Anda di halaman 1dari 28

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

PENGGUNAAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI BENGBULANG 01

Oleh
D AS WAT I
815821835
daswati_bengbulang02@yahoo.com
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
UPBJJ Purwokerto
2013

ABSTRAK
Penelitian dilatarbelakangi masalah rendahnya prestasi belajar dalam
konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil observasi awal
menunjukkan siswa kurang memahami materi karena kurang optimal dan
kreatifnya guru dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan alat peraga garis
bilangan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Rumusan masalahnya adalah apakah penggunaan alat peraga garis bilangan
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, sedangkan tujuannya
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa melalui penggunaan alat
peraga garis bilangan. Penelitian dilakukan melalui proses pengkajian berdaur
(PTK) yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,,
dan refleksi. Data hasil belajar diambil dengan perangkat tes berupa tes objektif,
data motivasi belajar melalui lembar observasi. Teknis analisis menggunakan
teknik deskriptif komparatif. Hasil pembelajaran menggunakan peraga garis
bilangan terbukti meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Dibuktikan
dengan peningkatan motivasi dari 11 siswa (42,31%), menjadi 16 siswa
(61,54%), dan 100% pada siklus terakhir, dan prestasi belajar dari 58,08,
menjadi 65,77, dan 75,38 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan belajar
sebanyak 5 siswa (19,23%) menjadi 53,85% atau 14 siswa, dan 24 siswa atau
92,31% pada siklus kedua. Kesimpulannya adalah penggunaan peraga garis
bilangan mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri Bengbulang 01 dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
Kata Kunci: garis bilangan, motivasi, prestasi belajar.

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika adalah ilmu yang perlu dikuasai oleh setiap orang, sebab
matematika berkenaan dengan kehidupan manusia. Bahkan matematika bisa
merupakan prasyarat untuk menguasai materi matematika yang lain, bahkan
untuk pelajaran yang lain seperti IPA. IPS, Bahasa Indonesia, dan lain-lain.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), mata pelajaran
matematika di kelas IV sekolah dasar bertujuan untuk mengenal, menyikapi,
dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Hal sebagaimana dijelaskan di atas

dapat

dilihat berdasarkan fakta di

lapangan bahwa hanya lima siswa (19,23%) dari 26 siswa IV SD Negeri


Bengbulang 01 yang memperoleh nilai KKM sebesar 69, dan masih terdapat 21
siswa atau 80,77% siswa yang belum tuntas belajar dengan perolehan nilai ratarata prestasi belajar secara klasikal sebesar 58,08.
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi terindentifikasi beberapa masalah
yang mempengaruhi rendahnya motivasi dan prestasi pembelajaran matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat antara lain :
1. Keterbatasan kemampuan berfikir siswa
2. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat
kurang
3. Ketidakberanian siswa dalam menanyakan materi pelajaran yang belum jelas
atau belum dikuasai.
4. Situasi pembelajaran yang kurang menarik dan menyenangkan sehingga
terkesan kaku.
5. Kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
disajikan oleh guru.
6. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
7. Rendahnya prestasi belajar siswa
Melalui diskusi dan
permasalahan

penyebab

kajian literatur dan refleksi diri ditemukan


rendahnya

penguasaan

siswa

terhadap

materi

pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat


antara lain :
1. Model pembelajaran yang diambil tidak tepat, sehingga guru tidak mampu
mengembangkan model dialog yang efektif, aktif dan kreatif.
2. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan
penemuan informasi.
3. Guru tidak mampu membaca situasi dan kondisi pada saat pembelajaran
berlangsung.
4. Guru kurang mampu memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang
tepat
5. Guru belum menggunakan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa maupun materi pembelajaran yang disampaikan.
6. Metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa.
7. Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan guru tidak kondusif, dalam arti
tidak memberikan kesan menyenangkan siswa saat dibelajari materi
pembelajaran.
Perumusan Masalah
Apakah

penggunaan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Bengbulang 01 dalam


pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas

IV SD

Negeri Bengbulang 01 dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan


pengurangan bilangan bulat melalui penggunaan alat peraga garis bilangan.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Memperoleh gambaran mengenai penggunaan alat peraga garis
bilangan

dalam

pembelajaran

matematika,dan

menambah

khasanah

pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran matematika materi

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga


garis bilangan, dan sebagai bahan kajian penelitian lebih lanjut.

Manfaat Praktis
Bagi siswa:
Memperbaiki belajar siswa, agar prestasi belajar siswa meningkat, siswa
merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga minat belajar siswa meningkat,
memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa, sehingga siswamempunyai
kesan dalam belajarnya, siswa dapat menarik kesimpulan atau memecahkan
masalah setelah melakukan eksperimen dalam pembelajaran matematika, dan untuk
memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga motivasi
siswa dan prestasi belajar siswa meningkat.
Bagi guru:
Guru

dapat

memperbaiki

dan

meningkatkan

kualitas

pendekatan

pembelajaran di kelas, sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan

guru dapat dikuasai siswa, guru akan terbiasa untuk melakukan penelitian tindakan
kelas dengan merancang pendekatan-pendekatan pembelajaran yang baru guna
meningkatkan prestasi belajar siswanya, guru dapat meningkatkan kemampuan
meneliti dan menyusun laporan dalam

bentuk

karya

ilmiah

yang

baku,

sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu yang lebih kuat.


Bagi sekolah:

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi positif pada sekolah


dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran, diharapkan dapat
memberikan

kontribusi

bagi

penentuan

kebijakan khususnya dalam

peningkatan kualitas pendidikan.


KAJIAN PUSTAKA
Kerangka Teori
Motivasi Belajar Siswa
Pengertian Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak

di

dalam

diri

siswa

yang

menimbulkan,

menjamin

kelangsungan dan memberi arah kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan

tercapainya tujuan. Bahkan sudah umum orang menyebut kata motivasi untuk
menunjukkan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Motif

dapat

dibatasi

sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi tecapainya suatu tujuan. Ini berarti, motif
itulah

yang

menyebabkan

timbulnya

semacam kekuatan

agar

individu

melakukan suatu tindakan. Kemudian dari kata motif ini dapat dikembangkan
menjadi motivasi. (Sardiman 2004 : 73)
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk
dapat

melakukan kegiatan

belajar

dan

menambah

keterampilan

serta

pengalaman. Motivasi dapatmendorong dan mengarahkan minat belajar siswa


untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk memperoleh prestasi belajar yang
baik.
Fungsi Motivasi
Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin (2007: 224), menguraikan
beberapa fungsi motivasi, diantaranya:
1) Mendorong siswa untuk berbuat. Dalam hal ini, motivasi berfungsi
sebagai penggerak dari setiap kegiatan belajar.
2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran, motivasi belajar memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
3) Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yaitu menentukan kegiatan-kegiatan
apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan pembelajaran dengan
menyisihkan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
b. Teori Tentang Motivasi
Pada

awal

perkembangannya,

teori

tentang

motivasi

muncul

dikalangan para psikolog. Para ahli tersebut, menjelaskan bahwa dalam


motivasi

terdapat suatu

hierarki.

Maksudnya,

dalam

motivasi

terdapat

tingkatan-tingkatan. Dalam hal ini, ada beberapa teori motivasi yang berkaitan
dengan kebutuhan, yaitu:

1) Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan


sebagainya.
2) Kebutuhan akan keamanan (security), yaitu rasa aman, bebas dari rasa
takut dan kecemasan.
3) Kebutuhan akan cinta dan kasih, seperti rasa diterima dalam suatu masyarakat
atau golongan (keluarga, sekolah, dan kelompok).
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan
pembentukan pribadi. Dengan kata lain, kebutuhan untuk berusaha ke
arah kemandirian dan aktualisasi diri.
Jenis-jenis Motivasi
Jenis motivasi dalam belajar dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Sardiman (2008: 92) menguraikan beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, yaitu 1)
memberi angka, 2) hadiah, 3) persaingan atau kompetisi, 4) memberi ulangan,
mengetahui hasilp, 5) ujian, 6) tujuan yang Diakui
Indikator Motivasi Belajar
Sardiman (2008: 83) mengungkapkan bahwa ada beberapa, indikator
motivasi belajar, diantaranya : tekun menghadapi tugas yang berhubungan dengan
pelajaran, menunjukkan minat dan keaktifan ketika proses pembelajaran
berlangsung,

ketertiban

saat

pembelajaran

berlangsung,

menunjukkan

kemandiriannya dalam belajar, sikap bertanggungjawab dalam menyelesaikan


tugas,
Prestasi Belajar Siswa
Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu
bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya

sesuai

dengan

bobot

yang

dicapainya.

Sedangkan

menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang


dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pengertian Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem
pendidikan nasional, menurut kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.


Fungsi Mata Pelajaran Matematika
Adapun fungsi pembelajaran matematika diantaranya 1) matematika sebagai
alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi, 2) matematika
merupakan pembentukan pola pikir dalam memahami suatu pengertian maupun
penalaran.

Hubungan

diantara

pengertian

dan

penalarannya

dikembangkan

melalui pola pikir induktif maupun deduktif, 3) matematika sebagai ilmu atau
pengetahuan yang selalu mencari kebenaran dan bersedia meralat kebenaran
yang telah diterima bila ditemukan kebenaran yang terbaru sepanjang kebenaran

tersebut mengikuti pola pikir yang sah. (MKPBM, Tim, 2001 : 55-56)
Karakteristik Pembelajaran Matematika
Soedjadi (2000: 11), menyebutkan beberapa karakteristik pembelajaran
matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran matematika adalah bertahap, yaitu mulai dari hal yang
konkrit ke hal yang abstrak, dari sederhana kepada yang kompleks, atau
dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar.
2) Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral yaitu memperkenalkan
konsep/bahan yang baru dengan memperhatikan konsep/bahan yang telah
dipelajari siswa sebelumnya.
3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif, yaitu matematika
tersusun secara deduktif aksiomatik, akurat, abstrak, dan ketat.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

Peraga Garis Bilangan


Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan dalam Pembelajaran Matematika
Pengertian alat peraga secara umum menurut kamus besar Bahasa
Indonesia BP (1992:20) yaitu alat Bantu untuk mendidik atau mengajar
supaya apa yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa, sedangkan
secara khusus alat peraga dalam pengajaran matematika menurut Ruseffendi
(1993:141)

yaitu

alat

untuk

menerangkan

atau mewujudkan konsep

matematika. Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika dapat


berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagram.
Perencanaan Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan
Perencanaan penggunaan alat peraga garis bilangan difokuskan kepada kegiatan :
Memilih alat mperaga pembelajaran, dan pembuatan alat peraga
Proses Pelaksanaan Penggunaan Alat Peraga Bilangan
Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan konsep operasi

penjumlahan bilangan bulat adalah :


1) Pengertian bilangan bulat
2) Operasi Hitungan Bilangan Bulat
3) Operasi hitung bilangan bulat meliputi penjumlahan,
4) Penerapan Peraga Garis Bilangan Pada Konsep Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan Bulat
Kelemahan dan Kelebihan Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan
Kelebihan penggunaan alat peraga garis bilangan pada pelaksanaan
pembelajaran matematika diantaranya menumbuhkan minat belajar siswa karena
pelajaran menjadi lebih menarik, 2) memperjelas makna bahan pelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahaminya, 3) metode mengajar akan lebih bervariasi
sehingga siswa tidak akan mudah bosan, dan 4) membuat lebih aktif melakukan
kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
Ada beberapa kelemahan penggunaan alat peraga garis bilangan pada
pelaksanaan pembelajaran matematika diantaranya : 1) banyak waktu yang
diperlukan untuk persiapan, 2) perlu kesediaan berkorban secara materiil, 3) alat

peraga dipandang sebagai alat bantu semata-mata bagi guru dalam


melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran
dan alat peraga tersebut diabaikan, 4) tidak semua siswa dapat berperan aktif
dalam penggunaan alat peraga garis bilangan, dan 5) tidak semua sekolah
memiliki fasilitas alat peraga terutama peraga garis bilangan yang memadai
Kerangka Pikir
Kondisi
Awal

Tindakan

Pembelajaran belum
menggunakan peraga
garis bilangan

Pembelajaran
menggunakan peraga
garis bilangan

Motivasi dan hasil


belajar siswa rendah

Siklus I
Guru menyampaikan
materi pembelajaran,
menggunakan
garis
bilangan
melalui
kegiatan
ceramah,
dilanjutkan
pembahasan terhadap
tugas
secara
berkelompok
membahas LKS

Siklus II
Siswa
secara
berkelompok
mendemontrasikan
materi
pembelajaran
menggunakan
garis
bilangan
di depan
kelas. Guru berperan
sebagai
pengamat,
dilanjutkan pembahasan
melalui dikusi kelas.

Kondisi
Akhir

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar yang


berimplikasi pada peningkatan ketuntasan belajar
siswa dengan penggunaan peraga garis bilangan

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

10

Hipotesis Tindakan
1. Penggunaan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas IV SD Negeri Bengbulang 01 pada pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
2. Penggunaan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri Bengbulang 01 pada pembelajaran matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan motivasi belajar
adalah kuatnya kemauan untuk berbuat, ketekunan dalam mengerjakan tugas,
keuletan dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) dan dapat
mempertahankan pendapatnya. Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya
perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Kriteria siswa tuntas belajar apabila telah mencapai tingkat penguasaan materi
pembelajaran sebesar 85% ke atas atau mendapat nilai KKM minimal 69.
2. Proses perbaikan pembelajaran (meningkatkan motivasi belajar siswa) dinyatakan
berhasil jika 85% dari jumlah siswa mengalami peningkatan minat belajarnya
selama proses pembelajaran berlangsung.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada pelaksanaan PTK adalah siswa kelas IV SD Negeri
Bengbulang 01, dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 17 siswa perempuan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bengbulang 01 yang berlokasi di
Jalan Penatusan RT. 03 RW. 01 Desa Bengbulang Kecamatan Karangpucung. Penulis
mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah

tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan
subjek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis.

11

Waktu Penelitian
Siklus Pertama : Kamis, 14 Pebruari 2013 dan Sabtu, 16 Pebruari 2013
Siklus Kedua

: Selasa, 26 Pebruari 2013 dan Kamis, 28 Pebruari 2013

Materi Kajian
Kelas/Semester

IV / 2

Mata Pelajaran

Matematika

Standar Kompetensi

5.

Menjumlahkan

dan

mengurangkan

bilangan bulat
Kompetensi Dasar

5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan


bilangan bulat

Materi Pokok

Bilangan Bulat

Indikator

1. Menjumlahkan dua bilangan positif


dan negatif
2. Menuliskan kalimat atau pernyataan
pengurangan ke bentuk penjumlahan
dan sebaliknya

Data, dan Teknis Analisis Data


Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri
Bengbulang 01 dalam kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika
materi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat menggunakan alat peraga
garis bilangan
Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri
atas data proses belajar mengajar, data Hasil Belajar / Tes Formatif, dan Data
keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Cara Pengumpulan Data
Data Kuantitatif

12

1) Data tentang peningkatan prestasi belajar siswa dengan memberikan tes


kepada siswa pada setiap akhir siklus dengan melaksanakan kegiatan tes
formatif menggunakan soal pilihan ganda.
2) Data tentang penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian
kegiatan siswa untuk setiap individu maupun secara berkelompok
Data Kualitatif
1) Data tentang kemudahan siswa dalam memahami materi setelah intervensi,
dilakukan melalui wawancara dengan siswa.
2) Data tentang peningkatan motivasi belajar siswa, dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan yaitu sejak tindakan pembelajaran
dilaksanakan sampai pada pengembangan dan proses refleksi sampai penyusunan
laporan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur yang terekam
dalam catatan lapangan, yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung
secara bersamaan, yaitu reduksi data,
Observer
Nama

SARWOTO, S.Pd.SD

NIP

19650619 199302 1 003

Pekerjaan

Guru Kelas V

Tugas

Mengobservasi pelaksanaan

perbaikan

pembelajaran

mulai siklus pertama sampai dengan selesai.


Desain Prosedur Penelitian
Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya
(Kemmis & McTaggart, 1990:14) sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 di
bawah ini :
Perencanaan
Refleksi

Tindakan

Pengamatan

13

Gambar 3.1 Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (Wardani IGAK,


2006:4)
Adapun skema siklus tindakan yang direncanakan dalam penelitian ini di sajikan
pada gambar 3.2 berikut :

Gambar 3.2

Daur PTK dalam Dua Siklus Perbaikan


(dimodifikasi dari Rusna Ristasa, 2006 : 46)

Pembelajaran

Bagan yang menggambarkan beberapa siklus kegiatan perbaikan pembelajaran


seperti berikut ini. Secara lebih terperinci, daur PTK dapat dilihat gambar 3.3.
IDE
AWAL

BELUM

Studi Pendahuluan/Awal
1.Wawancara dengan siswa
2.Tes diagnostic. (memperoleh
data awal)
3.Analisis dokumen.

Tindakan Siklus I
1. Perencanaan perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
3. Observasi
4. Diskusi dan pengamat
5. Refleksi Siklus I

REVISI

Tindakan Siklus II
1. Perencanaan Perbaikan
2. Pelaksanaan perbaikan
3. Obsevasi
4. Diskusi dengan pengamat
5. Refleksi Siklus II

BERHASIL

Persiapan Penelitian
1.Penyamaan konsep
metode contoh dan
latihan
antar
peneliti
dan
pengamat.
2.Penyusunan lembar
observasi.
3.Penyusunan format
wawancara
4.Penyusunan Tes.

14

KESIMPULAN

Gambar 3.3. Diagram Siklus Perbaikan Pembelajaran (dimodifikasi dari


Rusna Ristasa, 2006 : 46)
Deskripsi Pelaksanaan Penelitian per Siklus
Tahapan

dalam

penelitian

tindakan

kelas

merupakan

sebuah

siklus

berulang yang dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:


Identifikasi masalah
Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut: a) identifikasi permasalahan yang menyangkut kegiatan pembelajaran
yang biasa dilaksanakan serta media pembelajaran yang tersedia; b) berdasarkan hasil
identifikasi akan disusun komponen-komponen pembelajaran yang terdiri dari
bahan ajar, media, cara evaluasi, serta strategi pembelajaran yang relevan.
Tahap perencanaan
Perencanaan pelaksanaan tindakan mencakup a) pembuatan pedoman observasi,
angket, dan pedoman wawancara, b) pembuatan skenario pembelajaran, c) pembuatan
tes formatif, dan d) jadual kegiatan.
Tahap pelaksanaan tindakan
Siklus I
1) Menindaklanjuti hasil tes awal sebagai titik tolak untuk pembentukan
kelompok
2) Menempatkan siswa pada kelompoknya masingmasing, yang pembagiannya
seimbang, baik berdasarkan hasil tes awal, jenis kelamin, maupun aktivitas
siswa sebelumnya.

Pada siklus I ini pembentukan setiap kelompok

yang

beranggotakan lima orang siswa sebanyak enam kelompok dan

dua

kelompok yang masing-masing terdiri dari empat orang .


3) Dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME, peneliti
menyiapkan beberapa permasalahan yang harus dipikirkan oleh kelompok
untuk mencari pemecahannya, selanjutnya saling berbagi ide dengan anggota
kelompok lainnya.

15

4) Menanamkan konsep pembelajaran matematika materi lambang bilangan bulat


yang telah disiapkan oleh guru serta melalui berbagai aktivitas sesuai petunjuk
dalam LKS.
5) Memberikan tes siklus I (tes formatif I) untuk menguji pemahaman siswa
terhadap konsep yang telah dipelajari.
6) Refleksi, menganalisis hasil tes dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
selama proses pembelajaran berlangsung.
Siklus II
1) Sebelum melaksanakan pembelajaran berikutnya terlebih dahulu dilakukan
pembahasan tugas pekerjaan rumah dengan menunjuk siswa yang dianggap
mampu dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
2) Memberikan sejumlah permasalahan yang relevan dengan materi pelajaran
yang

harus

diselesaikan

oleh

siswa

baik

secara

perorangan maupun

kelompok.
3) Menanamkan konsep pembelajaran matematika untuk mengetahui pentingnya
pemahanam konsep penjumlahan dan pengurangan bulat melakukan berbagai
aktivitas sesuai petunjuk dalam LKS.
4) Memberikan tes siklus II (tes formatif II) untuk menguji pemahaman siswa
terhadap konsep yang dipelajari.
5) Refleksi, menganalisis hasil tes dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
selama proses pembelajaran berlangsung.
Tahap observasi
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Pengamatan
dan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang sama, sekaligus interpretasi
terhadap data tentang proses dan hasil tindakan, sehingga dapat dikatakan
pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung simultan. Pada tahap ini
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan format yang telah dibuat yaitu pedoman observasi.
Analisis dan Refleksi.
Adapun langkah-langkah dalam refleksi tindakan meliputi :

16

1) Mengidentifikasi kembali aktivitas yang telah dilakukan selama proses


pembelajaran berlangsung pada setiap siklus.

2) Menganalisis

pengolahan

data

hasil

evaluasi

dan

merinci

tindakan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3) Mencari solusi untuk tindakan

selanjutnya

berdasarkan

hasil

analisis

kegiatan.
Peneliti merekomendasikan semua kegiatan yang dilakukan dari seluruh
siklus.

Hasil rekomendasi dari siklus I, siklus II, tidak menutup kemungkinan

dilanjutkan kembali pada siklus III, dan seterusnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Hasil per Siklus
Kondisi Awal
Hal pertama yang dilakukan yaitu melakukan penelitian, terlebih dahulu
peneliti berdiskusi dengan teman sejawat dan melakukan observasi kepada guru
kelas IV mengenai gambaran pembelajaran matematika di kelas IV. Subjek
penelitian terdiri dari 26 siswa kelas IV, yaitu 17 orang siswa perempuan dan 9
orang siswa laki-laki. Berdasarkan pengamatan terhadap 26 siswa ini diperoleh
beberapa permasalahan terutama dalam pelajaran matematika.
Tabel 4.1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika pada


Kondisi Awal

Nama
Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F

Nilai
50
60
50
70
50
60
60
60
70
60
60
50
60
40
50
60
60
70

Tuntas

Belum Tuntas

17

19
20
21
22
23
24
25
26

Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I
Jumlah
Nilai Rata-rata Siklus I

60
50
60
70
60
70
50
50
1510
58,08

5
19,23

21
80,77

Adapun penjelasan mengenai kondisi awal motivasi belajar siswa pada


kegiatan pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat, dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Tabel Motivasi Siswa Pembelajaran Matematika pada Kondisi Awal


Kriteria
Observasi

Nama
Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I
Jumlah
Persentase

Jml
Skor
2
3
2
3
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
3
2
63

Kriteria Ketuntasan
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
11
42,31

B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
15
57,69

Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor 3
a : kemauan untuk berbuat
b : ketekunan dalam mengerjakan tugas
c : keuletan dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

18

dapat mempertahankan pendapatnya

Siklus I
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran dengan penggunaan peraga
garis bilangan hasil yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut
sebagaimana diuraikan pada penjelasan di bawah ini :
Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup
komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat
instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung
pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS).
Data Hasil Pelaksanaan Tindakan
Tabel 4.3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika pada


Siklus I

Nama
Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I
Jumlah
Nilai Rata-rata Siklus II

Nilai
60
70
60
80
50
70
60
60
80
70
60
60
70
50
60
70
70
70
70
60
70
70
70
80
60
60
1710
65,77

Tuntas

14
53,85

Belum Tuntas

12
46,15

19

Keterangan :
B
: BelumTuntas
T
: Tuntas
KKM : 69

Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer


sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan
harapan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa dapat mencapai perolehan di
atas KKM sebesar 69,00 sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan.
Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.4

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Tabel Peningkatan Motivasi Siswa Pembelajaran Matematika


Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat pada
Siklus I
Nama

Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia UH
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I

Kriteria Observasi
b
c
d

Jumlah
Persentase

Jml Skor
2
3
2
4
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
70

Kriteria Ketuntasan
T
B
B
T
B
T
B
T
B
T
T
T
B
B
T
B
B
T
T
T
T
B
T
T
T
T
T
B
16
10
61,54
38,46

Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor 3

a
b
c
d

:
:
:
:

kemauan untuk berbuat


ketekunan dalam mengerjakan tugas
keuletan dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
dapat mempertahankan pendapatnya

20

Dari hasil pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada


pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
di atas maka dalam bentuk rekapituliasi peningkatan motivasi belajar siswa dari
kondisi awal dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.5

No
1.
2.

Rekapitulasi Peningkatan
Matematika pada Siklus I
Pembelajaran

Motivasi

Siswa

Pembelajaran

Kenaikan Motivasi Siswa

Persentase

11
16

42,31
61,54

Kondisi awal
Siklus I

Melihat hasil di atas maka peneliti bersama-sama dengan observer


sepakat untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan harapan
pada siklus II motivasi belajar siswa dapat mencapai perolehan di atas 85% sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
Data Hasil Refleksi
Berdasarkan hasil tes formatif dan observasi selama proses pembelajaran
oleh observer didapat kesimpulan bahwa proses pembelajaran belum kriteria
ketuntasan belajar yang diinginkan. Oleh karena itu setelah melakukan refleksi dan
diskusi bersama teman sejawat, maka akan dilakukan kembali perbaikan
pembelajaran siklus kedua dengan mengintensifkan penggunaan alat peraga garis
bilangan serta memperbanyak latihan-latihan soal dengan menggunakan alat peraga
garis bilangan dilanjutkan pelaksanaan diskusi kelas.

Siklus II
Data Hasil Perencanaan
Pada tahap perencanaan, data yang diperoleh berupa: rencana
pelaksanaan perbaikan pembelajaran (RPPP) yang di dalamnya tercakup
komponen skenario pembelajaran yang akan diimplementasikan; seperangkat
instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data; dan data pendukung
pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dengan penambahan inovasiinovasi baru seputar pelaksanaan pembelajaran.
Data Hasil Pelaksanaan Tindakan

21

Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Matematika pada


Siklus II
No
1
2
3
No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Nama
Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Nama

Nilai
80
80
70
Nilai

Tuntas

Tuntas

Belum Tuntas
Belum Tuntas

Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I
Jumlah
Nilai Rata-rata Siklus II

90
60
80
70
70
90
70
70
70
80
60
70
80
70
80
80
70
80
80
80
90
70
70
1960
75,38

24
92,31

2
7,69

Keterangan :
B
: BelumTuntas
T
: Tuntas
KKM : 69
Prestasi belajar secara klasikal sudah memenuhi kriteria keberhasilan
karena prestasi belajar berada di atas angka kriteria minimal ketuntasan (KKM)
sebesar 69,00 dan siswa tuntas menunjukkan angka 24 siswa atau 93,31%
sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada
pelaksanaan siklus II karena sudah berada di atas kriteria keberhasilan sebesar
85%.
Data Hasil Pengamatan
Tabel 4.7

Tabel Peningkatan Motivasi Siswa Pembelajaran Matematika


pada Siklus II

22

No
1

Nama
Aria Ilham R

Kriteria Observasi
a

Jml
Skor

Kriteria Ketuntasan
T
B
T

23

2
3
4
5

Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra

No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Kriteria Observasi

Nama
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I

Jumlah
Persentase

4
3
4
4

T
T
T
T

Kriteria Ketuntasan

Jml
Skor
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
95

T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
26
100,00

0
0,00

Keterangan :
Siswa dinyatakan tuntas bila jumlah indikator yang muncul lebih dari 2 atau mendapat skor 3

a
b
c
d

:
:
:
:

kemauan untuk berbuat


ketekunan dalam mengerjakan tugas
keuletan dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
dapat mempertahankan pendapatnya

Dari hasil pada tahap pengamatan mengenai motivasi siswa pada


pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
di atas maka dalam bentuk rekapituliasi peningkatan motivasi belajar siswa dari
kondisi awal dan siklus pertama dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8
No
1.
2.
3.

Rekapitulasi Peningkatan
Matematika pada Siklus II

Pembelajaran
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II

Motivasi

Siswa

Kenaikan Motivasi Siswa


11
16
26

Pembelajaran
Persentase
42,31
61,54
100,00

24

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 26 siswa terdapat 26 orang
yang tuntas belajarnya (100%) dilihat dari motivasi belajarnya. Melihat hasil di atas
maka peneliti bersama-sama dengan observer menyimpulkan bahwa hasil
pengamatan terhadap peningkatan motivasi belajar sudah mencapai angka di atas
85%, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada
siklus II, karena indikator dan kriteria keberhasilan yang ditetapkan telah penuhi pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II.

Data Hasil Refleksi


Setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pertemuan pertama dan kedua
siklus kedua,

dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran dinyatakan berhasil

seluruh siswa yang berjumlah 24 orang (92,31%) sudah dinyatakan mengalami tuntas
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa dari batasan kriteria keberhasilan untuk
ketuntasan telah tercapai karena telah melebihi kriteria minimal ketuntasan sebesar
85%. Motivasi belajar siswa juga telah memenuhi kriteria keberhasilan karena
mencapai angka 100% dari batasan kriteria keberhasilan 85% dengan perolehan nilai
rata-rata prestasi belajar sebesar 75,38

Setelah dilakukan analisa terhadap data yang diperoleh, maka hasil


penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :
Prestasi belajar
Tabel 4.9

No
1.
2.
3.

Rekapitulasi Ketuntasan Prestasi belajar Siswa pada


Pembelajaran Matematika pada Kondisi awal, Siklus I dan
Siklus II
Pembelajaran

Kondisi awal
Siklus I
Siklus II

Nilai Rata-2
58,08
65,77
75,38

Prestasi Belajar Siswa


Tuntas
%
Belum
5
19,23
21
14
53,85
12
24
92,31
2

%
80,77
46,15
7,69

Untuk lebih jelasnya peningkatan prestasi belajar siswa dan nilai


rata-rata prestasi belajar dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :

25

Gambar

4.1

Diagram Batang Perbandingan Angka Nilai Rerata Motivasi


Belajar, dan Siswa Belum Tuntas pada Setiap Siklus Perbaikan
Pembelajaran

Motivasi Belajar
Dari hasil analisis peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap siklus
perbaikan pembelajaran, secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini :
Tabel 4.10 Rekapitulasi Peningkatan Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Matematika pada Kondisi awal, Siklus I dan
Siklus II
No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Aria Ilham R
Holifatun
Farizal Maulana H
Muhaimin AD
Tedi Saputra
Tri Yanuari D
Adyuta AN
Aris Puji P
Fadila NI
Firman Jaelani
Kholifatun NR
Metalia Uswantun H
Muflikhatun NR
Misbahul Anam
Muhamad Iqbal
Putri Widya L
Rahma DN
Raras Dianisa F
Riris Destriana F
Salsa WA
Silvi LS
Umila AK
Vivit NF
Vidriani A
Bagas F
Ezlyana I
Jumlah
Persentase

Keterangan :
B
: BelumTuntas

Kriteria Ketuntasan
I
II
B
T
B
T
B
B
T
T
T
B
B
T
T
T
B
B
T
B
T
T
B
B
T
T
T
T
T
B
T
T
B
B
T
B
B
T
T
T
B
B
T
B
B
T
T
T
B
T
T
T
T
B
T
T
B
B
T
T
T
B
T
T
T
T
T
T
T
T
B
B
T
15
16
10
26
57,69 61,54 38,46
100

Awal
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
11
42,31

B
0
0

26

: Tuntas
Untuk lebih jelasnya

peningkatan motivasi belajar dapat dilihat pada

gambar diagram batang berikut ini :

Gambar

4.2

Grafik Peningkatan Motivasi


Perbaikan Pembelajaran

Belajar

pada

Setiap

Siklus

Pembahasan Hasil Penelitian


Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dua kali pertemuan pada siklus pertama oleh
observer dan penilaian hasil tes formatif siklus pertama, hasilnya ternyata masih
belum mencapai ketuntasan sesuai dengan harapan, ternyata hasil ketuntasan
belajar mencapai 11 siswa (44%) yang dinyatakan tuntas dari 25 orang siswa yang
mengikuti pembelajaran. Adapun penjelasan mengenai peningkatan motivasi belajar
siswa adalah 16 siswa (64%) menyatakan berkeaktifan dalam mengikuti proses
pembelajaran dari 25 siswa seluruhnya, sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar
mencapai 63,20.

Siklus II
Berdasarkan analisis data tes formatif dan pengamatan pada siklus kedua,
24 orang siswa (92,31%) dinyatakan tuntas belajar dari sebanyak 26 orang siswa yan g
mengikuti proses pembelajaran dengan nilai rata-rata sebesar 75,38. Adapun
penjelasan peningkatan motivasi belajar pada akhir siklus kedua mencapai 100% atau
26 siswa dari jumlah keseluruhan siswa 26 siswa sehingga pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dinyatakan selesai pada siklus kedua, dan kepada dua siswa yang
belum tuntas belajar akan diberikan program remidial untuk meningkatkan

kemampuan ketiga siswa tersebut. Dari hasil diskusi dengan supervisor dan

27

observer maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam dua


siklus perbaikan dinyatakan tuntas, dan dapat dilanjutkan pada materi selanjutnya
karena telah memenuhi kriteria ketuntasan yang ditentukan..
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I,
dan II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan alat peraga garis bilangan dalam pembelajaran materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan peningkatan motivasi siswa..
2. Penggunaan alat peraga garis bilangan dalam pembelajaran materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar
siswa..
Saran Tindak Lanjut
Saran untuk Penelitian lebih lanjut
a. Guru hendaknya menguasai berbagai teknik pembelajaran yang tepat untuk
membelajari siswa agar berhasil memenuhi tuntutan pembelajaran, baik proses
maupun hasil. Salah satu dari teknik pembelajaran adalah dengan menggunakan
alat peraga, misalnya alat peraga garis bilangan untuk pembelajaran matematika.
b. Guru hendaknya memberikan bimbingan dan arahan yang tepat serta mudah
diikuti oleh siswa, khususnya pada saat siswa menempuh langkah-langkah belajar
menggunakan alat peraga, salah satunya adalah menggunakan alat peraga garis
bilangan pada pembelajaran matematika.
Saran untuk Penerapan Hasil
Hasil penelitian proses pembelajaran melalui penggunaan alat peraga garis
bilagan terbukti dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, sehingga perlu
dilanjutkan dan dikembangkan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dalam
pelaksanaannya, guru harus selalu berkoodinasi dengan kepala sekolah atau teman
sejawat untuk mencari solusi dan pemecahan masalah yang timbul melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkelanjutan.
Tindak Lanjut

28

Guru bersifat kooperatif dan mau membawa konsepsi awal siswa dalam kegiatan
pembelajaran, dan guru menggunakan penggunaan alat peraga garis bilangan pada
materi pembelajaran yang sejenis/sama untuk pelaksanaan pembelajaran berikutnya,
karena dengan penggunaan alat peraga garis bilangan diharapkan dapat melibatkan

pengalaman langsung, berfikir dan merasakan atas kehendak sendiri dan


melibatkan seluruh peserta didik sebagai upaya memecahkan suatu masalah
pembelajaran.

DAFTARPUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Hudoyo,

Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan


Matematika . Universitas Malang Press. Malang.

Pembelajaran

Kemmis & Mc. Taggart. 1994. The Action Research Planner. Deaken University
Press. Geelong.
Poerwadarminta, W.J.S. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.
Ristasa, R & Prayitno. 2006. Panduan Penelitian Laporan Penelitian Tindakan
Kelas. Purwokerto: UPBJJ Purwokerto.
Ristasa, R.A. 2012. Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Purwokerto: Departemen Pendidikan
Nasional, Universitas Terbuka, UPBJJ Purwokerto.
Wardani, I.G.A.K, Juaeha,S dan Marsinah, Ng. 2004. Pemantapan Kemampuan
Profesional (Panduan). Universitas Terbuka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai