THT Boyolali Ivan
THT Boyolali Ivan
BERSIN
Disusun Oleh :
Ivan Jazid Adam
G99131088
Pembimbing :
dr. Anton Christanto, M.Kes, Sp.THT-KL
adakah riwayat kontak dengan debu, tepung sari, bulu binatang, adakah riwayat
trauma hidung, pemakaian obat dekongestan dalam waktu lama, dan lainnya.
b. Sekret di hidung (rhinorea/pilek)
Keluhan adanya sekret di hidung cukup sering dijumpai. Sekret di hidung yang
disebabkan karena infeksi hidung biasanya bilateral, jernih sampai purulen.
Sekret yang jernih seperti air dan jumlahnya banyak, khas untuk alergi. Bila
sekretnya kuning kehijauan biasanya berasal dari sinusitis hidung dan bila
bercampur darah dari satu sisi, hati-hati adanya tumor hidung.
c. Bersin-bersin
Apabila terdapat keluhan berupa bersin yang berulang-ulang merupakan
keluhan pasien alergi. Untuk itu perlu ditanyakan apakah bersin tersebut timbul
akibat menghirup sesuatu yang diikuti dengan keluarnya sekret yang encer dan
rasa gatal di hidung, tenggorok, mata, dan telinga.
d. Rasa nyeri di daerah muka dan kepala
Adanya rasa nyeri di daerah muka dan kepala ada hubungannya dengan
keluhan yang ada di hidung. Nyeri di daerah dahi, pangkal hidung, pipi, dan
tengah kepala merupakan tanda-tanda infeksi sinus (sinusitis).
e. Perdarahan di hidung (epistaksis)
Epistaksis dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau dari bagian
posterior rongga hidung. Perdarahan dapat berasal dari kedua lubang hidung.
f. Gangguan penghidu
Gangguan penghidu dapat berupa hilangnya penciuman (anosmia), atau
berkurangnya penciuman (hiposmia), disebabkan karena adanya kerusakan
pada saraf penghidu ataupun karena sumbatan pada hidung.
g. Adanya benda asing di hidung (kospus alineum)
C. Keluhan utama pada tenggorokan
a. Nyeri menelan (odinofagi)
Merupakan rasa nyeri pada tenggorokan waktu menelan dan terkadang rasa
nyeri tersebut dapat dirasakan sampai telinga.
b. Dahak di tenggorokan
Keluhan yang sering timbul akibat adanya inflamasi di hidung dan faring.
Dahak dapat berupa lendir saja, disertai pus, atau bercampur darah. Dahak
dapat turun dan keluar bila dibatukkan atau terasa turun di tenggorokan.
c. Sulit menelan (disfagia)
Merupakan keadaan dimana terjadi kesulitan untuk menelan. Gangguan
menelan dapat terjadi pada setiap organ yang berperan dalam proses menelan.
d. Rasa sumbatan di leher (sense of lump in the neck)
Pada keluhan ini penting untuk mengetahui waktu terjadinya dan tempatnya.
e. Suara serak (disfonia)
(sering
mengusap hidung dengan punggung tangan ke atas karena gatal) dan allergic crease
(timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian sepertga bawah, karena kebiasaan
mengusap hidung).
Pemeriksaan fisik hidung
1). Alat dan bahan
hidung. Perlu diperhatikan kaca tidak boleh menyentuh dinding posterior faring
supaya pasien tidak terangsang untuk muntah. Sinar lampu kepala diarahkan ke kaca
tenggorok.
c). Yang dinilai dalam pemeriksaan fisik hidung
1). Inspeksi
- Simetrisitas lubang hidung kanan dan kiri
- Apakah hidungnya lurus
- Apakah ada deviasi septum nasi, apakah deviasinya melibatkan bagian atas,
yang terdiri dari tulang, atau bagian bawah, yang terdiri dari tulang rawan.
- Ada tidaknya kelainan bentuk hidung atau anomaly kongenital
- Tanda-tanda infeksi dan pembengkakan
- Tanda-tanda trauma
- Adanya secret yang keluar dari rongga hidung
2). Palpasi
Untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, massa tumor, atau tanda-tanda krepitasi
3). Rhinoskopi anterior
Rongga hidung, luasnya lapang/sempit (dikatakan lapang lapang bila dapat
dilihat pergerakan palatum mole bila pasien disuruh menelan), adanya secret, lokasi
asal secret tersebut. Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah
muda (normal), pucat atau hiperemis. Besarnya eutrofi, atrofi, edema atau hipertrofi.
Septum nasi cukup lurus, diviasi, krista, dan spina.
4) Rhinoskopi posterior
- Septum nasi bagian belakang
- Nares posterior (koana)
- Sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)
- Dengan memutar kaca tenggorok lebih ke lateral maka tampak konka
superior, konka media dan konka inferior
- Dilihat nasopharing, perhatikan muara tuba, tonus tubarius, dan fossa rossen
muller.
5). Hasil pemeriksaan fisik hidung
- Polip hidung tampak melebar, pada rhinoskopi anterior dapat terlihat massa
berwarna pucat dan mudah digerakan.
-Rhinitis allergi : mukosa edem, basah, livid, konka hipertrofi, secret cair
banyak
- Rhinitis vasomotor: edema mukosa hidung, konka merah gelap, permukaan
licin atau berbenjol-benjol
- Rhinitis atrofi : rongga hidung sangat lapang, atrofi konka.
- Rhinitis medikamentosa : hipertrofi konka dengan secret hidung berlebih,
edema tidak berkurang dengan tampon adrenalin.
6). Menulis hasil pemeriksaan fisik hidung dalam status
c. Pemeriksaan Penunjang
dinding
sel
basophil
dan
mastosit
terlepasnya
mediator
Berdasarkan WHO ARIA (1) Intermiten ringan, (2)Intermiten sedangberat, (3) Persisten ringan, (4) Persisten sedang-berat
Diagnosis
Anamnesis bersin berulang, rinore, hidung tersumbat, hidung dan mata
gatal, kadang-kadang hiperlakrimasi.
Pem Fisik Inspeksi : allergic shiner, allergic salute, allergic crease, facies
adenoid, cobblestone appearance, geographic tounge.
Rhinoskopi anterior : mukosa edema, basah, berwarna pucat/livid, secret
encer dan banyak, bila persistenmukosa inferior tampak hipertrofi.
Pem Penunjang hitung eosinophil bisa N/tinggi, tes cukit kulit, SET
(skin end-point titration), Intracutaneus provocative dilutional food test, challenge
test, sitology hidung, hitung basophil dan PMN, pemeriksanan penunjang lainIgE
total dan Spesifik.
2). Rinitis Vasomotor
Rinitis vasomotor merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan pada
mukosa hidung yang ditandai dengan adanya edema yang persisten dan
hipersekresi kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh beberapa
rangsangan seperti perubahan kelembapan dan suhu atau iritasi di alam yang tidak
spesifik. Hal ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan vasomotor dan juga
pengaruh faktor endokrin.2,3
Pada umumnya pasien dengan rinitis vasomotor mengeluhkan gejala yang
dominan seperti hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung dengan
posisi pasien. Selain itu juga terdapat rinore yang mukoid atau serosa. 4 Gejala ini
akan dicetus dan diperparah oleh pengaruh wangi-wangian (seperti parfum, asap
rokok, bau cat, tinta), alkohol, makanan pedas, emosi dan faktor lingkungan seperti
suhu, perubahan tekanan barometrik dan cahaya terang.3,5
Etiologi
Penyebab pasti terjadinya rinitis vasomotor masih belum diketahui. 2
Mayoritas 75-80% dari faktor individual. 6 Etiologi rinitis vasomotor diduga akibat
adanya gangguan keseimbangan sistem saraf otonom yaitu bertambahnya aktivitas
parasimpatis dimana terjadi gangguan vasomotor atau gangguan fisiologik lapisan
mukosa hidung yang dipicu oleh zat-zat tertentu.2,4
Faktor presiposisi terjadinya rinitis vasomotor yaitu :6,7
a. Herediter
Bersin-bersin
Rinore
Hidung tersumbat
Hidung dan mata
gatal, kadangkadang
hiperlakrimasi.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Allergic shiner
Allergic salute
Allergic crease
Facies adenoid
Cobblestone
appearance
Geographic
tounge.
Rinoskopi anterior
Rinore
mucus/serous
Hidung tersumbat
bergantian kiri
dan kanan
Tidak disertai
rasa gatal di mata
Gejala memburuk
pada pagi hari
Rhinoskopi anterior
Edema mukosa
hidung
Konka merah
gelap/tua, dapat
pula pucat
Permukaan konka
dapat
licin/berbenjolbenjol(hipertrofi)
Rongga hidung :
Hidung tersumbat
dan berair
Riwayat
pemakaian
vasokonstriktor
topikal yang lama
dan berlebihan
Rhinoskopi anterior
Edema/hipertrofi
konka yang tidak
hilang dengan
tampon adrenalin
Sekret hidung
berlebihan
Rasa panas,
kering dan gatal
di hidung
Bersin
Hidung tersumbat
Ingus encer
Demam
Nyeri kepala
Rhinoskopi anterior
Mukosa merah
dan edema
Rinore purulent
Sumbatan hidung
Nyeri/rasa tekanan
pada muka
Nyeri kepala,
nyeri periorbital,
nyeri gigi, nyeri
telinga
Demam
Ingus belakang
hidung
Batuk
Anosmia/hiposmia
Rhinoskopi anterior
Sekret purulent di
meatus medius
atau superior
Rhinoskopi posterior
Sekret purulent di
nasofaring
Pemeriksaan
Penunjang
Mukosa edema
Basah
Berwarna
pucat/livid
Secret encer dan
banyak
Bila
persistenmukos
a inferior tampak
hipertrofi.
Sitologi hidung :
sekresi mukoid
sedikit. Pada
rinore serous,
banyak.
eusinofil
eusinofil sedikit
Tes cubit kulit
negative
IgE spesifik tidak
alergi inhalan,
basophil
alergi ingestan,
sel pmn
Sitologi hidung :
meningkat
infeksi bakteri
Px darah tepi :
Nasoendoskopi
Sekret purulent
minimal di meatus
medius atau
superior
Polip kecil, ostium
assesorius, edema
prosesus unsinatus
CT Scan
spesifik : N atau
Rinitis Alergi
Rinitis Vasomotor
Rinitis
Medikamentosa
Rinitis Akut
Rinosinusitis Kronis