DAN IKAN
Oleh
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
:
: Hikmah Widyaningrum
: B1J012048
: II
:3
I.
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat media alami berupa plasma
dan serum yang berasal dari darah ayam dan darah ikan.
II.
II.1 Materi
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, EDTA, darah ikan nilem
(Osteochilus hasselti) dengan ukuran 80-100 g dan ayam jantan (Gallus gallus)
dewasa muda.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meja operasi,tissue,
sentrifugator, tabung sentrifuge mikro 1,5 mL, tabung sentrifuge 15 mL plastik dan
gelas, spuit injeksi volume 1 dan 3 mL, alat bedah, botol, pipet transfer, bunsen
spiritus, refrigerator dan kertas label.
2.2
Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
a. Pembuatan serum dan plasma darah ayam :
selama 1 hari.
7. Sediaan plasma dan serum ayam disentrifuse selama 10 menit dengan
kecepatan 3000 rpm.
8. Supernatan yang terbentuk diambil dengan mikropipet dan tip kemudian
dipindahkan ke tabung eppendorf baru.
9. Volume plasma dan serum ayam dicatat.
b. Pembuatan serum dan plasma darah ikan :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Darah ayam diambil pada vena caudalis yang terletak di bagian pangkal ekor
atau pada bagian jantung dengan menggunakan spuit injeksi (untuk pembuatan
serum, spuit injeksi tidak perlu diberi EDTA, sedangkan untuk pembuatan
3.
4.
5.
6.
1 hari.
7. Sediaan plasma dan serum ikan disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm.
8. Supernatan yang terbentuk diambil dengan mikropipet dan tip kemudian
dipindahkan ke tabung eppendorf baru.
9. Volume plasma dan serum ikan dicatat.
III.
3.1
Hasil
Sumber
Vo
P (VB)
S (VB)
0,6
0,2
V1
Warna
0,5
0,1
Kuning
Kuning
Ayam
Ikan
S1 (Ca)
0,24
0,15
S2 (Cr)
0,22
0,12
S3 (Cr)
0,29
0,13
S4 (Ca)
0,41
0,3
P1 (Vc)
0,48
0,18
P2 (Vc)
0,1
20 L
Data Pengamatan Plasma dan Serum kelompok 3
Kuning
Jingga
Jingga
JIngga
Merah Tua
Merah Tua
3. 2 Pembahasan
Medium merupakan faktor penting bagi pertumbuhan sel di luar sistem tubuh.
Medium memberikan lingkungan ekstrasel yang mirip dengan kondisi asal sel
tersebut di dalam tubuh serta menyediakan berbagai nutrien penting bagi sel.
Komponen-komponen yang minimum harus ada di dalam medium, menurut
(Purnomo, 2009) adalah: bahan pembangun (lipid, berbagai asam amino, dan
karbohidrat sederhana), sumber energi (karbohidrat sederhana), zat-zat mengatur
aktivitas sel (berbagai mineral, enzim), bufer, dan antibiotik. Konsentrasi akhir dari
larutan medium harus isotonis dengan sitoplasma dengan pH netral, nontoksik, dan
steril.
Menurut Purnomo (2009), berdasarkan komponen yang terkandung
didalamnya, serum terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1. Serum albumin adalah protein dengan jumlah terbanyak di dalam tubuh.
Albumin sangat penting demi memelihara tekanan osmosis untuk distribusi
fluida tubuh antara intravascular compartment dan jaringan tubuh. Albumin
juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara tidak langsung
mengikat beberapa hormon steroid hydrophobic dan protein pengusung bagi
hemin dan asam lemak dalam sirkulasinya.
2. Serum globulin adalah istilah umum yang digunakan untuk protein yang tidak
larut, baik di dalam air maupun di dalam larutan garam konsentrasi tinggi,
tetapi larut dalam larutan garam konsentrasi sedang. Globulin mempunyai
rasio 35% dari protein plasma, berguna untuk sirkulasi ion, hormon dan asam
lemak dalam sistem kekebalan. Beberapa jenis globulin mengikat
hemoglobin, beberapa yang lain mengusung zat besi, berfungsi untuk
melawan infeksi, dan bertindak sebagai faktor koagulasi.
3. Serum lipoprotein adalah senyawa biokimiawi yang mengandung protein dan
lemak. Lipoprotein dapat berbentuk enzim, transporter, protein struktural,
antigen, adesin, toksin, high density lipoprotein dan low density lipoprotein
yang memungkinkan lemak terusung di dalam darah, dan protein
transmembran yang terdapat pada mitokondria (terdapat juga pada kloroplas
tanaman), serta lipoprotein bakterial.
4. Serum regulator (Regulatory protein) yang hanya berjumlah 1% dari protein
plasma, terdiri dari enzim, proenzim dan hormon.
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil dari sentrifuge supernatan darah yang
diperoleh menunjukkan bahwa serum darah dari ayam yang diperoleh berwarna
kuning bening. Sesuai dengan pernyataan Ouellet et al (2006), supernatan yang baik
adalah supernatan yang berwarna kuning. Jika supernatan berwarna merah yang
diperoleh, kemungkinan terdapat kesalahan pada langkah kerja sehingga masih
terdapat sel darah pada serum yang diamati yang mengakibatkan timbulnya warna
merah pada supernatan.
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Komponen utamanya adalah air.
Di dalam plasma darah terlarut molekul-molekul berbagai ion, yang meliputi glukosa
sebagai sumber energi utama untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion ini
terdapat banyak dalam plasma darah, misalnya natrium. Berbagai ion dan molekul
tersebut diedarkan ke seluruh tubuh sehingga ion yang lain juga ikut tersebar. Sekitar
7% plasma darah berupa berbagai molekul protein. Molekul protein yang dimaksud
misalnya 4% serum albumin, 2,7% serum glubolin, dan 0,3% fibrinogen. Setelah
darah membeku oleh fibrinogen, yakni komponen untuk proses pembekuan darah,
bekuan tersebut akan mengkerut secara lambat, sehingga keluarlah suatu cairan
bening yang disebut serum. Serum merupakan cairan darah yang tidak mengandung
fibrinogen.
Serum
dengan
plasma.
serum
tidak
tidak
mengandung
fibrinogen,
mengandung
plasma
dalam
kedokteran
Penggunaan
serum
dalam
kedokteran
Plasma yang paling sering digunakan untuk Serum yang paling sering digunakan untuk jenis
transfusi untuk orang yang menderita hemofilia darah. Serum ini juga digunakan untuk berbagai
atau
kelainan
pembekuan
darah
darah.
Plasma dipisahkan dari darah karena hal ini Serum darah memiliki antigen lebih dari darah
meningkatkan umur panjang - frozen plasma atau plasma, sehingga lebih mujarab untuk tes.
dapat
Plasma
disimpan
lebih
hingga
mudah
satu
tingkat
konstituen
darah.
sementara seluruh darah membutuhkan jauh lebih ini antikoagulan dalam plasma atau darah dapat
lama, sehingga dapat menyumbangkan lebih menarik air keluar dari sel, menipiskan sampel
sering.
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
T. D. Clark, M. R. Donaldson, S. M. Drenner, S. G. Hinch,D. A. Patterson,
J.Hills,V.Ives, J. J. Carter, S. J. Cooke and A. P. Farrell. 2011. The efcacy
of eld techniques for obtaining and storing blood samples from shes.
Journal of Fish Biology. (79): 13221333
Freshney, I. 2000. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique, fourth
edition. John Wiley and Sons Inc, New York.
Ouellet, S., Franois V., Maryse L., Steeve L., Rgen D., Sylvain L. G. 2006.
Transcriptional regulation of the cyclin-dependent kinase inhibitor 1A
(p21) gene by NFI in proliferating human cells. Universit de Sherbrooke,
Qubec, Canada.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk
SMA dan MA, p. 386. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
McMaster, Marvin C. 2007. HPLC: A Practical Users Guide. John Wiley & Sons
Inc, New Jersey.