Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Adanya perubahan lingkungan global yang semakin menyatukan hampir
seluruh negara di dunia dalam satu komunitas tunggal, yang dijembatani
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin murah,
menuntut adanya transparansi di segala bidang. Standar akuntansi keuangan yang
berkualitas merupakan salah satu prasarana penting untuk mewujudkan
transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat diibaratkan sebagai sebuah
cermin, di mana cermin yang baik akan mampu menggambarkan kondisi praktis
bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu, pengembangan standar akuntansi
keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak diperlukan pada masa sekarang
ini.
Pengungkapan

dan

penyajian

informasi

merupakan

suatu

upaya

fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi


pengguna laporan keuangan. Dalam pengungkapan dan penyajian informasi
tersebut dibutuhkan sebuah aturan atau standar. Standar akuntansi secara umum
diterima sebagai aturan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap
ketidakpatuhan (Belkaoui, 2006, dalam Chariri dan Kusuma, 2010). Standar
akuntansi yang berkualitas sangat penting untuk pengembangan kualitas struktur
pelaporan keuangan global. Standar akuntansi yang berkualitas terdiri dari
prinsip-prinsip komprehensif yang netral, konsisten, sebanding, relevan dan dapat
diandalkan yang berguna bagi investor, kreditor dan pihak lain untuk membuat
keputusan alokasi modal (SEC, 2000, dalam Roberts, et al. 2005).

Menurut Standar Akuntansi Indonesia, prinsip dasar akuntansi merupakan


sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh output (laporan keuangan) yang
menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan. Melalui prinsip inilah akan muncul suatu
standar akuntansi. Standar Akuntansi adalah peraturan peraturan khusus yang
dijabarkan dari prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentag bagaimana
standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau
kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) Standar Akuntansi
adalah sebagai berikut.
Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan
informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan
yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan
konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik
yang dipilih dan dianggap berterima umum.
Menurut Kartikahadi (2010) perkembangan standar akuntansi keuangan di
Indonesia dapat dibagi menjadi tiga periode yaitu periode sebelum lahirnya
Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI), periode PAI menuju Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), dan periode konvergensi IFRS. Tonggak sejarah pertama, pada
periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi,
yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada periode 1984-1994, komite PAI
melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip
Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar
akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia

dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan


menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35
pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan
IAS yang dikeluarkan oleh IASB. Pada periode 1994-2004, ada perubahan kiblat
dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994, telah menjadi
kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan
International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar
akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar
untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten
dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.
Tonggak sejarah terakhir pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi
IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa
penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan
sebanyak enam kali yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002,
1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009.
Standar akuntansi yang menjadi dasar kebutuhan dari pengungkapan dan
penyajian laporan keuangan ini sangat berguna mereka bagi yang berkepentingan
dalam informasi laporan di dalamnya. Laporan keuangan pada dasarnya
merupakan hasil proses dari akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut
(Munawir, 2004).

Financial Accounting Standard Board atau FASB (1978) menyatakan


bahwa pelaporan keuangan (financial reporting) tidak hanya meliputi laporan
keuangan saja, namun juga informasi yang berhubungan secara langsung maupun
tidak langsung. Pelaporan keuangan juga mencakup informasi tentang sumber
daya perusahaan, kewajiban, pendapatan, dan lainlain. Manajemen dapat
menyampaikan informasi yang sesuai dengan peraturan atau kebiasaan yang
dianggap berguna untuk pihak eksternal, atau dapat juga mengungkapkan secara
sukarela. Informasi yang dikomunikasikan selain dengan menggunakan laporan
keuangan dapat berupa berbagai bentuk, seperti laporan tahunan perusahaan
(annual report) dan prospektus.
Chariri dan Ghozali (2007) menyatakan bahwa pelaporan keuangan
meliputi laporan keuangan, informasi pelengkap, dan media pelaporan lainnya,
sedangkan laporan keuangan hanya mencakup neraca, laporan laba/rugi, laporan
arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Hal itu
berarti pelaporan keuangan memiliki cakupan yang lebih luas bila dibandingkan
dengan laporan keuangan.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Suwardjono
(2008) yang menyatakan bahwa pelaporan keuangan mencakup penyediaan
informasi yang ingin disampaikan oleh manajemen dengan tidak melalui laporan
keuangan, baik dikarenakan informasi tersebut diwajibkan untuk diungkapkan
oleh undangundang, peraturan pemerintah, dan kebiasaan, ataupun karena
manajemen menganggap bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi pihak luar dan
ingin diungkapkan secara sukarela.

Jika seorang investor ingin mengambil keputusan bisnis, maka salah satu
pertimbangannya adalah dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu media utama yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya
kepada pihak luar. Laporan ini juga merekam peristiwa kejadian bisnis dalam
bentuk unit moneter. Laporan keuangan merupakan catatan mengenai informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan (Kasmir, 2011).
Menurut Fahmi (2011;28), tujuan utama dari laporan keuangan adalah
sebagai berikut.
memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan
dari unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada
pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan di samping pihak manajemen
perusahaan.
Tujuan lain dari laporan keuangan menurut Rudianto (2009) adalah untuk
memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Beberapa
tujuan pembuatan dan penyusunan laporan keuangan, yaitu memberikan informasi
tentang jenis dan jumlah aset (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini,
memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan saat ini, memberikan informasi tentang jenis dan jumlah
pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, memberikan informasi
tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu
periode tertentu, memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aset, kewajiban, dan modal perusahaan, memberikan informasi tentang


catatan-catatan atas laporan keuangan dan juga informasi keuangan lainnya.
Tujuan pelaporan keuangan antara lain (Statement of Financial
Accounting
Concept Nomor 1 dalam Chariri dan Ghozali, 2007) adalah (1) memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk
mengambil keputusan investasi dan kredit, (2) memberikan informasi untuk
membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk menilai jumlah,
pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih perusahaan, (3)
memberikan informasi tentang sumbersumber ekonomi perusahaan serta klaim
terhadap sumbersumber ekonomi tersebut, (4) menyediakan informasi tentang
hasil usaha perusahaan selama satu periode, (5) menyediakan informasi tentang
cara perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan pembayaran
kembali pinjaman, dan transaksi modal, serta faktor lain yang memengaruhi
likuiditas dan solvabilitas perusahaan, (6) menyediakan informasi tentang cara
manajemen mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang
saham) atas pemakaian sumberdaya ekonomi yang dipercayakan, dan (7)
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi direktur dan manajer sesuai dengan
kepentingan pemilik.

Anda mungkin juga menyukai