ANALISIS MASALAH
1. Mengapa sudut bibir tertarik kekiri dan dahi kanan tidak dapat
dikerutkan?
Manifestasi klinis yang ditimbulkan merupakan lesi nervus fasialis
berdasarkan letaknya yaitu :
a. Lesi di foramen stylomasyoid sehingga terjadinya gangguan
yang menyebabkan paralisis semua otot ekspresi wajah, seperti
sudut mulut tidak bisa diangkat, dahi tidak bisa dikerutkan,
lagoftalmos, bells phenomenon akibat lagofthalmos saat
meunutup kelopak mata, mata melakukan rotasi keatas, serta
hiperlakrimasi.
b. Lesi di kanalis fasialis biasanya dibawah ganglion genikulatum
tetapi diatas persimpangan korda timpani, akan menyebabkan
semua gejala seperti pada lesi di foramen stylomastoid
ditambah dengan hilangnya pengecapan pada 2/3 anterior lidah
pada sisi yang sama.
c. Lesi di saraf yang menuju muskulus stapedius menyebabkan
terjadinya hiperakusis yaitu sensitifitas nyeri terhadap suara
keras.
d. Lesi di ganglion genikulatum akan menyebabkan berkurangnya
saliva serta lakrimasi. (Lowis, 2012)
2. Mengapa sintia mengeluhkan lagoftalmos dan hiper lakrimasi ?
Adanya lesi nervus fasialis di foramen stylomastoid sehingga
terjadinya gangguan yang menyebabkan paralisis semua otot
ekspresi wajah, sehingga fissura palpebrae pun tidak dapat
menutup (Lagofthalmos). Akibat dari lagofthalmos (Mardjono,
2009) dimana aliran air mata ke saccus lakrimalis yang dibantu
muskulus orbicularis oculi terganggu (Lowis, 2012) sehingga air
mata tertimbun disitu (Mardjono, 2009).
II.
LO
1. Bells palsy
1) Definisi
Bells palsy adalah kelemahan pada wajah dengan tipe lower
motor neuron yang disebabkan oleh saraf fasialis idiopatik
DAFTAR PUSTAKA
Eviston TJ, et. al. 2015. Review on Bells palsy: aetiology, clinical
features and multidisciplinary care. BMJ General
Neurology 2015;0:16.