Anda di halaman 1dari 32

PRESENTASI KASUS

PEMBAHASAN

Pembimbing : dr. Imelda Indriyani, SpKJ

KELOMPOK 3
Ivan Dwi Pramudita Sunardi 112012206
Jessica
112012103
Irene Kristi Taslim
112012150
Caroline Saputro
112012164
Alvina Mulya Nanta
112013117
Vicilia
112012028
Cheryl Suseno
112012159
Santi Lestari
112013312

GANGGUAN PSIKOTIK

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan


ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi,
misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau
atau aneh.

Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai


dengan kerusakanmenyeluruh dalam uji realitas seperti
yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicarainkohern
yang

jelas,

mengacau,

atau

perilaku

biasanya

yang

tanpaada

tidak

teratur

kewaspadaan

atau
pasien

terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya

ETIOLOGI
Faktor Psikodinamik stressor pencetus &
lingkungan interpersonal.
Kondisi medis umum (tumor otak, ingesti zat)
Kondisi fisik (neoplasma serebral di oksipital &
serebral halusinasi)
Zat Psikoaktif : penyebab umum dari sindroma
psikotik.

KLASIFIKASI
Skizofrenia dan Gangguan Psikotik Lainnya
Skizofrenia
Gangguan skizotipal
Gangguan Waham Menetap
Gangguan Psikotik Akut dan Semetara
Gangguan Waham Induksi
Gangguan Skizoafektif
Gangguan Psikotik Non-Organik lainnya

KLASIFIKASI (2)
Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)
Episode manik
Gangguan Afektif Bipolar
Episode Depresi
Gangguan Depresif Berulang
Gangguan Suasanan Perasaan Menetap
Gangguan Suasana Perasaan Lainnya

SKIZOFRENIA DAN GANGGUAN


PSIKOTIK LAINNYA
Skizofrenia
.Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang
paling sering
.Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia,
dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik prodromal).
a.

Kriteria Diagnostik Skizofrenia DSM-IV-TR


A

Gejala Karakteristik : Dua (atau lebih) poin berikut, masing masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan
selama periode 1 bulan (atau kurang bila berhasil diobati) :
1) Waham
2) Halusinasi
3) Bicara kacau (sering melantur atau inkoherensi)
4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik
5) Gejala negative, yaitu afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minat

Disfungsi social/okupasional : selama satu porsi waktu yang signifikan sejak awitan gangguan, terdapat satu
atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh
di bawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan terjadi pada masa kanak kanak
atau remaja, kegagalan mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik, atau okupasional yang
diharapkan )

Durasi : tanda kontiyu gangguan berlangsung selama setidaknya 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup
setidaknya 1 bulan gejala(atau kurang bila berhasil diobati) yang memenuhi criteria A (gejala fase aktif) dan
dapat mencakup periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala
negative saja atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam Kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih
lemah (cth, keyakinan aneh, pengalaman perceptual yang tidak lazim)

Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif : Gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan cirri psikotik telah
disingkirkan baik karena (1) tidak ada episode depresif,manic, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan
denga gejala fase aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya relative
singkat dibandingkan durasi periode aktif dan residual.
Eklusi kondisi medis umum/zat : gangguan tersebut tidak disebabkan oleh fisiologis langsung suatu zat(cth obat
yang disalahguakan,obat medis) atau kondisi medis umum
Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive : jika terdapat riwayat gangguan autistic atau gangguan
perkembangan pervasive lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia hanya dibuat bila waham atau halusinasi yang
prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan(atau kurang bila telah berhasil diobati)

E
F

Kriteria Diagnostik Subtipe Skizofrenia DSM-IV-TR


Tipe Paranoid
Tipe Skizofrenia yang memenuhi criteria berikut
A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang sering
B. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau
katatatonik, atau afek datar atau tidak sesuai.
Tipe Hebefrenik (Disorganized)
Tipe skizofrenia yang memenuhi criteria berikut
A. Semua hal di bawah ini prominen
(1) Bicara kacau
(2) Perilaku kacau
(3) Afek datar atau tidak sesuai
A. Tidak memenuhi criteria tipe katatonik
Tipe Katatonik
Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut :
(1) Imobilitas motorik sebagaimana dibuktikan dengan katalepsi (termasuk fleksibilitas
serea) atau stupor
(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yaitu yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak
dipengaruhi stimulus eksternal)
(3) Negativism ekstrim (resistensi yang tampaknya tak bermotif terhadap semua instruksi
atau dipertahankannya suatu postur rigid dari usaha menggerakkan) atau mutisme

Kriteria Diagnostik Subtipe Skizofrenia DSMIV-TR (2)

Tipe tak Terdiferensiasi


Tipe skizofrenia yang gejalanya memenuhi Kriteria A, namun tidak ,memenuhi criteria
tipe paranois,hebefrenik, atau katatatonik.
Tipe Residual
Tipe Skizofrenia yang memenuhi criteria sebagai berikut
A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku sangat
kacau atau katatonik
B. Terdapat bukti kontinu adanya gangguan sebagaimana diindikasikan oleh adanya
gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada Kriteria A untuk
skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah (cth keyakinan yang aneh,
pengalaman perceptual tak lazim)

b.

c.

d.

Gangguan Skizotipal : Tidak terdapat onset yang pasti


dan perkembangan serta perjalanannya biasanya
menyerupai gangguan kepribadian.
Gangguan Waham Menetap: Kelompok ini meliputi
gangguan dengan waham-waham yang berlangsung
lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satusatunya gejala klinis yang khas atau yang paling
mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan
mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara : Memiliki
onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan
yang sempurna biasanya terjadi dala 2-3 bulan, sering
dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan
hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini
berkembang menjadi keadaan yang menetap dan
berhendaya.

d.
.

Gangguan Waham Induksi :


Dua orang atau lebih mengalami waham atau system
waham yang sama, dan sling mendukung dalam
keyakinan waham itu. Yang menderita waham orisinil
(gangguan psikotik) hanya satu orang, waham tersebut
terinduksi (mempengaruhi) lainnya, dan biasanya
menghilang apabila orang-oarang tersebut
dipisahkan.Hampir selalu orang-orang yang terlibat
mempunyai hubungan yang sangat dekat.
Jika ada alas an untuk percaya bahwa duaorang yang
tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang
terpisah, maka tidak astupun diantaranya boleh
dimasukkan dalam kode diagnosis ini.

e.

f.

Gangguan Skizoafektif : Merupakan gangguan yang


bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik
yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada
dalamepisode yang sama.
Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya :
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria
untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang
bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik
yang tidak memenuhi criteria gejala untuk gangguan
waham menetap.

GANGGUAN SUASANA PERASAAN


(MOOD/AFEKTIF)
Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat,


disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan
aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat
keparahan.

Gangguan

Gangguan ini bersifat episode berulang (sekurangkurangnya 2 episode) dimana afek pasien dan yingkat
aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu tertentu terdiri
dari peningkatan afekdisertai penembahan energy dan
aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain
berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan
aktivitas (depresi).

Afektif Bipolar

Episode Depresi

Gejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan


kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya

Gangguan Depresif
Berulang

Gangguan Suasana
Perasaan Menetap

Gangguan Suasana
Perasaan Lainnya

Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi


sedang dan episode depresi berat. Masing-masing
episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan,
akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan
dengan gangguan bipolar.
Terbagi atas (i)Skilotimia, ciri esensialnya adalah
ketidak-stabilan menetap dari afek(suasana
perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan
dan hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang
cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi
criteria gangguan afektif bipolar. (ii)Distimia, cirri
esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung
sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali
cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang.
Kategori sisa untuk gangguan suasana perasaan
menetap yang tidak cukup parah atau tidak
berlangsung lama untuk memenuhi criteria

MANIFESTASI KLINIK
Perilaku kacau
Waham
Halusinasi
Illusi
Tilikan yang buruk

GANGGUAN PSIKOTIK AKUT

Gambaran utama prilaku :


1. Mendengar suara-suara yang tidak ada
sumbernya
2. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak
masuk akal
3. Kebingungan atau disorientasi
4. Perubahan perilaku; menjadi aneh atau
menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan
berlebihan, mengancam diri sendiri, orang
lain atau lingkungan, bicara dan tertawa
serta marah-marah atau memukul tanpa
alasan

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan


psikotik akut adalah sebagai berikut :
1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang
dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak
ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada
bendanya)
2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah
dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien,
misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh
tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa
diamati/diawasi oleh orang lain)
3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

GANGGUAN PSIKOTIK KRONIK


perilaku

EPIDEMIOLOGI

Menurut WHO prevalensi gangguan jiwa


dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga
permil penduduk.

PATOFISIOLOGI
Informasi dari tubuh (nyeri, kelaparan, dll)
otak (daerah sensorik primer) memproses
informasi mengirimkan ke daerah sekunder.
Aktivitas spontan di daerah sensorik primer dpt
menghasilkan halusinasi yg dislah artikan oleh
daerah sekunder sbg informasi dari dunia nyata.
Penafsiran dari Cortex sekunder tersier
korteks otak menciptakan pandangan dunia
koheren.

Otak orang dg psikosis : pengurangan materi abuabu yang signifikan dalam gyrus medial temporal
yang tepat, frontalis lateral yang temporal, dan
inferior, dan di cingulate korteks bilateral orang
sebelum dan setelah mereka menjadi psikotik
Fitur Utama dari psikosis : ketidakmampuan
membedakan rangsangan internal dan eksternal.
Psikosis dikaitkan dg domapin neurotransmitter

Reseptor dopamin D2 memblokir obat


(antipsikotik) cenderung mengurangi intensitas
gejala psikotik, obat yg meningkatkan aktivitas
dopamin (kokain, amfetamin) memicu psikosis.
Disfungsi neurotransmitter glutamat excitory
(aktivitas reseptor NMDA)
Reseptor dopamin D2 menekan aktivitas
adenilat siklase, reseptor D1 meningkat itu. Jika
D2-blocking obat diberikan dopamin diblokir
tumpah ke reseptor D1.

PENATALAKSANAAN
1.

Farmakoterapi

Antipsikotik
Khususnya pada pasien yang berada dalam resiko tinggi untuk
mengalami efek samping ekstrapiramidal (sebagai contohnya,
orang muda), suatu obat antikolinergik kemungkinan harus
diberikan bersama-sama dengan antipsikotik sebagai profilaksis
terhadap gajala gangguan pergerakan akibat medikasi.

Benzodiazepine
efektif untuk jangka singkat dan disertai dengan efek samping
yang lebih jarang daripada antipsikotik

2.
.
.
.
.
.
.
.

Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Psikoterapi re-edukatif
Psikoterapi re-konstruktif
Psikoterapi kognitif
Psikoterapi psiko-dinamik
Psikoterapi perilaku
Psikoterapi keluarga

3.

4.

Psikososial
Diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak
melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan
banyak bergaul (silaturahmi/sosialisasi)
Psikospiritual

PROGNOSIS
Prognosis

PENCEGAHAN
Organobiologik
.Menghindari kemungkina adanya factor genetic
(turunan), maka perlu diteliti riwayat atau
silsilah keluarga.
.Menghindari adanya kemungkinan factor
epigenetic, maka hendaknya selama kehamilan
seorang ibu perlu mendapatkan perawatan yang
baik agar tidak terjadi gangguan pada
perkembangan otak janin.
1.

2.

3.
4.

Psikoedukatif
Pendidikan anak hendaknya sedemikian rupa
sehingga dapat dihindari terbentuknya sifat
atau cirri kepribadian yang rawan atau rentan
bagi terjadinya gangguan skizofrenia
Psiko-religius
Psikososial

DISKUSI KASUS

Menurut PPDGJ III, Gangguan Psikotik akibat


penggunaan zat merupakan fenomena psikotik yang
terjadi selama atau segera sesudah penggunaan zat
psikoaktif (biasanya dalam 48 jam)

Ditandai dengan adanya halusinasi nyata (khasnya


auditorik), kekeliruan identifikasi, waham, gangguan
psikomotor, dan afek yang abnormal.

Harus dipastikan pasien dengan manifestasi ini bukan


gejala dari keadaan putus zat maupun delirium.

Pasien ini dapat di diagnosis banding dengan F 20.1, Skizofrenia


Paranoid, karena ditemukannya gejala pada pasien berupa :
1. Halusinansi auditorik
2. Waham kejar
3. Gejala >= 1 bulan
4. Dan adanya perubahan pada aspek perilaku pribadi
. Namun, yang tidak mendukung diambilnya diagnosis tersebut karena :
1. Tebuktinya penggunaan zat (kanabinoid dan metamfetamin) secara
intensif selama 5 hari SMRS
2. Munculnya gangguan psikotik setelah pasien telah menggunakan zat
. Dengan demikian, diagnosis yang kami ambil untuk pasien ini adalah
Gangguan Psikotik yang diakibatkan oleh penggunaan zat multiple
(kanabinoid dan metamfetamin).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai