Anda di halaman 1dari 21

USAHA DAN ENERGI

A. Usaha
Perhatikanlah gambar orang yang sedang menarik balok sejaruh d meter!
Orang tersebut dikatakan telah melakukan kerja atau usaha. Namun perhatikan pula
orang yang mendorong dinding tembok dengan sekuat tenaga. Orang yang
mendorong dinding tembok dikatakan tidak melakukan usaha atau kerja. Meskipun
orang tersebut mengeluarkan gaya tekan yang sangat besar, namun karena tidak
terdapat perpindahan kedudukan dari tembok, maka orang tersebut dikatakan tidak
melakukan kerja.

Gambar : n Usaha akan bernilai bila ada perpindahan

Kata kerja memiliki berbagai arti dalam bahasa sehari-hari, namun dalam
fisika kata kerja diberi arti yang spesifik untuk mendeskripsikan apa yang dihasilkan
gaya ketika gaya itu bekerja pada suatu benda. Kata kerja dalam fisika disamakan
dengan kata usaha. Kerja atau Usaha secara spesifik dapat juga didefinisikan sebagai
hasil kali besar perpindahan dengan komponen gaya yang sejajar dengan
perpindahan.
Jika suatu gaya F menyebabkan perpindahan sejauh s, maka gaya F
melakukan usaha sebesar W, yaitu

Persamaan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut.

W = F . s
W = usaha (joule)
F = gaya yang sejajar dengan perpindahan (N)
S = perpindahan (m)

Jika
perpindahan

suatu

benda

melakukan

sejajar

bidang

horisontal,

namun gaya yang diberikan membentuk


sudut terhadap perpindahan, maka besar
usaha yang dikerjakan pada benda adalah :

W = F . cos . s
Lalu bagaimana menentukan besarnya usaha, jika gaya yang diberikan tidak
teratur. Sebagai misal, saat 5 sekon pertama, gaya yang diberikan pada suatu benda
membesar dari 2 N menjadi 8 N, sehingga benda berpindah kedudukan dari 3 m
menjadi 12 m. Untuk menentukan kerja yang dilakukan oleh gaya yang tidak teratur,
maka kita gambarkan gaya yang sejajar dengan perpindahan sebagai fungsi jarak s.
Kita bagi jarak menjadi segmen-segmen kecil s. Untuk setiap segmen, rata-rata gaya

ditunjukkan dari garis putus-putus. Kemudian usaha yang dilakukan merupakan luas
persegi panjang dengan lebar s dan tinggi atau panjang F. Jika kita membagi lagi
jarak menjadi lebih banyak segmen, s dapat lebih kecil dan perkiraan kita mengenai
kerja yang dilakukan bisa lebih akurat. Pada limit s mendekati nol, luas total dari
banyak persegi panjang kecil tersebut mendekati luas dibawah kurva.
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya yang tidak beraturan pada waktu
memindahkan sebuah benda antara dua titik sama dengan luas daerah di bawah
kurva.
Pada contoh di samping :

W = . alas . tinggi
W = . ( 12 3 ) . ( 8 2 )
W = 27 joule

1. KERJA OLEH GAYA TETAP


Ilmuwan menemukan bahwa energi berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya melaluitiga cara, yaitu usaha (kerja), kalor (panas), dan radiasi.Usaha/kerja
dalam kehidupan sehari-hari adalah mengerjakan sesuatu. Usaha/kerja dalamfisika
diartikan sebagai mengubah energi. Perubahan energi yang di dalamnya terdapat
penerapan gaya itulah yang disebut usaha atau kerja. Usaha/kerja juga mempunyai
satuan joule dalam sistem SI dan merupakan besaran skalar seperti halnya
energi.Dalam setiap gejala fisis, kerja (work ) adalah hasil kali resultan gaya ( force)
dan perpindahan ( separation), dapat dirumuskan sebagai :

W=F.s
Dalam hal ini resultan gaya dianggap selalu bernilai tetap, sehingga usaha yang
dihasilkan adalah usaha yang ditimbulkan oleh gaya tetap.Besar usaha dapat
ditentukan melalui grafik hubungan F s. Perhatikan grafik berikut ini,sumbu y
menunjukkan besar gaya F dan sumbu x menunjukkan besar perpindahan s.

Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap F adalah W = F.s, hal itu setara dengan luas
bidangsegi empat yang dinaungi kurva/garis F. Pada grafik tersebut tampak
bahwaW = Luas bidang.
Usaha dapat bernilai nol bila salah satu atau kedua variabelnya yaitu resultan
gaya dan perpindahan bernilai nol.Sebagai contoh , orang yang mendorong almari
yang sangat berat, tidak melakukan usaha bila almari tidak bergeser, sekuat
apapun Ia mendorong.
Gambar 7.1. Orang
yang
benda

mendorong
yang

terlaluberat hingga
tidak

ada

perpindahan benda
yang didorong,dinyatakan bahwa usaha W = 0

Demikian pula pada orang yang mendorong tembok,karena tidak ada


perpindahan atau s = 0 maka dapat dikatakan bahwa usaha W = 0.Usaha juga
dapat bernilai nol pada kasus benda yang bergerak lurus beraturan
(GLB).Misalnya

sebuah

kereta

ekspres

pada

rentang

waktu

tertentu

mempertahankankecepatannya dengan kelajuan konstan (v = tetap). Walaupun


kereta itu berpindahmenempuh jarak tertentu dikatakan tidak melakukan usaha
(W =0) karena resltan gayanol ( F = 0).
Usaha juga dapat bernilai nol apabila tidak ada gaya bekerja pada arah
perpindahan.Misalnya,

seorang

atlet angkat besi yang sedang


mengangkat beban, karena s = 0
maka

dikatakan

usaha

yang

dilakukan nol (W = 0).Seorang


pedagang asongan di terminal bus
yang berjalan sambil mengangkat
barang dagangan dalam kotak, dikatakan W = 0 karena walaupun perpindahan
kotak ada Gambar 7.2. Pedagang asongan menjinjing kotak berisi dagangannya,
pada arah perpindahan kotak dinyatakan bahwa usaha W = 0 namun F yang
searah perpindahan kotak bernilai 0, artinya hanya berlaku gaya berat ke bawah
yang tidak memiliki proyeksi gaya searah perpindahan kotak.
2. USAHA OLEH GAYA YANG BERUBAH
Usaha yang ditimbulkan oleh gaya yang berubah-ubah dengan arah yang tetap
dapat ditemukan pada kejadian balok yang diikat pada pegas kemudian ditarik ke
bawah sejauhx dan dilepaskan.Pada saat tepat akan dilepaskan usaha pada
kedudukan itu adalahW = k x2

Bola akan bergerak keatas sampai pegas memampat maksimum dan akan
bergerak kembali ke arah berlawanan sampai pegas meregang maksimum, begitu
seterusnya

Gambar 7.3. Usaha oleh gaya yang


berubah pada sistem balok terikat pada
pegas
Besar gaya pada pegas dapat dihitung
dengan hukum Hooke yaitu F = k.yUsaha pada posisi balok tertentu dapat
ditentukan dengan persamaan sebagai berikut.W = k y2
Dimana k adalah konstanta pegas, sedangkan x adalah simpangan maksimum dan
y adalah pertambahan panjang pegas terhadap kedudukan seimbangnya (pada saat
y = 0)
Daya (P) adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu,secara matematis
didefinisikan sebagai berikut:
P = w/t
dengan:
P = daya (watt)
W = usaha (joule) t = waktu (s)
Daya termasuk besaran skalar yang dalam satuan MKS mempunyai satuan watt
atau J/s
Satuan lain adalah:

1 hp = 1 DK = 1 PK = 746 watt
hp = Horse power; DK = daya kuda; PK = Paarden Kracht
1 Kwh adalah satuan energi yang setara dengan = 3,6 .106 watt.detik = 3,6 . 106
joule

B. Energi
Energi merupakan salah satu konsep yang penting dalam sains. Meski energi
tidak dapat diberikan sebagai suatu definisi umum yang sederhana dalam beberapa
kata saja, namun secara tradisional, energi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk melakukan usaha atau kerja. Untuk sementara suatu pengertian kuantitas
energi yang setara dengan massa suatu benda kita abaikan terlebih dahulu, karena
pada bab ini, hanya akan dibicarakan energi dalam cakupan mekanika klasik dalam
sistem diskrit. Beberapa energi yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai
berikut.
HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa Energi mekanik yang
dimiliki sebuah benda adalah kekal ( tetap ), pernyatan ini sesuai dengan pernyataan
hukum kekekalan enegi secara umum, yaitu Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari suatu bentuk menjadi bentuk yang lain. Jadi
dalam melakukan kegiatan sehari hari sangat diperlukan energi.Energi dapat berada
dalam berbagai bentuk dan berasal dari berbagai sumber.
Jadi energi dapat menggerakkan jenis pesawat, mulai dari pesawat sederhana
sampai pesawat yang canggih.
Contoh dalam kehidupan sehari hari adalah payu yang diayunkan kebawah untuk
memukul paku, memiliki energi mekanik, energi ini dapat menancapkan paku pada
kayu. Jadi energi kinetik atau energi gerak dihasilkan oleh setiap benda yang bergerak

sedangkan energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda yang
dipengaruhi oleh kedudukan benda tersebut.
Energi potensial ini terjadi karena pengaruh gaya gravitasi bumi atau gaya tarik bumi
terhadap benda tersebut.

1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu benda
terhadap suatu titik acuan. Dengan demikian, titik acuan akan menjadi tolok ukur
penentuan ketinggian suatu benda.
Misalkan sebuah benda bermassa m digantung seperti di bawah ini.

Energi potensial dinyatakan dalam persamaan:

Ep = m . g . h
Ep = energi potensial (joule)
m = massa (joule)

g = percepatan gravitasi (m/s2)


h = ketinggian terhadap titik acuan (m)
Persamaan energi seperti di atas lebih tepat dikatakan sebagai energi potensial
gravitasi. Di samping energi potensial gravitasi, juga terdapat energi potensial pegas
yang mempunyai persamaan:

Ep = . k. x2 atau Ep = . F . x
Ep = energi potensial pegas (joule)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
F = gaya yang bekerja pada pegas (N)
Di samping energi potensial pegas, juga dikenal energi potensial gravitasi
Newton, yang berlaku untuk semua benda angkasa di jagad raya, yang dirumuskan:

Ep = G M.m / r2
Ep = Energi potensial gravitasi Newton (joule) selalu bernilai negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa untuk memindahkan suatu benda dari suatu posisi
tertentu ke posisi lain yang jaraknya lebih jauh dari pusat planet diperlukan
sejumlah energi (joule)
M = massa planet (kg)
m = massa benda (kg)
r = jarak benda ke pusat planet (m)

G = tetapan gravitasi universal = 6,672 x 10-11 N.m2/kg2

2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan suatu benda. Jadi,
setiap benda yang bergerak, dikatakan memiliki energi kinetik. Meski gerak suatu
benda dapat dilihat sebagai suatu sikap relatif, namun penentuan kerangka acuan dari
gerak harus tetap dilakukan untuk menentukan gerak itu sendiri.
Untuk mendapatkan definisi kuantitatif dari energi kinetik, mari kita
bayangkan sebuah benda dengan massa m bergerak pada garis lurus dengan laju awal
v1. Lalu diberikan percepatan secara beraturan hingga laju v 2, gaya total (Ftotal)
diberikan dengan arah sejajar dengan geraknya sejauh jarak d.
Wtotal = Ftotal . d

(F = m.a)Hukum II Newton

Wtotal = m.a. d

m.

}..percepatan

Wtotal = EK2 - EK1

Ek = m v2
Ek = energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak suatu benda (m/s)

10

m.

Gambar: Energi kimia dari bahan bakar diubah menjadi energi kinetik oleh mobil
3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi total yang dimiliki benda, sehingga energi mekanik
dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan:
Em = Ep + Ek
Energi mekanik sebagai energi total dari suatu benda bersifat kekal, tidak dapat
dimusnahkan, namun dapat berubah wujud, sehingga berlakulah hukum kekekalan
energi yang dirumuskan:
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Mengingat suatu kerja atau usaha dapat terjadi manakala adanya sejumlah energi,
maka perlu diketahui, bahwa berbagai bentuk perubahan energi berikut akan
menghasilkan sejumlah usaha, yaitu:
W=F.s
W = m g (h1 h2)
W = Ep1 Ep2
11

W = m v22 m v12
W = F x
W = k x2
Keterangan :
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
M = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (umumnya 10 m/s2 untuk di bumi)
h1 = ketinggian awal (m)
h2 = ketinggian akhir (m)
v1 = kecepatan awal (m)
v2 = kecepatan akhir (m)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
Ep1 = energi potensial awal (joule)
Ep2 = energi potensial akhir (joule)
Dengan mengkombinasi persamaan-persamaan di atas, maka dapat ditentukan
berbagai nilai yang berkaitan dengan energi. Di samping itu perlu pula dicatat tentang

12

percobaan James Prescott Joule, yang menyatakan kesetaraan kalor mekanik. Dari
percobaannya Joule menemukan hubungan antara satuan SI joule dan kalori, yaitu :
1 kalori = 4,185 joule atau
1 joule = 0,24 kalor

C. Kaitan Antara Energi dan Usaha


Teorema usaha-energi apabila dalam sistem hanya berlaku energi kinetik saja
dapat ditentukan sebagai berikut.
W=F.s

W = (m.a) . s
W = m.2as

Karena v22 = v21 + 2as dan 2as = v22 v21 maka :


W = m (v22 v21)
W = m v22 m v21
W = Ep
Untuk berbagai kasus dengan beberapa gaya dapat ditentukan resultan gaya sebagai
berikut.
Pada bidang datar

- fk .s = m (Vt2 Vo2)

13

F cos fk . s = m (Vt2 Vo2)


Pada bidang miring

- w sin fk . s = m (Vt2 Vo2)

(F cos w sin fk) . s = m(Vt2 - Vt2)

GAYA KONSERVATIF DAN GAYA NON KONSERVATIF

14

Gaya konservatif adalah gaya yang dapat menerima kembali usaha yang telah
dilakukan. Misalnya :
Gaya gravitasi. Orang yang sedang memanjat tebing, ada usaha untuk
melawan gaya luar yaitu gaya gravitasi. Bila pemanjat tersebut tergelincir,
gaya gravitasi memberikan kembali usaha yang telah dilakukan padanya,
sehinggga orang tersebut jatuh bebas.

Bila ketingggian yang dipanjat adalah h maka usaha yang dilakukan :


W = F d cos
= - mg h
Setelah tergelincir usaha yang diperoleh kembali :
W = F d cos
= mg h
Saat tiba kembali ke titik asal, usaha total yang telah dialkukan :
W = - mgh + mgh
W=0
Jadi , bila total usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya yang bekerja pada sebuah
benda yang bergerak dalam lintasan tertutup besarnya nol, maka gaya tersebut
adalah konservatif. Secara matematis dapat ditulis :
F . dr = 0
Sedangkan gaya-gaya yang tidak memenuhi kondisi tersebut dinamakan gaya non
konservatif. Misalnya gaya gesek. Untuk gaya-gaya non konservatif usaha yang
dilakukan tidak tak tergantung pada lintasan.

15

D. Daya
Daya adalah kemampuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi suatu
bentuk energi lain. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah lampu 100 watt yang
efisiensinya 100 %, maka tiap detik lampu tersebut akan mengubah 100 joule energi
listrik yang memasuki lampu menjadi 100 joule energi cahaya. Semakin besar daya
suatu alat, maka semakin besar kemampuan alat itu mengubah suatu bentuk energi
menjadi bentuk energi lain. Secara matematis, hubungan antara daya, usaha dan
waktu dirumuskan sebagai berikut :
P =

daya (watt)

usaha (joule)

waktu (s)

W
t

Namun mengingat dalam kehidupan sehari-hari sukar ditemukan kondisi


ideal, maka dikenallah konsep efisiensi. Konsep efisiensi yaitu suatu perbandingan
antara energi atau daya yang dihasilkan dibandingkan dengan usaha atau daya
masukan. Efisiensi dirumuskan sebagai berikut.
Wout
x 100 %
Win

= tingkat efisiensi (berapa %)

atau

Pout
x 100 %
Pin

Wout = usaha yang dihasilkan (joule)


Win = usaha yang dimasukkan atau diperlukan (joule)
Pout

= daya yang dihasilkan (watt)

Pin

= daya yang dimasukkan atau dibutuhkan (watt)

16

Daya rata-rata didefinisikan sebagai kecepatan dilakukan kerja dibagi dengan


waktu melakukannya, yang secara matematis dapat dinyatakan dengan:

Daya merupakan besaran skalar, besaran yang hanya mempunyai nilai alias
besar, tidak mempunyai arah. Satuan Daya dalam Sistem Internasional adalah
Joule/detik. Joule/detik juga biasa disebut Watt (disingkat W), untuk menghargai
James Watt. Dalam sistem British, satuan daya adalah 1 pon-kaki/detik. Satuan ini
terlalu kecil untuk kebutuhan praktis sehingga digunakan satuan lain yang lebih besar,
yakni dayakuda atau horse power (disingkat hp). 1 dayakuda = 550 pon-kaki/detik =
764 watt = kilowatt.
Besaran Usaha juga bisa dinyatakan dalam satuan daya x waktu, misalnya
kilowatt-jam alias KWH. Satu KWH adalah usaha yang dilakukan dengan laju tetap
sebesar 1 Kilo Watt selama satu jam. Daya seekor kuda menyatakan seberapa besar
usaha yang dilakukan kuda per satuan waktu. Daya sebuah mesin menyatakan
seberapa besar energi kimia atau listrik dapat diubah menjadi energi mekanik per
satuan waktu.
Contoh soal :
1. Seseorang yang bermassa 60 kg menaiki tangga selama 4 sekon. Apabila
ketinggian vertikal tangga tersebut adalah 4 meter, hitunglah daya orang itu dalam
satuan watt dan besarnya energi yang dibutuhkan untuk menaiki tangga. Anggap
saja percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2.
Panduan jawaban :
Dik : m : 60 kg
t :4s

h:4m
g : 10 m/s2

17

Hasil perhitungan kita menunjukkan bahwa ketika menaiki tangga, orang


tersebut mengubah energi kimia menjadi energi mekanik sebesar 2400 Joule. Ini
belum termasuk energi panas yang dihasilkan ketika orang tersebut bergerak. Jadi
ketika menaiki tangga, energi yang diubah orang tersebut lebih besar dari 2400 Joule.

Soal dan Jawaban


1) Sebuah balok bermassa 1 kg di atas lantai licin. Jika gaya mendatar 2 N digunakan
untuk menarik balok, maka tentukan usaha yang dilakukan agar balok berpindah
sejauh 3 m!
Penyelesaian:
Dik : m : 1 kg

s:3m

F :2N
Dit : W = .. ?
W=F.s=2.3
W = 6 joule

18

2) Sebuah balok bermassa 5 kg di atas lantai licin ditarik gaya 4 N membentuk sudut
60 terhadap bidang horisontal. Jika balok berpindah sejauh 2 m, maka tentukan
usaha yang dilakukan!
Penyelesaian:
Dik : m : 5 kg

: 60

F :4N
Dit : W=.???
W = F . s . cos
W = 4 . 2 . cos 60
W = 4 joule
3) Buah kelapa 4 kg jatuh dari pohon setinggi 12,5 m. Tentukan kecepatan kelapa
saat menyentuh tanah!
Penyelesaian:
Dik : m : 4 kg
h : 12,5 m
Dit : v.. ???
Kelapa jatuh memiliki arti jatuh bebas, sehingga kecepatan awalnya nol. Saat
jatuh di tanah berarti ketinggian tanah adalah nol, jadi:
m.g.h1 + . m v12 = m.g.h2 + . m . v22
jika semua ruas dibagi dengan m maka diperoleh :

19

g.h1 + .v12 = g.h2 + . v22


10.12,5 + .02 = 10 . 0 + .v22
125 + 0 = 0 + v22
v2 = 15,8 m/s
4) Sebuah air terjun setinggi 100 m, menumpahkan air melalui sebuah pipa dengan
luas penampang 0,5 m2. Jika laju aliran air yang melalui pipa adalah 2 m/s, maka
tentukan energi yang dihasilkan air terjun tiap detik yang digunakan untuk
menggerakkan turbin di dasar air terjun!
Penyelesaian:
Dik : h : 100 m

v : 2 m/s

A : 0,5 m2
Dit : W = .??
Telah terjadi perubahan kedudukan air terjun, dari ketinggian 100 m menuju ke
tanah yang ketinggiannya 0 m, jadi energi yang dihasilkan adalah :
W = m g (h1 h2)
Untuk menentukan massa air terjun tiap detik adalah:
Q = A.v
Q = 0,5 m x 2 m/s
Q = 1 m3/s

Q = Debit air dalam pipa


A = luas penampang pipa
V = laju aliran air

Q =

V
(V = volume, t = waktu, dimana t = 1 detik)
t

V =
V =

Q . t = 1 m/s . 1 s
1 m3

m
....( = massa jenis air = 1000 kg/m3, m = massa air)
V

m =

.V

20

m = 1000 kg/m3 . 1 m3
m = 1000 kg
jadi usaha yang digunakan untuk menggerakkan turbin itu adalah
W
=
m g (h1 h2)
W
=
1000 . 10 . (100 0)
W
=
1.000.000 joule
5) Sebuah benda bermassa 0,1 kg jatuh bebas dari ketinggian 2 m ke hamparan pasir.
Jika benda masuk sedalam 2 cm ke dalam pasir kemudian berhenti, maka
tentukan besar gaya rata-rata yang dilakukan pasir pada benda tersebut!
Penyelesaian:
Dik : m : 0,1 kg

s : 2 cm

h :2m
Dit : F=?
Terjadi perubahan kedudukan, sehingga usaha yang dialami benda:
W= m g (h1 h2)
W= 0,1 . 10 . (2 0)
W= 2 joule
W= F . s
2 = F . 0,02 ( 2 cm = 0,02 m)
F = 100 N

21

Anda mungkin juga menyukai