PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu membutuhkan udara yang nyaman agar dapat beraktifitas dengan optimal.
Kenyamanan ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, kelembaban, sirkulasi
serta kebersihan udara. Untuk menghasilkan udara yang nyaman manusia melakukan banyak
upaya diantaranya dengan pengaturan ventilasi, pencahayaan, dan pengkondisian udara ruangan.
Salah satu jenis alat pengkondisian udara diberi nama Air Conditioning (AC), berfungsi
memindahkan kalor dari dalam keluar ruangan atau sebaliknya. Sebagai contoh pada daerah
bertemperatur rendah seperti di Eropa AC digunakan sebagai pemanas ruangan. Sedangkan pada
daerah bertemperatur tinggi AC digunakan sebagai penyejuk udara dan pengontrol uap air. Air
conditioning (AC) beroprasi menggunakan energy listrik, besarnya energi listrik yang digunakan
tergantung pada kapasitas kompressor yang digunakan (Arismunandar, 1981).
Pertumbuhan penggunaan AC telah mengalami peningkatan di Negara yang memiliki
temperatur iklim yang rendah, terlebih lagi pada Negara yang bertemperatur iklim lebih tinggi.
Global Initiative McKinsey memprediksi pada tahun 2025 sekitar satu miliar penduduk kota
memasuki kelas konsumen global, dimana sebahagian besar penduduk kota tersebut akan
menggunakan AC sebagai suatu kebutuhan (Sivak, 2012).
Peningkatan penggunaan AC dapat menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Melihat
kenyataan tersebut, banyak peneliti melakukan riset untuk menekan penggunaan listrik dengan
cara mengoptimalkan performa AC.
Won menguji mesin pendingin menggunakan dua evaporator dengan dua kompressor,
sirkulasi sistem terpisah tiap ruangan. Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan efesiensi
sebanyak 3,5%. Sistem dua evaporator mengurangi energi listrik yang digunakan setiap ruangan
(Won, 1994).
Lavanis menguji sebuah mesin pendingin yang menggunakan multi evaporator. Pada
penelitian ini kedua evaporator dipasangi katup expansi serta menggunakan satu kompressor,
kondensor dan heat exchanger. Sebuah katup selenoid dihubungakan dengan aliran refrigerant
menuju freezer dan evaporator freshfood. Hasilnya pada siklus kerja secara seri didapatkan
peningkatan efesiensi sebesar 8.5% (Lavanis, 1998).
1
Rustam Hatib melakukan pengujian prestasi pada mesin refrigerasi fokus 802 dengan
membandingakan penggunaan evaporator ukuran besar dengan dua evaporator kecil yang
sebanding dipasang paralel. Hasilnya maka pada evaporator kecil yang dipasang parallel
mengalami penurunan temperatur sebesar 8% namun daya kompressor meningkat sebesar
12,35%. Secara keseluruhan prestasi mengalami penurunan sebesar 3,6% (Hatib, 2011).
Berdasarkan penelitian tersebut salah satu hal yang dapat mempengaruhi performa AC
adalah metode pemasangan kondensor. Untuk itu peneliti akan menguji prestasi mesin
pendingin pada variasi pemasangan kondensor yaitu kondensor lingkaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan lantar belakang tersebut maka dapat di ambil rumusan masalah yang akan di
kaji dalam perancangan ini adalah bagaimana pengaruh kerja dari sirip bergelombang terhadap
penyerapan panas gas dalam saluran gas refrigerant dalam saluran pipa kondensor dalam
membuang dan meyalurkan panas ke udara luar.
1.3 Batasan Masalah
Untuk mencegah agar tidak meluasnya permasalahan dalam proposal ini, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Batasan masalah ini akan menuntun penulisan skripsi dengan
perencanaan yang jelas, baik dan terarah, serta fokus pada permasalahan utama. Adapun batasan
masalahnya adalah :
1. Kondensor yang digunakan adalah kondensor AC ruangan yang berbentuk lingkaran.
2. Tidak membahas tentang pipa kondensor atau pun evapurator
3. Tidak membahas tentang variasi atau pun bentuk dari pipa
4. Tidak membahas tentang material yang digunakan pada sirip
5. Tidak membahas tentang biaya
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai pada perancangan alat ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja AC Split 1PK terhadap sirip bergelombang
2. Untuk mengetahui kinerja pada sirip bergelombang dalam penyerapan panas dan
pembuangan panas ke udara luar
3. Menyediakan sirip kondensor yang efektif dalam penggunaannya, aman serta handal
dalam pengoperasiannya, memiliki konstruksi yang sederhana dan mudah dalam
perawatannya serta mampu menghasilkan pendinginan yang lebih efisien.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari perancangan alat ini adalah :
1. Pengembangan teknologi alternatif mesin pendingin yang dapat mendinginkan
ruangan secara efektif dan lebih efisien.
2. Mengurangi pamakaian material dalam perancangan.
1.1
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan pembahasan tentang alasan yang mendasari pengambilan atau pemilihan judul
skripsi, selain itu juga dikemukakan rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang landasan teori yang mendukung dalam melakukan sebuah
perancangan.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Pada bab ini membahas tentang hipotesis dan kesulitan yg terjadi pada proses penelitian.
BAB IV METODE PENELITIAN
Didalam Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian, dimana dalam bab ini akan
dibahas tentang desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengambilan data,
variable data, data hasil penelitian serta diagram alir proses pengolahan data dari awal hingga
akhir.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari rumusan masalah
berdasarkan analisa data serta saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Umum
Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan
dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk
dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Untuk negara beriklim tropis yang terdiri
3
dari musim hujan dan musim panas, pada saat musim panas suhu ruangan tinggi sehingga
penghuni tidak nyaman. Di lingkungan tempat kerja, AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu
cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia
membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal. Tingkat
kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat
kebersihan udara.
Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka peralatan yang
dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang dimiliki
ruangan tersebut.Untuk itu diperlukan survey dan menentukan besarnya beban pendinginan.
Secara garis besar beban pendinginan terbagi atas dua kelompok,yaitu beban pendinginan
sensibel dan beban pendinginan laten. Beban pendinginan sensibel adalah beban panas yang
dipengaruhi oleh perbedaan suhu, seperti beban panas yang lewat kontruksi bangunan,
peralatan elektronik, lampu, dll. Sedangkan beban pendinginan laten adalah beban yang
dipengaruhi oleh adanya perbedaan kelembaban udara.
Di dalam ruang Pengajaran Umun, untuk merencanakan penggunaan Air Conditioning
(AC) perubahan pembebanan terjadi pada peralatan yang menghasilkan kalor seperti: lampu,
komputer. Selain itu faktor manusia dan kecepatan udara yang masuk ke dalam ruangan juga
mempengaruhi perubahan pembebanan, yang nilai bebannya dapat berubah-ubah baik secara
acak maupun teratur.
2.2 Prinsip Kerja Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk merubah bahan pendingin dari bentuk gas menjadi cair.
Bahan pendingin dari kompresor dengan suhu dan tekanan tinggi, panasnya keluar melalui
permukaan rusuk-rusuk kondensor ke udara. Sebagai akibat dari kehilangan panas, bahan
pendingin gas mula-mula didinginkan menjadi gas jenuh, kemudian mengembun berubah
menjadi cair.
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang
diperoleh dari kompresor, serta mengubah wujud gas menjadi cair. Banyak jenis kondensor yang
dipakai, untuk kulkas rumah tangga digunakan kondensor dengan pendingin air. Jenis lain
kondensor berpendingin air memiliki pipa-pipa yang dapat dibersihkan.
Kondensor dibedakan menjadi 3 jenis, yakni Air-cooled Condensor, Water-cooled
Condensor dan Evaporative-cooled Condensor.
a. Air-cooled Condensor
Dalam Air-cooled condensor, kalor dipindahkan dari refrigeran ke udara dengan
menggunakan sirkulasi alamiah atau paksa.Kondensor dibuat dari pipa baja, tembaga
dengan diberi sirip untuk memperbaiki transfer kalor pada sisi udara. Refrigeran
mengalir didalam pipa dan udara mengalir diluarnya. Air cooled condensor hanya
digunakan untuk kapasitas kecil seperti refrigerator dan small water cooler.
b. Water cooled Condensor
Water cooled condensor dibedakan menjadi 3 jenis yakni shell and tube, shell
and coil, double tube.
Double Tube
Refrigeran mengembun diluar pipa dan air mengalir dibagian dalam pipa
pada arah yang berlawanan. Double tube digunakan dalam hubungan
dengan cooling tower dan spray pond.
c. Evaporative Condensor
Refrigeran pertama kali melepaskan kalorya ke air kemudian air melepaskan
kalornya ke udara dalam bentuk uap air. Udara meninggalkan uap air dengan
kelembaban yang tinggi seperti dalam cooling tower. Oleh karena itu
kondensor evaporative menggabungkan fungsi dari sebuah kondensor dan
cooling tower. Evaporative condensor banyak digunakan dipabrikamoniak.
Kondensor yang digunakan disini adalah jenis water cooled kondensor tipe
shell and tube, karena lebih mudah dalam menganalisa temperatur jika
dibandingkan dengan Air cooled.
Kondensor yang sering terjadi fluktuasi pada temperaturnya. Watercooled condensor ini
ditempatkan di antara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin (pipa kapiler). Posisinya
ditempatkan berhubungan langsung dengan udara luar agar gas di dalam kondensor juga
didinginkan oleh suhu ruangan.
Gas yang berasal dari kompresor memiliki suhu dan tekanan tinggi, ketika mengalir di dalam
pipa kondensor, gas mengalami penurunan suhu hingga mencapai suhu kondensasi kemudian
mengembun. Wujud gas berubah menjadi cair dengan suhu rendah sedangkan tekanannya tetap
tinggi.
dengan
menaikan
kecepatan
fluida
nya
dan
temperatur
fluida
dikurangi.Tetapi hal ini sangat tidak efisien di tinjau dari segi biaya yang di perlukan
terhadap peningkatan perpindahan panasnya .Biaya biaya ini termaksuk pada
tenaga
blower
atau
pompa
untuk
menaikan
kecepatan
fluida
Sedangkan
Perpindahan panas pada elemen dr yang jaraknya r dari titik pusat adalah:
r = -k A
T
x
Ar = 2 r L
Sehingga :
r = - 2 r L
T
x
Dimana :
wc = Kerja Kompresi (kJ/kg)
h1 = Entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = Entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
b. Efek refrigerasi ( qr )
Untuk menghitung kerja kerja kompresi adalah sebagai berikut :
qr = h1 h4
Dimana :
qr = Besarnya panas yang diserap di evaporator (kJ/kg)
h1 = Entalpi refrigeran saat keluar evaporator (kJ/kg)
h4 = Entalpi refrigeran saat masuk evaporator (kJ/kg)
c. Koefisien prestasi ( COP )
COP disebut dengan koefisien prestasi dipergunakan untuk menyatakan
perfomansi dari siklus refrigeransi. Untuk mencari COP menggunakan Persamaan
sebagai berikut:
= /
d. Daya aktual kompresor
Daya aktual kompresor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
P aktual = V . I . Cos .( 2.5 )
Dimana :
P = Daya aktual kompresor (watt)
I = Arus Listrik ( Ampere )
V = Tegangan listrik ( Volt )
Cos = faktor daya
e. Daya kondensor yang dibutuhkan untuk membuang kalor adalah :
Pk
Qout
Aliran Massa
Keterangan gambar :
1. Pipa kondensor :
Berfungsi untuk membuang kalor yang diserap dari evaporator dan panas yang diperoleh
dari kompresor, serta mengubah wujud gas menjadi cair dan di salurkan menuju expansion
velve.
2. Sirip :
Berfungsi sebagai penyerap panas dari refrigerant.
3. Cooling fan :
10
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
11
3.1
Kerangka Pikir
Variabel Bebas
Kondensor
Sirip
Bergelombang
Efektivitas
Pendinginan
Kec.Putaran
Kipas
Kondensor
Pengukur
Perpindahan
Panas
Kondensor
Nilai COP
Kondensor
Sirip Standart
2
Pada penelitian ini akan dicari korelasi antara bentuk sirip dan unjuk kerja dari kondensor
lingkaran. Terdapat dua indikator dari variable bebas yang akan di observasi yakni kondensor
bersirip standar dan kondensor bersirip bergelombang, lalu akan dilihat pengaruhnya terhadap
perpindahan panas dan nilai COP dari kondensor tersebut. Peningkatan unjuk kerja kondensor
dipengaruhi oleh tingkat efisiensi dari input dan out put pada kondensor, semakin efisien
kondensor bekerja dimana energi input dapat menghasilkan energi output yang sebesar-besarnya
maka semakin tinggi pula prestasi dari kondensor tersebut.
Peningkatan efisiensi ini tentunya dipengaruhi oleh kinerja komponen-komponen yang
dipasang pada AC tersebut. Pada penelitian ini dipilih variable bebas yaitu bentuk dari sirip
kondensor, sirip kondensor ini merupakan komponen yang juga berpengaruh terhadap
peningkatan efisiensi pada kondensor. Bentuk dari sirip bergelombang ini didesain untuk mampu
membuang dan melepas panas agar suhu dari pada kondensor tetap stabil dan terjaga.
Dari dua indikator variable bebas yakni sirip bergelombang dengan sirip kondensor
lingkaran standar akan diteliti bentuk sirip yang mampu mengoptimalkan perpindahan panas
yang efisien untuk peningkatan unjuk kerja kondensor.
3.2
Hipotesis
12
Perangkuman terhadap teori teori diatas menghasilkan kesimpulan sementara yakni dari
desain sirip bergelombang yang diajukan dapat meningkatkan unjuk kerja dari kondensor
lingkaran.
3.3
Kesulitan Penelitian
Dalam penelitian pasti nya ada beberapa kendala atau kesulitan perakitan alat seperti pada
desain sirip yang sulit sehingga membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam pembentukan sirip
bergelombang. Dilihat dari sulitnya pembuatan alat maka waktu yang di butuhkan cukup lama
dan biaya yang cukup mahal.
Kesulitan lain juga pada saat pemasangan sirip ke pipa kondensor
karna cara
pemasangannya di lakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
perakitan satu kondensor lingkaran ber sirip bergelombang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
13
4.1
Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan langkah-langkah yang perlu diambil sebelum eksperimen
dilakukan agar data yang diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa hasil dan
kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang akan dibahas. Dalam pelaksanaannya penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen dimana satu atau lebih kelompok eksperimen dikenakan
satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kontrol
yang dikenai perlakuan (Sumadi, 1988 : 32). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode penelitian true experimental. Dengan melakukan pengamatan untuk mecari
sebab akibat dalam suatu proses melalui eksperimen sehingga dapat mengetahui perpandingan
kinerja dan hasil perpindahan panas pada AC Split 1PK yang berbentuk lingkaran.
Selanjutnya adalah mempersiapkan alat dan bahan serta merancangan sistem dan kemudian
baru proses pengambilan data dengan mengukur dan mengamati hasil dari kinerja kondensor
lingkaran sirip bergelombang terhadap AC Split 1 PK permukaan spesimen. Adapun langkahlangkahnya seperti pada gambar 4.1 Diagram Alir perancangan (Flow chart).
MULAI
14
Mengambar Sistem
Pengujian Alat
Konsensor
Sirip
Bergelombang
Kondensor
Sirip Standart
Analisa Data
Membuat Laporan
SELESAI
Diagram 4.1 Diagram Alir Perancangan
15
4.2.1
4.2.2
4.2.3
Waktu Kegiatan
Bulan
No
Kegiatan
Mencari Bahan
Proses Pembuatan
Perakitan
Pengujian
Penyusunan Laporan
April
Mei
Juni
Juli
DAFTAR PUSTAKA
-
16
Engineers
Edge,
(2000-2014),
Heat
Transfer
Enginering.
http://www.engineersedge.com/heat_transfer/parallel_counter_flow_designs.htm
From
.
28
0ktober 2014
Incopera. Frank P., Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Fourth Edition. John Wiley
17