Presentasi Kasus
Restoe Fajar F
1420221113
Pembimbing :
Letkol (CKM) dr. Dwi Hartanto Sp.P
IDENTITAS
Nama
: Tn.B
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 57 tahun
Status: Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa: Indonesia
Pekerjaan : Petani
Alamat : DSN Kanyiran Desa Bawang Kecamatan Pakis
Tanggal masuk : 11 November 2015
Tanggal Keluar : 16 November 2015
No. CM : 128536
Ruang: Bougenville
DATA IGD
Pemeriksaan fisik :
- Keadaan Umum : tampak sakit sedang
- Kesadaram
: compos mentis
- BB / TB
: 60 kg / 160 cm
- Tekanan darah : 170/100 mmHg
- Nadi
: 110x/menit
- Respirasi
: 30x/menit
- Suhu
: 36,4 C
KELUHAN UTAMA
Sesak nafas
KELUHAN TAMBAHAN
Batuk berdahak
Kejang
Lemas
Pusing
: diakui paien
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
keluhan serupa
: disangkal
penyakit jantung : disangkal
darah tinggi
: disangkal
penyakit gula
: disangkal
alergi
: disangkal
asma
: disangkal
Personal Habit
Pasien dulunya merupakan
perokok aktif. Pasien
merokok sejak remaja sebanyak rata-rata 1 bungkus
per hari. Namun pasien sudah berhenti merokok 5
tahun SMRS. Pasien mengaku tidak minum-minuman
alkohol dan jamu. Olahraga jarang dilakukan. Pasien
dan keluarga makan tiga kali sehari dengan nasi dan
sayur yang cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran :Composmentis
GCS
: 15 E4M6V5
BB
: 50 kg
TB
: 161 cm
IMT
: 19,3
18 November 2015
STATUS GENERALIS
Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-)
Rambut
dicabut
Mata
: Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva
anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+)
normal isokor 3 mm
Telinga
Hidung
: Dicharge (+/+), deformitas (-), nafas
cuping hidung (-)
Mulut
: Bibir pucat (-), sianosis (-), lidah sianosis (-),
atrofi papil
lidah (-)
Leher
Inspeksi Pulmo
: Dinding dada simetris, retraksi
interkostal (-),
ketinggalan gerak (-), jejas
(-)
Palpasi
: Vokal fremitus hemitoraks
kanan melemah
Perkusi
: Redup di paru kanan tengah
Auskultasi : Suara Ronkhi (+/+), Wheezing
(+/+)
Cor
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: Batas jantung
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
Auskultasi
:Irama iregular, suara tambahan S3,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
: Bentuk perut datar, hernia umbilicalis (-),
luka bekas
operasi (-), jejas (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) Normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Supel, undulasi (-), nyeri tekan epigastrium
(-)
Hepar : tidak terasa membesar
Lien
: Tidak teraba
Ekstremitas
Superior
: Edema (-/-), akral dingin (-/-), sianosis (-/-),
petekie (-/-),
gambaran hiperpigmentasi (-/-), CR
<2detik
Inferior
(-/-), petekie
<2detik
DAFTAR MASALAH
Objektif
HIPOTESIS
Bronkiektasis (1,2,3,4,5,6,13,14)
Pneumonia (1,7,11,13,15,16)
COPD (1,8,13,14)
Efusi pleura (1,15,12)
Tuberculosis (1,2,16)
Gagal jantung (1,9,10,17,18)
PLANNING
diagnostik
EKG
Darah lengkap
Kimia darah : Gula darah,
SGOT, SGPT, ureum,
kreatinin
Foto rontgen thorax PA
Bronchoscopy
Kesan :
Pleuropneumonia
dextra
Kardiomegali
Sistema tulang
intact
Hasil
Referensi
WBC
3,5-10
RBC
4,22 x 106/uL
3,50-5,50
HGB
12,9 g/dL
11,0-16,5
HCT
37 % (L)
35,0-55,0
MCV
87,6 um3
75-100
MCH
30,6 pg
25,0-35,0
MCHC
34,9 g/dl
31,0-38,0
PLT
252 x 103/mm3
100-400
RDW
16,7 % (H)
11,0-16,0
MPV
8,4 um3
6,5-11,0
Diff Count
Jenis
Hasil
Referensi
Jenis
Hasil
Referensi
% Lym
9,5 %
15-50
# Lym
1,3 103/mm3
0,5-5,0
% Mid
3,7 %
2-15
# Mid
0,6 103/mm3
0,1-1,5
% Gra
86,8 %
35,0-80,0
# Gra
12,2 103/mm3
1,2-8,0
Interpretasi :
ST depresi
T meninggi
Kesan :
Atrial Flutter
Hasil
Referensi
Glukosa
70-110
Ureum
67 mg/dL (H)
8-50
Creatinin
1,2 mg/dl
0-1,3
SGOT
25 U/l
3-35
SGPT
12 U/l
8-41
DIAGNOSIS
PLANNING
Terapi
PLANNING
Monitoring
PLANNING
Edukasi
Menjelaskan mengenai
penyakit pasien
Gaya hidup sehat
Nutrisi dan diet
Manajemen faktor pencetus
Posisi semi folar
Bed rest
Kepatuhan minum obat dan
kontrol rutin
PROGNOSIS
Quo ad
malam
Quo ad
malam
Quo ad
malam
Vitam : dubia ad
Functionam: dubia ad
Sanationam: dubia ad
S
-Sesak
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)
O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 90/60, N : 86,
RR : 36x , S : 36oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik
A
Bronkiektasis
P
Monitoring :
KU, VS, beri posisi
setengah duduk
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
Terapi:
O2
Assering 18 TpM
Inf. Cipro IV 2x0,2
Pamol IV 3x1
Fluconazol tab 1x1
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
S
-Sesak berkurang
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)
O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 115/80, N : 77,
RR : 36x , S : 36oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik
A
Bronkiektasis
P
Terapi :
O2
Assering 18 TpM
Inf. Ciprofloxacin IV 2x0,2
Pamol IV 3x1
Fluconazol tab 1x1
Inj. Metilprednisolon 2x125mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Monitoring :
-O2
KU, VS, beri posisi
setengah duduk.
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
-Ajarkan tehnik
Relaksasi dan tehnik
bernafas
S
-Sesak berkurang
-Batuk dahak kuning
kehijauan
-Ma/mi (+)
O
KU/Kes : sedang/CM
VS :
TD : 110/80, N : 77,
RR : 36x , S : 35oC
Mata : Ca -/-, Si -/mulut : mukosa hiperemis (-)
hidung : sekret (+)
telinga : sekret (-)
leher : pembesaran KGB (-)
Paru :
I: Simetris
P: vocal fremitus lapang paru kanan melemah
P : redup paru kanan tengah
A: Sdv +/+, Rh +/+, Wh +/+
Jantung :
I : iktus kordis tidak terlihat
P : iktus kordis tidak kuat angkat
P : Batas jantung :
Atas ICS II LPSS
Pinggang ICS III LMCS
Kanan ICS V LPSD
Kiri ICS V LMCS 2 cm ke lateral
A : S2>S1 reguler, S3, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : datar
A : bising usus (+) normal
P : nyeri tekan (-) epigastrium, defans muskular
(-), hepar tidak teraba dan limpa tidak teraba
P : Timpani
Ekstremitas : akral hangat (-/-/-/-), deformitas
(-/-/-/-), edema (-/-/+/+), sianosis (-/-), CR < 2
detik
A
Bronkiektasis
P
Terapi :
-Ambroxol 20 mg 3x1
-Salbutamol 2 mg 3x1
-Metilprednisolon 3x1
-Ciprofloxacin 500 mg 2x1
Edukasi :
-Menjelaskan
mengenai penyakit
pasien, cegah
perburukan
-Ajarkan tehnik
Relaksasi dan tehnik
Bernafas
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi dan distorsi
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik,
persisten atau irreversibel
Disebabkan oleh perubahan perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot otot
polos bronkus, tulang rawan dan pembuluh darah
Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil
sedangkan bronkus besar umumnya jarang
Bronkiektasis adalah dilatasi abnormal pada bagian proksimal
bronkus dengan ukuran >2 mm yang disebabkan oleh
kelemahan atau destruksi otot dan komponen elastik pada
dinding bronkus
ETIOLOGI
Infeksi primer
Obstruksi bronkus
Aspirasi
Primary ciliary dyskinesia
Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Defek anatomis kongenital
Kelainan jaringan ikat
Penyakit autoimun
PATOFISIOLOGI
Infeksi kegagalan drainase, obstruksi jalan
nafas, dan defek pertahanan tubuh, kerusakan
jaringan juga bisa rusak(respon dari protease
neurophilik, sitokin, nitrit oksida, dan radikal
bebas) kerusakan komponen otot dan elastik
pada dinding bronkus dilatasi dinding
bronkial dan inflamasi transmural kegagalan
klirens pada bronkuskolonisasi dan infeksi
dengan organisme patogen ekspektorasi
purulen
PATOFISIOLOGI
faktor obstruksi bronkus
faktor infeksi pada bronkus atau paru
Pada infeksi, infeksi yang mendahului bronkiektasis
adalah infeksi bakterial, yaitu mikroorganisme penyebab
pneumonia atau bronkitis yang mendahuluinya.
Infeksi bakteri saja yang dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding bronkus sehingga terjadi bronkiektasis,
sedangkan infeksi virus tidak dapat. Secara praktis
apabila sputum pasien bronkiektasis bersifat mukoid dan
putih jernih, menandakan tidak atau belum ada infeksi
sekunder. apabila sputum pasien yang semula berwarna
putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning
atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi
infeksi sekunder. Untuk menentukan jenis kumannya
bisa dilakukan pemeriksaan mikrobiologis. Sputum
berbau busuk menandakan adanya infeksi sekunder oleh
PATOFISIOLOGI
faktor adanya beberapa penyakit
tertentu seperti fibrosis paru, asthmatic
pulmonary eosinophilia
faktor intrinsik dalam bronkus atau paru
GAMBARAN KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
Sianosis
Jari tabuh
Ronki basah
Retraksi dinding dada
Berkurangnya gerakan dada daerah paru
yang terkena
Pergeseran mediastinum ke daerah paru
yang terkena
Wheezing sering ditemukan bila terjadi
obstruksi bronkus
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Lab
: infeksi supuratif
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto Thorax
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Analisis Sputum
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pulmonary Function Test
Penurunan FEV 1
PENATALAKSANAAN
Antibiotik
Bronkodilator
Terapi kortikosteroid
Oksigen
Terapi operasi
DIAGNOSIS BANDING
Alpha1-Antitrypsin Deficiency
Aspiration Pneumonitis and
Pneumonia
Asthma
Bacterial Pneumonia
Bronchitis
Chronic Obstructive Pulmonary
Disease (COPD)
Cystic Fibrosis
Emphysema
Gastroesophageal Reflux Disease
Parapneumonic Pleural Effusions and
Empyema Thoracis
Tuberculosis
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Batuk
Batuk merupakan refleks fisiologis untuk
membersihkan saluran pernafasan dari
benda asing ataupun mukus yang
berlebih guna menjaga aliran nafas yang
lancar. Namun batuk juga dapat bersifat
patologis akibat adanya infeksi atau
inflamasi terus menerus. Batuk pada
pasien ini bersifat patologis karena
berdahak
warna
kuning
kehijauan.
Keberadaan sputum mengarah pada
abses paru dan bronkiektasis.
ANALISA KASUS
RPD
ANALISA KASUS
RP Sosial Ekonomi
Bronkiektasis
Sesak napas 2 minggu SMRS dengan batuk dahak kuning kehijauan serta nafu makan menurun.
Pasien memiliki riwayat keluhan serupa hingga dirawat inap 2 bulan yang lalu dengan diagnosis
pneumonia. Pada pemeriksaan didapatkan Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+).
Pneumonia
Sesak napas (+), dengan riwayat pekerjaan buruh cat mobil yang bekerja selama 20 tahun. Pada
pemeriksaan didapatkan suhu 37,3oC, ronkhi (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah dan
redup di paru kanan tengah
COPD
Sesak napas (+), dengan riwayat perokok aktif serta ditemukan suara ronkhi (+/+),Wheezing (+/+).
Efusi pleura
Sesak napas (+), dengan discharge hidung (+/+), Vokal fremitus hemitoraks kiri melemah
Tuberculosis
Sesak napas (+), batuk dahak kuning kehijauan, dan redup di paru kanan tengah
Gagal jantung
Sesak napas (+), dengan nadi 104 x/menit, RR 36 x/menit, batas jantung Atas ICS II LPSS,
Pinggang ICS III LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V LMCS, Irama iregular, suara tambahan
S3
ANALISA KASUS
Tanda vital; TD= 110/80 mmHg, Nadi= 104x/menit,
RR= 36x/menit, Suhu aksila = 37,30C
Dari tanda vital dapat didapatkan tekanan darah
110/80 dimana keadaan ini terjadi setalah pasien
minum obat antihipertensi karena pasien memiliki
riwayat hipertensi. Respiratory Rate pada pasien ini
adalah 36 x/menit merupakan keadaan dimana terjadi
kompensasi adanya sesak. Suhu aksila yang 37,3 0C
menandakan adanya suatu proses infeksi yang
berlangsung, sehubungan dengan riwayat pneumonia
yang dialami pasien 2 bulan SMRS. Nadi 104x/menit
menunjukkan adanya proses kontraksi jantung yang
berlangsung cepat yang bisa terjadi pada gagal
jantung maupun proses infeksi.
ANALISA KASUS
Paru : Vokal fremitus hemitoraks kanan
melemah, Redup di paru kanan tengah, Suara
Ronkhi (+/+), Wheezing (+/+)
Perkusi redup menunjukkan adanya bagian yang
padat dibanding udara seperti pada infiltrat atau
konsolidasi akibat pneumonia dan efusi pleura.
Adanya suara wheezing pada pasien ini menandakan
adanya suatu penyempitan pada saluran nafas
sehingga pada saat ekspirasi udara mengalir melalui
saluran yang sempit sehingga terdapat bunyi seperti
siulan. Saluran nafas dapat menyempit akibat
adanya sutu proses inflamasi ataupun terdapat suatu
proses infeksi. Sedangkan rhonki kasar dapat terjadi
akibat adanya sumbatan bronkus.
ANALISA KASUS
Jantung Atas ICS II LPSS Pinggang ICS III
LMCS, Kanan ICS V LPSD, Kiri ICS V
LMCS 2 cm ke lateral, Irama iregular,
suara tambahan S3
Pelebaran batas jantung menandakan adanya
kardiomegali. Adanya S3 dapat mengartikan
adanya aliran balik yang terjadi akibat akibat
overload darah ditambah dengan adanya
gangguan perfusi pada otot jantung (infark)
sehingga pemompaan tidak adekuat. Hal ini
dapat terjadi pada penderita CHF. Irama
ireguler bisa terjadi pada keadaan aritmia.
ANALISA KASUS
Pleuropneumonia dextra
ANALISA KASUS
EKG kesan atrial flutter
ANALISA KASUS
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Adalah
beta
bloker
(selektif
Cardioselektif namun tidak spesifik.
beta-1)
ANALISA KASUS
Ambroxol 20 mg 3x1
Agen mukolitik memecah serat asam mukopolisakarida
sputum menjadi lebih tipis dan menurunkan viskositasnya
mudah dikeluarkan saat batuk
Pemberian mukolitik pada pasien ini berguna untuk
mengeluarkan sputum.
Dosis : 30-120 mg/hari dibagi dalam 3 dosis
Waktu paruh: 7-12 jam
Salbutamol 2 mg 3x1
Short acting agonis reseptor beta-2 berguna sebagai
bronkodilator dan meningkatkan mucocilliary clearence
sehingga dapat membuka jalan nafas. Salbutamol diberikan
pada pasien ini untuk membuka jalan nafas akibat adanya
sumbatan di jalan napas.
ANALISA KASUS
Inf. Assering IV 20 TPM
Asseing digunakan untuk mengatasi dehidrasi pada kondisi
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue, luka bakar,
syok hemoragik, dehidrasi berat dan trauma. Setiap liter
mengandung Na 130 mEq, K 4 mEq, Cl 109 mEq, Ca 3 mEq,
Asetat 28 mEq.
Inf. Ciprofloxacin 2x0,2
Merupakan antibiotik golongan floroquinolone, untuk
mengatasi berbagai macam bakteri.
Pamol IV 3 x 1 mg
Berisi paracetamol untuk mengurangi nyeri dan demam.
Paracetamol digunakan untuk berbagai kondisi seperti
nyeri otot, denanm arthritis, sakit gigi dan lain-lain
ANALISA KASUS
O2
Oksigen diberikan untuk meringankan sesak nafas yang
diderita pasien.
Fluconazol tab 1x1
Fluconazole diberikan untuk mencegah infeksi jamur . efek
samping pemberian fluconazole adalah diare, pusing, mual
dan muntah.
Inj. Metilprednisolon 2x125mg
Penggunaan methylprednisolone bertujuan untunk
mengurangi proses inflamasi dan mengurangi sesak napas.
TERIMA KASIH