Pembuatan Penggunaan Unit Produksi Biogas Sederhana Skala Pedesaan
Pembuatan Penggunaan Unit Produksi Biogas Sederhana Skala Pedesaan
SKALA PEDESAAN
Oleh : Kamaruddin AS*)
PENDAHULUAN
Pengembangan tanaman, khususnya padi dan jagung terintegrasi dengan ternak
(ruminansia dan unggas), sejak lama telah dilakukan oleh para petani dalam bentuknya
yang sederhana. Namun kondisi pertanian kita saat ini dengan areal lahan yang semakin
menciut, mendorong pengembangan pertanian secara terintegrasi. Hal ini kembali
mendapat penekanan pada Workshop Jagung Regional Asia ke-10, 2008 di Makassar yang
merekomendasikan penerapan Model Farming System, Crops-Livestock System (CLS),
dan Organic and Un-Organic Farming.
Salah satu produk ikutan dari CLS adalah upaya memproduksi sendiri bahan bakar
berupa biogas yang diperoleh dari kotoran ternak dan limbah tanaman. Biogas diketahui
telah mulai digunakan sebagian petani yang membuat biogas untuk kebutuhan rumah
tangganya, menggunakan bahan-bahan yang tersedia, seperti kotoran ternak dan limbah
tanaman.
Kedua bahan ini (kotoran ternak dan limbah tanaman) kaya akan sumber gas
Methane (CH4) yang mempunyai daya bakar yang sangat baik. Dengan membuat bahan
bakar dari biogas, para petani dapat menghemat biaya bahan bakar yang digunakan selama
ini seperti minyak tanah, gas komersial di pasaran, arang dan kayu bakar. Bukan hanya itu,
dengan membuat biogas sendiri para petani akan menghemat waktu dalam memasak
misalnya dan dapat menggunakan waktunya yang lowong untuk bekerja di luar rumah
antara lain di sawah, kebun atau kegiatan rumah tangga lain, seperti kerajinan tangan.
Biogas adalah bahan bakar yang bersih yang tidak menghasilkan asap seperti halnya
kayu, arang, sehingga alat-alat dapur dapat digunakan dengan tetap bersih, bahkan terdapat
keuntungan besar dari proses pembuatan biogas, karena limbah buangannya dapat
digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Ketika kotoran ternak atau limbah tanaman mengalami pembusukan, akan
mengeluarkan antara lain gas methane (CH4) dan gas inilah yang dapat dikumpulkan dan
dinamakan biogas. Kita dapat memilih kontainer atau tangki digester dimana kotoran
ternak dan limbah tanaman dapat disimpan bercampur air, dibiarkan membusuk dan
menghasilkan biogas dan selanjutnya dialirkan ke tempat lain dengan bantuan tekanan
udara.
Dengan unit produksi biogas sederhana, para petani tidak perlu bekerja keras dan
tetap dapat menghemat uang. Sekalipun demikian, di wilayah yang terlalu dingin (kurang
dari 150C) dan terlalu panas (diatas 370C), terdapat sedikit masalah dalam memproduksi
biogas, karena gas lebih bagus diproduksi pada suhu 32 370C.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat unit produksi biogas bukanlah bahan
mahal, diantaranya 3 cincin gorong-gorong dan 1 drum oli bekas, bahan pencegah
kebocoran (ter, cat, las dan lainnya). Dengan bahan-bahan sederhana ini, petani dapat
membuat unit biogas sederhana.
Bahan baku yang dipergunakan, yakni persediaan kotoran ternak, limbah tanaman
(dedaunan dan jerami). Apabila terdapat unit biogas dibuat dekat dengan lingkungan kita,
maka hal itu dapat menjadi sumber informasi atau dapat ditanyakan pada Badan
Penyuluhan Pertanian, Penyuluh Pertanian dan aparat Pertanian lainnya.
Dari uraian ini, akan memberikan informasi segala sesuatu yang patut diketahui
sebelum membuat sendiri biogas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri,
bahkan menggerakkan usaha agribisnis yang menguntungkan.
Para petani dapat segera memulai dengan membuat unit produksi biogas yang
sederhana, membutuhkan hanya sedikit biaya dan lebih mudah dijalankan. Apabila petani
telah mengetahui bagaimana menjalankan unit biogas dan menggunakannya sendiri, maka
mereka segera merasakan kebutuhan biogas yang lebih banyak dan akan terdorong untuk
memperbesar usahanya, membuat lebih banyak unit biogas, seperti yang telah dibuat
pertama kali.
MEMPERSIAPKAN MATERIAL
Bahan Limbah yang Diperlukan.
Kotoran ternak seperti sapi, babi, ayam dan limbah organik sisa-sisa tanaman, adalah
bahan yang baik untuk membuat biogas. Petani dapat menggunakan kotoran ternak saja,
atau limbah tanaman saja, ataukah campuran keduanya. Untuk limbah organik, seperti
jerami harus dipotong-potong lebih dulu dan selanjutnya dicampur merata dengan kotoran
ternak. Bagi seorang pemula, akan lebih baik hanya menggunakan kotoran ternak, atau
bahan limbah tanamannya lebih sedikit. Nanti setelah mahir dan paham tentang proses
terbentuknya biogas, barulah limbah tanaman ditingkatkan.
Perlu pula diingat, bahwa limbah tanaman yang digunakan, sebelumnya harus
dipotong-potong, sedangkan limbah tanaman segar harus dikeringkan lebih dulu pada sinar
matahari selama 10 hari atau lebih, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam unit biogas.
Cara Penyiapannya.
Bahan-bahan organik berupa kotoran ternak dan limbah tanaman yang tersedia,
setelah dicampur merata, selanjutnya diberi air dengan komposisi 1 : 1, aduk sampai
terbentuk seperti pasta (adonan). Lakukan dengan baik, karena kiat ini akan mempercepat
terbentuknya gas yang diinginkan. Kapur dapat ditambahkan untuk menetralkan pH.
Usahakan biang pembentukan gas ini tetap hangat, kocok tiap dua hari sekali selama dua
bulan untuk wilayah berkelembaban rendah. Biang pembentukan gas ini, digunakan
sebagai pemicu (starter), untuk mempercepat pembentukan gas pada unit biogas anda.
terangkat ke atas melewati batas permukaan campuran pasta bahan organik. Jika
mendapati bocoran gas keluar dari drum setelah unit biogas mulai bekerja membentuk gas,
maka tutup bocoran dengan ter atau cat, dan kuatkan kran. Cara mudah untuk mengetahui
bocoran adalah dengan menggunakan air sabun.
Diperlukan waktu kira-kira 2 sampai 4 minggu (tergantung bahan baku dan kondisi
lingkungan), untuk memulai pembentukan gas dari campuran bahan organik tersebut.
Selama pembentukan gas yang mengambil waktu kira-kira 8 minggu, separuh dari gas
tersebut terbentuk pada 2 sampai 4 minggu pertama dan separuh berikutnya pada minggu
ke-4 sampai ke-8, serta berhenti sama sekali pada minggu ke-9. Setelah waktu itu,
kosongkan unit biogas anda dan mulai lagi mengulangi pengisiannya sebagaimana langkah
kerja terdahulu.
Penggunaan Biogas
Cara terbaik dari penggunaan biogas yang telah ditampung dari unit produksi biogas,
adalah untuk memasak. Apabila unit produksi biogas bekerja dengan baik, akan
mencukupi kebutuhan rumah tangga tiap hari untuk memasak pangan sepanjang hari.
Kompor yang digunakan, mempunyai pengatur pembakaran, sehingga percampuran gas
dan udara dalam komposisi yang tepat. Jika nyala gas berwarna kuning, maka hal itu
sebagai tanda pembakaran tidak sempurna dan tidak menghasilkan panas yang diperlukan.
Apabila perimbangan antara udara dan gas dalam jumlah yang tepat, maka biogas
akan terbakar dengan baik, ditandai dengan nyala yang berwarna biru. Dengan mengatur
perimbangan gas-udara, akan diperoleh nyala biru yang diinginkan. Jika nyala yang semula
biru dan terbakar dengan baik, berubah menjadi kuning, ini berarti ruang pembakaran
tersumbat dengan arang pembakaran atau ada air dalam slang dan perlu pembersihan
dengan dicuci menggunakan air dan sabun.
PEMELIHARAAN
Beberapa tindakan pemeliharaan unit biogas adalah sbb :
1. Selalu berhati-hati jika berada dekat dengan unit biogas, karena gas mudah terbakar.
2. Jangan sekali-kali menyalakan korek api, merokok, membakar sampah atau tindakan
berbahaya lainnya di sekitar unit biogas, karena mudah terbakar dan menimbulkan
ledakan.
3. Biogas jika terhirup dalam jumlah banyak disaat bernafas dapat menyebabkan sakit.
4. Agar selalu memeriksa unit biogas termasuk pipa penghubungnya yang mudah bocor.
Karena itu harus selalu dibersihkan dan dicat.
*) Penyuluh Pertanian Madya pada BPTP Makassar
http://disnaksulsel.info