PERCOBAAN V
ANALISIS ANION I
Disusun Oleh:
Nama
: Ratnasari
NIM
: 12312241016
Jurusan
Tanggal Praktikum
: 25 November 2015
Kelompok
: II B
ANALISIS ANION I
A. Tujuan
B. Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-),
sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat (C2O42-), dan karbonat (CO32-).
C. Kajian Pustaka
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan (Vogel,
A. I., 1957).
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada
tidaknya anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion
tertentu.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik seperti metode
untuk kation. Sampai kini, belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar
memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum kedalam glongangolongan utama, dan pemisahan berikutnya yang tanda dapat diragu-ragukan lagi dari
masing-masing golongan menjadi anggota-anggota golongan tersebut yang berdiri
sendiri. Namun, harus kita sebutkan di sini, bahwa kita memang bisa memisahkan anionanion kedalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya,
garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya; Namun, ini hanya boleh dianggap
berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk
memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana
(Vogel, A. I., 1957).
Skema klarifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek.
Skema ini bukanlah skema yang kaku, karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari
satu sub golongan, lagi pula, tak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, prosesproses yang dipakai dapat dibagi ke dalam (A) proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap, yang diperoleh pada pengolahan dengan asamasam, dan (B) proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas (A) dibagi lagi kedalam sub-kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan asam
klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat
pekat. Kelas (B) dibagi kedalam sub-kelas (i) reaksi pengendapan, dan (ii) oksidasi dan
reduksi dalam larutan (Vogel, A. I., 1957).
Kelas A, (i) Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer:
Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit, hipoklorit,
sianida, dan sianat. (ii) Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini
meliputi zat-zat dari (i) plus zat yang berikut: fluorida, heksafluorsilikat, klorida,
bromida, iodida, nitrat, klorat (Bahaya), perklorat, permanganat (Bahaya), bromat, borat,
heksasianoferat(II), heksasianoferat(III), tiosianat, format, asetat, oksalat, tartrat, dan
sitrat (Vogel, A. I., 1957).
Kelas B, (i) Reaksi pengendapan: Sulfat, peroksodisulaft, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan
suksinat. (ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan: Manganat, permanganat, kromat, dan
dikromat (Vogel, A. I., 1957). Untuk memudahkan, reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokan bersama-sama; ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat, sitrat,
salisilat, benzoat, dan suksinat. Perlu ditunjukan disini, bahwa asetat, format, salisila,
benzoat dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi; semuanya
memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi(III) klorida
kepada suatu larutan yang praktis netral (Vogel, A. I., 1957).
Beberapa identifikasi anion. Seperti:
1. Klorida, Cl-. Kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida, Hg2Cl2,
perak klorida, AgCl, timbel klorida, PbCl2 (yang ini larut sangat sedikit dalam air
dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida, CuCl, bismut
oksiklorida, BiOCl, stibium oksiklorida, SbOCl, dan merkurium(II) oksiklorida,
Hg2OCl2, tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipakai larutan
natrium klorida, NaCl, 0,1M (Vogel, A. I., 1957).
2. Bromida, Br-. Perak, merkurium(I), dan tembaga(I) tak larut dalam air. Timbel
bromida sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih.
Semua bromida lainya larut. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dipakai larutan
kalium bromida, Kbr, 0,1M (Vogel, A. I., 1957).
3. Iodida, I-. Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak,
merkurium(I), merkurium(II), tembaga(I), dan timbel iodida adalah garam-garamnya
yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium
iodida, KI, 0,1M. (Vogel, A. I., 1957).
D. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah:
1. Tabung reaksi
.
2 Larutan AgNO3
.
3 Larutan HNO3
.
4 Larutan NH4OH
.
5 Larutan (CH3COO)2Pb
.
6 Larutan NaBr
.
7 Reagen Fluorecien
.
8 Larutan KI
.
9 Larutan KCN
.
E. Langkah Kerja
1. Reaksi Identifikasi Anion Klorida (Cl-)
Menuangkan 1 tetes larutan AgNO 3 ke dalam 1 tetes larutan garam klorida,
maka akan terjadi endapan putih. Tes endapan ini dengan 1 tetes asam nitrat
encer dan 1 tetes amonia.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
AgCl(s) + HNO3(aq)
HCl + AgNO3
AgCl(s) + 2NH3
[Ag(NH3)2]+ + Cl-
CaCl2 + (CH3COO)2Pb
PbCl2(s)
(CH3COO)2Ca
[Ag(NH3)2]+ + Br-
b
.
Br- + (CH3COO)2Pb
PbBr2(s) + CH3COO-
Sebelum dipanaskan:
larutan bewarna putih
keruh dan ada endapan
putih (++)
Setelah dipanaskan:
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
AgI(s) + 2NH3
[Ag(NH3)2]+ + I-
AgI(s) + 2CN-
[Ag(CN)2]- + I-
2I- + Pb2+
PbI2(s)
Sebelum dipanaskan:
larutan kuning pekat
bening, terdapan endapan
kuning
Setelah dipanaskan:
larutan bening, terdapat
endapan berupa butiran
kuning
4I- + 2Cu2+
2CuI + I2
AgCN(s) + CN-
[Ag(CN)2]-
Hg+ + 2CN-
Hg + Hg(CN)2
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
endapan
AgCN + KCNS
[Ag(NH3)2]+ + SCN-
2KCNS + CuSO4
Cu(CNS)2 + K2SO4
C2O42- + 2 MnO4- + 16
H+
8H2O
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
berwarna putih
Setelah ditambahkan
AgNO3 berlebih: larutan
berwarna putih susu,
endapan berkurang
b
NH4CO3 + CaCl2
NH4Cl2 + CaCO3
HCl
G. Pembahasan
Praktikum ini berjudul Analisis Anion I bertujuan untuk dapat mengidentifikasi
anion klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-), sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat
(C2O42-), dan karbonat (CO32-). Praktikum ini dilaksanakan pada Rabu, 25 November
2015 di Laboratorium Kimia Analisis, FMIPA, UNY. Pada percobaan ini, praktikan
melakukan analisis anion dilakukan secara kualitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk
mengenali komposisi atau struktur bahan kimia, sesuai dengan jenis bahan kimia yang
terdapat dalam sampel dengan pengamatan kualitatif, yaitu mengamati ada tidaknya
anion melalui gejala yang dapat teramati secara visual. Untuk melakukan percobaan ini,
diperlukan beberapa alat dan bahan yaitu tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pipet
tetes, pembakar spiritus, larutan CaCl2, larutan AgNO3, larutan HNO3, larutan NH4OH,
larutan (CH3COO)2Pb, larutan NaBr, reagen fluorecien, larutan KI, larutan KCN, larutan
CuSO4, larutan HgNO3, larutan KSCN, larutan Na2C2O4, larutan KMNO4, larutan H2SO4,
larutan NH4CO3, larutan CaCl2, dan larutan HCl.
Pada praktikum ini, praktikan mengidentifikasi golongan I yang terdiri dari anion
klorida, anion bromida, anion iodida, anion sianida, anion tiosianat dan ion karbonat.
Berikut adalah penjelasannya:
1. Identifikasi Anion Klorida (Cl-)
Identifikasi anion klorida ini dilakukan dengan penambahan beberapa larutan.
Kebanyakan klorida larut dalam air. AgCl dan PbCl2 sangat sedikit larut dalam air
dingin, mudah larut dalam air mendidih. Pada identifikasi ion klorida ini, identifikasi
pertama dengan mereaksikan larutan garam klorida dengan menggunakan CaCl2
dengan larutan perak nitrat (AgNO3) menghasilkan larutan berwarna putih susu dan
terdapat endapan berwarna putih. Endapan ini merupakan endapan perak klorida atau
AgCl. Reaksi yang terjadi saat pembentukan AgCl adalah
CaCl2 + AgNO3
AgCl(s) + Ca(NO3)2
Berdasarkan reaksi di atas, percobaan yang dilakukan praktikan sesuai dengan teori
bahwa reaksi antara garam klorida dengan perak nitrat menghasilkan endapan perak
klorida AgCl. Menurut Svehla (1985: 346), reaksi antara anion klorida dengan larutan
perak nitrat akan membentuk endapan perak klorida.
Selanjutnya adalah membagi hasil reaksi di atas menjadi 2 bagian, pertama
mereaksikan endapan AgCl dengan asam nitrat (HNO3) dengan menghasilkan
endapan putih namun larutan menjadi bening dan kedua merekasikannya dengan
amonium dengan menghasilkan endapan putih yang semakin sedikit dan larutan
menjadi bening. Berikut adalah persamaan reaksinya pada kedua perlakuan tersebut:
AgCl(s) + HNO3
Cl- + H+ + AgNO3
AgCl(s) + NH3
[Ag(NH3)2]+ + Cl-
PbCl2(s) + (CH3COO)2Ca
Berdasarkan reaksi di atas, terbentuk endapan PbCl2. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa anion klorida dengan penambahan larutan timbal asetat akan membentuk
endapan putih timbal klorida PbCl2 dari larutan yang pekat (Svehla, 1985: 346).
Dari analisis identifikasi ion klorida, untuk mengidentifikasi anion klorida dapat
dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat dan timbal (II) asetat yang ditandai
dengan terbentuknya endapan putih.
2. Identifikasi Ion Bromida (Br-)
Identifikasi anion bromida ini dilakukan dengan penambahan beberapa larutan.
Identifikasi ion bromida dilakukan dengan mereaksikan 1 tetes perak nitrat (AgNO 3)
ke dalam 1 tetes garam bromida (NaBr). Reaksi kedua larutan tersebut menghasilkan
endapan putih berupa gumpalan agak besar dan larutan berwarna putih keruh. Hal ini
kurang sesuai dengan literatur, bahwa dengan penambahan AgNO3, seharunya
endapan yang dihasilkan berwarna kuning. Adanya endapan kuning yang dihasilkan
membuktikan adanya endapan AgBr. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
NaBr + AgNO3
AgBr(s) + NaNO3
2[Ag(NH3)2]+ + Br-
PbBr2(s) + NaCH3COO
dengan endapan berwarna kuning. Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan
bromida. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
KI + AgNO3
AgI(s) + KNO3
[Ag(NH3)2]+ + I-
Endapan kedua adalah mereksikan dengan larutan KCN menghasilkam larutan bening
dan masih terdapat endapan yang lebih sedikit dari hasil reaksi endapan pertama.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
AgI(s) + 2CN-
[Ag(CN)2]- + I-
Berdasarkan hasil percobaan dan reaksi yang terjadi, endapan AgI yang
dihasilkan dtidak dapat larut dalam amonia terbukti dengan masih adanya endapan
setelah ditambah amonia dan AgI larut dalam KCN hal ini terbukti dengan adanya
endapan yang semakin sedikit setelah penambahan KCN. Hasil ini sesuai dengan
literatur, bahwa anion iodida dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan
berwarna kuning berupa perak iodida (AgI) yang mudah larut dalam larutan kalium
sianida (KCN) dan dalam larutan natrium tiosulfat serta sangat sedikit larut dalam
larutan amonia pekat dan larut dalam asam nitrat encer.
Reaksi yang kedua adalah mereaksikan 1 tetes timbal asetat ((CH3COO)2Pb)
dan 1 tetes larutan garam iodida (KI) dengan menghasilkan larutan bewarna kuning
pekat dan terdapat endapan kuning. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
2I- + Pb2+
PbI2(s)
Berdasarkan data hasil percobaan dan reaksi di atas, endapan kuning yang
dihasilkan merupakan endapan timbal iodida (PbI). Selanjutnya dalah memberikan
perlakuan dengan memanaskan endapan ini lalu mengamati perubahan yang terjadi.
Hasil percobaan yang dihasilkan larutan menjadi berwarna kuning agak putih dengan
endapan berwarna kuning. Hasil yang praktikan peroleh kurang sesuai dengan literatur
yang menyebutkan bahwa dengan mereaksikan iodida dan timbal asetat akan terbentuk
endapan kuning timbal iodide (PbI2), yang larut dalam air panas. Artinya endapan akan
larut. Namun, dalam percobaan endapan masih ada. Hal ini dapat disebabkan dengan
waktu pemanasan yang kurang lama/ suhu yang digunakan kurang tinggi.
Reaksi yang ketiga adalah mereaksikan antara 1 tetes larutan tembaga sulfat
(CuSO4) ke dalam 1 tetes garam iodida (KI) dengan menghasilkan larutan bewarna
hijau kekuningan dan terdapat endapan bewarna putih kecokelatan. Persamaan reaksi
yang terjadi yaitu:
4I- + 2Cu2+
2CuI + I2
AgCN(s) + KNO3
Hasil reaksi berupa endapan putih merupakan endapan AgCN. Selanjutnya dari
endapan AgCN tersebut diuji dengan KCN berlebih artinya ditambahkan KCN
kembali dengan hasil larutan berubah menjadi bening dan tidak ada endapan. Hasil
percobaan ini sudah sesuai dengan literatur bahwa anion sianida dengan penambahan
larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih perak sianida (AgCN) yang
mudah larut dalam larutan sianida yang berlebihan dengan membentuk ion kompleks,
disianoargentat(I), [Ag(CN)2]- (Svehla, 1985: 333).
Identifikasi anion sianida kedua adalah mereaksikan 1 tetes KCN dengan
merkuri nitrat (HgNO3). Reaksi ini menghasilkan larutan bening dan tidak ada
endapan. Beriku adalah persamaan reaksi dari perlakuan tersebut:
HgNO3 + KCN
KNO3 + HgCN
Berdasarkan hasil percobaan dan reaksi di atas, kurang sesuai dengan literatur.
Menurut Svehla (1985: 334), anion sianida dengan larutan merkurium(I) nitrat akan
membentuk endapan abu-abu merkurium logam. Terbentuknya endapan abu-abu ini
menunjukkan adanya anion sianida dalam suatu lautan. Namun, hasil percobaan
menunjukkan tidak adanya endapan. Hal ini bisa dikarenakan jumlah KCN yang
digunakan terlalu sedikit.
Dari percobaan yang dilakukan dan hasil kajian literatur, identifikasi anion
sianida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat yang ditandai dengan
terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan merkuri nitrat akan
membentuk endapan berwarna abu-abu
5. Identifikasi Anion Tiosianat (CNS-)
Pada percobaan ini, identifikasi anion tiosianat dengan menggunakan 2 reaksi.
Reaksi pertama adalah praktikan mereaksikan 1 tetes larutan perak nitrat (AgNO 3)
dengn 1 tetes laruutan KCNS. Reaksi ini menghasilkan larutan putih susu keruh dan
terdapat endapan putih. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
2KSCN + AgNO3
Berdasarkan data hasil percobaan dan reaksi di atas, endapan putih yang terbentuk
merupakan endapan AgSCN. Hasil tersebut sudah sesuai dengan literatur disebutkan
bahwa anion tiosianat dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih
perak tiosianat, AgSCN, yang putih dan seperti dadih susu (Svehla, 1985: 337).
Kemudian dari endapan endapan AgSCN dibagi menjadi 2 bagian, bagian
pertama diuji menggunakan larutan KCN, sedangkan bagian yang kedua diuji
menggunakan amonia. Terdapat perbedaan hasil di antara kedua perlakuan tersebut.
Untuk perlakuan pertama menghasilkan larutan bening dan endapan semakin banyak.
Perlakuan kedua adalah mereaksikan endapan yang terbentuk dengan amonia
menghasilkan larutan berwarna putih susu keruh dan endapan putih lebih sedikit dari
perlakuan pertama. Reaksinya yaitu:
AgSCN + KCN
AgCN + KSCN
[Ag(NH3)2]+ + SCN-
Berdasrkan hasil percobaan dan reaksi di atas, kurang sesuai dengan literatur
yaitu Svehla (1985: 337) menyebutkan bahwa anion tiosianat akan larut dalam larutan
amonia dan tidak larut dalam asam nitrat encer. Hal ini dikarenakan amonia yang
dihasilkan kurang.
Identifikasi kedua adalah dengan mereaksikan KSCN dan CuSO 4 dengan
membentuk larutan yang bewarna hijau dan tidak terdapat endapan. Hal ini sesuai
dengan literatur, Svehla (1985: 338) menyatakan bahwa penambahan ion Cu 2+ akan
memunculkan warna hijau yang kemudian akan membentuk endapan tembaga(II)
tiosianat. Reaksi yang terjadi adalah:
KCNS + CuSO4
Cu(CNS)2(s) + K2SO4
Hasil ini sudah sesuai dengan literatur Svehla (1985: 395), yang menyebutkan
bahwa anion okalat dengan penambahan kalium permanganat, warnanya akan menjadi
hilang bila dipanaskan dalam larutan asam sampai 60o-70oC. Penghilangan warna
larutan permanganate juga dapat ditimbulkan oleh banyak senyawa lainnya, tetapi jika
seterusnya karbon dioksida yang dilepaskan itu diuji dengan reaksi air kapur. Dari
hasil praktikum, penghilangan warna permanganate dalam larutan terjadi karena
penambahan larutan asam sulfat yang berlebih.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Identifikasi anion klorida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
dan Pb-asetat yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang merupakan
anion klorida.
2. Identifikasi anion bromida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning dan dengan penambahan larutan
Pb-asetat akan terbentuk endapan putih.
3. Identifikasi anion iodida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
dan Pb-asetat yag ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan
penambahan larutan tembaga sulfat terbentuk endapan coklat.
4. Identifikasi anion sianida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan
merkuri nitrat akan membentuk endapan abu-abu.
5. Identifikasi anion tiosianat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
yang akan membentuk endapan putih dan dengan penambahan larutan tembaga sulfat
akan membentuk larutan berwarna hijau.
6. Identifikasi anion oksalat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat
yang akan membentuk endapan putih dan dengan penambahan larutan kalium
permanganat akan membentuk warna ungu dan setelah penambahan asam sulfat
berlebih yang terjadi warna menjadi mengilang/ menjadi bening.
I. Daftar Pustaka
Maryati, dkk. (2015). Diktat Petunjuk Praktikum. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Marwati. (2015). Analisis Anion. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si.
Analisis%20Anion.pdf. Pada tanggal 31 Oktober, jam 13.30 WIB
Newton, D.A. (2001). Chemistry Problems. London: Walch Education.
Vogel, A.I. (1957). Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.
5th Ed bagian I. Penerjemah: Ir. L.Setiono, Dr.A. Hadyana P. Jakarta: PT
Kalman Media Pusaka.
Vogel, A.I. 1959, A Textbook of Practical Organic Chemistry, 1st Ed bagian II.
Penerjemah: Ir. L.Setiono, Dr.A. Hadyana P. Jakarta: PT Kalman Media
Pusaka.
J. Jawaban Pertanyaan
1. Apakah yang terjadi bila larutan garam perak (Ag +) ditambahkan dalam larutan yang
masing-masing mengandung anion klorida, bromida, dan iodida?
Jawab:
Ion Ag+ akan berikatan dengan anion klorida, bromida dan iodide lalu membentuk
endapan berwarna putih yaitu endapan AgCl, membentuk endapan AgBr dan
endapan AgI yang berwarna kuning.
2. Ion karbonat dapat dideteksi dengan air barit. Jelaskan caranya dan rumus reaksi
yang tejadi!
Jawab:
Salah satu identifikasi anion karbonat adalah dengan penambahan larutan asam
klorida encer. Setelah penambahan asam klorida akan terjadi penguraian dengan
berbuih karena karbondioksida dilepaskan:
CO32- + 2H+ CO2 + H2O
Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau air burit:
CO2 + Ca2+ + 2OH- CaCO3(s) + H2O
CO2 + Ba2+ + 2OH- BaCO3(s) + H2O
Uji air barit dapat dilakukan dengan mengalirkan gas karbondioksida yang
dilepaskan ke dalam air kapur atau air barit, jika terjadi kekeruhan pada tabung uji
yang mengandung air kapur atau air barit berarti menunjukkan adanya karbonat.
3. Kation besi (II) dapat membentuk kompleks dengan anion sianida (CN-) dan tisoanat
(SCN-). Tuliskan reaksinya!
Jawab:
Fe2+ + 2CN- Fe(CN)2
Fe2+ + 2SCN- Fe(SCN)2