Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kestabilan lereng merupakan suatu aspek yang diperhatikan dalam

merencanakan dan medesign suatu lereng, dalam merancang suatu design


lereng ada beberapa aspek yang perlu dikaji misalnya analisa faktor-faktor
geologi yang dapat menyebabkan suatu lereng tersebut tidak stabil baik dari
kondisi batuannya dan bidang diskontinuitasnya. Beberapa faktor penghambat
tersebut tentunya tidak dapat dihindari dan diperlukan analisis mengenai
kestabilan lereng.
Software bisa dijadikan solusi dalam menganalisa suatu lereng beberapa
software memiliki tools tersebut seperti slide dan phase2 , tentunya hal tersebut
memudahkan dalam rencana untuk mencapai kestabilan lereng guna mencapai
front kerja yang aman dan produkti, karena adanya software ini dapat
memudahkan dalam mengevaluasi sudut untuk mencapai niali FK yang
direkomendasikan.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk dapat melalukan simulasi

rancangan design lereng berdasarkan beberapa simulasi percobaan sudut untuk


mencapai nilai FK yang aman.
1.2.2

Tujuan

1. Untuk dapat melakukan simulasi pereancangan design lereng untuk


geoteknik tambang.
2. Untuk dapat menentukan nilai kestabilan lereng yang direkomendasikan.
3. Untuk dapat mempelajari variable yang mempengaruhi nilai saftey factor..

BAB II
TUTORIAL DAN PEMBAHASAN
2.1

Tutorial

2.1.1

Memulai Stratmodel
Pertama double click icon Minescape pada desktop launcher software

Minescape terbuka project name pilih wawin_121 Application pilih


stratmodel oke

Gambar 2.1
Launcher Software MineScape

Gambar 2.2
Tampilan Awal MineScape

2.1.2

Membuat Section Lubang Bor GT02


Pertama click open write data source type : design file Name :

drillhole1 maka tampilan akan seperti gambar 2.3

Gambar 2.3
Memanggil Desain File Drillhole1

Setelah itu tampilkan sectionline dengan cara mengaktifkan layer


sectionline pada current design layer pilih sectionline

Gambar 2.4
Memanggil Sectionline

Setelah layer sectionline aktif maka selanjutnya adalah aktifkan


annotatiom untuk mengetahui name lubang bor pilih GT_01 shift create
layer pnp_01 copy duplicate GT_01 lalu copy section line yang terdekat
dengan GT-01 edit copy single

Gambar 2.5
Melakukan Copy Object

Tahap selanjutnya adalah graphics section stratmodel, maka akan


seperti pada tampilan 2,6

Gambar 2.6
Toolbar Untuk Membuat Schema dari Sectionline

Setelah jendela create section through a schema/IO muncul maka


langkah selanjutnya adalah :
1.

Schema panggil schema1 quality model : quality model type :

grid.
2.

Input ceklis use all surface ceklis use all intervals alternative
topography : topo_triagle drill hole design file : drillhole.

3.

Output create pnp_01 (2D) layer 01_GT

Gambar 2.7
Jendela Form IO

Selanjutnya isi form pada jendela section section line design file : drill
hole Id..or : pilih pick pada section sekitar lubang GT_01 2D x origins dan
2D y origins untuk peletakan letak dari penampang.

Gambar 2.8
Jendela Form Section

Selanjutnya next untuk mengisi form pada control seperti pada gambar
2,9

Gambar 2.9
Cara Mengisi Form Pada Jendela Controls

Jika semua form telah diisi semua click ok, maka akan muncul
tampilan penampang seperti pada gambar 2.10

Gambar 2.10
Tampilan Penampang

Langkah selanjutnya mengeksport penampang tersebut menjadi tipe file


dxf/dwg minescape explorer pilih design file pnp export design file
pnp_01 search layer 01_gt pilih AutoCad version 2000 ok

Gambar 2.11
Tampilan Mengeksport Penampang GT 01 ke AutoCad

2.1.3

Pengerjaan Di AutoCad
Click icon Autocad pada desktop maka akan muncul tampilan seperti

pada gambar 2.12.

Gambar 2.12
Tampilan Launcher Software AutoCad

Selanjutnya click local disc E pilih file project cari dan pilih file
wawin_121 cari folder autocad pilih pnp_01.DXF, maka akan seperti pada
gambar 2.13.

Gambar 2.13
Membuka File Pnp_01

Setelah autocad terbuka maka langkah selanjutnya adalah


1.

Line atur sudutnya 70,80 dan 87 sehingga berbentuk lereng seperti


pada gambar 2.14

Gambar 2.14
Membuat Bentuk Lereng Dengan Sudut 70,80 dan 87

2.

Membuat layer baru dengan nama layer external dan material, seperti
pada gambar 2.15

Gambar 2.15
Cara Membuat Layer

3.

copy lereng pada layer external dan copy litologi pada layer material

4.

Trim pada bagian garis litologi yang melewati lereng.

5.

Offset untuk menambahkan litologi sesuai dengan thickness lapisan.

6.

Extend pada bagian garis litologi yang belum menempel pada lereng.

7.

joint bagian lereng agar menjadi garis yang poligon.

Gambar 2.16
Tampilan Lereng Pada AutoCad Sudut 700

Gambar 2.17
Tampilan Lereng Pada AutoCad Sudut 800

Gambar 2.18
Tampilan Lereng Pada AutoCad Sudut 870

8.
2.1.4

save as dengan tipe file dxf.


Membuat Lereng Pada Slide
Click icon slide pada dekstop, selanjutnya adalah sebagai berikut :

1.

Buka software Slide pilih toolbar file import import dxf.

Gambar 2.19
Import File DXF

2.

Maka akan muncul kotak dialog dxf options lalu centang grafis yang akan
ditampilkan yaitu boundary dan materialnya.

Gambar 2.20
Pilih Komponen Material dan Boundary

3. Mengatur project setting toolbar analysis project setting. Setelah itu


klik project settings maka akan muncul tampilan kotak seperti dibawah ini
kemudian ubahlah data failure direction left to right dikarenakan arah
longsoran kita kearah kiri.

Gambar 2.21
Mengatur Project setting
4.

Untuk membuat water table pada slide, maka klik menu toolbars
Boundaries add water table. Lalu buatlah garis water table sesuai

dengan data yang kita miliki dengan cara mengklik kiri pada ujung awal
garis water table lalu buatlah bentuk sesuai dengan bentuk lereng
5.

Cara membuat seismic load dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
: Klik toolbar loading seismic load, maka akan muncul seismic load
pada kolom horizontal dan vertikal diisikan 0.01.

Gambar 2.22
Mengatur Seismic Load

6.

Untuk membuat autogrid dpat dilakukan dengan cara mengklik kiri toolbar
surface pilih auto grid maka akan muncul kotak dialog grid spacing.

7.

Cara membuat define material toolbar properties pada toolbars


Define material maka akan muncul kotak dialog Define material
properties, lalu isilah kolom pada kotak dialog Define material properties
sesuai dengan data sampel uji berikan warna sesuai litologi assign
properties (gambar 2.24)

Gambar 2.23
Mengatur Define Material

Gambar 2.24
Mengatur Assign Properties

8.

Memunculkan nilai FK menupakan output akhir dari penggunaan software


slide analysis compute oke interpret

Gambar 2.25
Mengatur Analysis

9.

Hasil Akhir :

Gambar 2.26
Keadaan Kering, Sudut 700, FK = 2.745, Tinggi Jenjang 2.842 Meter

Gambar 2.27
Keadaan Setengah Jenuh, Sudut 700, FK = 2.085, Tinggi Jenjang 27.843 Meter

Gambar 2.28
Keadaan Jenuh, Sudut 700, FK = 1.303, Tinggi Jenjang 27.843 Meter

Gambar 2.29
Keadaan Kering, Sudut 800, FK = 2.343, Tinggi Jenjang 28.385 Meter

Gambar 2.30
Keadaan Setengah Jenuh, Sudut 800, FK = 1.620, Tinggi Jenjang 27.048 Meter

Gambar 2.31
Keadaan Jenuh, Sudut 800, FK = 0.903, Tinggi Jenjang 28.385 Meter

Gambar 2.32
Keadaan Kering, Sudut 870, FK = 1.926, Tinggi Jenjang 28.597 Meter

Gambar 2.33
Keadaan Setengah Jenuh, Sudut 870, FK = 0.978, Tinggi Jenjang 28.597 Meter

Gambar 2.34
Keadaan Jenuh, Sudut 870, FK = 0.419, Tinggi Jenjang 28.597 Meter

2.1.5
1.

Membuat Lereng Pada Phase2


Cara mengimport data dari autocad dengan format .dxf kedalam phase2
Pilih toolbar file import import dxf pilih external boundary dan
material.

Gambar 2.35
Cara Import Ke Phase2

2. Mengatur Analysis project toolbar analysis project settings. Maka


langkah pengaturan settings ialah seperti tampilan dibawah ini.

Gambar 2.36
Cara Mengatur Project

Gambar 2.37
Tampilan Pengaturan Project Setting

3.

Setelah setting project selesai langkah selanjutnya setting mesh untuk


bench yang sudah dibuat dengan cara pilih menu Mesh

Mesh

Setup
Pada menu mesh setup centang untuk advanced dirrection settings lalu
pilih discretize dan mesh

OK displacement free

Gambar 2.38
Pengaturan Mesh
4.

Membuat seismic loading yang dimana maksudnya ialah memasukkan


kemungkinan terjadi gempa sesuai keadaan di lapangan lapangan
dengan cara loading seismic loading masukan besar seismic untuk
vertical dan horizontalnya sesuai dengan arah gelincirannya. Ini
disesuaikan dengan kondisi daerah penelitian misalnya disini diisi dengan
0.04 dan -0.04.

Gambar 2.39
Pengaturan Seismic Load

5.

Toolbar properties pada toolbars Define material maka akan muncul


kotak dialog Define material properties, lalu isilah kolom pada kotak dialog
Define material properties sesuai dengan data sampel uji.

Gambar 2.40
Pengaturan Define Material

6.

Untuk membuat water table pada phase2, maka klik menu toolbars
Boundaries add piezometric line.

7.

Analysis compute oke interpret

8.

Hasil

Gambar 2.41
Sudut 700, Kondisi Kering dan SRF = 6.596

Gambar 2.42
Sudut 700, Kondisi Setengah Jenuh dan SRF = 6.55

Gambar 2.43
Sudut 700, Kondisi Jenuh dan SRF = 6.3

Gambar 2.44
Sudut 800, Kondisi Kering dan SRF = 9.37

Gambar 2.45
Sudut 800, Kondisi Setengah Jenuh dan SRF = 7.96

Gambar 2.46
Sudut 800, Kondisi Jenuh dan SRF = 9.37

Gambar 2.47
Sudut 870, Kondisi Kering dan SRF = 9.37

Gambar 2.48
Sudut 870, Kondisi Setengah Jenuh dan SRF = 8.62

Gambar 2.49
Sudut 870, Kondisi Setengah Jenuh dan SRF = 8.62

2.2

Pembahasan

1.

Toolbar project setting merupakan toolbar yang digunakan untuk

2.

menentukan arah bidang longsoran lereng


Water table merupakan toolbar yang digunakan untuk menentukan

3.

kondisi air tanah yang mempengaruhi pembebanan pada lereng.


Seismic load merupakan toolbar yang berguna dalam mensimulasikan
keadaan dilapangan dengan kemungkinan gempa yang terjadi dan dapat

4.

mempengaruhi lereng.
Define material merupakan toolbar yang berguna untuk memberikan
informasi yang dimiliki sample melalui pengujian geoteknik sehingga
batuan penyusun pada lereng dapat diketahui kekuatannya.

5.

Toolbar analysis compute dan interpret merupakan toolbar yang


digunakan untuk mengkalkulasi data serta menyampaikan tingkat

6.

keamanan lereng melalui suatu nilai pada SF.


Toolbar mesh merupakan toolbar yang menyatakan densitas dari batuan
serta kerapatan massa dari suatu batuan.

BAB III
KESIMPULAN
Kestabilan lereng merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan
keberhasilan kegiatan tambang apabila kestabilan lereng tersebut baik maka
faktor keselamatan kerja pun akan meningkat serta akan berdampak percepatan
laju produktifitas kerja, karena dalam kegiatan tambang produktifitas kerja
merupakan hal yang selalu dituntut.
Seperti diketahui bahwa varible seperti besaran sudut dan jenis batuan
penyusun dalam penentuan desain lereng sangat berpengaruh terhadap nilai
keselamatan, apabila nilai keselamatannya kecil maka kemungkinan lereng
tersebut untuk longsor semakin besar sedangkan apabila nilai keselamatnya
besar maka akan berlaku sebaliknya.
Hal tersebut dapat dibuktikan dalam simulasi ini apabila suatu lereng
dibentuk dengan sudut yang hampir tegak maka niali faktor keselamtannya akan
semakin kecil hal tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi, nilai kohesi yang
semakin kecil, nilai sudut geser dalam yang semakin besar dan juga dirasa tidak
ekonomis karena medan kerja yang dibuat terlalu tegak lurus.

Nilai FK pada besaran sudut 700 memiliki nilai FK yang lebih baik
dibandingkan dengan lereng yang memiliki sudut 80-87 0 padak kondisi jenuh
atau kondisi terburuk dengan nilai 1.303 dibandingan dengan rencana design 80 0
FK =0.903 dan 870 FK = 0.419.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Prahara, 2014, Tutorial Pemodelan Geologi, Program Studi Teknik


Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Bandung.
Fachrie, 2014, Tutorial Pemodelan Geologi, Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai