Anda di halaman 1dari 48

MODULASI GELOMBANG

Diajukan dalam Rangka Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Gelombang


Semester Ganjil

MAKALAH

Dosen Pengampu :
Rifati Dina Handayani, S.Pd, M,Si

Penyusun:
Khosida Afkarina R

(140210102050)

Lupita Rahayu

(140210102012)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Gelombang. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu
Rifati selaku dosen pengajar mata kuliah gelombang yang telah mendukung dan
bekerja sama yang baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.

Jember, 28 November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................

1.2 Rumusan Masalah ........................................... ..

1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Modulasi Gelombang ....................................

2.2 Double Side Band .........................................................................

2.3 Modulasi Amplitudo .....................................................................

11

2.4 Single Side Band ..........................................................................

24

2.5 Modulasi Frekuensi .......................................................................

26

2.6 Modulasi Pulsa ..............................................................................

40

2.7 Aplikasi Modulasi Gelombang .....................................................

41

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..

44

3.2 Saran

44

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik
sehingga menjadikannya suatu sinyal yang mampu membawa suatu informasi .
Dalam teknik komunikasi, gelombang atau sinyal pita dasar (base band)
dikirimkan dengan memodulasi gelombang pembawa yang berfrekuensi tinggi.
Sinyal pita dasar ini disebut gelombang modulasi.
Dalam kehidupan seharihari tentunya kita mengenal radio. Radio
merupakan salah satu media komunikasi yang banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Pada radio, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang
ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Teknik
modulasi yang sering dipakai pada sinyal radio adalah FM dan AM.
Pada saat mendengarkan radio, apabila kita ingin mendengarkan suatu siaran
tertentu, maka kita akan mencari frekuensi yang menyiarkannya, misalnya 92,0
MHz. Frekuensi ini merupakan titik tengah band frekuensi yang ditempati oleh
sistem komunikasi yang selanjutnya beroperasi. Gelombang pada frekuensi ini
merambat melalui atmosfer dan ditangkap oleh pesawat radio yang kita gunakan.
Akan tetapi suara siaran/penyiar berada pada wilayah 2020.000 Hz, sehingga
bunyinya tidak akan terdengar. Oleh karena itu, perlu memodulasi gelombang
bunyi dengan pemodulasi (carrier) yang frekuensinya lebih tinggi dari medium
yang digunakan. Sinyal carrier biasanya ditentukan pada satu frekuensi saja. Di
Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada
frekuensi 87,5 MHz - 108 MHz dan untuk siaran AM ditetapkan pada 530 kHz
1600 kHz. Pada pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier
akan diubah seiring dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan.
Frekuensi gelombang carrier-nya relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF
(Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agar bisa dikirim ke jarak yang jauh.
Metode modulasi pertama kali digunakan hampir secara menyeluruh pada
transmisi radio dalam AM (amplitude modulation) dan FM (frequency modulation).
Kemudian diketahui bahwa jalur komunikasi memiliki bandwidth yang lebih besar
1

daripada yang diperlukan untuk pembicaraan. Oleh sebab itu, banyak pembicaraan
telepon dapat dikirimkan secara bersama-sama dalam sebuah jalur telepon dengan
mengubah frekuensi sedemikian rupa sehingga beberapa channel bunyi dapat
dibungkus menjadi satu bandwidth yang lebih lebar. Dalam kasus ini juga
digunakan modulasi DSB (double side band).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Apakah itu modulasi gelombang?
2) Bagaimanakah DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,
dan demodulasi?
3) Bagaimana Modulasi Amplitudo?
4) Apakah yang dimaksud Single Side Band?
5) Bagaimana dua jenis modulasi sudut pada Modulasi Frekuensi (FM)?
6) Apakah yang dimaksud Modulasi Pulsa?
7) Bagaimana aplikasi dari modulasi gelombang?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan pengertian modulasi gelombang.
2) Menjelaskan DSB dalam daerah waktu dan frekuensi, lebar pita transmisi,
dan demodulasi.
3) Menjelaskan modulasi amplitudo.
4) Mendeskripsikan pengertian Single Side Band.
5) Menjelaskan dua jenis modulasi sudut pada Modulasi Frekuensi (FM).
6) Mendeskripsikan pengertian modulasi pulsa.
7) Mengetahui aplikasi dari modulasi gelombang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Modulasi Gelombang


Modulasi adalah proses perubahan suatu jenis gelombang yang memiliki
frekuensi gelombang yang besar dengan permukaan gelombang yang bersifat
periodik yang disebut sebagai gelombang carrier, karena adanya sinyal
modulasi yang berisi yang berisi informasi untuk ditransmisikan. Pada proses
modulasi muka gelombang yang periodic adalah amplitudo, phase, dan
frekuensi. Modulasi dalam bidang telekomunikasi merupakan proses
penyampaian sinyal pesan. Alat yang digunakan untuk proses modulasi disebut
sebagai modulator dan proses yang berfungsi untuk mengembalikan proses
modulasi ke dalam sinyal awal disebut demodulator.
Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal
pembawa) menggunakan sinyal informasi. Parameter sinyal carrier berupa
amplitudo, frekuensi, dan phase. Memodulasi berarti mengatur atau menyetel.
Dalam telekomunikasi tepatnya berarti mengatur suatu parameter dari suatu
pembawa (carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan sinyal informasi yang
memiliki frekuensi rendah. Keperluan akan modulasi mula-mula timbul dalam
transmisi radio dari sinyal-sinyal frekuensi rendah (misalnya frekuensi audio).
Pada sistem komunikasi ada dua teknik modulasi yaitu modulasi digital dan
modulasi analog. Modulasi analog terdiri dari tiga macam yaitu AM
(Amplitudo Modulation), FM (Frequency Modulation), dan PM (Phase
Modulation).
Berdasarkan parameter sinyal yang diubah-ubah, modulasi dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Modulasi amplitudo (AM, Amplitudo Modulation)
Pada modulasi amplitudo, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah amplitudo sinyal pembawa. Besarnya amplitudo sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.

b. Modulasi frekuensi (FM, Frequency Modulation)


Pada modulasi frekuensi, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah frekuensi sinyal pembawa. Besarnya frekuensi sinyal
pembawa akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
c. Modulasi Fasa (PM, Phase Modulation)
Pada modulasi fasa, sinyal pemodulasi atau sinyal informasi
mengubah-ubah fasa sinyal pembawa. Besarnya fasa sinyal pembawa
akan berbanding lurus dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Tujuan dari modulasi adalah untuk memindahkan posisi spektrum dari
sinyal data, dari pita spektrum yang rendah (base band) ke pita spektrum yang
jauh lebih tinggi (band pass). Hal ini dilakukan pada transmisi data tanpa kabel
(dengan antena), yang mana dengan membesarnya frekuensi data yang dikirim,
maka dimensi antena yang digunakan akan mengecil. Contoh : data 1
berfrekuensi

, data 2 berfrekuensi
. Dengan contoh tersebut,

transmisi data 1 menjadi problematic, sedangkan data 2 lebih mudah untuk


ditransmisikan. Kegunaan lain dari modulasi adalah, dengannya dimungkinkan
proses pengiriman data atau informasi melalui suatu media yang sama secara
bersamaan. Proses modulasi terjadi dengan melakukan variasi pada salah satu
besaran karakteristik dari sinyal pembawa (yang berfrekuensi tinggi) seirama
dengan sinyal data (yang berfrekuensi rendah). Sinyal pembawa yang telah
dimodulasikan ini di sebut sinyal termodulasi. Sinyal data disebut juga sinyal
pemodulasi. Alat, di mana proses modulasi ini terjadi, disebut juga modulator.
Keuntungan utama yang diperoleh dari teknik modulasi antara lain
adalah:
a. Memungkinkan

pengiriman

sinyal

lemah

dengan

membonceng

gelombang pembawa yang berdaya tinggi


b. Reduksi ukuran antenna karena pengiriman sinyal dilaksanakan melalui
gelombang pembawa yang memiliki frekuensi tinggi ( pendek)
c. Memungkinkan pengaturan dan alokasi daerah frekuensi terpisah bagi
penyaluran sejumlah sinyal secara serempak melalui medium yang sama
4

d. Memungkinkan pergeseran frekuensi sinyal kepada daerah frekuensi yang


lebih mudah diolah oleh peralatan yang tersedia.
Teknik modulasi juga bermanfaat dalam pengukuran atau eksperimen
ilmiah, terutama :
a. Peningkatan perbandingan S/N (signal to noise ratio) dengan jalan
menghindari daerah frekuensi yang berbising atau memberikan sensitivitas
yang lebih tinggi kepada sistem deteksi yang bersangkutan
b. Memungkinkan konversi kawasan (domain) data, misalnya antara data
analog dengan digital, antara tegangan dengan frekuensi listrik
Teknik modulasi ada 2 yaitu analog dan digital.
1. Modulasi Digital
Modulasi digital berfungsi untuk mengirim bit sinyal yang tidak bisa
dikirim melalui sinyal analog. Contoh dari modulasi digital adalah jaringan
publikasi telpon yang berada pada rentang 300 dan 3400 Hz atau melebihi
pita frekuensi dengan menggunakan jaringan. Modulasi digital merupakan
perubahan karakteristik gelombang pembawa yang berbentuk pulsa diolah
secara diskrit. Teknik digital terbagi atas:
a.

Modulasi kode pulsa (PCM)

b. Modulasi kode pulsa differensial (DPCM)


c.

Modulasi delta (DM)

2. Modulasi Analog
Modulasi analog adalah modulasi gelombang yang berfungsi
mengirim data berupa pita analog seperti sinyal audio, sinyal TV yang
biasanya memiliki frekuensi rendah atau berada pada daerah frekuensi
radio. Teknik analog dapat dibagi atas:
a. Gelombang

pembawa

berupa

gelombang

wave=CW) atau gelombang harmonis murni


1. modulasi linier(DSB,AM,SSB,VSB)
2. modulasi sudut(FM,PM)
b. Gelombang pembawa berupa pulsa
1. modulasi amplitudo pulsa(PAM)
2. modulasi lebar pulsa (PDM)
3. modulasi posisi pulsa (PPM)
5

kontinu

(continous

2.2 Modulasi DSB (Double Side band)


2.2.1 DSB dalam daerah waktu dan frekuensi
Gelombang pembawa kontinyu secara umum memiliki bentuk
sinusoida yang dinyatakan dalam fungsi berikut :

p (t ) po cos(wpt )
Andai gelombang modulasi juga sinusoidal

m (t ) mo cos(wm t )
Hasil modulasi DSB nya (modulasi amplitudo)

DSB (t ) po mo (t ) cos(w p t )
po mo cos( wm t ) cos( w p t )

DSB (t ) po mo cos(w p wm )t cos(w p wm )t


1
2

Hasil modulasi merupakan operasi perkalian disebut dengan mixing


atau heterodiyming, dan hasilnya berupa 2 komponen sisi samping (side
bands) masing-masing dengan frekuensi (wp wm) dan (wp + wm)
Dengan transformasi fourier diperoleh representasi dalam domain
frekuensi:

(v v

g p ( w) po ( w w p ) ( w w p )
1
po
2

) (v v p )

g m ( w) mo ( w w p ) ( w w p )

1
mo (v v m ) (v v m )
2

g DSB ( w) po mo ( w w p wm ) ( w w p wm )
2
( w w p wm ) ( w w p wm )

Disini terlihat bahwa akibat modulasi terjadi translasi sejauh wp dari


wm menjadi wc wm dari w.
6

Dalam kasus rill, m (t ) tidak bersifat monokromatis sehingga secara


umum hasil modulasi ditulis:

DSB (t ) pomo (t ) cos(wpt )


untuk m (t ) dengan transformasi Fourier dapat ditulis sebagai berikut:

m (t )

1
1
g m ( w1 ) iw t dw1

maka spektrum gel DSB dapat ditentukan yaitu :

1
1
i ( w ' w p w ) t i ( w ' w p w )
g DSB ( w( po
dw' g m ( w' ) e
e

2
2

1
g DSB ( w( po g m ( w w p ) g m ( w w p )
2

Dengan demikian hubungan TF umum untuk modulasi DSB adalah :

(t ) m (t ) cos(w p t )

1
g m (w w p ) g m (w w p )
2

Bila m (t ) g m (w) . Secara grafik dapat dilihat:

m (t )

gm(w)

m (t )

gm(w)

t
O

-w
m

p (t )

w
m

gp (t)

t
w

-wp

wp

wp
7

DSB (t )

gDSB (t)

t
w

-wp-wm-wp -wp+wm wp-wm


domain t

wp wp+wm

domain frekuensi (w)

Dari gambar terlihat akibat modulasi itu berupa translasi daerah


frekuensi pada gelombang modulasi sejauh wp dan memperlebar pita
menjadi 2 kali semula, namun mereduksi amplitudo dengan faktor . Untuk
lebih jelas lihat gambar berikut:

g m

gm

1 / 2 p0 g m

g p

LSB

0
m

p p m
Spektrum sinyal
(domain frek)

p m c
m

Spektrum gel DSB


(domain frek

gDSB
()

0
Lebar pita gelombang DSB = dua kali
c
Lebar pita gelombang modulasi
c

LSB = Lower Side Band


USB = Upper Side Band

2.2.2 Lebar Pita Transmisi dengan rata-rata Lebar Pita Transmisi

gc ()

Lebar pita (bandwidth) transmisi B untuk gelombang Double Side


0
Band (DSB) dari gambar:
m

B 2 m

B 2Dm Hz

Daya rata-rata yang diteruskan (N) berbanding lurus dengan:

m
USB

1
N lim
T T

dt

Substitusikan t di atas:
T

1 2 2 2
N lim p m t cos 2 p t dt
T T
T
2

T
T
2

2
1 p 2 2
2

N lim

t
dt

t
cos
2

t
dt
m
p
m
T T 2

T
T

2
2

Untuk p m , dan m frekuensi max gelombang modulasi, maka:


T

1 2 2
lim m t cos 2 p t dt 0 , sehingga:
T T
T
2

N T N p N m , daya rata-rata gelombang transmisi untuk DSB:


T

1 2 2
1 2
N p lim m cos 2 p t dt p0
T T
2
T
2

1 2 2
1 2
N lim m0 cos 2 m t dt m0
T T
2
T
2

1 2 2
N T p0 m0 jika m satu harga.
4
2.2.3 Demodulasi
Demodulasi merupakan proses ekstraksi atau penguraian kembali
informasi asli melalui sinyal dari gelombang pembawa atau pemisahan.
Demodulasi dapat dikatakan sebagai usaha untuk memperoleh kembali
sinyal m t dari DSB t . Demodulasi merupakan perangkat yang
digunakan untuk mengembalikan informasi dari gelombang pembawa,
demodulator ini secara tradisional digunakan sebagai penghubung dengan
9

penerima audio. Bentuk lain dari modulator adalah modem yang merupakan
perangkat untuk proses modulasi dan demodulasi. Untuk memisahkan
gelombang dilaksanakan m t dari DSB t terdapat 2 teknik pemisahan,
yaitu:
1. Multiplikasi dengan osilator lokal yang singkron yang gelombang
pembawa (mixing), misalnya dengan 2 cos p t .
Hasil operasinya:

t DSB t 2 cos p t
p0 m t cos p t 2 cos p t
p0 m t cm t cos2 p t

t p m t cm t cos2 p t
0

Jika spektrum m t adalah g m , maka spektrum t dapat


diungkapkan sebagai:

1
g p0 g m p0 g m 2 p g m 2 p
2

Dari operasi mixing dihasilkan komponen pita dasar yang terpisah dari
komponen lainnya.

p g m
0

1/2 p0 g m

2 p

1/2 p0 g m 2 p

2 p m

2 p m

2 p

Pemisahan komponen sinyal dari komponen lain dengan operasi


campuran
10

2. Operasi penapisan. Karena m p , maka pita sinyal dapat dipisahkan


dengan penapis lolos rendah dengan lebar pita yang memenuhi
hubungan:

m B 2 p m
Kelemahan demodulasi DSB : Sulit mencari osilator lokal yang singkron
dengan gelombang pembawa. Hal ini di atas dengan modulasi amplitudo
(AM).
2.3 Modulasi Amplitudo
Modulasi merupakan proses perubahan karakteristik atau besaran
gelombang pembawa, menurut pola gelombang modulasinya. Apabila besaran
yang diubah dari gelombang pembawa tersebut adalah amplitudonya, maka
modulasi seperti ini disebut dengan modulasi amplitudo (Amplitude
modulation/AM), sedangkan besaran yang diubah dari gelombang pembawa
tersebut adalah fase, sehingga modulasi seperti ini disebut dengan modulasi
fase. Salah satu bagian dari modulasi fase adalah modulasi frekuensi.
Amplitudo Modulation (AM) adalah modulasi yang paling sederhana.
Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan
signal informasi yang akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga linear
modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti
signal informasi yang akan ditransmisikan. Modulasi Amplitudo (Amplitude
Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal
pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal
informasi. Pada jenis modulasi ini amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah
secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan
frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Penerima AM :
Antena

Penguat

Mixer

Penguat

RF

IF
OSC
11

Detektor

Penguat
Audio

Fungsi masing-masing blok : Antena : sebagai penangkap getaran/sinyal


yang membawa dan berisikan informasi yang dipancarkan oleh pemancar.
Penguat RF : berfungsi untuk menguatkan daya RF ( Radio Frequency/
Frekuensi tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal.
Setelah diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer. Mixer (pencampur) :
berfungsi mencampurkan getaran/sinyal RF dengan Frekuensi Osilator Lokal,
sehingga diperoleh frekuensi intermediet (IF/Intermediate Frequency). Penguat
IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum
diteruskan ke blok detektor. IF merupakan hasil dari pencampuran
getaran/sinyal antara RF dengan Osilator Lokal. Detektor : digunakan untuk
mengubah frekuensi IF menjadi frekuensi informasi. Degan cara ini, unit
detektor

memisahkan antara getaran/sinyal pembawa RF dengan getaran

informasi . Penguat AF : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF


serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF
ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk mengubah
sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang dapat
didengar oleh telinga manusia.
Modulasi Amplitudo (AM) adalah penumpangan sinyal informasi
terhadap sinyal carrier (pembawa) dimana amplitudo sinyal carrier akan
berubah-ubah

mengikuti

perubahan

amplitudo

sinyal

informasinya.

Dibandingkan dengan FM (Modulasi Frekuensi) AM mempunyai kelebihan


diantaranya adalah jarak transmisi AM lebih jauh dibandingkan FM. Namun
AM lebih rentan terkena noise dibandingkan dengan FM. Oleh karena itu
satsiun radio yang sering kita dengar kebanyakan menggunakan FM karena
suara yang dihasilkan melalui transmisi menggunakan FM lebih jernih.
Seperti telah dijelaskan di atas, pada modulasi amplitudo besarnya
amplitudo sinyal pembawa akan diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga
besarnya sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi
sinyal pembawa biasanya jauh lebih tinggi daripada frekuensi sinyal
pemodulasi. Frekuensi sinyal pemodulasi biasanya merupakan sinyal pada
rentang frekuensi audio (AF, Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai
denan 20 kHz. Sedangkan frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal
radio (RF, Radio Frequency) pada rentang frekuensi tengah (MF, Mid12

Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah
pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus.

Bagan Modulasi
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai
pembawanya dinyatakan sebagai
disebut sinyal termodulasi atau

dan sinyal
, maka sinyal hasil modulasi

. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi

AM.

dengan
: sinyal termodulasi AM
: sinyal pemodulasi
: sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m

: indeks modulasi AM
: frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
: frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)
Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut

dinyatakan sebagai: = 2 f
Komponen pertama sinyal termodulasi AM
pembawa, komponen kedua ( yaitu

disebut komponen
) disebut komponen

bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu
) disebut komponen bidang sisi atas atau USB (Upper
13

Side Band). Komponen pembawa mempunyai frekuensi sudut sebesar


komponen LSB mempunyai frekuensi sudut sebesar
USB mempunyai frekuensi sudut sebesar

, dan komponen

..

(a) Sinyal pemodulasi


(b) Sinyal pembawa
(c) Sinyal termodulasi A
Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM yang dihasilkan oleh
spektrum analyzer. Harga amplitudo masing-masing bidang sisi dinyatakan
dalam harga mutlaknya.

. Spektrum Frekuensi Sinyal Termodulasi AM


Adapun beberapa jenis dari modulasi amplitudo, yaitu:
1.

AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo


dimana spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari
spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB (Lower Sideband) atau
frekuensi USB (Upper Sideband) saja.

2.

AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana


spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi

14

LSB dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama


dengan dua kali sinyal informasinya.
3.

AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis modulasi


amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati nol.

4.

AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi


komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB
sebagian komponen LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB dan
komponen pembawa.
Setelah kita mengetahui jenis-jenis modulasi AM, ada satu hal yang

paling dominan di semua jenis-jenis dari modulasi AM. Hal ini adalah
sideband. Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses
modulasi. Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di transmisikan
adalah sideband frekuensi LSB atau USB saja. Tentunya di suatu sistem
terdapat juga transmisi sideband. Nah, yang akan kita bahas selanjutnya adalah
proses pada transmisi sideband

Proses Transmisi Sideband


Dari gambar diatas terlihat bahwa audio input masuk ke audio input
filter. di dalam audio input filter sinyal masukan akan di filter sehingga
menghasilkan sinyal dengan frekuensi di bawah 3400 Hz, kemudian sinyal
akan masuk ke audio amplifier agar amplitudo sinyal dapat dikuatkan,
kemudian sinyal akan masuk ke amplitudo modulator, disini terjadi proses
modulasi dimana terjadi penumpangan sinyal informasi ke sinyal carrier.
Kemudian sinyal yang termodulasi akan masuk ke output filter. di output filter
sinyal termodulasi akan di filter sehingga menghasilkan sinyal AM dengan satu
sideband saja. Baik itu LSB maupun USB.
Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut
indeks modulasi AM, dinotasikan dengan m. Parameter ini merupakan
perbandingan antara amplitudo puncak sinyal pemodulasi (
15

) dengan

amplitudo puncak sinyal pembawa ( ). Besarnya indeks modulasi mempunyai


rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol, berarti tidak ada
pemodulasian,

sedangkan

indeks

modulasi

sebesar

satu

merupakan

pemodulasian maksimal yang dimungkinkan. Besarnya indeks modulasi AM


dinyatakan dengan persamaan:

Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen dan dinotasikan


dengan M,

Sampul gelombang termodulasi AM Sampul merupakan garis imaginer


yang digambar antara nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan bentuk
yang ekivalen dengan bentuk tegangan pemodulasi.

Oleh karena

maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai:

sampul positif
sampul negatif

. Sampul Gelombang Termodulasi AM

5.3.1 Sinyal AM dan Spektrum Frekuensi


Prinsip dari sinyal AM adalah sinyal DSB yang dipasangkan dengan
gelombang pembawa. Jadi amplitudo modulasi ini adalah sinyal DSB
ditambah dengan komponen gelombang pembawanya.

16

dengan A(t) disebut faktor modulasi, yang mengungkapkan perubahan


amplitude (envelope) dari gelombang AM.
Dalam domain frekuensi persamaan menjadi:

Misalnya,

untuk

dan

gelombang hasil modulasinya seperti gambar dibawah ini:


a.

b.

c.

Daya rata-rata:

Untuk

suku kedua ruas kanan persamaan ini sama dengan nol dan

Sehingga diperoleh daya rata-ratanya :


17

Efisiensi daya transmisi

, yaitu perbanding daya gelombang DSB terhadap

daya gelombang hasil modulasinya adalah :

Cara yang digunakan untuk demodulasi sinyal AM, yaitu dengan


detektor hukum kuadrat terkecil (square law). Tahap pertama dilakukan deteksi
dengan detektor yang memiliki hubungan antara masukan

dan keluaran

sebagai berikut

Substitusikan persamaan :

Sinyal yang akan diperoleh kembali adalah suku

. Tahap

berikutya memisahkan suku ini dengan filter sederhana asal dipenuhi


.
Pada hakikatnya modulasi AM adalah sinyal DSB ditambah dengan
komponen pembawanya.
AM(t) = [po + pom(t)] cos (pt) atau
AM(t) = po [1 + m(t)] cos (pt) atau
AM(t) = A(t) cos (pt)
dengan faktor modulasi
A(t) = po [1 + m(t)]

Faktor A(t) mengungkapkan perubahan envelope gelombang AM yang


terjadi. Untuk memudahkan proses modulasi gunakan ketentuan :
|m(t)| < 1

1
T T
lim

T /2

m(t )dt 0

berarti (t) tidak mengandung komponen DC.

T / 2

TF dalam domain frekuensi () didapat :


18

gAM() = po {2 * ( p) + ( + p)] + [gm( p) + gm ( + p)]}

Hal ini dapat dilukiskan sebagai berikut :


a.

AM(t)

b.

m(t)

t
t
Sinyal sinusoidal m(t)

Hasil modulasi AM dalam domain t

c.

d.
pembawa

gm ()
ISB

-m

- p

Spektrum sinyal m(t)

p - m

p+m

2 m = B lebar pita transmisi


spektrum gelombang AM dalam domain

Dari gambar di atas dengan persyaratan |m(t)| < 1, fungsi amplitudo


A(t) untuk gelombang (t) tidak pernah memotong sumbu t, untuk sinyal
sinusoida m(t) = mcos (mt) dengan m disebut indeks modulasi, dimana m:

[ A(t )] max [ A(t )] min


[ A(t )] max [ A(t )] min

dengan syarat m<1

Jika m>1 maka fungsi selubung |A(t)| akan mengalami distorsi seperti gambar:
(t)

Distorsi bentuk (t) untuk m > 1 akibat


penambahan fase (tanda) A(t). Bentuk
fungsi (t)

distorsi selubung
A(t)

po
po
t
-po

t
Bentuk selubung A(t)

19

2.3.2 Lebar Pita Transmisi (Brandwidth) dan Efisiensi Daya Transmisi


Dari

diketahui bahwa transmisi lebarpita B dari sinyal AM sama

dengan modulasi DSB, yakni :


B = upper side lower side
=
Lebar pita transmisi = 2m = 2vm
Dibawah ini adalah Grafik dalam domain aktu dan domain frekuensi untuk
modulasi DSB yaitu:
gm ()

c +

c
m

c +

Hasil modulasi DSB dalam kawasan t dan . (a) Gelombang modulasi; (b)
Gelombang Pembawa; (c) Gelombang DSB
20

Daya rata-rata sinyal AM


T /2

1
2
N T lim
Po [1 m (t )]2 cos 2 ( p t )dt
T T
T / 2

Po
1
2
[1 m (t ) 2m (t )][1 cos(2 Pt )]dt

T T
2
T / 2
T /2

lim

Untuk p >> m
T /2

1
2
lim
[1 m (t ) 2m (t )] cos(2 P t )dt 0
T T
T / 2
Dan
T /2

1
m (t )dt 0
T T
T / 2
lim

Maka :
NT = Np + NpNm

NT = po 2 + po 2 mo2 untuk m satu harga.

Dalam sinyal AM, komponen gelombang pembawa tidak mengandung


informasi, sehingga efisiensi daya transmisi

NP Nm
Nm

NP NP Nm 1 Nm

Np

NT
Nm

Mengingat |m(t)| 1, maka Nm < 1 dan 50% untuk m(t) sinusoidal


33,3%

Nm = mo2 .

2.3.3 Demodulasi AM
Demodulasi AM ada 2 cara yaitu dengan detektor hukum kuadrat dan
dengan detektor selubung. Keduanya tidak menggunakan osilator lokal yang
singkron dengan osilator gelombang pembawa.
a. Demodulasi dengan detektor hukum kuadrat (square lawdetector)
1) Pertama dilakukan deteksi dengan detektor square law dengan
hubungan i(t) dan o (t) sebagai berikut
21

o (t) = a1 i(t) + a2i2(t)

i(t) = AM(t) = Po(t)[1 + m(t)] cos (pt)


Hasil deteksi adalah:
o (t) = a1 Po [1 + m(t)] cos (pt)
+

a2
Po2[1+ 2m(t)+ m2(t)][1+ cos( 2pt)]
2

Sinyal informasi yang akan diambil adalah


suku kuadrat

a2Po2 m(t)

2) Kedua, suku kuadrat ini dipisahkan melalui tapis sederhana, dengan


syarat |m(t)| << 1.
b. Demodulasi dengan Detaktor Selubung
Syarat

yang

harus

dipenuhi

gelombang AM dengan pita sangsit


i (t)

0(t)

(Wp>>Wm), indeks modulasi <100%.

Rangkaian dasar detektor :


Fungsi selubung
A(t)
0 (t)
i (t)
t

Proses demodulasi dengan pemilihan konstanta RC yang rapat


Fungsi selubung
A(t)
0 (t)
i (t)
t

Kasus dengan konstanta RC yang terlampau besar (respon lambat)


22

Fungsi selubung
A(t)
0 (t)
i (t)
t

Kasus dengan RC terlampau kecil (respon terlalu cepat)


Pemulihan harga RC akan menentukan mutu demodulasi. Untuk
Wp>>Wm, syarat harga RC adalah:

Tp

2
2
RC
Tm
Wp
Wm

Dalam keadaan operasi sempurna, hasil modulasi dapat dinyatakan oleh rumus:

o (t ) k0 km (t )
Keuntungan demodulasi AM adalah tidak diperlukan osilator local yang
singkron dengan gelombang pembawa.Kerugiannya demodulasi AM adalah
rendahnya efisiensi transmisi, sebagai akibat terdapatnya gelombang pembawa
dalam gelombang transmisi tersebut.

N p Nm
N p N p Nm

N p Nm
NT

Efesiensi untuk Gelombang AM

2.4 Single Side Band (SSB)


Modulasi Single Side Band atau Single-sideband suppressed-carrier
(SSBSC) adalah modulasi amplitudo yang lebih baik dan lebih efisien dalam
penggunaan daya listrik dan bandwidth. Modulasi amplitudo menghasilkan
sinyal output modulasi yang memiliki bandwidth dua kali lebar pita sinyal
yang asli. Sistem komunikasi didisain untuk menghasilkan transmisi informasi
dengan bandwidth dan daya pancar minimal. Sistem AM boros dalam
penggunaan daya dan bandwidth, dengan keuntungan kemudahan dalam
23

penerimaan. DSB-SC menggunakan daya yang lebih sedikit, tapi bandwidth


yang dipergunakan sama dengan dalam AM. Baik AM maupun DSB-SC
mempertahankan upper sideband dan lower sideband. Walaupun masingmasing sideband (USB atau LSB) mempunyai kandungan informasi yang
lengkap. Akibatnya bandwidth transmisi menjadi dua kali bandwidth sinyal
iinformasi.
Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband yang dipancarkan.
Dilihat dari penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena
mempunyai bandwidth transmisi setengah dari AM maupun DSB-SC.
Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan sinyal DSB
terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter. Jika
USB yang ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSB-LSB. Sebaliknya
menghasilkan SSB-USB. Teknik yang bisa digunakan adalah dengan metode
pergeseran phase, yang tidak memerlukan filter sideband. Untuk memberi
ilustrasi bagaimana metode ini bekerja, asumsikan bahwa sinyal pesan
mempunyai bentuk :
f ( t ) = cos ( 2 f m t )
yang digunakan untuk memodulasi carrier cos (2 f c t ). Upper sideband dan
Lower sideband dari sinyal adalah
SSB ( t ) = cos [2 ( f c f m ) t ]
Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk sinyal
SSB-USB bisa ditulis :
SSB-USB ( t ) = SSB+ ( t ) = [ cos 2 f m t cos 2 f c t - sin 2 f
m t sin 2 f c t ] (2.35)
SSB-USB ( t ) = [ cos m t cos c t - sin m t sin c t ]
dengan cara serupa diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai persamaan :
SSB-LSB ( t ) = SSB- ( t ) = [ cos m t cos c t + sin m t
sin c t ] (2.37)

24

Persamaan-persamaan di atas menunjukkan bahwa sinyal SSB bisa dibentuk


dari dua sinyal DSB yang mempunyai carrier quadrature cos 2 c t dan
sin 2 c t . Sinyal quadrature bisa diperoleh dengan menggeser phase sinyal
sebesar 90 . Modulator SSB pergeseran phase terdiri dari dua modulator DSB
dan rangkaian penggeser phase. Kesulitan lain yang timbul adalah perlunya
sinkronisasi seperti pada teknik DSB. Untuk itu, komponen carrier bisa
ditambahkan pada sinyal SSb dan demodulasi bisa dilakukan dengan
menggunakan envelope detector. Tapi metode ini boros daya pancar dan bisa
menghasilkan distorsi pada sinyal.

Modulasi SSB
(a) Pembangkitan ; (b) penerimaan (c) Spektra
2.5 Modulasi Frekuensi (FM)
Modulasi Frekuensi adalah proses menumpangkan sinyal informasi pada
sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier)
berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal
informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada
gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa
sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada
modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. AM
memang hadir lebih dulu daripada FM. Reginald Fessenden membuat siaran
radio AM pertama pada tahun 1906. Melalui radio tersebut ia menyiarkan
25

ceramah dan pembacaan Injil dan menyajikan permainan biola yang ia lakukan
sendiri. Media itu populer dari tahun 1920 hingga kehadiran radio FM pada era
50an. Seketika AM seolah terbatasi. Gelombang AM mengalir dekat dengan
tanah pada siang hari dan semakin tinggi ke angkasa pada malam hari, yang
artinya sulit untuk mendapatkan radius penyiaran selama jam siang. AM juga
mudah terhalang oleh bangunan tinggi.
Sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard
Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui
gelombang radio. Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard
Armstrong menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi
gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New York
pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat
telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam
aplikasi analog, frekuensi sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding
lurus dengan nilai sesaat dari sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan
menggeser frekuensi pembawa di antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik
ini dikenal sebagai frekuensi-shift keying.
Penerimaan FM. FM umumnya digunakan pada frekuensi radio VHF
untuk menyiarkan musik dan percakapan dengan kualitas tinggi. Suara dari
siaran TV normal juga disiarkan menggunakan FM. Band FM digunakan
dalam siaran umumnya disebut lebar FM (wideband FM) atau W-FM. Dalam
radio dua arah, Narrowband FM (N-FM) digunakan untuk menghemat
bandwidth. Selain itu, FM juga digunakan untuk mengirim sinyal ke ruang
angkasa. Wideband FM (W-FM) membutuhkan bandwidth yang lebih lebar
daripada sistem modulasi amplitudo (AM) dengan sinyal modulasi yang setara,
tetapi sinyal Wideband FM lebih tahan terhadap noise dan interferensi.
Frekuensi modulasi juga lebih tahan dari efek suara yang kurang jelas.
Radio penerima FM menggunakan detektor khusus untuk sinyal FM dan
terkadang detektor ini menunjukkan fenomena yang disebut efek Capture,
yang mana tuner dapat dengan jelas menerima sinyal dari dua stasiun
disiarkan pada frekuensi yang sama. Sebuah sinyal FM juga dapat digunakan

26

untuk membawa sinyal stereo,dengan menggunakan multiplexing dan


demultiplexing sebelum dan setelah proses FM.
Untuk menghasilkan sinyal FM, frekuensi radio pembawa harus diubah
searah dengan amplitudo dari sinyal audio yang masuk. Ketika sinyal audio
dimodulasi ke frekuensi pembawa gelombang radio, frekuensi gelombang
radio akan bergerak naik dan turun. Tingkat di mana gelombang bergerak naik
dan turun ini dikenal sebagai Penyimpangan dan direpresentasikan sebagai
penyimpangan Kilohertz. Misalnya, jika gelombang sinyal memiliki
penyimpangan dari 4 kHz, maka gelombang pembawa dibuat untuk bergerak
di 4 transmisi kHz. FM umumnya menggunakan band antara 88 sampai 108
MHz dengan penyimpangan sekitar 75 kHz. Penyimpangan ini dikenal sebagai
band FM lebar atau WBFM. Sinyal ini memiliki bandwidth yang besar dan
mendukung untuk penyiaran dengan kualitas yang baik. Lebar band (band
width) kurang digunakan dalam sistem komunikasi FM. pada sistem
komunikasi dua arah (seperti HT) menggunakan FM band yang sempit dengan
deviasi dari 3 kHz.
Antena
Pengua
t

Limiter

IF

Pengua
t

Mixer

Detektor

De-

FM

Emphasi
s

RF

OSC

AFC

Blok Diagram Penerima FM Mono


27

Pengua
t Audio

Penguat

Penguat
Audio

IF

Antena

Penguat

Limiter

Mixer

RF

Detektor

De-

FM

Emphasis

OSC

Dekoder
Stereo

AFC
Penguat
Audio

Blok Diagram Penerima FM stereo


Fungsi Masing-masing Blok : Antena : berfungsi menangkap sinyalsinyal bermodulasi yang bersal dari antenna pemancar. Penguat RF : berfungsi
unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh antena sebelum diteruskan ke
blok Mixer (pencampur). OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk
mebangkitkan getaran frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal
keluaran RF. Dimana hasilnya akan diteruskan ke blok Mixer. Mixer
(pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang berasal
dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer adalah
Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz. Penguat IF : digunakan
untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF) sebelum diteruskan ke blok
limiter. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang
yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal
FM murni (beramplitudo rata). Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi
perubahan frekuensi bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio). Deemphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan
(tinggi) yang dikirim oleh pemancar. AFC (Automatic Frequency Control /
Pengendali Frekuensi Otomatis) : berfungsi unutk mengatur frekuensi osilator
local secara otomatis agar tetap stabil. Dekoder Stereo : digunakan unutk
memproses sinyal Stereo, sehingga hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat
AF (FM Stereo). Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/
28

sinyal AF serta meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan


penguat AF ke suatu pengeras suara. Speaker (pengeras suara) digunakan
untuk mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran
suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Bentuk sinyal Modulasi
Frekuensi

Modulasi FM adalah proses modulasi dimana sinyal informasi dapat


digunakan untuk mengubah frekuensi pembawa. Modulasi frekuensi memiliki
beberapa kelebihan tertentu yaitu perbandingan S/N dapat ditingkatkan tanpa
harus menambah daya yang dipancarkan. Bentuk interferensi tertentu pada
penerimaan lebih mudah untuk ditekan dan proses modulasi dapat dilakukan
pada tingkat daya lebih rendah pada pemancar, sehingga dengan demikian
tidak diperlukan daya modulasi yang terlalu besar. AM (Amplitudo
Modulation) dan FM (Frekuensi Modulation) merupakan dua alternatif yang
dapat digunakan dalam mentransferkan data suara via gelombang. Parameter
yang membedakan antara gelombang AM dengan FM adalah cara memodulasi
suaranya. AM memodulasi gelombang masukan dan gelombang karier dengan
mengikuti sifat-sifat amplitudonya. Sedangkan FM memodulasi gelombang
masukan dan gelombang karier dengan mengikuti karakteristik perubahan
frekuensi yang terjadi ataupun panjang gelombangnya.
Masing-masing dari kedua jenis modulasi ini memiliki kelebihan dan
kelemahan. Akan tetapi, akhir-akhir ini modulasi gelombang FM lebih banyak
digunakan dari pada AM. Hal ini disebabkan gelombang FM memiliki lebih
banyak kelebihan yang tidak dimiliki gelombang AM. Gelombang AM
(Amplitudo Modulation) memiliki range jangkauan yang lebih luas daripada
29

gelombang FM (Frekuensi Modulation). Hal tersebut dikarenakan gelombang


AM memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dibanding gelombang
FM. Akan tetapi dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan
mengalami redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensifrekuensi lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguangangguan itu umumnya berupa variasi amplitudo sehingga mau tidak mau akan
mempengaruhi amplitudo gelombang yang terkirim. Akibatnya, informasi
yang terkirim pun akan berubah dan mengurangi mutu informasi yang
diterima.
Berbeda dengan gelombang AM, gelombang FM bebas dari pengaruh
gangguan udara,bandwidth (lebar pita) yang lebih besar. Frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun
interferensi yang tidak diharapkan. Selain itu, Saluran siar FM standar
menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar
AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks
dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih
lebar dibanding distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam
sistem AM.
Jika pada gelombang AM audio yang terdengar hanya berkarakteristik
mono, tidak demikian dengan FM. Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan
FM untuk menyatukan dengan harmonis beberapa saluran audio pada satu
gelombang pembawa, memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo
yang praktis. Ini merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk
memberikan kualitas reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang
tersedia pada rekaman atau pita stereo. Sehingga jelas, bahwa gelombang FM
lebih banyak kelebihannya dari pada AM.
Setelah melihat hasil analisa komparasi antara gelombang FM dan AM
yang menunjukkan bahwa walaupun gelombang AM dapat menembus
jangkauan yang lebih luas akan tetapi tidak seperti gelombang FM yang lebih
tahan terhadap nois, maka gelombang FM dengan banyak karakteristik yang
tidak dimiliki gelombang AM merupakan jenis modulasi yang lebih baik untuk
digunakan dalam transfer data audio dari pada gelombang AM.
30

Pada modulasi ini sudut fase dari gelombang pembawa berubah menurut
pola perubahan gelombang modulasi. Karena itu modulasi ini tidak bersifat
linier, dan tidak dapat diuraikan dengan prinsip superposisi. Misalkan
gelombang pembawa dinyatakan dengan :

Maka hasil modulasinya dinyatakan dengan :


..............(31)

Dari definisi frekuensi sudut dapat dinyatakan dengan :

Dengan :

.....................(32)

Definisikan :

..............(33)

Dengan K = konstanta deviasi frekuensi.


Dari persamaan (32) dan persamaan (33), maka diperoleh:

Dengan :

..............(34) disebut dengan insdek modulasi FM

Jadi hasil modulasi persamaan (31) menjadi:


.................(35)
atau dalam bentuk kompleks :
......................(36)
sedangkan :

...............(37)

dengan :

31

, dimana

merupakan fungsi bessel jenis satu orde n.

Sehingga persamaan (37) menjadi:


........................(38)
Subtitusikan persamaan (38) kedalam persamaan (36), diperoleh:

...................(39)
dalam domain frekuensi :

.............(40)
Dari persamaan (39) dan (40) tampak bahwa :
1) Hasil frekuensi modulasi dengan sinyal nada tunggal mengandung
komponen pembawa dan frekuensi side band yang tak terhingga
banyaknya.
, dengan n = 1, 2, 3, ........
2) Amplitude masing-masing komponen bergantung pada
pada karakteristik informasi

atau bergantung

3) Untuk pita sempit (narrow band),

, maka :

untuk n > 1
Jadi pada kasus ini, spektrum frekuensi hanya mengandung komponen
dan

, seperti pada hsil modulasi AM.

Berlainan dengan modulasi DSB dan Am, modulasi sudut merupakan


proses pengubahan sudut fase dari gelombang pembawa menurut pola
perubahan gelombang modulasi, oleh sebab itu bersifat non linier dan tidak
dapat diuraikan dengan superposisi linier. Secara teknis kerjanya lebihsulit dan
memerlukan lebar pita transmisi yang lebih lebar. Keuntungan modulasi
32

frekuensi adalah mutu sinyal lebih baik yaitu perbandingan S/N makin besar.
Perumusan modulasi sudut dalam domain waktu.
p(t) = po cos (pt + ) ditinjau dari gelombang pembawa
Modulasi sudut berarti mengubah konstanta menjadi fungsi (t) sesuai
dengan karakteristik gelombang modulasi. Hubungan (t) dengan sinyal
modulasi adalah
(t) = po cos [pt + (t)]
(t) = po cos ((t)
Dengan
(t) = wct + (t)
w(t) =

d (t )
d (t )
wP
dt
dt

w(t) = wp + w1(t)
w1

= Deviasi frekuensi sudut


Memenuhi hubungan

(t) = deviasi fase


w1(t)

d (t )
dt

Ditinjau dari gelombang modulasi dengan m (t) ,maka modulasi sudut


ada 2 macam:
-

Modulasi fase (PM)

Modulasi frekuensi (FM)

a. Modulasi fase
Sudut fase yang dimodulasikan dapat dinyatakan dengan :
(t) = kpm(t)
dengan kp = konstanta deviasi fase (
b. Modulasi frekuensi (FM)
w1(t)

d (t )
kFm(t)
dt

=
t

(t) = k F m (t 1 )dt 1 (t o )
to

dengan kF = konstanta deviasi frekuensi.


33

m (t ) )

Sesuai dengan asumsi (0) = 0, maka to = 0, sehingga:


t

(t) = k F m (t 1 ) dt 1
o

Dengan demikian, hasil modulasi sudut 0 (t) oleh m(t) adalah:


PM(t) = p0 cos [ wpt + kpm(t) ]
FM(t) = p0 cos [ wpt + kF

m (t1) dt1 ]

PM(t) dengan FM(t) Cukup berdekatan.


PM(t) Memiliki kemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan ratio
S/N.
Lebar pita transmisi pada hakekatnya adalah ukuran frekuensi
minimum dalam sinyal FM yamg harus direruskan untuk menjamin
keutuhan sinyal yang diterima distori sinyal tapi berarti apabila paling
sedikit 98% daya sinyal FM sudah terkandung dalam pita transmisi.Untuk
ini dibahas pada nada tunggal (single tone). Analisis modulasi FM
tunggal(single tone) : Sinyal informasi nada tunggal berbentuk sinusoida
murni:
Gelombang modulasi:
m(t) = mo cos (Wmt)
Sebelumnya diketahui:
(t) =

k F mo
sin (wmt)
wm

w' (t) = kF mo cos (wmt)


w' (t) = w cos (wmt)
dengan :
w = kF mo = kF [m (t)] max
Indeks modulasi FM
34

k F mo
w'
= [ (t)] max =
wm
wm

Hasil modulasi FM untuk m (t) nada tunggal adalah:


(t) = Po cos [wPot + sin (Wmt)
Karakteristik spektral fungsi (t) dengan deret Fourier adalah :
(t) = Pt Re (ei [wPt + sin

(Wmt)]

Fungsi eksponensial kompleks bersifat periodik

i sin wmt

2
i sin wm t

wm

Tm =

2
wm

Deret Fourier fungsi tersebut adalah :


~

c e

ei sinwmt

n~

inwmt

Dengan

cn

Tm

Tm

Tm

dt

1
2

i sin wmt inwmt

i sin n

Dengan :

2
Tm

wmt

t fungsi Bessel jenis I orde ke n yang bersifat real

Dengan kata lain :

cn

1
2

i sin n

d J n

35

Sehingga :
n2m

1m 2

e i w t
m!n m !
m

Untuk n bulat memenuhi :


J-n () = (-1)n Jn ()
Jn () = (-1)n Jn (-)
~

J 1

n~

Karakteristik kelakuan fungsi Bessel


Jn ()
1,0

J0 ()

0,8
J1 ()

0,6

J2 () J3 ()

0,4

J4 ()

0,2

0,2

10

Uraian deret Fouriernya

t Po Re J n e
n~

i nwmt w p t

P o J n cos wpo nwm t

36

12

14

16

Transformasi fourier untuk persamaan ini menghasilkan gelombang FM.


G (v) =

Po
2

J v v
~

n~

po

nvm v v p nvm

Dari sini dapat disimpulkan:


a. Sinyal FM dengan sinyal nada tunggal mengandung komponen pembawa
dan komponen frekuensi pada sisi yang tidak terhingga jumlahnya.
v = vp + n vm, n = 1, 2, 3, .......
b. Amplitude masing-masimg komponen frekuensi bergantung pada ,yang
selanjutnya bergantung pula pada karakteristik informasi m.
c. Untuk kasus pita sempit (narrow band), << 1 maka:
Jo ()

= 1

J1 ()

Jn ()

= 0

2
n>1

Jadi, dalam kasus << 1 spektrum frekuensi hanya mengandung


komponen-komponen Wp, dan Wp + Wm seperti halnya dengan gelombang
A/M sesuai dengan sebutan (narrow band). Untuk wide band >> 1, (t) ,
jelas mengandung jumlah komponen side band yang cukup besar, dengan
lebar pita yang cukup besar namun tetap terbatas.
Daya dan lebar pita transmisi, nisbah S/N. Lebar pita transmisi pada
hakekatnya adalah ukuran frekuensi minimum dalam sinyal FM yang harus
diteruskan untuk menjamin keutuhan sinyal yang diterima. Distori akan kecil
apabila minimal 98% daya sinyal yang ditransmisikan.
Pita transmisi merupakan perbandingan harga rata-rata daya total yang
ditransmisikan (Nt dan daya Nn untuk pita transmisi yang mengandung n
komponen frekuensi paling rendah.
an =

Nn
NT

dengan :
T

Nn =

lim
T

1 2 2
n t dt
T T
2

37

n (t) = P

J cos w

l n

nwm t

Sehingga :
Nn =

1 2 n 2
P J l
2
l n

Karena suku-suku selang dalam penjumlahan n2 (t) menghasilkan harga ratarata nol, sehingga:
NT =

1 2 2
1
P J l = P 2
2
2
l

Dari hasil NT =

1 2
P terlihat bahwa amplitude sinyal FM adalah konstan,
2

sehingga:
n

an =

l n

Untuk sinyal Fm yang modulasi nada tunggal:


an > 0,98, untuk n + 1
Jadi lebar pita transmisi adalah:
B = 2 ( + 1) wm = 2 (w + wm)
Untuk kasus FM pita sempit(NBFM) yaitu B<<1 berlaku:
B = 2 wm
Untuk sinyal FM bukan sinusoida, indeks modulasi tidak dapat
didefenisikan, untuk berlaku kaedah Carson.
B = 2 (D + 1) wm = 2 (wmax + wm)
Dengan :
D =

k F m t max
w ' max
=
s
wm
wm

Keunggulan modulasi sudut bahwa perbandingan S/N berbanding lurus


dengan (kF)2 untuk sinyal FM.S/N dapat ditingkatkan dengan memperbesar
sensitivitas modulator kF, akibatnya terjadi pelebaran B karena D kF.
Kapasitas saluran sinyal FM ditentukan oleh parameter B,S/N menurut
rumus Shannon-Hartley untuk system ideal:
C = B log 2 (1 + S/N) bits/det
38

Demodulasi sinyal FM ada 2 jenis yaitu:


a. Demodulasi dengan system diskriminator frekuensi merupakan konversi
FM-AM dan disusul dengan deteksi selubung.
b. Demodulasi umpan balik, menggunakan phase-lock loop (PPL) yang
terdiri dari komparator dan VCO ( Voltage Controlled Orcillator).
Perbandingan modulasi AM, FM, dan PM dalam bentuk sinyal analo g dan
digital adalah:

Analog

Digital
t

AM

t
FM

t
PM

2.6 Modulasi Pulsa (PM)


Modulasi pulsa bertujuan untuk mengirim pita sempit dalam bentuk
sinyal analog melalui channel analog baseband sebagai dua tingkat sinyal
modulasi gelombang pulsa. Beberapa sinyal analog pada pulsa modulasi juga
diubah menjadi sinyal digital.
1. Modulasi Pulsa Amplitudo (PAM)
Modulasi pulsa amplitude (PAM) merupakan bentuk sinyal modulasi
dimana sinyal informasi diubah dalam bentuk kode dalam deret amplitudo dan

39

sinyal pulsa. Dalam bentuk grafik amplitudo pulsa modulasi dinyatakan dalam
gambar berikut :

Modulasi

dan

dinyatakan sebagai berikut :

Apabila lebar pulsa t<<, maka :

Maka

Atau

Dimana
dan

= frekuensi maksimum dari sinyal modulasi

= frekuensi normal.

40

2. Modulasi Kode Pulsa (PCM)


Modulasi kode pulsa (PCM) merupakan metode yang digunakan untuk
mempresentasikan sinyal analog ke dalam sinyal digital. Bentuk standar dari
sinyal audio digital dalam computer. PCM stream memiliki dua komponen
dasar berdasarkan keaslian dari sinyal analog.

Sampling dan kuantisasidari sinyal (merah) untuk 4-bit PCM


Dalam diagram gelombang sinus dan dikuantisasikan dalam bentuk
modulasi kode pulsa. Untuk gelombang sinus dapat dilihat dari gambar dari
nilai sampling 7, 9, 11, 12, 13, 14, 14, 15, 15, 15, 14, etc. Pengubahan nilai
dalam bentuk bilangan biner akan menghasilkan 0111, 1001, 1011, 1100, 1110,
1110, 1111, 1111, 1111, 1110, etc. Modulasi kode pulsa dapat dituliskan :
PCM = footage+quantization+codling.
2.7 Aplikasi Modulasi Gelombang
Pada Modulasi digital : ASK - Amplitude Shift Keying (ASK) adalah
modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan
tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan
tegangan 0 Volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan
pemancar, kira-kira mirip sinyal morse. Infrared Remote Control Extender
dengan menggunakan Modul IR-8510, TLP916A dan RLP916A merupakan
salah satu alat yang menggunakan aplikasi dari modulasi digital ASK
(Amplitude Shift Keying). Untuk lebih jelasnya berikut uraiannya : Teknologi
41

nfrared dalam aplikasi remote control saat ini sudah banyak dijumpai pada
berbagai macam perangkat elektronik. Prinsip kerja dari Infrared Remote
Control Extender ini adalah mengubah sinyal infrared menjadi gelombang
radio dengan frekwensi UHF sehingga transmisi data dapat dilakukan pada
jarak yang cukup jauh dan diterima dengan penerima UHF. Frekwensi UHF
916 MHz digunakan untuk menghindari adanya noise-noise dari frekwensi
radio lainnya. Sensor infrared pada modul IR-8510 mengubah pancaran cahaya
infrared menjadi sinyal data seperti tampak pada bagian RXD gambar 2.
Kemudian data diteruskan secara serial ke Modul TLP916 yang berlaku
sebagai UHF Transmitter dan diterima oleh Modul RLP916 yang berlaku
sebagai UHF Receiver. Amplitudo Shift Keying yaitu suatu modulasi di mana
logika 1 diwakili dengan adanya sinyal frekwensi 916 MHz dan logika 0
diwakili dengan adanya kondisi tanpa sinyal.
Pancaran gelombang UHF dalam modulasi ASK tersebut selanjutnya
diterima oleh RLP916 dan diubah menjadi data serial (TXD gambar 2) yang
kemudian diteruskan ke TXD dari Modul IR-8510. Agar dapat ditransmisikan
menjadi sinyal-sinyal infrared standard remote control, maka data tersebut
terlebih dahulu dimodulasikan dengan frekwensi carrier sebesar 40 KHz
sebelum dipancarkan oleh LED Infrared. Proses ini dilakukan pada bagian
modulator dari Modul IR-8510. Dan aplikasi lainnya dalam kehidupan seharihari dapat di lihat dalam tabel dibawah ini :
No

Tipe Modulasi

Aplikasi

AM

AM Broadcast Radio

AM

Aircraft Radio

FM

FM Broadcast Radio

FM

TV sound

FM

Mobile and handheld radio

FM

VCR

FM

Family Radio Service

AM (DSB) dan FM

FM Stereo Multiplex Sound

AM dan SSB (AM)

Citizens band radio


42

No

Tipe Modulasi

Aplikasi

10

FM dan SSB (AM)

Amateur radio

11

FM and SSB (AM)

Marine Radio

12

AM, VSB

TV picture (video)

13

Quadrature DSB (AM)

TV color signal

14

FM, PSK

8 Cordless telephone

15

FM, QAM (AM plus PSK

Fax machine

16

FM, FSK, PSK

17

OOK

TV remote control

18

OOK

Garage door opener

19

FSK, PSK, QAM (AM plus Computer modems


PSK)

43

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1

Modulasi adalah proses merubah parameter sinyal carrier (sinyal


pembawa) menggunakan sinyal informasi

3.1.2

Double Side Band merupakan proses modulasi frekuensi pada


gelombang, lebar pita transmisi sama dengan dua kali pita pada
modulasi gelombang, dan demodulasi merupakan penguraian
kembali informasi asli melalui sinyal dari gelombang pembawa atau
pemisahan

3.1.3

Amplitudo Modulation (AM) adalah modulasi yang paling


sederhana.

Gelombang

pembawa

(carrier

wave)

diubah

amplitudonya sesuai dengan signal informasi yang akan dikirimkan.


3.1.4

Modulasi Single Side Band atau Single-sideband suppressed-carrier


(SSBSC) adalah modulasi amplitudo yang lebih baik dan lebih
efisien dalam penggunaan daya listrik dan bandwidth.

3.1.5

Modulasi sudut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu modulasi fase


dan modulasi frekuensi.

3.1.6

Modulasi Pulsa merupakan modulasi yang bertujuan mengirim pita


sempit dalam bentuk signal analog.

3.1.7

Aplikasi modulasi gelombang sangatlah banyak, salah satunya pada


penggunaan radio dan televisi.

3.2 Saran
Adapun saran yang hendak kami sampaikan adalah untuk memudahkan
dalam pemahaman konsep modulasi gelombang, hendaknya memahami
terlebih dahulu representasi modulasi gelombang yang sering dinyatakan
dalam transformasi fourier. Sehingga dengan bantuan fisika matematika
khususnya transformasi fourier akan mempercepat pemahaman dalam
modulasi gelombang dan aplikasinya dalam kehidupan.

44

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Rifati Dina. 2013. Gelombang. Jember : Universitas Jember


Pambudi, A. 2012. Transformasi Fourier. PPT Ittekkom. Tersedia pada :
http://afb.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/downloads/2012/10/2.Transformasi

Fourier1.pptx diakses pada 27 November 2015


Santiary, P. 2009. Sistem Verifikasi Modul Modulasi FM (Frekuensi Modulasi)
Menggunakan Bahasa Pemrograman Matlab. Jurnal Teknologi Elektro Vol.8
No.2

Politeknik

Negeri

Bali.

Tersedia

pada

http://ojs.unud.ac.id/index.php/JTE/article/download/1605/pdf diakses pada 27


November 2015
Sayuti.

Wicaksono

Putra.

2015.

Modulasi

Gelombang.

:http://ilmulistrik.com/frekuensi-amplitudo-dan-panjang

Tersedia

pada

gelombang.html

diakses pada 27 November 2015


Suardana, K. 2002. Diktat Kuliah Gelombang dan Optic (Bagian Gelombang
Mekanik). Singaraja : IKIP Negeri Singaraja

45

Anda mungkin juga menyukai