Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Pengertian Revolusi Teknologi pada Kehidupan


Berdemokrasi dan Berbangsa di Indonesia
A. Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
2. Dampak globalisasi terhadap masyarakat Indonesia
Bagaikan dua sisi mata uang koin. Munculnya globalisasi tentunya
membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak
globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan dampak negatif di berbagai bidang
kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan akan
berdampak kepada nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa ini.
Sebagai bagian dari bangsa yang besar ini kita harus bisa memanfaatkan dampak
positifnya seoptimal mungkin dan meminimalisir atau buanglah jauh-jauh dampak
negatifnya. Hal tersebut semata-mata demi kepentingan bangsa ini agar semakin baik
kedepannya.
Dan inilah dampak positif dan negatif globalisasi kepada bangsa Indonesia.
Dampak positif globalisasi
1.

Keterbukaan Informasi

Globalisasi membuat akses terhadap informasi semakin terbuka lebar, masyarakat


bisa mendapatkan berbagai informasi dari banyak media, seperti televisi, internet,
sosial media, dan lain-lain. Ini membuat masyarakat semakin terbuka, cerdas dan
berpikir kritis. Ini merupakan salah satu dampak positif yang ditimbulkan dari
globalisasi terhadap bangsa Indonesia.
2.

Komunikasi semakin mudah dan cepat

Dulu mungkin orang tua kita membutuhkan waktu lama (berhari-hari) untuk
berkomunikasi dengan temannya yang berada dinegara lain melalui media
komunikasi konvensional surat menyurat. Tetapi saat ini era tersebut sudah usang,
masyarakat lebih menyukai menggunakan media komunikasi yang murah dan cepat
yaitu dengan telepon, internet dan sosial media.

3.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Globalisasi


memungkinkan orang-orang yang pintar di Indonesia menuntut ilmu diluar negeri
seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Dan jika sudah selesai diharapkan mereka bisa
menerapkan dan mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.
4.

Perekonomian Indonesia semakin menggeliat

Globalisasi membuat laju perekonomian dinegeri ini semakin menggeliat. Hal


tersebut bisa terlihat dari neraca perdagangan kita yang terbilang baik karena nilai
ekspor dan impornya relatif seimbang. Selain itu, Indonesia juga selalu dilirik oleh
dunia internasional sebagai tempat terbaik untuk berinvestasi terutama untuk sektor
pertambangan, pertanian dan industri.
5.

Meningkatnya taraf hidup masyarakat

Dunia yang tanpa batas saat ini memungkinkan seseorang untuk berusaha
meningkatkan taraf hidupnya dan juga keluarganya. Tidak sedikit warga negara kita
yang bekerja diluar negeri untuk membiayai kebutuhan keluarganya didalam negeri.
Meskipun demikian, sudah seharusnya era globalisasi ini diimbangi dengan manusia
yang berpendidikan dan berkarakter.
6.

Persaingan yang sehat

Dengan globalisasi, perekonomian kita dapat menyamakan tarif untuk ekspor impor
semua negara sehingga kegiatan perdagangan menjadi semakin cepat dan persaingan
juga sehat.
Dampak Negatif Globalisasi
1.

Informasi tak terkendali

Arus informasi yang tak terkendali. Tidak semua informasi itu baik untuk kita, ada
juga informasi yang tidak baik dan tidak sesuai dengan kepribadiaan kita. Oleh
karena itu, era globalisasi ini harus diimbangi dengan Spiritual Quotient ( SQ ).
2.

Kebarat-baratan

Menjamurnya budaya barat. Seperti yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat
ini, Kenyataannya saat ini banyak sekali budaya barat yang diadopsi di Indonesia,
akan tetapi sebaliknya, jarang sekali orang-orang yang mau melestarikan budaya asli

Indonesia itu sendiri. Jika hal itu baik maka boleh kita tiru, jika sebaliknya maka
buanglah jauh-jauh.
3.

Sikap individualisme

Saat ini, kita memerlukan bantuan alat atau perangkat untuk mempermudah aktifitas
kita dan kita merasa tak perlu lagi bantuan manusia. Hal ini yang menyebabkan
manusia semakin individualistik, padahal hakikat manusia sebenarnya adalah mahluk
sosial. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menyebabkan orang-orang
cenderung individualistis.
4.

Kesenjangan sosial semakin besar

Meningkatnya konsumerisme dikalangan masyarakat Indonesia. Sifat Konsumtif


dibentuk oleh kita yang cenderung berbelanja produk-produk yang kita inginkan
bukan yang kita perlukan. Kemudahan akses dalam berbelanja dan menbanjirnya
produk-produk dari luar menyebabkan pola hidup konsumtif semakin merajalela.
5.

Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri

karena banyaknya produk luar negeri yang membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa cinta
masyarakat kita terhadap bangsa indonesia. Karena hal tersebut, maka dapat
berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, pendapatan warga negara Indonesia
sendiri menjadi berkurang, karena kebanyakan warga Indonesia lebih suka membeli
makanan dan lain-lain yang berbau luar negeri.
B. Revolusi Teknologi
1. Pengertian Revolusi Teknologi
Revolusi teknologi adalah suatu perkembangan atau perubahan teknologi ke
arah yang lebih maju. Revolusi teknologi tentunya sangat berkaitan erat dengan media
massa.
Menurut Gurevitch dan Blumer (1990:270) fungsi-fungsi media massa adalah:
1. Sebagai pengamat lingkungan dari kondisi sosial politik yang ada. Media massa
berfungsi sebagai alat kontrol sosial politik yang dapat memberikan berbagai informasi
mengenai penyimpangan sosial itu sendiri, yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah,
swasta, maupun oleh pihak masyarakat. Contoh penyimpangan-penyimpangan seperti
praktik KKN oleh pemerintah, penjualan pasir ke Singapura yang mengakibatkan tujuh

pulau hilang dan tenggelam (suatu kerugian yang lebih besar dari sekadar perebutan
pulau Sipadan dan Ligitan), perilaku masyarakat yang tidak tertib hukum/anarkis,
polemik Susno-Polri, dan lain-lain. Berbagai permasalahan sosial tersebut akan membuka
mata kita bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang ada.
2. Sebagai pembentuk agenda (agenda setting) yang penting dalam isi pemberitaannya.
Pembentukan opini dengan cara pembentukan agenda atau pengkondisian politik
sehingga masyarakat terpengaruh untuk mengikuti dan mendukung rencana-rencana
pemerintah. Contohnya: wacana pembatasan subsidi BBM untuk sepeda motor, SKPP
Bibit-Candra, dan lain-lain.
3. Media massa merupakan platform (batasan) dari mereka yang punya advokasi dengan
bukti-bukti yang jelas bagi para politisi, jurubicara, dan kelompok kepentingan. Ada
pembagian lain dari komunikator politik, yaitu yang disebut dengan komunikator
profesional (Carey, 1969). Pembagian ini muncul karena kemajuan-kemajuan dalam
dunia teknologi komunikasi. Sehingga ada batasan/pembagian tugas dan peranan
penyampaian pesan politik.
4. Media massa mampu menjadi tempat berdialog tentang perbedaan pandangan yang
ada dalam masyarakat atau diantara pemegang kekuasaan (yang sekarang maupun yang
akan datang). Media massa sebagai sarana untuk menampung berbagai pendapat,
pandangan, dan paradigma dari masyarakat yang ingin ikut andil dalam membangun
sistem politik yang lebih baik.
5. Media massa merupakan bagian dari mekanisme penguasa untuk mempertahankan
kedudukannya melalui keterangan-keterangan yang diungkapkan dalam media massa.
Hal ini kerap terjadi pada masa Orba, ketika masa Presiden Soeharto berkuasa yang
selalu menyampaikan keberhasilan-keberhasilan dengan maksud agar masyarakat
mengetahui bahwa pemerintahan tersebut harus dipertahankan apabila ingin mengalami
kemajuan yang berkesinambungan.
6. Media massa bisa merupakan insentif untuk publik tentang bagaimana belajar,
memilih, dan menjadi terlibat daripada ikut campur dalam proses politik. Keikutsertaan
masyarakat dalam menentukan kebijakan politik bisa disampaikan melalui media massa
dengan partisipasi dalam poling jajak pendapat dan dialog interaktif. Hasil dari poling
atau jajak pendapat tersebut akan merefleksikan arah kebijakan para politisi. Seperti hasil

poling akhir-akhir ini dinyatakan bahwa sebagian besar masyarakat pemilih pada pemilu
2009, mengharapkan pemerintah hasil Pemilu dapat memprioritaskan perbaikan ekonomi.
Hanya sebagian kecil dari masyarakat yang memilih untuk prioritas pemberantasan
korupsi. Hal ini yang menjadi kekhawatiran para aktivis anti korupsi bahwa hasil itu akan
mempengatuhi arah kebijakan pemerintah sebagai kecenderungan sebagian besar
kelompok masyarakat.
7. Media massa bisa menjadi penentang utama terhadap semua upaya dari kekuatankekuatan yang datang dari luar media massa dan menyusup ke dalam
kebebasannya,integritasnya, dan kemampuannya di dalam melayani masyarakat. Faktafakta kebenaran yang diungkapkan oleh media massa dapat menyadarkan masyarakat
tentang adanya kekuatan-kekuatan berupa terorisme atau premanisme, maupun intimidasi
dari pihak-pihak tertentu yang mencoba mengkaburkan suatu permasalahan.
8. Media massa punya rasa hormat kepada anggota khalayak masyarakat, sebagai
kelompok yang punya potensi untuk peduli dan membuat sesuatu menjadi masuk akal
dari lingkungan politiknya. Adanya kecenderungan dalam menilai para politisi,
komunikator politik, aktivis adalah sebagai pihak yang selalu bicara dengan publik. Oleh
karena itu Bryce (1900) menyatakan bahwa khalayak komunikasi (khususnya dalam
komunikasi politik) pada umumnya akan terpusat pada masalah opini publik
2. Contoh dari revolusi teknologi kehidupan berdemokrasi
terbukanya pasar internasional, devisa negara meningkat, kesempatan kerja lebih

terbuka dan luas


Penunjang arus informasi global melaui siaran televisi baik langsung (melalui

satelit) maupun tidak lang-sung (melalui paket siaran).


Semakin dinamis dan cepat, misalnya berita yang disiarkan pada realtime (dari
tempat kejadian saat peristiwa terjadi) sehingga langsung dapat dikomunikasikan

kepada masyarakat internasional.


Kemajuan pesat dalam teknologi komunikasi dan informasi dalam bentuk

sibernetik 3K (komunikasi, komputer dan kendali).


Terbentuknya jaringan komunikasi global yang mempu memberikan pelayanan
digital terpadu (broadband integrated service digital network) yang sekarang ini
dimulai dengan internet.

Adanya informasi yang berlangsung selama 24 jam sehari, merangsang tindakan

instant dari peminatnya tanpa peduli waktu dan tempat.


Berkembangnya informasi seperti majalah, newsletter, berita faksimil, penerbitan
elektronik dan sebagai-nya yang terbatas pada profesi tetentu yang membutuhkan

perkem-bangan mutakhir setiap ada perubahan bidang tersebut.


Kompleksitas informasi baik jenis, jumlah, maupun kualitasnya yang berkembang

disegala bidang termasuk juga informasi yang tidak berguna (limbah).


Orang berlomba-lomba mengum-pulkan sebanyak-banyaknya infor-masi,

meskipun pada akhirnya tidak mampu mengelola dengan cepat dan tepat.
Terjadinya perkembangan struktur ekonomi negara maju, yaitu dari masyarakat

industri ke masyarakat informasi.


Sektor informasi memainkan peranan terbesar dibanding sektor industri dan

pertanian.
Dalam konteks pembangunan, teknologi informasi merupakan pisau bermata dua
Dari satu sisi, dapat memacu pertumbuhan dan kema-juan. Tetapi dari segi lain,
dapat pula menimbulkan serta memperbesar ke-senjangan sosial seraya
menghambat upaya pemerataan.

3. Dampak positif dan negatif internet


Manfaat Internet Bagi Kehidupan Sehari-hari

Internet sebagai sumber informasi tentang hal apapun tentu akan sangat
membantu kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang bekerja di bidang
pendidikan, bidang literasi, atau bidang kesenian, bisa mencari berbagai informasi
dari internet. Misalnya, bila ada seorang guru atau dosen yang akan memberi
materi pelajaran dan ingin mencari informasi yang lebih banyak, mereka bisa
menggunakan internet.

Keberadaan internet bisa mempermudah atau mempercepat suatu pekerjaan.


Misalnya, ada suatu data dari satu kantor yang harus diserahkan pada kantor lain,
penyerahan ini bisa memanfaatkan media surat elektronik (email) yang tentunya
menggunakan internet.

Dalam hal pergaulan, internet juga punya peranan yang sangat besar. Banyaknya
forum dan jejaring sosial saat ini yang bisa membantu siapa saja untuk menambah

pergaulan. Ini juga merupakan salah satu manfaat internet bagi masyarakat.
Anda pun bisa menjalankan sebuah bisnis di internet. Contohnya bisnis online,
seperti bukalapak.com, tokopedia dan bisa juga di instagram.

Semua bidang ekonomi, sosial, budaya dan lain lain.


Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a)

Bidang Politik, Dari segi politik, globalisasi akan memberikan pengaruh

positif pada pemerintahan sehingga dapat dijalankan secara terbuka dan


demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian terpenting dari suatu negara,
maka apabila pemerintahan dijalankan secara baik tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Wujud tanggapan tersebut dapat berupa semangat
nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
b)

Bidang Ekonomi, Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional,

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan mata uang negara. Dengan


adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
c)

Bidang sosial budaya, Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola

berpikir yang baik seperti semangat kerja yang tinggi, disiplin dan Iptek(ilmu
pengetahuan teknologi) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme
kita terhadap bangsa.
Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
a)

Globalisasi dapat memberikan pandangan pada masyarakat bahwa

liberalisme(kebebasan berekspresi setiap individu) dapat membuat perubahan


yang baik bagi mereka. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi
perubahan dari ideologi Pancasila (nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia)
menjadi ideologi liberalisme (kebebasan). Jika hal tesebut terjadi maka akibatnya
rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

b)

Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk

dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald, Coca
Cola, Pizza Hut, dll.) menyebar pesat di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c)

Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri

sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang cenderung meniru budaya
barat.
d)

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan

miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Apabila


dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara satu dengan yang lain. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
e)

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian

antarperilaku sesama warga. Karena masyarakat merasa dimudahkan dengan


teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain
dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara

C. Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda


1. Faktor Penyebab Internal
a)

Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga

membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.

b)

sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme

dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan
peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
c)

Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,

telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang
ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
d) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e)

Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku

lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada
persatuan bangsa.
2. Faktor Penyebab Eksternal
a)

Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih

kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya


para pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan
budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan
budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman
keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia
b)

Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak

pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap
individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan
sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.

Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Seperti yang kita ketahui, sila pertama adalah sila yang berhubungan dengan moral
serta keyakinan pada manusia. Tanpa adanya keyakinan penuh akan ajaran agama, seseorang
dapat melakukan tindakan diluar norma. Website yang sedianya dapat berupa media yang baik

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak baik di tangan orang yang tidak ber-akhlak,
seperti yang diketahui cyber crime kerap terjadi akhir-akhir ini.
Pada Dunia Maya seperti internet , banyak sekali orang-orang yang sengaja menyebarkan doktrin
sesat yang bisa mengganggu kehidupan beragama di Indonesia. Bahkan ada pula ajaran sesat
yang sengaja mengajak para pembaca nya untuk mengikuti ajaran serta keyakinan sesat , dan
tidak sedikit pula yang menjadi korban.
2.

Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Sila Kemanusiaan yang Adil Beradab


Tanpa menyadari sikap ini, seseorang bisa saja saling menghujat satu sama lain lewat media

yang diciptakan melalui teknologi informasi. Padahal sedianya dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan rasa kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh masyarakat aktivis-aktivis sosial
menggunakan media website dalam membangun jaringannya maupun saat menggalang dana
untuk kepedulian bencana dan lain sebagainya.
3.

Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Sila Persatuan Indonesia


Sangat jelas teknologi dapat menciptakan media pemersatu bangsa. Seperti yang dijelaskan

sebelumnya disaat daerah lain terkena bencana , orang-orang di daerah lain setelah melihat
kejadian tersebut di media teknologi bersatu membantu para korban.
Namun bisa juga dapat menciptakan kerusakan pada persatuan dan kesatuan Indonesia. Pada
Forum diskusi dunia maya (contoh : kaskus) banyak sekali orang yang ingin menganggu
kestabilan kerukunan beragama dengan membuat suatu bahan diskusi yang bersifat SARA
seperti menjelek-jelekan suatu agama tertentu atau suku tertentu, sehingga banyak anggota forum
yang larut dalam emosi .

4.

Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Melalui teknologi, media komunikasi yang baik dapat tercipta dan komunikasi yang baik
mendukung terciptanya kebijakan yang baik pula. Jika musyawarah dapat dilakukan tanpa harus
memikirkan kendala letak geografis para anggota majelis, maka betapa efisiennya hal tersebut.
Dan teknologi informasi memungkinkan penerapannya
5.

Keterkaitan Teknologi Informasi dengan Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
Indonesia ini luas dan informasi berkembang cepat. Informasi menyangkut Negara adalah hak

setiap warnga Negara untuk mengetahuinya. Apa yang diketahui warga Jakarta seharusnya juga
dapat diketahui warga di pelosok lain dinegeri ini. Namun sayang, tidak semua warga Negara
mampu memiliki akses untuk mendapat berita dengan mudah. Dan inipun dapat dipermudah
dengan teknologi informasi.
Contoh kasus :
Jadi ada beberapa sebab yang menyebabkan hilangnya rasa nasionalisme pada generasi muda
sekarang yang sangat ketagihan dalam bermain game. Jadi kita awali dari lingkup kecil yaitu
keluarga dan lingkungan sekitar, ketika sikap keluarga yang tidak mencerminkan sikap
nasionalisme dan tidak peduli ditambah lagi dengan keadaan lingkungan yang tak peduli (acuh)
pada nasionalisme maka hal ini akan menyebabkan anak-anak lebih cenderung untuk
menghabiskan waktunya untuk bermain game daripada untuk mempelajari dan meniru sikap
nasionalisme dari orang-orang terdekatnya. Ingat anak-anak adalah peniru yang baik terhadap
lingkungan sekitarnya. Lalu adanya juga ketertinggalan indonesia dalam berbagai hal, salah
satunya bidang teknologi (contoh dalam kompetisi game online) yang menyebabkan lebih
bangga memakai negara lain di game ketimbang negaranya sendiri dan membeli dan memainkan
game-game dari luar negeri ketimbang game yang dibuat dari bangsa indonesia. Ada juga yang
disebabkan oleh paham liberalisme yang ikut tersebar dalam globalisasi yang menyebabkan
anak-anak memiliki sikap individualisme, hal ini tentu didapatkan anak-anak juga dari
pertemanannya di dunia game yang bertanya-tanya dengan teman mainnya di negara-negar barat
pada umumnya. Dan juga jika anak-anak telah ketagihan dalam bermain game maka ini akan
menyebabkan waktu yang terbuang hanya untuk memenuhi hasratnya saja dalam bermain game

yang seharusnya di waktu tersebut dapat dilakukan kegiatan yang lebih berharga (misalkan untuk
mengikuti ekskul atau organisasi kepemudaan). Kita ambil contoh misalkan dalam game perang
yang memperlihatkan kekerasan dan membunuh dengan senjata yang dimainkan di permainan
tersebut membuat jiwa dan mental mereka terkena dampaknya, yaitu seperti kejadian peledakan
bom, tawuran antar pelajar sekolah dan antar warga yang menunjukkan bahwa generasi muda
telah menipis bahkan pudar rasa nasionalismenya.

Anda mungkin juga menyukai