DISUSUN OLEH :
RENI LIA RIANTIKA
P.17420112110
DAFTAR ISI
BAB I
TIDUR...3
A.
Konsep Dasar......3
1. Definisi nutrisi...3
2. Etiologi..9
3. Patofisiologi ........10
4. Pathways..11
5. Komplikasi ......11
6. Pemeriksaan Penunjang....11
7. Penatalaksanaan medis.12
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
Nama mahasiswa
NIM
: P.17420112110
: SRI SANJAYANINGSIH
A.
KONSEP DASAR
1.
DEFINISI
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk
seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan
fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum
aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,
aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967
p 1645) mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan
memberikan arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat
dalam mengkaji dan meningkatkn istirahat.
Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat di
definisikan sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan
dengan atimuli atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur juga dapat
diartikan sebagai kegiatan fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang berbedabeda, perubahan dalam proses fisiologi tubuh dan menurunnya resfonsif terhadap
stimulus eksternal (Hayter, 1980). Kebutuhan tidur menurut usia :
Umur
Kebutuhan tidur
0-1 bulan
14-18 jam/hari
1-18 bulan
12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun
11-12 jam/hari
3-6 tahun
11 jam/hari
Tahun
10 jam/hari
12.18 Ahun
8,5 jam/hari
18-40 tahun
7-8 jam/hari
40-60 tahun
7 jam/hari
6.12
60 tahun ke atas
6 jam/hari
(A.Aziz Azimul, 2009)
Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah
latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan
lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.
FUNGSI DAN TUJUAN
Tidur mempunyai fungsi Restorative selama tahap Non REM tidur,
stress pada polmonary, cardiovasculer, nervous, endokrin dan sistem eksretori
berkurang, energi disimpan selama tidur, otot skefletal rileks, sehingga energi
diarahkan kembali pada fungsi celluler yang penting, kegiatan simpatis menurus
dan kegiatan para simpatis meningkat (Guyton, 1986).
Tidur juga mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang
memperoleh energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas
sehari-hari, tidur tidak memerlukan pergantian energi yang hilang dalam sehari,
kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya relatif lama dan tidurnya tetap
konstan
Sedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:
JENIS TIDUR
Ada dua jenis tidur, yaitu : Tidur REM (Rapid Eye Movement Sleep) Walaupun
kadang tidur REM berhubungan dengan tahap I, tidur REM memiliki ciri-ciri
tersendiri. Pada tidur REM ini bukan keadaan pasif tetapi keadaan yang relatif
aktif, sehingga REM ini disebut juga tidur paradoks atau keadaan yang
kontradiksi antara relaksasi otot dan aktifitas otot yang kuat. Karakteristik tidur
REM :
Kedua bola mata bergerak cepat ke belakang horisontal
Kadang-kadang timbul twitching(kedutan) pada telinga atau pada tubuh
Tonus otot menurun
Denyut nadi dan frekuensi napas tidak teratur
Pergerakan otot tidak teratur
Sleeper lebih sulit bangun dari pada selam tidur REM
Sistem saraf simpatis mendominasi selama tidur REM
Tidur REM bermanfaat sebagai pereda stress dan segala ketegangan yang
terjadi selama waktu bangun. Tidur NREM (Non Rapid Eye Movement Sleep)
yaitu Tidur dalam dan istirahatnya penuh atau disebut juga slow wave sleep atau
gelombang otaknya lebih lambat. Karakteristik tidur NREM :
Dreamlessuess
TAHAP-TAHAP TIDUR
Tahap-tahap tidur :
Insomnia :
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur
yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang
hanya sebentar atau susah tidur.insomnia terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
initial insomnia, merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau
mengawali tidur ; interminten insomnia, merupakan ketidakmampuan
tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari; dan terminal
insomnia, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada
malam hari.
Hipersomnia
Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat
mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam tidur)
yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV tidur
NREM.somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.
Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada waktu tidur,
atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada dua jenis, yaitu:
enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu tidur ; dan enuresa
diurnal, mengompol pada saat bangun tidur. Enuresa noktural umumnya
merupakan gangguan pada tidur NREM
Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk
tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan,
atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini merupakan suatu
gangguan neurologis.
2. ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
d) Rasa bosan
e) Pola aktivitas siang hari
f) Keletihan
g) Ketakutan
h) Depresi
i) Kurangnya privasi
j) Gejala emosi
k) Kondisi yang tidak menunjang tidur
l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya
(Guyton, 1986).
3.
PATOFISIOLOGI
Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat
khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusatpusat otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan
menerima impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus
taktil. Stimulus sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama
tidur tubuh mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor
sensori perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari
stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS
dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang otak. (Johnson, 2000)
4.
PATHWAYS
Nyeri
5.
KOMPLIKASI
Pasien mengeluh lemah, letargi( suatu keadaan di mana terjadi penurunan
kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran hitam di
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf
perifer endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson,
1993, dalam poner). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau
direkam dengan Electroencephalogram ( EEG ), untuk aktifitas listrik otak
electromiogram
EMG
),
untuk
pengukuran
tonus
otot
dan
7.
PENATALAKSAAN MEDIS
1. Kurangi jumlah stimulus
2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis;
susu,kacang) menjelang tidur.
3. Berikan linngkungan yang suportif
4. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.
5. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
6. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
7. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
8. Pada pasien rakolepsi (tidur secara tiba-tiba) berikan obat
kelompok Amfetamin
11
Pengkajian Fokus
a.
12
Meningkatnya kegelisahan
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Batasan karakteristik :
- Klien melaporkan adanya kesulitan tidur
- Klien mengaku tidak beristirahat dengan baik
- Klien mengatakan merasa kantuk yang berlebihan disiang hari
- Pasien memperlihatkan perasaan lelah
- Lesu, gellisah dan apatis
- Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
terasa perih
(Potter Perry, 2002)
3. Perencanaan Keperawatan
Kriteria hasil:
13
Intrvensi:
- Anjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol
Rasional: kafein dan alkohol mengganggu siklus tidur
- Atur posisi klien pada posisi fowler
Rasional : posisi fowler mempermudah pernapasan saat tidur
- Ajarkan klien unyuk relaksasi sebelum tidur
Rasional: relaksasi mengurangi peningkatan tonus simpatik
- Kendalikan sumber-sumber kebisingan lingkungan
Rasional :suara bising (keras) dapat mengganggu tidur/istirahat
- Pastikan kamar tidur memiliki ventilasi yang baik
Rasional : ventilasi yang baik mempermudah pertukaran udara
-
Implementasi
menganjurkan agar klien tidak mengkonsumsi kafein dan alkohol
14
Fokus Evaluasi
Evaluasi terhadap kebutuhan istirahat dan tidur dapat dinilai
dari :
-
DAFTAR PUSTAKA
15
16
17