Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
negara anggota mematuhi ketentuan dalam Art.1 sampai dengan 12, serta Art. 19
dari Paris Convention.
Berne Convention3 termasuk menjadi rujukan dalam TRIPs setelah Paris
Convention. Sesuai dengan namanya, Berne Convention mengatur mengenai
cabang kedua dari Hak Kekayaan Intelektual yaitu hak cipta dan pararel dengan
Paris Convention, Berne Convention merupakan pelopor kesepakatan internasional
di bidang tersebut. TRIPs mengharuskan negara-negara anggotanya mematuhi Art.1
sampai dengan Art.21 Berne Convention beserta lampirannya. Namun demikian, hal
tersebut tidak berlaku dalam hubungannya dengan hak yang diberikan Art.6 bis,
yaitu pengaturan tentang merek terkenal.
Berne Convention memiliki tiga prinsip dasar yaitu:4
1) Terhadap karya dari satu negara diberikan perlindungan yang sama di
tiap negara anggota konvensi, sebagaimana yang diberikan kepada
karya dari negara asalnya;
2) Perlindungan di atas tidak boleh kondisional harus otomatis; dan
3) Perlindungan independen.
Berne Convention menguraikan mengenai ketentuan-ketentuan pembentukan
Union (dimaksudkan untuk melindungi hak para pencipta atas karya-karya seni dan
sastra mereka), perlindungan karya cipta, kriteria pemberian perlindungan, kriteria
perlindungan bagi karya-karya sinematografi; arsitektur; dan karya artistik tertentu,
hak-hak yang diberikan, pembatasan perlindungan atas karya tertentu dan Warga
Negara Bukan anggota Union, jangka waktu perlindungan, perlindungan karya
3 Indonesia merupakan salah satu negara anggota Berne Convention sejak tanggal 5
September 1997 melalui Keputusan Presiden No.18 Tahun 1997.
4 Achmad Zen Umar Purba, Op. Cit., hlm.44
mengaitkan
Hak
Kekayaan
Intelektual
dengan
konsep
perdagangan
Ciri-ciri pokok persetujuan TRIPs ini pada dasarnya berpola pada tiga hal,
yaitu:
1) TRIPs lebih berpola pada norma-norma dan standar-standar yang
berbeda dari persetujuan-persetujuan internasional lain, terutama
perjanjian-perjanjian di bidang perdagangan barang (Trade in Goods),
yang lebih banyak berpola pada aspek-aspek yang konkret seperti akses
ke pasar dan tarif;
2) Sebagai persyaratan minimal, TRIPs menetapkan sebagai salah satu
cirinya yaitu Full Compliance terhadap beberapa perjanjian internasional
di bidang HKI;
3) TRIPs memuat ketentuan-ketentuan mengenai penegakan hukum yang
ketat berikut mekanisme penyelesaian sengketa yang diberi sarana
berupa hak bagi negara yang dirugikan untuk mengambil tindakantindakan batasan di bidang perdagangan secara silang.
Selain ketiga ciri di atas, terdapat tiga unsur lainnya yang terkandung dalam
TRIPs
yang
perlu
dicermati
oleh
negara-negara
yang
bermaksud
untuk
Suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena
faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau
kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang dihasilkan.
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis, pada
Pasal 2 menentukan bahwa tanda yang dimaksudkan dalam Pasal 1 angka (1)
merupakan nama tempat atau daerah maupun tanda tertentu lainnya yang
menunjukkan asal tempat dihasilkan barang yang dilindungi oleh Indikasi Geografis.
Barang dalam hal ini dapat berupa hasil pertanian, produk olahan, hasil kerajinan
tangan, atau barang lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka (1) PP
No.51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis.
Selain sebagai tanda pembeda, aspek-aspek khusus dari nama asal barang
ini juga harus memiliki nilai ekonomis. Hal tersebut berarti bahwa nama asal itu tidak
hanya harus berfungsi untuk membedakan suatu barang dari barang lainnya, tetapi
juga harus jelas bahwa tempat asal ini memiliki pengaruh yang besar terhadap
peningkatan kualitas atau mutu barang tersebut, sehingga meningkat pula harga
jualnya.11
Jika dilihat dari segi rumusan, definisi Indikasi Geografis berdasarkan TRIPs
Pasal 22 ayat (1) dengan ketentuan Indikasi Geografis pada Pasal 56 ayat (1) UU
Merek dan Pasal 1 angka (1) PP No.51 tahun 2007, di mana ketiga definisi tersebut
terdiri dari dua hal pokok yaitu tanda yang menunjukkan suatu daerah asal atau
barang yang dipengaruhi oleh faktor alam dan atau manusia serta memaparkan
bahwa produk dari barang yang dihasilkan tersebut memiliki ciri dan kualitas.
11 Miranda Risang Ayu, Op. Cit., hlm. 43
12
Pengaruh lingkungan ini juga diartikan secara lebih luas sebagai pengaruh
lingkungan alam sebagai totalitas, seperti cara pandang yang dianut dalam Konvensi
Internasional tentang Keanekaragaman Hayati (the International Convention on
Biodiversity). Berdasarkan konteks tersebut, lingkungan alam dapat juga dipandang
sebagai suatu kesatuan alamiah yang dapat juga mencakup faktor manusia, yakni
penduduk asli, yang tidak terpisahkan dari lingkungan tersebut. Hal tersebut
disebabkan karena TRIPs tidak secara spesifik menentukan aspek-aspek ini selain
bahwa aspek-aspek itu harus secara signifikan menentukan kualitas, reputasi atau
12 Ibid, hlm. 31
karakter-karakter khusus lain dari suatu barang, aspek-aspek lingkungan ini dapat
saja diartikan secara luas.13
Indikasi Geografis pada pokoknya memuat empat elemen dasar yaitu: 14
1)
2)
3)
4)
13 Ibid, hlm. 32
14 www.dgip.go.id/ebhtml/hki/filecontent.php?fid=14872
15 Ibid., Hlm.2
Berdasarkan Pasal 6 ayat (3) PP No. 51 tahun 2007 tentang Indikasi Geografis,
buku persyaratan harus memuat:
a.
b.
c.
d.
Daftar isi;
Nama Indikasi Geografis yang dimohonkan pendaftarannya;
Nama barang yang akan dilindungi Indikasi Geografis;
Uraian karakteristik dan kualitas yang membedakan barang tertentu
dengan
barang
lain,
dimana
memiliki
kategori
yang
sama
dan
l.
persyaratan;
Daftar lampiran.
konsumen pada pasar yang sangat beragam dalam kaitan dengan asal, kualitas
serta reputasi produk yang bersangkutan.16
Adapun manfaat perlindungan Indikasi Geografis yaitu: 17
1) Memperjelas identifikasi produk dan menetapkan standar produksi serta
standar proses diantara para pemangku kepentingan Indikasi Geografis;
2) Menghindari terjadinya praktik persaingan curang dalam perdagangan,
memberikan perlindungan bagi konsumen dari penyalahgunaan reputasi
Indikasi Geografis dengan cara menjual produk yang berasal dari daerah
lain yang memiliki karakteristik berbeda bahkan lebih rendah;
3) Jaminan pada kualitas produk yang dilindungi Indikasi Geografis sebagai
produk asli memberikan kepercayaan pada konsumen;
4) Membina para produsen lokal dan mendukung
memperkuat
organisasi
sesama
pemegang
hak
koordinasi
dalam
serta
rangka
Sarung
Sutera
Mandar
dari
pihak
lain.
Misalnya
seperti
persyaratan
tersebut
bahwa
permohonan
dianggap
ditarik
kembali
dan
permohonan.
Setelah
tim
ahli
Indikasi
Geografis
di
Daftar
Umum
Indikasi
Geografis
yang
memuat
nomor
permohonan, nama lengkap dan alamat pemohon, nama dan alamat kuasanya,
tanggal penerimaan serta mengumumkan informasi yang terkait dengan Indikasi
Geografis termasuk abstrak dan buku persyaratan dalam berita resmi Indikasi
Geografis, kurung waktu paling lama tiga puluh hari sejak tanggal diterimanya
usulan dari tim ahli Indikasi Geografis. Selama dalam jangka waktu paling lama
sepuluh hari sejak tanggal disetujuinya Indikasi Geografis, pengumuman
sebagaimana yang dimaksud di atas akan dilaksanakan selama tiga bulan.
Sedangkan bagi permohonan yang dinyatakan ditolak oleh tim ahli
Indikasi Geografis, dalam waktu paling lama tiga puluh hari sejak tanggal
diterimanya usulan dari tim ahli Indikasi Geografis, Direktorat Jendral
memberitahukan secara tertulis kepada pemohon atau melalui kuasanya dengan
menyebutkan alasan penolakan. Selama kurung waktu paling lama tiga bulan
terhitung sejak tanggal penerimaan surat pemberitahuan, pemohon atau
kuasanya dapat menyampaikan tanggapan atas penolakan tersebut dengan
menyebutkan alasan. Sejak diterimanya tanggapan pemohon atau kuasanya,
Direktorat Jenderal menyampaikan tanggapan penolakan tersebut kepada Tim
Ahli Indikasi Geografis.
Sehubungan dengan tanggapan penolakan tersebut Tim Ahli Indikasi
Geografis akan melakukan pemeriksaan kembali dan mengusulkan keputusan
dalam jangka waktu paling lama tiga bulan. Keputusan tersebut dapat berupa:
a. Menyetujui tanggapan penolakan
Seperti halnya dengan prosedur sebelumnya setelah permohonan
dinyatakan disetujui, tim ahli Indikasi Geografis akan menyampaikan
usulan kembali kepada Direktorat Jenderal agar Indikasi Geografis
didaftarkan di Daftar Umum Indikasi Geografis yang memuat nomor
permohonan, nama lengkap dan alamat pemohon, nama dan alamat
kuasanya, tanggal penerimaan serta mengumumkan informasi yang
terkait dengan Indikasi Geografis termasuk abstrak dan buku
persyaratan dalam berita resmi Indikasi Geografis, kurung waktu
paling lama tiga puluh hari sejak tanggal diterimanya usulan dari tim
ahli Indikasi Geografis. Selama dalam jangka waktu paling lama
sepuluh
hari
pengumuman
sejak
tanggal
sebagaimana
disetujuinya
yang
Indikasi
dimaksud
Geografis,
diatas
akan
Jenderal
menetapkan
keputusan
untuk
menolak
permohonan dan selama kurung waktu paling lama tiga puluh hari
Direktorat Jenderal akan memberitahukan secara tertulis keputusan
penolakan tersebut kepada pemohon atau melalui kuasanya dengan
menyebutkan alasan. Selama kurung waktu paling lama tiga bulan,
terhitung sejak tanggal diterimanya pemberitahuan keputusan
penolakan, pemohon atau kuasanya dapat mengajukan banding
kepada Komisi Banding Merek.
Berbeda halnya ketika pemohon maupun kuasanya tidak mengajukan
banding kepada Komisi Banding Merek dalam jangka waktu yang telah diberikan,
Direktorat Jenderal akan mengumumkan keputusan tersebut dalam Berita Resmi
Indikasi Geografis dengan memuat nomor permohonan, nama lengkap dan
alamat pemohon, nama dan alamat kuasanya, dan nama Indikasi Geografis yang
dimohonkan pendaftarannya.
Setiap pihak dapat mengajukan keberatan terhadap hasil keputusan
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal, namun hak tersebut dibatasi selama
jangka waktu pengumuman disetujuinya tanggapan penolakan dan atau
pendaftaran Indikasi geografis. Keberatan tersebut ditujukan kepada Direktorat
Jenderal secara tertulis dalam rangkap tiga dengan membayar biaya. Keberatan
tersebut memuat alasan yang disertai bukti yang cukup bahwa permohonan
Geografis
Sarung
Sutera
Mandar
dalam
Kepala
Bagian
Penyuluhan
Hukum
Kantor
Wilayah
belum
mendapatkan
pengetahuan
secara
pasti
pedesaan20,
akan
mengalami
kesulitan
dalam
hal
yang
harus
dilakukan,
baik
berupa
ditolaknya
penyampaian
barang
tersebut
sebanding
geografis;
Untuk mendapatkan keuntungan dari pemakaian;
Untuk mendapatkan keuntungan atas reputasi
Indikasi
Geografis;
c. Pemakaian Indikasi Geografis yang dapat menyesatkan masyarakat
sehubungan dengan asal-usul geografis barang tersebut;
d. Pemakaian Indikasi Geografis secara tanpa hak sekalipun tempat
asal barang dinyatakan;
e. Peniruan atau penyalahgunaan lainnya yang dapat menyesatkan
sehubungan dengan asal tempat barang atas kualitas barang yang
tercermin dari pernyataan yang terdapat dalam pembungkus atau
kemasan, keterangan dalam iklan, keterangan dalam dokumen
mengenai barang tersebut, serta informasi yang dapat menyesatkan
mengenai asal usulnya (dalam hal pengepakan barang dalam suatu
kemasan).
Setiap produsen/penenun yang berhak menggunakan Indikasi Geografis
dari Sarung Sutera Mandar, lembaga yang mewakili masyarakat, atau lembaga
yang diberikan kewenangan (lembaga pemerintah di daerah yang membidangi
barang yang diajukan untuk permohonan) dapat mengajukan gugatan terhadap
pelanggaran tersebut ke Pengadilan Niaga.
Manfaat
yang
akan
didapatkan
produsen/penenun
ketika
telah
kualitas
yang
sesuai
dengan
harapannya.
Konsumen
tidak
berkepentingan untuk mengubah diri menjadi penjual produk untuk dibeli. Jadi,
pemosisian konsumen seperti ini tidak sesuai dengan adanya unsur konsumen
dalam sistem perlindungan Indikasi Geografis, karena konsumen merupakan
penerima perlindungan pasif dan bukan aktif. 22
Kedua, jika sampai ada konsumen yang mendaftarkan suatu Indikasi
yang ternyata masih merupakan jerih-payah suatu kelompok produsen, produsen
tersebut akan sangat dirugikan. Ini bertentangan dengan moralitas sejarah
perlindungan Merek dan Indikasi Geografis sendiri, yang juga dimaksudkan untuk
mengaitkan tanda yang tertera pada suatu produk dengan kelompok produsen
tertentu yang memang merupakan penghasil dari produk tersebut. Jika pun
konsumen diharuskan untuk memiliki andil dalam proses perlindungan suatu
Indikasi Geografis, tampaknya lebih tepat jika andil tersebut bukan dalam bentuk
hak untuk mengajukan aplikasi pendaftaran, tetapi hak untuk berpartisipasi
mengajukan
keberatan,
jika
ternyata
pendaftaran
itu
akan
merugikan
23 Ibid.