

Soal-soal
1. Untuk keperluan apa trafo tegangan yang anda ketahui dan
sebutkan jenis dari trafo tegangan tersebut ?
2. Sebutkan perbedaan antara trafo tegangan dengan trafo daya ?
3. Gambarkan trafo tegangan satu kutub dan dua kutub ?
4. Gambarkan rangkaian belitan tambahan pada trafo tegangan
satu kutub yang dipakai untuk mendeteksi arus gangguan
tanah ?
5. Gambarkan rangkaian ekivalen dari trafo tegangan kapasitip
dan berikan persamaan matematisnya ?
6. Jelaskan prinsip kerja trafo arus ?
7. Sebutkan perbedaan trafo arus dengan trafo daya ?
8. Sebutkan dan jelaskan tanda untuk kelas trafo arus ?

Anda mungkin juga menyukai