PANDUAN PENYUSUNAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN
SATUAN KERJA RSUP DR. SARDJITO
Rencana Kinerja Tahunan disingkat RKT adalah dokumen yang memuat rencana
capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat
sasaran dan kegiatan.
Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Satuan Kerja
dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu tertentu.
Kinerja adalah unjuk kerja dan prestasi kerja atau hasil kerja yang diwujudkan
dalam melakukan suatu kegiatan atau program atau mencapai tujuan dan sasaran
tertentu.
Program adalah penjabaran kebijakan Satuan Kerja dalam bentuk upaya yang
berisi satu atau beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang
disediakan untuk mencapai hasil yang terukur.
Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
sub bagian satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik
yang berupa personel (SDM), barang modal termasuk peralatan dan teknologi,
dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.
Keluaran (output) adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program.
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan
tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Dasar hukum penyusunan RKT ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal
Bina Upaya Kesehatan No. HK.02.04/I/1568/12 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Unit Pelaksana
Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
MANFAAT RKT RS
- RKT merupakan perencanaan stratejik jangka pendek yang digunakan untuk
mengantisipasi setiap perkembangan selama satu tahun dengan mengacu kepada
Rencana Strategis Bisnis (RSB).
- RKT sebagai dokumen operasional merupakan perpaduan (matching) antara
sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan yang dinamis (selalu berubah) :
pasar, pelanggan, dan harapan para pemangku kepentingan.
- RKT RS sebagai dokumen operasional stratejik memuat formulasi perencanaan
kegiatan dan pembiayaannya, formulasi, implementasi perencanaan dan evaluasi
serta proyeksi pengembangan fungsi-fungsi strategis yang memungkinkan sebuah
organisasi (RS) mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Bisnis (RSB).
STRUKTUR ISI DOKUMEN RKT DAN TEKNIS PENYUSUNANNYA
I. PENYUSUNAN HALAMAN JUDUL dan DAFTAR ISI
Contoh :
: ..............................................
Nama Lembaga
Alamat
Periode
Kesimpulan
2.
3.
LAMPIRAN :
1. Format RKT
RENCANA KINERJA TAHUNAN
Satuan Kerja
Tahun
NO
(1)
1
: ..
: ..
SASARAN STRATEGIS
(2)
Terwujudnya kepuasan stakeholder
(3)
Angka kepuasan pasien
Angka kepuasan peserta didik
Angka kepuasan peneliti
Kecepatan respon terhadap complain
Terwujudnya pelayanan, pendidikan, Bed Occupancy Rate
dan penelitian yg prima
Emergency Response Time 2
Waktu Tunggu Rawat Jalan
Waktu tunggu operasi elektif
Waktu tunggu pelayanan radiologi
Waktu tunggu pelayanan resep obat
jadi
Pengembalian rekam medis lengkap
dalam waktu 24 jam
Fully Met
Terwujudnya akreditasi internasional
4
Terwujudnya layanan rujukan
nasional (Yan. Kanker, Yan. Jantung,
TARGET /
SKOR
(4)
PROGRAM /
KEGIATAN
NO
SASARAN STRATEGIS
(1)
(2)
(3)
Health Tourism)
5
Terwujudnya Prodi Pendidikan Dokter
Layanan Primer
6
Terwujudnya integrasi dg FK UGM
sebagai Academic Health System
(AHS)
7
Terwujudnya sistem peningkatan mutu Kepatuhan penggunaan gelang
& Keselamatan Pasien
identitas pasien
Penggunaan metode readback dalam
konsultasi pasien
Kepatuhan pemakaian label High Alert
Penandaan lokasi operasi sebelum
pasien dioperasi
Pemakaian resiko tanda jatuh
% Kejadian pasien jatuh
Infeksi Daerah Operasi
Ventilator Associated Pneumonia
TARGET /
SKOR
(4)
PROGRAM /
KEGIATAN
NO
SASARAN STRATEGIS
(1)
(2)
(3)
Nett Death Rate
Waktu lapor hasil test kritis
Angka kematian di IGD
% Rujukan yang balik
8
Terwujudnya sistem rujukan yang
efektif
9
Terwujudnya Kerja sama dg RS
Jejaring
% Rencana Aksi
% translational research
Kepatuhan terhadap clinical pathway
(CP)
Kepatuhan penggunaan formularium
nasional
Kepatuhan terhadap prosedur hand
hygiene
Terlaksananya 20 jam pelatihan per
karyawan per tahun
Audit IT pakai Cobid 5 level integrasi IT
10
11
Terwujudnya perilaku budaya kinerja
12
Tersedianya SDM yg Kompeten
13
Terwujudnya SIMRS terintegrasi
14
Terwujudnya fasilitas yang memenuhi
standar
15
Terwujudnya Peningkatan revenue
TARGET /
SKOR
(4)
PROGRAM /
KEGIATAN
NO
SASARAN STRATEGIS
(1)
16
(2)
(3)
TARGET /
SKOR
(4)
PROGRAM /
KEGIATAN
4. Jenis/Kelomp
ok Layanan
16.
23.
6. Jumlah pasien /
kunjungan
11. 2
12. 2
13. 2
0
0
0
1
1
1
5
6
7
18.
19.
20.
25.
26.
27.
17.
24.
7. % rerata
perubahan /
tahun
21.
28.
8. K
et
22.
29.
30.
2. Permasalahan SDM
a. Jumlah
32. Jumlah
31. Jenis
Tenaga
36. Kebut
uhan
43.
44.
51.
52.
59. Jumlah
60.
37.
Ad
45.
53.
61.
34. Ke
t
39. CP
NS
/
PN
S
40. Perikat
an /
Non
PNS
41. Hon
or
Inst
47.
48.
49.
55.
56.
57.
63.
64.
65.
42.
50.
58.
66.
67.
b. Kompetensi
68. Jenis
Kompeten
si
77. Perikat
an /
78. Hon
or
71. Ke
t
79.
r
a
n
g
80.
81.
88.
89.
96. Jumlah
82.
90.
98.
97.
PN
S
83.
91.
Non
PNS
84.
85.
86.
92.
93.
94.
100.
99.
Inst
101.
102.
87.
95.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
c. Lain lain (Beban Kerja)
112.
111.
116.
(Tinggi,
Sedang, Rendah)
121.
122.
127.
128.
133.
139.
B. TUJUAN
140.
Ura
ian
Beban Kerja
Ju
mlah
134.
113.
117.
CPNS /
PNS
123.
Status Kepegawaian
118.
P
119.
erikata
Honor
n / Non
Inst
PNS
124.
125.
114.
Ket
126.
129.
130.
131.
132.
135.
136.
137.
138.
145.
Jenis
Tena
ga
154.
155.
156.
160.
161.
162.
150.
Kebut
uh
an
Jumlah
152.
Ku
151.
r
A
a
n
g
147.
Krite
ria
Kompetens
i
157.
158.
159.
163.
164.
165.
166.
167.
2. Kompetensi SDM
a. Pendidikan Formal
Form A1
174.
Temp 175. Belum /
168.
170.
173.
169.
at
pernah
176. Tahun
N
NI
M
Nama
St
Mendapat
Bantuan
ud
Bantuan
i
177. 178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186. 187. dst 188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195. *Hanya diisi dengan nama pegawai yang siap untuk mengikuti pendidikan
196. *Diurutkan nama sesuai prioritas pada setiap masing masing jenjang pendidikan
171.
St
atus
Kepega
waian
172.
Jenjang
Akad
emik
Form A2
200.
197.
198.
N
Nama
199.
NIP
206. 207.
208.
St
atus
Kepega
waian
209.
201.
J
enjan
g
Akade
mik
202.
Tempat
Stu
di
203.
Sedang
Pend
idika
n/tid
ak
210.
211.
212.
204.
Asal
Ba
nt
ua
n
St
ud
i
213.
205.
Tahun
Ban
tua
n
214.
215. 216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
dst
224. *Diisi dengan exsisting semua nama pegawai dalam satker yang tidak atau sedang mengikuti pendidikan
225.
226.
b. Pelatihan dan Kegiatan Ilmiah
Form A3
228.
227.
Na
N
m
a
229.
234. 235.
236.
232.
Tem
p
at
233.
S
umber
Dana(Rp
)
239.
240.
241. 242.
243.
244.
245.
246.
dst
248. *diisi dengan nama pegawai yang diusulkan untuk mengikuti diklat
247.
249.
Form A4
Je
nis /
Nama
Diklat
230.
237.
L
ama
Jam
Diklat
231.
Renca
na
Tan
gga
l
238.
251.
250.
Na
N
m
a
257. 258.
252.
Je
253.
nis
Diklat
259.
L
ama
Jam
Diklat
260.
254.
Renca
na
Tan
gga
l
261.
255.
Tem
p
at
256.
S
umber
Dana(Rp
)
262.
263.
264. 265.
266.
267.
268.
269.
270.
dst
271. *diisi dengan semua nama pegawai disertai dengan diklat yang pernah diikuti
272.
3. Pelaksanaan penelitian dan Publikasi
292.
273. 274.
N
Nam
a
275.
279. 280.
281.
276.
Lokasi
penel
itian
di
RSDS
282.
285. 286.
dst
291.
287.
288.
Jud
ul
Penelitian
277.
Tanggal
Publi
kasi
278.
Nama
Berk
ala
283.
284.
289.
290.
301.
Ket
307.
308. 309.
310.
311.
312.
313.
314. 315.
316.
317.
318.
319.
320. 321.
322.
323.
324.
325.
328.
329.
330.
331.
326. 327.
Dst
332.
333. Yogyakarta,
.
334. Kepala /
Ketua
335.
336.
337.
338.
339. (
..)
340.
341.
347.
344.
N
345.
Nama Alat
346.
S
pesifika
si Alat
355.
Keb
u
t
u
h
a
n
348.
Jumla
h
di
mi
nta
Jumlah
357.
Kek
u
r
a
n
g
a
n
356.
Ters
edia
366.
B
367.
R
368.
R
369.
370.
358.
349.
350.
S
351.
K
360.
361.
373.
374.
385.
386.
387.
398.
399.
400.
408.
S
409.
K
418.
419.
Perkira
an Harga
359.
375.
376.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383.
371.
Satu
a
n
384.
388.
389.
dst
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
372.
Jumla
h
401.
b. Alat Non Medis
402.
N
403.
Nama Alat
404.
S
pesifika
si Alat
405.
413.
Keb
u
414.
Jumlah
Ters
edia
415.
Kek
u
406.
Jumla
h
di
mi
nta
416.
407.
417.
Perkira
an Harga
t
u
h
a
n
r
a
n
g
a
n
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
429.
Satu
a
n
442.
446.
447.
dst
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
424.
B
425.
R
426.
R
427.
428.
431.
432.
443.
444.
445.
456.
457.
458.
466.
S
467.
K
476.
477.
489.
490.
502.
503.
430.
Jumla
h
459.
c. Alat Keperawatan
463.
460.
N
491.
461.
Nama Alat
492.
462.
S
pesifika
si Alat
493.
471.
Keb
u
t
u
h
a
n
494.
464.
Jumla
h
di
mi
nta
Jumlah
473.
Kek
u
r
a
n
g
a
n
472.
Ters
edia
482.
B
483.
R
484.
R
485.
486.
495.
496.
497.
498.
499.
474.
465.
Perkira
an Harga
475.
487.
Satu
a
n
500.
488.
Jumla
h
501.
504.
505.
dst
506.
507.
517.
518.
Catatan :
Sesuai dengan usulan alat yang telah diinputkan di
http://www.simpata.info/rkt2016
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
519.
Yogyakarta,
520.
Kepala /
Ketua
521.
522.
523.
524.
(
..)
5. Kementerian /
Lembaga
8. Unit Eselon I / II
11. Program
14. Hasil (Outcome)
17. Kegiatan
20. Jenis Keluaran
(Output)
23. Volume Keluaran
(Output)
26.
Satuan Ukur
Keluaran (Output)
6.
:
9.
:
12.
:
15.
:
18.
:
21.
:
24.
:
27.
:
29.
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009 tentang
Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009 tentang
Rumah Sakit;
Peraturan Presiden RI Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1243/Menkes/SK/VIII/2005 tanggal 11
Agustus 2005 tentang Penetapan 13 ( tiga belas ) Rumah Sakit menjadi UPT
Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1174/Men.Kes/SK/X/2004 tanggal 18
Oktober 2004 tentang Penetapan RSUP Dr. Sardjito sebagai Rumah Sakit
Kelas A;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1674/Menkes/Per/XII/2005 tanggal 27
Desember 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta;
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 085/MENKES/SK/II/2012 tanggal 25
Februari 2012 tentang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian dalam
dan dari Jabatan Struktural di Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
2. Gambaran Umum
43. diisi dengan :
- gambaran umum mengenai keluaran/output kegiatan dan volumenya
yang akan dilaksanakan dan dicapai
- menjelaskan kondisi saat ini melalui data kunjungan pasien yang terkait
dengan analisis kebutuhan alat/sarana prasarana yang dilengkapi dengan
tabel seperti dibawah ini
48. J
u
m
l
a
h
47. Jumlah
44.
No
45.
Na
46. Spesifik
asi Alat
54.
Ke
56.
Ke
55. Tersedia
64.
B
65.
R
66.
R
67.
d
i
m
i
n
t
a
68.
73. Boleh
71.
72.
menye
butkan
Setara
Merk
..
(sesuai
spesifik
asi)
74.
75.
76.
77.
78.
49.
Ha
50.
Ha
69.
70.
80.
81.
79.
82.
B. Penerima Manfaat
83.
(diisi dengan penerima manfaat baik internal dan/atau eksternal Satuan
Kerja)
84.
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
85. (diisi dengan cara pelaksanaannya berupa kontraktual atau swakelola)
86.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
87. (diisi dengan komponen/tahapan yang digunakan dalam pencapaian
keluaran kegiatan, termasuk jadwal waktu (time table) pelaksanaan dan
keterangan sifat komponen/tahapan tersebut termasuk biaya utama atau
biaya penunjang.)
88.
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
89.
Satu tahun anggaran 2016.
90.
E. Biaya yang diperlukan
91.
(diisi dengan total anggaran yang dibutuhkan untuk pencapaian
keluaran / output dan penjelasan bahwa rincian biaya sesuai dengan RAB
terlampir.)
92.
93.
Yogyakarta,
94.
Pejabat Penanggung Jawab
95.
Kepala
..
96.
97.
98.
(nama)______________________
___
99.
NIP.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
CONTOH TOR
111.
112.
113.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
116.
118.
119.
YOGYAKARTA
115.
121.
122.
123.
127.
128.
RSUP DR SARDJITO
YOGYAKARTA
124.
125.
126.
Jl. Kesehatan 1 Sekip Yogyakarta, Telp: (0274) 587333, Faks: (0274) 565639
E mail: sardjito@yogya.wasantara.net.id, Web site: www.sardjito.net
129.
167.
168.
Upaya membangun sistem mutu pelayanan kesehatan pada Rumahsakit
Rujukan milik pemerintah merupakan tantangan besar, karena diperlukan adanya
dukungan peralatan teknologi maju (hightech). Mengingat ketersediaan sumberdaya
(peralatan medis) yang terbatas, masih merupakan suatu masalah tersendiri dalam
hal penanganan kasus-kasus penyakit jantung dan pembuluh darah, gangguan
susunan syaraf sentral, serta kasus-kasus yang didasari proses keganasan (onkology)
merupakan kasus-kasus pasien rujukan yang harus dihadapi oleh RSUP Dr. Sardjito.
169.
Khusus untuk penanganan penyakit cardiovasculer, sejak tahun 2003
RSUP Dr. Sardjito ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI menjadi Pusat Pelayanan
Rujukan Jantung Tersier dan diharapkan mampu meningkat menjadi rujukan
pelayanan jantung dan vaskular tingkat quertener atau sebagai rujukan jantung
tingkat nasional setelah Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta.
170.
Sebagai salah satu rumah sakit pusat rujukan nasional cardiovascular
dengan cakupan pelayanan meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah
Bagian Selatan, Jawa Barat Bagian Timur dan Jawa Timur Bagian Barat khusus
untuk kardiologi nuklir telah didukung dari beberapa kota yang sudah mempunyai
Dokter Spesialis Jantung (Cardiologist) diantaranya Solo, Klaten, Banyumas,
Purwokerto dan Magelang serta dukungan spesialis penyakit dalam dan dokter
spesialis lainnya yang sudah banyak tersebar di DIY dan Jateng Selatan.
171.
Alat Medis Gamma Camera Single Photon Computed Tomography-CT
(SPECT-CT) selain digunakanuntuk pelayanan Diagnostic & Terapi radiasi
onkologisserta penyakit metabolisme, juga untuk mendukung pelayanan
i. Radiionuclide Renoscintigraphy
ii. Diuretic Cortical Scintigraphy
iii. Radionuclide Cystography
189.
12. Penyakit Mata
i. Patensi duktus nasolakrimalis
191.
192.
Dengan alat Gamma Kamera lama sewaktu masih bisa di pakai, hanya dapat
melakukan pemeriksaan 5 macam pemeriksaan seperti dibawah ini. Namun dengan
alat baru hybrid gamma camera SPECT-CT dapat dilakukan pemeriksaan lebih dari
100 macam prosedur pemeriksaan radionuklir seperti yang tertera pada buku
Nuclear Medicine Procedure Manual terlampir.
193. KEGIATAN DAN JUMLAH PASIEN YANG DILAYANI HINGGA SAAT INI
196.
Jumlah pasien
202.
194.
195.
JenisPem
2011
N
eriksaan
199.
200.
201.
(SM
203. 204.
Renogra
2008
205.
1
m
209. 210.
Bone
368
211.
421
212.
478
213.
247
214.
81
217.
164
218.
133
219.
54
220.
65
184
224
67
2
Scanning
215. 216.
Thyroid
3
221.
4
Scanning
222.
WB
Thyroid
223.
51
2009
206.
2010
207.
T 1)
208.
224.
112
225.
133
226.
86
Scanning
227. 228.
Hepatobil
229.
230.
231.
232.
5
iary Scanning
233. 234.
Sub
0
235.
0
236.
0
237.
0
238.
565
240.
881
241.
968
242.
454
243.
246.
247.
248.
249.
1
Internal I-131
250. 251.
Therapy
59
252.
79
253.
92
254.
60
255.
2
Sm -153 EDTMP
256. 257.
Konsultas
9
258.
5
259.
7
260.
7
261.
239.
Jumlah
THERAPY
NUKLIR
244. 245.
Therapy
iPoliklnik
185
233
158
264
262.
268.
263.
Sub
Jumlah
269.
Jumlah
Total
274.
275.
264.
265.
266.
267.
253
270.
317
271.
257
272.
331
273.
818
276.
1198
277.
1225
278.
785
279.
280.
281.
Keterangan:
1. Mulai bulan Juli 2011 alat Gamma Camera rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
2. Tahun 2012 alat Gamma Camera rusak total dan tidak dapat dipakai lagi, yang masih
dapat dilakukan adalah melayani pasien poliklinik dan pasien kontrol terapi yang
dimonitor dengan alat surveymeter, sehingga dokumentasinya bukan gambar tetapi
angka count/menit.
Jumlah pasien poliklinik ada 721 pasien.
Jumlah pasien terapi internal 150 mCi = 2 pasien
Jumlah pasien terapi internal 100 mCi = 98 pasien
Jumlah pasien terapi internal 10 mCi = 17 pasien
3.
Tahun 2013 alat Gamma Camera masih rusak, poliklinik tetap jalan dengan baik, untuk
kontrol pasien terapi:
i.
Jumlah pasien poliklinik 860 pasien
ii.
Jumlah pasien terapi internal 150 mCi = 6 pasien
iii.
Jumlah pasien terapi internal 100 mCi =88 pasien
iv. Jumlah pasien terapi internal 10 mCi = 33 pasien.
4. Tahun 2014 alat Gamma Camera masih rusak. Bulan Januari Pelayanan pasien
untuk terapi internal radionuklir di perintahkan untuk di stop sehingga tidak ada lagi
pelayanan terapi internal sampai waktu yang belum ditentukan. Pelayanan
poliklinik masih berjalan sampai bulan juni 2014 ini dengan jumlah pasien
sebanyak 275 pasien.Sedangkan jumlah pasien yang dalam daftar tunggu untuk
terapi internal sampai Juni 2014 sebanyak 55 pasien yang belum terlayani.
282.
B. Penerima Manfaat
283.
284.
Guna mendukung penegakan diagnostik penyakit pada Pelayanan Kanker
Terpadu terutama kanker yang masih dini, dapat dilakukan dengan teknik pemanfaatan
sinar Gamma () ini. Tindakan ini hanya dapat dilakukan dengan alat berteknologi canggih
termasuk Hybrid Gamma Camera SPECT-CT dan PET-CT.
285.
Pelayanan Nuklir Cardiovasculer, di RSUP Dr. Sardjito dikerjakan untuk
mendukung kelompok kerja kardiologi dewasa dan kardiologi anak. Pelayanan berupa
poliklinik rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan ICCU (intensive coronary care
unit) dan IMCC (intermediate coronary care), pelayanan diagnostik non invasif,
diagnostik invasif, perawatan kegawatdaruratan jantung, serta pelayanan rehabilitasi
jantung. Pelayanan Cardiovasculer dapat memanfaatkan secara penuh Pesawat Gamma
camera hybrid SPECT-CT ini mendampingi diagnostik invasif Cardiovasculer lainnya.
286.
Alat Medis Gamma Camera hybrid SPECT-CT dilengkapi dengan alat Pencil
Probe Euro Probe detektor berperan penting untuk pengembangan pelayanan pasien
Oncologi terutama untuk melakukan deteksi Sentinel Node pada kanker Payudara dan
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
LAM PI RAN :
331.
SPESIFIKASI TEKNIS HYBRID GAMMA CAMERA SINGLE PHOTON
COMPUTED TOMOGRAFY (SPECT-CT).
I.
Hybrid SPECT-CT.
i. SPECT dual head (gantry) combined with CT multislice 16 slice.
ii. High sensitivity and high spesificity
iii. Extraordinary image quality
iv. SPECT data fully quantitative
v. Excellent spatial resolution and increasing diagnostic certainty.
vi. Better locate the lesion and clearer.
vii. Better functional information
viii. Better anatomical information
ix. Could be used in molecular imaging
x. Full software and full program,
332.
II.
Bycycle Excercice test memiliki kemampuan untuk menilai kenerja otot jantung.
a. Dilengkapi dengan ACG 12 Channel untuk Gated Cardiac rest and stress test.
i. Gated Cardiac rest test
ii. Gated Cardiac stress test.
333.
III.
Gamma Probe /Pencil Probe/ Euro Probe memiliki kemampuan untuk:
a. Sentinel Node Biopsy
b. Sentinel Node Trace.
c. Osteoma trace prior surgery.
d. Sentinel Node Detection prior breast cancer surgery
334.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
338.
Image Quality
a. Accurately suspicious lesion
b. Distinguishing inflamation
c. DICOM 3-D incorporated
d. Printing device (laser technology). Multitry dry printing, digital printing.
335.
High Quality
a. Excellent resolution
b. High precission
c. Better flow motion
d. Accurate alignment
e. Complete integration
336.
Patients bed.
a. Good patients bed
b. Head rest and Arm rest for patients comfort
c. Lowest bed position. Could support the patient with highest weighing
337.
Full colimation detector
Working accurately, easier and faster with sharper image.