Anda di halaman 1dari 61

Bronkhitis

Presentasi Kasus
Restoe Fajar F
1420221113
Pembimbing :
Letkol (CKM) dr. Dwi Hartanto Sp.P

IDENTITAS

Nama
: Tn.B
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 57 tahun
Status: Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa: Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : DSN Kanyiran Desa Bawang Kecamatan Pakis
Tanggal masuk : 11 November 2015
Tanggal Keluar : 16 November 2015
No. CM : 128536
Ruang: Bougenville

DATA IGD

Anamnesis : sesak sejak 1 jam SMRS. Sesak disertai


batuk berdahak. Dirumah sudah diberikan oksigen tetapi
keluhan tidak membaik. Paisen memiliki riwayat
hipertensi dan riwwayat pengobatan penyakit paru.

Pemeriksaan fisik :
- Keadaan Umum : tampak sakit sedang
- Kesadaram
: compos mentis
- BB / TB
: 60 kg / 160 cm
- Tekanan darah : 170/100 mmHg
- Nadi
: 110x/menit
- Respirasi
: 30x/menit
- Suhu
: 36,4 C

FOLLOW UP (11-11-2015 07.30)

Cek GDS ( 11/11/2015 pukul 07.30 ) : GDS


40
Diberikan GD 40 sebanyak 2 fls : 1 jam
kemudian GDS 172 dan kesadaran
Compos Mentis (GCS 15)

KELUHAN UTAMA
Sesak nafas

KELUHAN TAMBAHAN

Batuk berdahak
Kejang
Lemas
Pusing

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Sesak dirasakan sejak 1 jam SMRS. Sesak disertai kejang.
Selain sesak juga pasien mengeluhkan batuk berdahak,
lemas, dan pusing yang hilang timbul. Untuk mengurangi
sesak, keluarga memberikan oksigen untuk pasien saat
dirumah tetapi keluhan tidak membaik. Sebelumnya
pasien pernah mondok dengan keluhan dan penyakit yang
sama. Ini merupakan mondok yang ke 5 dari sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, penyakit
jantung, dan paru. Pasien rutin control ke poli jantung
dan paru. Pasien lupa sejak kapan mulai menderita
penyakit DM, hipertensi, penyakit jatun, dan paru. Pasien
juga tidak ingat pertama kali berobat dan awal mondok di
Rumah Sakit.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat Keluhan Serupa
Riwayat Mondok

: sejak 2 tahun terakhir

: pernah 5 kali mondok

Riwayat penyakit jantung : diakui pasien


Riwayat darah tinggi

: diakui paien

Riwayat penyakit gula : diakui pasien


Riwayat alergi

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat penyakit paru : disangkal

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

keluhan serupa
: disangkal
penyakit jantung : disangkal
darah tinggi
: disangkal
penyakit gula
: disangkal
alergi
: disangkal
asma
: disangkal

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Community

Pasien sudah menikah. Pasien tinggal


di rumah dengan ibu, istri dan anak.
Hubungan
antara
pasien
dengan
anggota keluarga lain, tetangga dan
keluarga dekat cukup baik
Occupational
Pasien dulunya adalah buruh cat mobil
yang bekerja selama 20 tahun. Namun
semenjak sakit, pasien sudah tidak
bekerja
lagi.
Pasien
dirawat
menggunakan BPJS.

Personal Habit
Pasien dulunya merupakan
perokok aktif. Pasien
merokok sejak remaja sebanyak rata-rata 1 bungkus
per hari. Namun pasien sudah berhenti merokok 5
tahun SMRS. Pasien mengaku tidak minum-minuman
alkohol dan jamu. Olahraga jarang dilakukan. Pasien
dan keluarga makan tiga kali sehari dengan nasi dan
sayur yang cukup.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran :Composmentis
GCS
: 15 E4M6V5
BB
: 50 kg
TB
: 161 cm
IMT
: 19,3

Tekanan Darah : 110/80 mmHg


Nadi
: 104 x/menit
RR
: 36 x/menit
Suhu
: 37,3oC

18 November 2015

STATUS GENERALIS
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-)
Rambut
dicabut

: Rambut merata, alopesia (-), tidak mudah

Mata
: Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva
anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+)
normal isokor 3 mm
Telinga

: Discharge (-/-), deformitas (-/-)

Hidung
: Dicharge (+/+), deformitas (-), nafas
cuping hidung (-)
Mulut
: Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis (-),
atrofi papil
lidah (-)
Leher

: Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid

Inspeksi Pulmo
: Dinding dada simetris, retraksi
interkostal (-),
ketinggalan gerak (-), jejas
(-)
Palpasi
: Vokal fremitus hemitoraks
kanan melemah
Perkusi
: Redup di paru kanan tengah
Auskultasi : Suara Ronkhi (+/+), Wheezing
(+/+)
Cor
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Batas jantung
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
Auskultasi
:Irama iregular, suara tambahan S3,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi
: Bentuk perut datar, hernia umbilicalis (-),
luka bekas
operasi (-), jejas (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) Normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Supel, undulasi (-), nyeri tekan epigastrium
(-)
Hepar : tidak terasa membesar
Lien
: Tidak teraba
Ekstremitas
Superior
: Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-),
petekie (-/-),
gambaran hiperpigmentasi (-/-), CR
<2detik
Inferior
(-/-), petekie
<2detik

: pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), sianosis


(/-), gambaran hiperpigmentasi (-/-),CR

DAFTAR MASALAH

1.Sesak napas 2 minggu


SMRS Subjektif
2.Batuk
dahak
kuning
kehijauan
3.Nafu makan menurun
4.Riwayat Keluhan Serupa,
Sesak dan batuk 2 bulan
yang lalu
5.Riwayat Mondok, Sesak
dan batuk 2 bulan yang
lalu,
dengan
diagnosis
pneumonia
6.Riwayat penyakit paru,
infeksi paru 2 bulan yang
lalu,
dengan
diagnosis
pneumonia
7.Riwayat sosial ekonomi,
buruh cat mobil yang
bekerja selama 20 tahun
8.Pasien dulunya merupakan

Objektif

9. Nadi 104 x/menit


10. RR 36 x/menit
11. Suhu
37,3oC
12. Dicharge hidung (+/+)
13. Ronkhi (+/+)
14. Wheezing (+/+)
15. Vokal fremitus
hemitoraks kiri melemah
16. Redup di paru kanan
tengah
17. Batas jantung Atas ICS
II LPSS, Pinggang ICS III
LMCS, Kanan ICS V LPSD,
Kiri ICS V LMCS
18. Irama iregular, suara
tambahan S3

HIPOTESIS
Bronkiektasis (1,2,3,4,5,6,13,14)
Pneumonia (1,7,11,13,15,16)
COPD (1,8,13,14)
Efusi pleura (1,15,12)
Tuberculosis (1,2,16)
Gagal jantung (1,9,10,17,18)

PLANNING
diagnostik

EKG
Darah lengkap
Kimia darah : Gula darah,
SGOT, SGPT, ureum,
kreatinin
Foto rontgen thorax PA
Bronchoscopy

Hasil foto rontgen pada tanggal


11 September 2015

Kesan :
Pleuropneumonia
dextra
Kardiomegali
Sistema tulang
intact

Hasil Lab darah lengkap 13


November 2015
Jenis Pemeriksaan

Hasil

Referensi

WBC

14,1 x 103/mm3 (H)

3,5-10

RBC

4,22 x 106/uL

3,50-5,50

HGB

12,9 g/dL

11,0-16,5

HCT

37 % (L)

35,0-55,0

MCV

87,6 um3

75-100

MCH

30,6 pg

25,0-35,0

MCHC

34,9 g/dl

31,0-38,0

PLT

252 x 103/mm3

100-400

RDW

16,7 % (H)

11,0-16,0

MPV

8,4 um3

6,5-11,0

Diff Count
Jenis

Hasil

Referensi

Jenis

Hasil

Referensi

% Lym

9,5 %

15-50

# Lym

1,3 103/mm3

0,5-5,0

% Mid

3,7 %

2-15

# Mid

0,6 103/mm3

0,1-1,5

% Gra

86,8 %

35,0-80,0

# Gra

12,2 103/mm3

1,2-8,0

Hasil EKG 16 November 2015

Interpretasi :
ST depresi
T meninggi
Kesan :
Atrial Flutter

Hasil lab darah 16 November 2015


Jenis Pemeriksaan

Hasil

Referensi

Glukosa

142 mg/dL (H)

70-110

Ureum

67 mg/dL (H)

8-50

Creatinin

1,2 mg/dl

0-1,3

SGOT

25 U/l

3-35

SGPT

12 U/l

8-41

Hasil bronkoskopi pada tanggal 17


November 2015
Hasil :
Plika vokalis : intak
Trakea : dalam batas
normal
Karina : tajam
BUKA, LAKA : ada
sputum putih, setelah
dibilas masih dalam
batas normal
LMKA, LBKA : banyak
sputum putih kental,
setelah dibilas masih
tampak normal
BUKI, LAKI, Lingula,
dan LBKI : dalam
batas normal
Kesimpulan :
Proses
peradangan
aktif di lobus medius
dan
bawah
paru
kanan
Diagnosa
:
Bronkiektasis
DD
spesifik, nonspesifik

DIAGNOSIS

Diagnosis Utama : Bronkiektasis


Diagnosis Etiologi : Pneumonia
Diagnosis Penyerta :
Hiperglikemia,
Uremia,
Gagal jantung
Diagnosis Faktor Resiko : Buruh
Cat
Diagnosis Pencetus : Suhu dingin
Diagnosis Pemburuk : Kelelahan
Diagnosis Anatomi : Lobus
medius dan
bawah paru
kanan
Diagnosis EKG
: Atrial flutter

PLANNING
Terapi

Inf. Assering IV 20 TPM


Inf. Ciprofloxacin 2x0,2
Pamol IV 3 x 1 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg

PLANNING
Monitoring

Keadaan umum dan


kesadaran
Tanda vital
Pemberian O2

PLANNING
Edukasi

Menjelaskan mengenai
penyakit pasien
Gaya hidup sehat
Nutrisi dan diet
Manajemen faktor pencetus
Posisi semi folar
Bed rest
Kepatuhan minum obat dan
kontrol rutin

PROGNOSIS

Quo ad
malam
Quo ad
malam
Quo ad
malam

Vitam : dubia ad
Functionam: dubia ad
Sanationam: dubia ad

follow up tanggal 19 November 2015


Tanggal
19/11/15

S
-Sesak
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)

O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 90/60, N : 86,
RR : 36x , S : 36oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik

A
Bronkiektasis

P
Monitoring :
KU, VS, beri posisi
setengah duduk
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
Terapi:
O2
Assering 18 TpM
Inf. Cipro IV 2x0,2
Pamol IV 3x1
Fluconazol tab 1x1
Bisoprolol 1 x 2,5 mg

follow up tanggal 20 November 2015


Tanggal
20/11/15

S
-Sesak berkurang
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)

O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 115/80, N : 77,
RR : 36x , S : 36oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik

A
Bronkiektasis

P
Terapi :
O2
Assering 18 TpM
Inf. Ciprofloxacin IV 2x0,2
Pamol IV 3x1
Fluconazol tab 1x1
Inj. Metilprednisolon 2x125mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Monitoring :
-O2
KU, VS, beri posisi
setengah duduk.
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
-Ajarkan tehnik
Relaksasi dan tehnik
bernafas

follow up tanggal 21 November 2015


Tanggal
21/11/15

S
-Sesak berkurang
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)

O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 110/80, N : 77,
RR : 36x , S : 35oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik

A
Bronkiektasis

P
Terapi :
-Ambroxol 20 mg 3x1
-Salbutamol 2 mg 3x1
-Metilprednisolon 3x1
-Ciprofloxacin 500 mg 2x1
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
-Ajarkan tehnik
Relaksasi dan tehnik
Bernafas

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik,
persisten atau irreversibel
Disebabkan oleh perubahan perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot otot
polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh darah
Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil
sedangkan bronkus besar umumnya jarang
Bronkiektasis adalah dilatasi abnormal pada bagian proksimal
bronkus dengan ukuran >2 mm yang disebabkan oleh
kelemahan atau destruksi otot dan komponen elastik pada
dinding bronkus

ETIOLOGI

Infeksi primer
Obstruksi bronkus
Aspirasi
Primary ciliary dyskinesia
Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Defek anatomis kongenital
Kelainan jaringan ikat
Penyakit autoimun

PATOFISIOLOGI
Infeksi kegagalan drainase, obstruksi jalan
nafas, dan defek pertahanan tubuh, kerusakan
jaringan juga bisa rusak(respon dari protease
neurophilik, sitokin, nitrit oksida, dan radikal
bebas) kerusakan komponen otot dan elastik
pada dinding bronkus dilatasi dinding
bronkial dan inflamasi transmural kegagalan
klirens pada bronkuskolonisasi dan infeksi
dengan organisme patogen ekspektorasi
purulen

PATOFISIOLOGI
faktor obstruksi bronkus
faktor infeksi pada bronkus atau paru
Pada infeksi, infeksi yang mendahului bronkiektasis
adalah infeksi bakterial, yaitu mikroorganisme penyebab
pneumonia atau bronkitis yang mendahuluinya.
Infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding bronkus sehingga terjadi bronkiektasis,
sedangkan infeksi virus tidak dapat. Secara praktis
apabila sputum pasien bronkiektasis bersifat mukoid dan
putih jernih, menandakan tidak atau belum ada infeksi
sekunder. apabila sputum pasien yang semula berwarna
putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning
atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi
infeksi sekunder. Untuk menentukan jenis kumannya
bisa dilakukan pemeriksaan mikrobiologis. Sputum
berbau busuk menandakan adanya infeksi sekunder oleh

PATOFISIOLOGI
faktor adanya beberapa penyakit
tertentu seperti fibrosis paru, asthmatic
pulmonary eosinophilia
faktor intrinsik dalam bronkus atau paru

GAMBARAN KLINIS

Batuk kronik disertai produksi sputum


mukopurulen bulanan-tahunan
Hemoptisis
Sesak napas, nyeri dada pleuritik
Demam berulang dan pneumonia berulang
Lemah, penurunan berat badan

PEMERIKSAAN FISIK
Sianosis
Jari tabuh
Ronki basah
Retraksi dinding dada
Berkurangnya gerakan dada daerah paru
yang terkena
Pergeseran mediastinum ke daerah paru
yang terkena
Wheezing sering ditemukan bila terjadi
obstruksi bronkus

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Lab

Anemia : infeksi kronik


Leukositosis

: infeksi supuratif

Pemeriksaan sputum : jenis kuman


Pemeriksaan kultur sputum dan uji
sensitivitas terhadap antibiotik : infeksi
sekunder

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto Thorax

Fluid level, mirip seperti gambaran sarang


tawon (honeycomb appearance)
Bercak-bercak pneumonia, fibrosis atau
kolaps (atelektasis), bahkan kadangkadang gambaran seperti pada paru
normal (pada 7% kasus)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Analisis Sputum

Adanya pengecatan gram dan kultur akan


menghasilkan
bukti
adanya
mikroorganisme
seperti
Pseudomonas
species dan Escherichia coli.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pulmonary Function Test

Penurunan FEV 1

PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Bronkodilator
Terapi kortikosteroid
Oksigen
Terapi operasi

DIAGNOSIS BANDING
Alpha1-Antitrypsin Deficiency
Aspiration Pneumonitis and
Pneumonia
Asthma
Bacterial Pneumonia
Bronchitis
Chronic Obstructive Pulmonary
Disease (COPD)
Cystic Fibrosis
Emphysema
Gastroesophageal Reflux Disease
Parapneumonic Pleural Effusions and
Empyema Thoracis
Tuberculosis

ANALISA KASUS

Sesak nafas adalah gangguan pernafasan yang ditandai


dengan adanya peningkatan frekuensi bernafas akibat
kekurangan oksigen di dalam tubuh. Sesak napas yang
terjadi secara akut (jam-hari) bisa terjadi gangguan pada
jalan napas (asma akut), parenkim paru (edema pulmonari
akut atau infeksi seperti pneuonia bakteri), atau kelainan
vaskular pulmoner(emboli). Sedangkan sesak napas pada
keadaan subakut (hari-minggu), mengarah pada eksaserbasi
kelainan jalan napas (asma atau bronkitis kronik), infeksi
parenkim paru (pneumonia), penyakit jantung kronik (gagal
jantung kongestif). Sesak napas kronik (bulan-tahun)
mengindikasikan penyakit obstruksi paru kronik, penyakit
paru intersisial kronik, peyakit jantung kronik.

Pada pasien ini terjadi selama 2 minggu yang mengarah


pada kejadian subakut yang mungkin terdapat kelainan pada
jalan napas atau parenkim paru.

ANALISA KASUS

Batuk
Batuk merupakan refleks fisiologis untuk
membersihkan saluran pernafasan dari
benda asing ataupun mukus yang
berlebih guna menjaga aliran nafas yang
lancar. Namun batuk juga dapat bersifat
patologis akibat adanya infeksi atau
inflamasi terus menerus. Batuk pada
pasien ini bersifat patologis karena
berdahak
warna
kuning
kehijauan.
Keberadaan sputum mengarah pada
abses paru dan bronkiektasis.

ANALISA KASUS
RPD

Pasien memiliki riwayat infeksi paru


yang didiagnosis pneumonia. Dimana
pneumonia
berulang
merupakan
faktor risiko terjadinya bronkiektasis

ANALISA KASUS
RP Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai buruh cat mobil selama


20 tahun. Dimana pekerjaannya membuat
pasien sering terpapar zat-zat berbahaya yang
dapat mengganggu saluran napas jika terhirup
yang dapat menyebabkan peradangan paruparu.
Selain itu, riwayat pasien merokok sejak remaja
sebanyak 1 bungkus per hari mengarah pada
kemungkinan risiko penyakit kardiovaskular
dan
respirasi.
Dimana
rokok
dapat
menyebabkan hipertensi dan merusak silia
yang berfungsi sebagai klirens corpus alienum.

Bronkiektasis

Sesak napas 2 minggu SMRS dengan batuk dahak kuning kehijauan serta nafu makan menurun.
Pasien memiliki riwayat keluhan serupa hingga dirawat inap 2 bulan yang lalu dengan diagnosis
pneumonia. Pada pemeriksaan didapatkan Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+).

Pneumonia

Sesak napas (+), dengan riwayat pekerjaan buruh cat mobil yang bekerja selama 20 tahun. Pada
pemeriksaan didapatkan suhu 37,3oC, ronkhi (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah dan
redup di paru kanan tengah

COPD

Sesak napas (+), dengan riwayat perokok aktif serta ditemukan suara ronkhi (+/+),Wheezing (+/+).

Efusi pleura

Sesak napas (+), dengan discharge hidung (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah

Tuberculosis

Sesak napas (+), batuk dahak kuning kehijauan, dan redup di paru kanan tengah

Gagal jantung

Sesak napas (+), dengan nadi 104 x/menit, RR 36 x/menit, batas jantung Atas ICS II LPSS,
Pinggang ICS III LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V LMCS, Irama iregular, suara tambahan
S3

ANALISA KASUS
Tanda vital; TD= 110/80 mmHg, Nadi= 104x/menit,
RR= 36x/menit, Suhu aksila = 37,30C
Dari tanda vital dapat didapatkan tekanan darah
110/80 dimana keadaan ini terjadi setalah pasien
minum obat antihipertensi karena pasien memiliki
riwayat hipertensi. Respiratory Rate pada pasien ini
adalah 36 x/menit merupakan keadaan dimana terjadi
kompensasi adanya sesak. Suhu aksila yang 37,3 0C
menandakan adanya suatu proses infeksi yang
berlangsung, sehubungan dengan riwayat pneumonia
yang dialami pasien 2 bulan SMRS. Nadi 104x/menit
menunjukkan adanya proses kontraksi jantung yang
berlangsung cepat yang bisa terjadi pada gagal
jantung maupun proses infeksi.

ANALISA KASUS
Paru : Vokal fremitus hemitoraks kanan
melemah, Redup di paru kanan tengah, Suara
Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+)
Perkusi redup menunjukkan adanya bagian yang
padat dibanding udara seperti pada infiltrat atau
konsolidasi akibat pneumonia dan efusi pleura.
Adanya suara wheezing pada pasien ini menandakan
adanya suatu penyempitan pada saluran nafas
sehingga pada saat ekspirasi udara mengalir melalui
saluran yang sempit sehingga terdapat bunyi seperti
siulan. Saluran nafas dapat menyempit akibat
adanya sutu proses inflamasi ataupun terdapat suatu
proses infeksi. Sedangkan rhonki kasar dapat terjadi
akibat adanya sumbatan bronkus.

ANALISA KASUS
Jantung Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III
LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V
LMCS 2 cm ke lateral, Irama iregular,
suara tambahan S3
Pelebaran batas jantung menandakan adanya
kardiomegali. Adanya S3 dapat mengartikan
adanya aliran balik yang terjadi akibat akibat
overload darah ditambah dengan adanya
gangguan perfusi pada otot jantung (infark)
sehingga pemompaan tidak adekuat. Hal ini
dapat terjadi pada penderita CHF. Irama
ireguler bisa terjadi pada keadaan aritmia.

ANALISA KASUS
Pleuropneumonia dextra

Dimana terjadi proses peradangan pada paru dan


pleura.
Leukosit meningkat = 14,1 x 103/mm3 (H)

Hal ini menandakan sedang terjadi respon inflamasi


dalam tubuh. Ini merupakan respon tubuh
terhadap infeksi virus, bakteri maupun jamur.
RDW meningkat = 16,7 % (H), Penurunan Lym % = 9,5 %

RDW merupakan parameter yang mengukur ukuran


dan volume sel darah merah. RDW meningkat
pada keadaan anisositosis. Sedangkan
trombositipenia terjadi pada infeksi yang sedang
terjadi.

ANALISA KASUS
EKG kesan atrial flutter

Merupakan abnormalitas ritme jantung pada atrium


dimana hal ini dikaitkan dengan takikardi. Keadaan
ini sering pada orang dengan kelainan kardiovaskular
(hipertensi, penyakit arteri koroner, dan
kardiomiopati).
Peningkatan gula darah sewaktu = 142 mg/dL (H)

Gula darah meningkat pada keadaan diabetes


mellitus, penggunaan obat, penyakit kritis terkait
stroke atau infark jantung, serta stres.
Peningkatan ureum = 67 mg/dL (H)

Uremia bisa terjadi akibat hipotensi, penyakit jantung


kongestif, shock, perdarahan serta dehidrasi.

ANALISA KASUS
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Adalah
beta
bloker
(selektif
Cardioselektif namun tidak spesifik.

beta-1)

Bekerja dengan cara memblokir stimulasi


reseptor beta-1 adrenergik (epinefrin dan
norepinefrin) yang banyak terdapat pada otot
jantung dan sedikit memblokir reseptor beta-2 di
paru, pembuluh darah, dan hepar. Bisoprolol
menurunkan
kerja
otot
jantung
sehingga
kebutuhan oksigen pada jantung menjadi
menurun (demand) dan menurunkan heart rate.
Penurunan heart rate akan menyebabkan
penurunan tekanan darah.

ANALISA KASUS
Ambroxol 20 mg 3x1
Agen mukolitik memecah serat asam mukopolisakarida
sputum menjadi lebih tipis dan menurunkan viskositasnya
mudah dikeluarkan saat batuk
Pemberian mukolitik pada pasien ini berguna untuk
mengeluarkan sputum.
Dosis : 30-120 mg/hari dibagi dalam 3 dosis
Waktu paruh: 7-12 jam
Salbutamol 2 mg 3x1
Short acting agonis reseptor beta-2 berguna sebagai
bronkodilator dan meningkatkan mucocilliary clearence
sehingga dapat membuka jalan nafas. Salbutamol diberikan
pada pasien ini untuk membuka jalan nafas akibat adanya
sumbatan di jalan napas.

ANALISA KASUS
Inf. Assering IV 20 TPM
Asseing digunakan untuk mengatasi dehidrasi pada kondisi
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue, luka bakar,
syok hemoragik, dehidrasi berat dan trauma. Setiap liter
mengandung Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq,
Asetat 28 mEq.
Inf. Ciprofloxacin 2x0,2
Merupakan antibiotik golongan floroquinolone, untuk
mengatasi berbagai macam bakteri.
Pamol IV 3 x 1 mg
Berisi paracetamol untuk mengurangi nyeri dan demam.
Paracetamol digunakan untuk berbagai kondisi seperti
nyeri otot, denanm arthritis, sakit gigi dan lain-lain

ANALISA KASUS
O2
Oksigen diberikan untuk meringankan sesak nafas yang
diderita pasien.
Fluconazol tab 1x1
Fluconazole diberikan untuk mencegah infeksi jamur . efek
samping pemberian fluconazole adalah diare, pusing, mual
dan muntah.
Inj. Metilprednisolon 2x125mg
Penggunaan methylprednisolone bertujuan untunk
mengurangi proses inflamasi dan mengurangi sesak napas.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai