MAKALAH
Dosen Pengampu :
Rifati Dina Handayani, S.Pd, M,Si
Penyusun:
Khosida Afkarina R
(140210102050)
Lupita Rahayu
(140210102012)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Gelombang. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu
Rifati selaku dosen pengajar mata kuliah gelombang yang telah mendukung dan
bekerja sama yang baik.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh kerena itu kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Modulasi Gelombang ....................................
11
24
26
40
41
44
3.2 Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
daripada yang diperlukan untuk pembicaraan. Oleh sebab itu, banyak pembicaraan
telepon dapat dikirimkan secara bersama-sama dalam sebuah jalur telepon dengan
mengubah frekuensi sedemikian rupa sehingga beberapa channel bunyi dapat
dibungkus menjadi satu bandwidth yang lebih lebar. Dalam kasus ini juga
digunakan modulasi DSB (double side band).
BAB II
PEMBAHASAN
, data 2 berfrekuensi
. Dengan contoh tersebut,
pengiriman
sinyal
lemah
dengan
membonceng
2. Modulasi Analog
Modulasi analog adalah modulasi gelombang yang berfungsi
mengirim data berupa pita analog seperti sinyal audio, sinyal TV yang
biasanya memiliki frekuensi rendah atau berada pada daerah frekuensi
radio. Teknik analog dapat dibagi atas:
a. Gelombang
pembawa
berupa
gelombang
kontinu
(continous
p (t ) po cos(wpt )
Andai gelombang modulasi juga sinusoidal
m (t ) mo cos(wm t )
Hasil modulasi DSB nya (modulasi amplitudo)
DSB (t ) po mo (t ) cos(w p t )
po mo cos( wm t ) cos( w p t )
(v v
g p ( w) po ( w w p ) ( w w p )
1
po
2
) (v v p )
g m ( w) mo ( w w p ) ( w w p )
1
mo (v v m ) (v v m )
2
g DSB ( w) po mo ( w w p wm ) ( w w p wm )
2
( w w p wm ) ( w w p wm )
m (t )
1
1
g m ( w1 ) iw t dw1
1
1
i ( w ' w p w ) t i ( w ' w p w )
g DSB ( w( po
dw' g m ( w' ) e
e
2
2
1
g DSB ( w( po g m ( w w p ) g m ( w w p )
2
(t ) m (t ) cos(w p t )
1
g m (w w p ) g m (w w p )
2
m (t )
gm(w)
m (t )
gm(w)
t
O
-w
m
p (t )
w
m
gp (t)
t
w
-wp
wp
wp
7
DSB (t )
gDSB (t)
t
w
wp wp+wm
g m
gm
1 / 2 p0 g m
g p
LSB
0
m
p p m
Spektrum sinyal
(domain frek)
p m c
m
gDSB
()
0
Lebar pita gelombang DSB = dua kali
c
Lebar pita gelombang modulasi
c
gc ()
B 2 m
B 2Dm Hz
m
USB
1
N lim
T T
dt
Substitusikan t di atas:
T
1 2 2 2
N lim p m t cos 2 p t dt
T T
T
2
T
T
2
2
1 p 2 2
2
N lim
t
dt
t
cos
2
t
dt
m
p
m
T T 2
T
T
2
2
1 2 2
lim m t cos 2 p t dt 0 , sehingga:
T T
T
2
1 2 2
1 2
N p lim m cos 2 p t dt p0
T T
2
T
2
1 2 2
1 2
N lim m0 cos 2 m t dt m0
T T
2
T
2
1 2 2
N T p0 m0 jika m satu harga.
4
2.2.3 Demodulasi
Demodulasi merupakan proses ekstraksi atau penguraian kembali
informasi asli melalui sinyal dari gelombang pembawa atau pemisahan.
Demodulasi dapat dikatakan sebagai usaha untuk memperoleh kembali
sinyal m t dari DSB t . Demodulasi merupakan perangkat yang
digunakan untuk mengembalikan informasi dari gelombang pembawa,
demodulator ini secara tradisional digunakan sebagai penghubung dengan
9
penerima audio. Bentuk lain dari modulator adalah modem yang merupakan
perangkat untuk proses modulasi dan demodulasi. Untuk memisahkan
gelombang dilaksanakan m t dari DSB t terdapat 2 teknik pemisahan,
yaitu:
1. Multiplikasi dengan osilator lokal yang singkron yang gelombang
pembawa (mixing), misalnya dengan 2 cos p t .
Hasil operasinya:
t DSB t 2 cos p t
p0 m t cos p t 2 cos p t
p0 m t cm t cos2 p t
t p m t cm t cos2 p t
0
1
g p0 g m p0 g m 2 p g m 2 p
2
Dari operasi mixing dihasilkan komponen pita dasar yang terpisah dari
komponen lainnya.
p g m
0
1/2 p0 g m
2 p
1/2 p0 g m 2 p
2 p m
2 p m
2 p
m B 2 p m
Kelemahan demodulasi DSB : Sulit mencari osilator lokal yang singkron
dengan gelombang pembawa. Hal ini di atas dengan modulasi amplitudo
(AM).
2.3 Modulasi Amplitudo
Modulasi merupakan proses perubahan karakteristik atau besaran
gelombang pembawa, menurut pola gelombang modulasinya. Apabila besaran
yang diubah dari gelombang pembawa tersebut adalah amplitudonya, maka
modulasi seperti ini disebut dengan modulasi amplitudo (Amplitude
modulation/AM), sedangkan besaran yang diubah dari gelombang pembawa
tersebut adalah fase, sehingga modulasi seperti ini disebut dengan modulasi
fase. Salah satu bagian dari modulasi fase adalah modulasi frekuensi.
Amplitudo Modulation (AM) adalah modulasi yang paling sederhana.
Gelombang pembawa (carrier wave) diubah amplitudonya sesuai dengan
signal informasi yang akan dikirimkan. Modulasi ini disebut juga linear
modulation, artinya bahwa pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti
signal informasi yang akan ditransmisikan. Modulasi Amplitudo (Amplitude
Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal
pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang
pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal
informasi. Pada jenis modulasi ini amplitudo sinyal pembawa diubah-ubah
secara proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan
frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Penerima AM :
Antena
Penguat
Mixer
Penguat
RF
IF
OSC
11
Detektor
Penguat
Audio
mengikuti
perubahan
amplitudo
sinyal
informasinya.
Frequency) yaitu antara 300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah
pembahasan, hanya akan didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus.
Bagan Modulasi
Jika sinyal pemodulasi dinyatakan sebagai
pembawanya dinyatakan sebagai
disebut sinyal termodulasi atau
dan sinyal
, maka sinyal hasil modulasi
AM.
dengan
: sinyal termodulasi AM
: sinyal pemodulasi
: sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pembawa
: amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m
: indeks modulasi AM
: frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
: frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)
Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut
dinyatakan sebagai: = 2 f
Komponen pertama sinyal termodulasi AM
pembawa, komponen kedua ( yaitu
disebut komponen
) disebut komponen
bidang sisi bawah atau LSB (Lower Side Band), dan komponen ketiga ( yaitu
) disebut komponen bidang sisi atas atau USB (Upper
13
, dan komponen
..
2.
14
4.
paling dominan di semua jenis-jenis dari modulasi AM. Hal ini adalah
sideband. Sideband adalah beberapa komponen yang ada di setiap proses
modulasi. Contohnya pada AM SSB maka sideband yang di transmisikan
adalah sideband frekuensi LSB atau USB saja. Tentunya di suatu sistem
terdapat juga transmisi sideband. Nah, yang akan kita bahas selanjutnya adalah
proses pada transmisi sideband
) dengan
sedangkan
indeks
modulasi
sebesar
satu
merupakan
Oleh karena
sampul positif
sampul negatif
16
Misalnya,
untuk
dan
b.
c.
Daya rata-rata:
Untuk
suku kedua ruas kanan persamaan ini sama dengan nol dan
dan keluaran
sebagai berikut
Substitusikan persamaan :
. Tahap
1
T T
lim
T /2
m(t )dt 0
T / 2
AM(t)
b.
m(t)
t
t
Sinyal sinusoidal m(t)
c.
d.
pembawa
gm ()
ISB
-m
- p
p - m
p+m
Jika m>1 maka fungsi selubung |A(t)| akan mengalami distorsi seperti gambar:
(t)
distorsi selubung
A(t)
po
po
t
-po
t
Bentuk selubung A(t)
19
c +
c
m
c +
Hasil modulasi DSB dalam kawasan t dan . (a) Gelombang modulasi; (b)
Gelombang Pembawa; (c) Gelombang DSB
20
1
2
N T lim
Po [1 m (t )]2 cos 2 ( p t )dt
T T
T / 2
Po
1
2
[1 m (t ) 2m (t )][1 cos(2 Pt )]dt
T T
2
T / 2
T /2
lim
Untuk p >> m
T /2
1
2
lim
[1 m (t ) 2m (t )] cos(2 P t )dt 0
T T
T / 2
Dan
T /2
1
m (t )dt 0
T T
T / 2
lim
Maka :
NT = Np + NpNm
NP Nm
Nm
NP NP Nm 1 Nm
Np
NT
Nm
Nm = mo2 .
2.3.3 Demodulasi AM
Demodulasi AM ada 2 cara yaitu dengan detektor hukum kuadrat dan
dengan detektor selubung. Keduanya tidak menggunakan osilator lokal yang
singkron dengan osilator gelombang pembawa.
a. Demodulasi dengan detektor hukum kuadrat (square lawdetector)
1) Pertama dilakukan deteksi dengan detektor square law dengan
hubungan i(t) dan o (t) sebagai berikut
21
a2
Po2[1+ 2m(t)+ m2(t)][1+ cos( 2pt)]
2
a2Po2 m(t)
yang
harus
dipenuhi
0(t)
Fungsi selubung
A(t)
0 (t)
i (t)
t
Tp
2
2
RC
Tm
Wp
Wm
Dalam keadaan operasi sempurna, hasil modulasi dapat dinyatakan oleh rumus:
o (t ) k0 km (t )
Keuntungan demodulasi AM adalah tidak diperlukan osilator local yang
singkron dengan gelombang pembawa.Kerugiannya demodulasi AM adalah
rendahnya efisiensi transmisi, sebagai akibat terdapatnya gelombang pembawa
dalam gelombang transmisi tersebut.
N p Nm
N p N p Nm
N p Nm
NT
24
Modulasi SSB
(a) Pembangkitan ; (b) penerimaan (c) Spektra
2.5 Modulasi Frekuensi (FM)
Modulasi Frekuensi adalah proses menumpangkan sinyal informasi pada
sinyal pembawa (carrier) sehingga frekuensi gelombang pembawa (carrier)
berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) gelombang sinyal
informasi. Jadi sinyal informasi yang dimodulasikan (ditumpangkan) pada
gelombang pembawa menyebabkan perubahan frekuensi gelombang pembawa
sesuai dengan perubahan tegangan (simpangan) sinyal informasi. Pada
modulasi frekuensi sinyal informasi mengubah-ubah frekuensi gelombang
pembawa, sedangkan amplitudanya konstan selama proses modulasi. AM
memang hadir lebih dulu daripada FM. Reginald Fessenden membuat siaran
radio AM pertama pada tahun 1906. Melalui radio tersebut ia menyiarkan
25
ceramah dan pembacaan Injil dan menyajikan permainan biola yang ia lakukan
sendiri. Media itu populer dari tahun 1920 hingga kehadiran radio FM pada era
50an. Seketika AM seolah terbatasi. Gelombang AM mengalir dekat dengan
tanah pada siang hari dan semakin tinggi ke angkasa pada malam hari, yang
artinya sulit untuk mendapatkan radius penyiaran selama jam siang. AM juga
mudah terhalang oleh bangunan tinggi.
Sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard
Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui
gelombang radio. Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard
Armstrong menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi
gangguan pada transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New York
pada 6 November 1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat
telekomunikasi untuk mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam
aplikasi analog, frekuensi sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding
lurus dengan nilai sesaat dari sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan
menggeser frekuensi pembawa di antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik
ini dikenal sebagai frekuensi-shift keying.
Penerimaan FM. FM umumnya digunakan pada frekuensi radio VHF
untuk menyiarkan musik dan percakapan dengan kualitas tinggi. Suara dari
siaran TV normal juga disiarkan menggunakan FM. Band FM digunakan
dalam siaran umumnya disebut lebar FM (wideband FM) atau W-FM. Dalam
radio dua arah, Narrowband FM (N-FM) digunakan untuk menghemat
bandwidth. Selain itu, FM juga digunakan untuk mengirim sinyal ke ruang
angkasa. Wideband FM (W-FM) membutuhkan bandwidth yang lebih lebar
daripada sistem modulasi amplitudo (AM) dengan sinyal modulasi yang setara,
tetapi sinyal Wideband FM lebih tahan terhadap noise dan interferensi.
Frekuensi modulasi juga lebih tahan dari efek suara yang kurang jelas.
Radio penerima FM menggunakan detektor khusus untuk sinyal FM dan
terkadang detektor ini menunjukkan fenomena yang disebut efek Capture,
yang mana tuner dapat dengan jelas menerima sinyal dari dua stasiun
disiarkan pada frekuensi yang sama. Sebuah sinyal FM juga dapat digunakan
26
Limiter
IF
Pengua
t
Mixer
Detektor
De-
FM
Emphasi
s
RF
OSC
AFC
Pengua
t Audio
Penguat
Penguat
Audio
IF
Antena
Penguat
Limiter
Mixer
RF
Detektor
De-
FM
Emphasis
OSC
Dekoder
Stereo
AFC
Penguat
Audio
Pada modulasi ini sudut fase dari gelombang pembawa berubah menurut
pola perubahan gelombang modulasi. Karena itu modulasi ini tidak bersifat
linier, dan tidak dapat diuraikan dengan prinsip superposisi. Misalkan
gelombang pembawa dinyatakan dengan :
Dengan :
.....................(32)
Definisikan :
..............(33)
Dengan :
...............(37)
dengan :
31
, dimana
...................(39)
dalam domain frekuensi :
.............(40)
Dari persamaan (39) dan (40) tampak bahwa :
1) Hasil frekuensi modulasi dengan sinyal nada tunggal mengandung
komponen pembawa dan frekuensi side band yang tak terhingga
banyaknya.
, dengan n = 1, 2, 3, ........
2) Amplitude masing-masing komponen bergantung pada
pada karakteristik informasi
atau bergantung
, maka :
untuk n > 1
Jadi pada kasus ini, spektrum frekuensi hanya mengandung komponen
dan
frekuensi adalah mutu sinyal lebih baik yaitu perbandingan S/N makin besar.
Perumusan modulasi sudut dalam domain waktu.
p(t) = po cos (pt + ) ditinjau dari gelombang pembawa
Modulasi sudut berarti mengubah konstanta menjadi fungsi (t) sesuai
dengan karakteristik gelombang modulasi. Hubungan (t) dengan sinyal
modulasi adalah
(t) = po cos [pt + (t)]
(t) = po cos ((t)
Dengan
(t) = wct + (t)
w(t) =
d (t )
d (t )
wP
dt
dt
w(t) = wp + w1(t)
w1
d (t )
dt
a. Modulasi fase
Sudut fase yang dimodulasikan dapat dinyatakan dengan :
(t) = kpm(t)
dengan kp = konstanta deviasi fase (
b. Modulasi frekuensi (FM)
w1(t)
d (t )
kFm(t)
dt
=
t
(t) = k F m (t 1 )dt 1 (t o )
to
m (t ) )
(t) = k F m (t 1 ) dt 1
o
m (t1) dt1 ]
k F mo
sin (wmt)
wm
k F mo
w'
= [ (t)] max =
wm
wm
(Wmt)]
i sin wmt
2
i sin wm t
wm
Tm =
2
wm
c e
ei sinwmt
n~
inwmt
Dengan
cn
Tm
Tm
Tm
dt
1
2
i sin n
Dengan :
2
Tm
wmt
cn
1
2
i sin n
d J n
35
Sehingga :
n2m
1m 2
e i w t
m!n m !
m
J 1
n~
J0 ()
0,8
J1 ()
0,6
J2 () J3 ()
0,4
J4 ()
0,2
0,2
10
t Po Re J n e
n~
i nwmt w p t
36
12
14
16
Po
2
J v v
~
n~
po
nvm v v p nvm
= 1
J1 ()
Jn ()
= 0
2
n>1
Nn
NT
dengan :
T
Nn =
lim
T
1 2 2
n t dt
T T
2
37
n (t) = P
J cos w
l n
nwm t
Sehingga :
Nn =
1 2 n 2
P J l
2
l n
Karena suku-suku selang dalam penjumlahan n2 (t) menghasilkan harga ratarata nol, sehingga:
NT =
1 2 2
1
P J l = P 2
2
2
l
Dari hasil NT =
1 2
P terlihat bahwa amplitude sinyal FM adalah konstan,
2
sehingga:
n
an =
l n
k F m t max
w ' max
=
s
wm
wm
Analog
Digital
t
AM
t
FM
t
PM
39
sinyal pulsa. Dalam bentuk grafik amplitudo pulsa modulasi dinyatakan dalam
gambar berikut :
Modulasi
dan
Maka
Atau
Dimana
dan
= frekuensi normal.
40
nfrared dalam aplikasi remote control saat ini sudah banyak dijumpai pada
berbagai macam perangkat elektronik. Prinsip kerja dari Infrared Remote
Control Extender ini adalah mengubah sinyal infrared menjadi gelombang
radio dengan frekwensi UHF sehingga transmisi data dapat dilakukan pada
jarak yang cukup jauh dan diterima dengan penerima UHF. Frekwensi UHF
916 MHz digunakan untuk menghindari adanya noise-noise dari frekwensi
radio lainnya. Sensor infrared pada modul IR-8510 mengubah pancaran cahaya
infrared menjadi sinyal data seperti tampak pada bagian RXD gambar 2.
Kemudian data diteruskan secara serial ke Modul TLP916 yang berlaku
sebagai UHF Transmitter dan diterima oleh Modul RLP916 yang berlaku
sebagai UHF Receiver. Amplitudo Shift Keying yaitu suatu modulasi di mana
logika 1 diwakili dengan adanya sinyal frekwensi 916 MHz dan logika 0
diwakili dengan adanya kondisi tanpa sinyal.
Pancaran gelombang UHF dalam modulasi ASK tersebut selanjutnya
diterima oleh RLP916 dan diubah menjadi data serial (TXD gambar 2) yang
kemudian diteruskan ke TXD dari Modul IR-8510. Agar dapat ditransmisikan
menjadi sinyal-sinyal infrared standard remote control, maka data tersebut
terlebih dahulu dimodulasikan dengan frekwensi carrier sebesar 40 KHz
sebelum dipancarkan oleh LED Infrared. Proses ini dilakukan pada bagian
modulator dari Modul IR-8510. Dan aplikasi lainnya dalam kehidupan seharihari dapat di lihat dalam tabel dibawah ini :
No
Tipe Modulasi
Aplikasi
AM
AM Broadcast Radio
AM
Aircraft Radio
FM
FM Broadcast Radio
FM
TV sound
FM
FM
VCR
FM
AM (DSB) dan FM
No
Tipe Modulasi
Aplikasi
10
Amateur radio
11
Marine Radio
12
AM, VSB
TV picture (video)
13
TV color signal
14
FM, PSK
8 Cordless telephone
15
Fax machine
16
17
OOK
TV remote control
18
OOK
19
43
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1
3.1.2
3.1.3
Gelombang
pembawa
(carrier
wave)
diubah
3.1.5
3.1.6
3.1.7
3.2 Saran
Adapun saran yang hendak kami sampaikan adalah untuk memudahkan
dalam pemahaman konsep modulasi gelombang, hendaknya memahami
terlebih dahulu representasi modulasi gelombang yang sering dinyatakan
dalam transformasi fourier. Sehingga dengan bantuan fisika matematika
khususnya transformasi fourier akan mempercepat pemahaman dalam
modulasi gelombang dan aplikasinya dalam kehidupan.
44
DAFTAR PUSTAKA
Politeknik
Negeri
Bali.
Tersedia
pada
Wicaksono
Putra.
2015.
Modulasi
Gelombang.
:http://ilmulistrik.com/frekuensi-amplitudo-dan-panjang
Tersedia
pada
gelombang.html
45