Anda di halaman 1dari 16

MBA SBM-ITB

Business Law and Ethics


Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

1. Latar Belakang
PT. Newmont Minahasa Raya adalah perusahaan pertambangan yang berkerja sama
dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing. Perusahaan
Induk PT. NMR, dikenal dengan nama Newmont Gold Company (NGC) berada di Denver,
Colorado, Amerika Serikat. NGC menempati urutan kelima produsen emas dunia. Selain di
Minahasa, di Indonesia perusahaan ini juga beroperasi di Sumbawa, Nusa Tengara Barat
dengan menggunakan nama PT. Newmont Nusa Tenggara. Proyek Newmont tersebar juga di
Negara lain seperti di Kazakhtan, Kyryzstan, Uzbekistan, Peru, Brasilia, Myanmar dan
Nevada.
PT. NMR melakukan kerjasama berupa kontrak karya dengan Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal 6 November 1986 melalui surat persetujuan Presiden RI No. B3/Pres/11/1986. Jenis bahan galian yang disetujui untuk di olah adalah emas dan mineral lain
kecuali migas, batubara, uranium, dan nikel dengan luas wilayah 527.448 hektar untuk masa
pengolahan selama 30 tahun terhitung mulai 2 Desember 1986. Tahap produksi diawali pada
Juli 1995 dan pengolahan bijih dimulai Maret 1996. Dalam tahap eksplorasi, PT. NMR
menemukan cadangan emas pada tahun 1988. Kemudian kegitan penambangan akan
direncanakan dengan luas 26.805,30 hektar yang akan dilakukan di Messel, Ratatotok
kecamatan Ratatotok kabupaten Minahasa yang berjarak 65 mil barat daya Manado atau
1.500 mil timur laut Jakarta.1
Teluk Buyat berada di Minahasa, Sulawesi Utara merupakan lokasi pembuangan
limbah tailing atau lumpur sisa tambang PT Newmont Minahasa Raya (NMR). Masyarakat
yang tinggal di sekitar teluk buyat menuduh bahwa Newmont telah membuang 5, 5 juta ton
limbah merkuri dan arsenic sarat ke teluk selama 8 tahun perusahaan telah beroperasi.
Newmont membantah tuduhan tersebut tetapi mengaku melepaskan 17 ton limbah merkuri
ke udara dan 16 ton ke dalam air selama lima tahun, jumlah yang dikatakan jauh di bawah
standar emisi di Indonesia.
Pada Tahun 1997, PT.NMR memakai alat pengolah bijih tambang yang
mengandung merkuri tinggi. Menurut Kepala Dinas Pertambangan Sulut, R.L.E Mamesah,
alat ini dipasang untuk menarik emas yang terbungkus mineral lain, terutama merkuri yang
1 https://pseudorechtspraak.wordpress.com/category/uncategorized/page/2/

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

memang telah ada di alam. Proses ekstraksi emas pada badan bijih yang ditambang akan
menghasilkan limbah halus atau disebut tailing. Prosedur pelepasan emas ini menggunakan
senyawa sianida. Adapun beberapa jenis logam berat yang akan ikut terangkat dari perut
bumi yaitu Hg (merkuri), As (Arsen), Cd (Cadmium), Pb (timah) dan emas itu sendiri. Dari
proses pengolahan tersebut hanya bijih emas yang diambil, dan logam berat yang lain
dibuang atau dialirkan menjadi limbah halus melalui pipa tailing ke Teluk Buyat.
Akhir bulan Juli 1998 warga Buyat Pante dikejutkan dengan bocornya pipa limbah
PT NMR. Pihak manajemen PT NMR hanya menjelaskan bahwa pipa limbah bawah laut
yang bocor itu berada pada sambungan flens di kedalaman 10 meter. Penyebabnya terjadi
penyumbatan saluran pipa pada 25 Juni dan 19 Agustus 1998 adalah akibat kuatnya tekanan
air. Agar saluran dapat berfungsi dengan baik, pipa limbah harus dibersihkan, diisi dengan air
bor dan diberi tekanan udara. Kerugian yang di derita oleh perusahaan yang diperkirakan
mencapai USS 4, 9 juta (Rp. 52 Miliar), namun tidak pernah menyebutkan akibat bocornya
pipa tersebut terhadap kelangsungan kehidupan laut dan manusia yang ada di sekeliling pipa
bocor tersebut.
Hasil penelitian kajian kelayakan pembuangan limbah tailing ke Teluk Buyat yang
dilakukan oleh PPLH-SA dan Universitas Sam Ratulangi di tahun 1999 menyatakan
beberapa bahaya limbah tambang yang dibuang ke dasar laut sebagai berikut:
1) Limbah lumpur yang berada di dasar perairan memberikan dampak buruk bagi
organisme benthos dan jenis biota laut lainnya,
2) Elemen kimia beracun seperti arsenic, cadmium, mercury, lead, nickel dan sianida akan
merusak ekosistem laut. Yang lebih berbahaya, elemen-elemen kimia bersifat
karsinogenik yang terakumulasi dalam rantai makanan yang akhirnya tiba pada
manusia.2
Menempatkan limbah tailing di perairan Teluk Buyat telah mengakibatkan
perubahan bentuk bathymetry perairan Teluk Buyat, dimana hasil pengukuran ketebalan
sendimen diperoleh bahwa telah terjadi tumpukan deposisi limbah tailing pada kedalaman
80-90 meter atau di sekitar pelepasan Pipa Buangan terdapat limbah tailing setebal 10 meter.
2 http://jayus-simeulu.blogspot.co.id/2014/08/makalah-kasus-pencemaran.html?view=flipcard

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

Limbah tailing yang terdeposisi memenuhi nyaris semua tempat di dasar laut mulai dari
kedalaman lebih dari 60 meter ini berarti telah terjadi selisih kedalaman sebanyak 10 meter.
Tailing tidak membentuk tumpukan melainkan menyebar ke tempat lain.
Perairan Teluk Buyat dalam kurun waktu 1997 1999 yaitu dari 5 derajat (8,9%)
menjadi 2,2 derajat (3,8%) atau telah mengalami perubahan kemiringan lereng. Melihat
kemiringan bentang lahan perairan Teluk Buyat memperlihatkan bahwa lokasi tersebut tidak
layak untuk dilewati pipa pembuangan limbah tailing memiliki standard kemiringan sebesar
10-20 derajat.3
Pipa pembuangan limbah tailing PT. NMR berada di lapisan zona termoklin yaitu
82 meter (kini, sudah menjadi 70 meter) memungkinkan untuk naiknya unsur-unsur tailing
serta ikut mencemari area produktif perairan di teluk Buyat. Ini dibuktikan meneliti
pengukuran konsentrasi logam Arsen (As) di sedimen di tiga lokasi yaitu: Teluk Totok, Teluk
Buyat dan P. Kumeke-Kotabunan yang sudah berada di di atas ambang batas Baku Mutu Air
Laut untuk Biota Laut (budidaya perikanan). Kep.02/MENKLH/1988 menyatakan bahwa
nilai ambang batasnya adalah 0, 01.
Dengan perubahan kemiringan bentang lahan di perairan di Teluk Buyat dan
melihat hasil pengukuran dengan logam Arsen di tiga lokasi pengambilan sampel air,
sedimen dan biota, mengindikasikan adanya pemindahan partikel-partikel tailing pada
kedalaman 20 meter. Hasil pengukuran yang dilakukan pada 10 ekor ikan diperoleh bahwa
hati dan perut ikan adalah target organ tubuh yang mengakumulasi logam Arsen tertinggi,
yaitu sekitar 2,777-51,365 ppb, konsentrasi logam besi terakumulasi terbanyak pada daging
ikan yaitu sekitar 1,03 1,86 ppm sedangkan hati dan perut ikan diperoleh konsentrasi logam
besi sekitar 0,07 0,63 ppm. Hasil pengukuran konsentrasi logam berat (Arsen, Cadmium
dan Merkuri) diperoleh bahwa biota yang diuji dari perairan Teluk Buyat rata-rata sudah
terkontaminasi oleh ketiga logam berat tersebut. Air raksa (mercury), Cadmium (Cd), Arsen
(As) merupakan jenis logam yang apabila terkonsumsi oleh manusia pada konsentrasi
tertentu dapat menimbulkan efek berbahaya terhadap kesehatan.4

3 http://setaaja.blogspot.co.id/2012/03/penyelesaian-kasus-buyat.html

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

2. Pihak Yang Bersangkutan


1) PT Newmont Minahasa Raya (pihak yang tergugat)
2) Pemerintah
3) WALHI (penggugat)
3. Pasal Yang Bersangkutan
1) Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
1. Bahwa pada tahun 1997, diterbitkan UU No. 23 tahun 1997 mengenai Pengelolaan
Lingkungan Hidup sebagai pengganti UU No. 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diikuti dengan penerbitan peraturan
pelaksanaan yang antara lain berupa PP No. 18 tahun 1999 jo. PP No. 85 tahun
1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).;
2. Bahwa dalam UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
ditentukan dan diatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan limbah B3 sebagai
berikut :
a. Pasal 20 ayat 1 Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang
melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup
b. Pasal 20 ayat 4 Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan di lokasi
pembuangan yang ditetapkan oleh Menteri.
c. Pasal 20 ayat 5 Ketentuan pelaksanaan pasal ini diatur lebih lanjut dengan
peraturan perundang-undangan.
d. Pasal 15 ayat (1) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan
hidup.
e. Pasal 18 ayat (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib
4 http://unninani.blogspot.co.id/2010/02/tugas-kimia-lingkungan-musibah.html

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

memiliki analisis dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin


melakukan usaha dan/ataukegiatan,
f. Pasal 18 ayat (2) Izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diberikan pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
g. Pasal 6 ayat (2) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai
pengelolaan lingkungan hidup.
h. Pasal 45 Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini
dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, ancaman pidana denda diperberat dengan
sepertiga.
i. Pasal 46 ayat (1) :Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini
dilakukan oleh atau atas

nama badan hukum, perseroan, perserikatan,

yayasan atau organisasi lain, tuntutan pidana dilakukan dan sanksi pidana
serta tindakan tata tertib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 dijatuhkan
baik terhadap badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau
organisasi lain tersebut maupun terhadap mereka yang memberi perintah
untuk melakukan tindak pidana tersebut atau yang bertindak sebagai
pemimpin dalam perbuatan itu atau terhadap kedua-duanya
j. Pasal 46 ayat (2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini,
dilakukan oleh atau atas nama badan hukum, perseroan, perserikatan,
yayasan atau organisasi lain, dan dilakukan oleh orang-orang, baik berdasar
hubungan kerja maupun berdasar hubungan lain, yang bertindak dalam
lingkungan badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau organisasi
lain, tuntutan pidana dilakukan dan sanksi pidana dijatuhkan terhadap
mereka yang memberi perintah atau yang bertindak sebagai pemimpin tanpa
mengingat apakah orang-orang tersebut, baik berdasar hubungan kerja

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

maupun berdasar hubungan lain, melakukan tindak pidana secara sendiri


atau bersama-sama.
k. Pasal 46 ayat (3) Jika tuntutan dilakukan terhadap badan hukum,
perseroan, perserikatan atau organisasi lain, panggilan untuk menghadap
dan penyerahan surat-surat panggilan itu ditujukan kepada pengurus di
tempat tinggal mereka, atau di tempat pengurus melakukan pekerjaan yang
tetap.
l. Pasal 46 ayat (4) Jika tuntutan dilakukan terhadap badan hukum,
perseroan, perserikatan, yayasan atau organisasi lain, yang pada saat
penuntutan diwakili oleh bukan pengurus, hakim dapat memerintahkan
supaya pengurus menghadap sendiri di pengadilan.
m. Pasal 47 UU No. 23 tahun 1997 :Selain ketentuan pidana sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan Undang-undang
ini, terhadap pelaku tindak pidana lingkungan hidup dapat pula dikenakan
tindakan tata tertib berupa :
1. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; dan/atau
2. penutupan seluruhnya atau sebagian perusahaan; dan/atau
3. perbaikan akibat tindak pidana; dan/atau
4. mewajibkan mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
5. meniadakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
6. menempatkan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga)
tahun
2) Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
Pasal 8 ayat (1) Penanaman modal asing di bidang pertambangan didasarkan pada
suatu kerjasama dengan pemerintah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Undang-Undang No. 11 tahun 1967 tentang Pertambangan Umum;
4) PP No. 19 tahun 1999 tentang Pencemaran dan/atau Perusakan Laut ditentukan hal-hal
sebagai berikut:

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

Pasal 1 angka 10 tentang Ketentuan Umum Pembuangan (dumping) adalah


pembuangan limbah sebagai residu suatu usaha dan atau kegiatan dan atau benda lain
yang tidak terpakai atau kadaluarsa ke laut.
Pasal 18 ayat (1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang
dilakukan, melakukan dumping ke laut wajib mendapat izin Menteri.
Pasal 18 ayat (2) Tata cara dumping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
lebih lanjut oleh Menteri.
5) Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
Pasal 7 ayat (1) analisis mengenai dampak lingkungan hidup merupakan syarat yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang
Pasal 7 ayat (2) Permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh pemrakarsa kepada pejabat yang berwenang
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wajib

melampirkan

keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan sebagaimana


dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) yang diberikan oleh instansi yang bertanggung
jawab.
6) PP No. 19 tahun 1994 jo PP No. 12 tahun 1995 ditentukan dan diatur ketentuan yang
berkaitan dengan pengelolaan limbah B3 antara lain :
Pasal 6 ayat (1) Penghasil limbah B3 wajib melakukan pengolahan limbah B3
Pasal 21 ayat 1 butir (a) Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan
dan/atau pengolahan limbah B3 wajib memiliki izin dari Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
PP No. 19 tahun 1994 jo PP No. 12 tahun 1995 digantikan dengan dalam PP No. 18
tahun 1999 jo PP No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3
ditentukan hal-hal sebagai berikut:

diatur dan

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

Pasal 9 ayat (1) Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang
menggunakan bahan berbahaya dan beracun dan/atau menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan reduksi limbah B3, mengolah limbah B3 dan/atau menimbun limbah B3
Pasal 40 ayat (1) huruf (a) Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan penyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah B3 wajib
memilki izin operasi dari Kepala istansi yang bertanggung jawab.
7) KepMen PE Nomor 620.K/008/M.PE/1994
8) KepMen PE Nomor 1211.K/0088/M.PE/1995
9) Keputusan Ketua Komisi AMDAL Pusat DPE Nomor 02.K/702/KAP/1994

3. Tuntutan Hukum
I.

Proses Penanganan Penegakan Hukum Pidana


Instrumen Hukum Lingkungan Pidana memandang telah terjadi tindak pidana
pencemaran lingkungan apabila telah terjadi Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan (Pasal 1 ayat 12 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).5 Namun dalam bab VII Undang-undang ini
diatur mengenai penyelesaian sengketa lingkungan hidup jadi berlaku asas subsidiaritas
yang berarti penyelesaian hukum pidana dilakukan hanya apabila sanksi-sanksi lain tidak
memadai untuk menangani masalah lingkunan hidup, namun dalam perkara ini belum
cukup untuk masuk ke penyelesaian pidana sebagai upaya terakhir dari asas
subsidiaritas.6

5 http://agussuyanti.blogspot.co.id/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
6 https://pseudorechtspraak.wordpress.com/2012/04/06/pt-newmont-minahasa-raya-pencemar-telukbuyat/

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

Pada tahun 2005, kasus ini masuk ke jalur hukum pidana, dimana surat
pelimpahan perkara dari Kejaksaan Negeri Tondano atas perkara No. Reg. B1436R112.
TP207/2005 telah diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri Manado pada tanggal 11 Juli
2005 dan hal ini telah disesuai berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No.
KMA033/SK04/2005 yang menyatakan bahwa kewenangan mengadili dilimpahkan ke
Pengadilan Negeri Manado.
II.

Proses Penanganan Hukum Perdata


Gugatan perdata terhadap PT. NMR telah diserahkan ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dengan Nomor: 94/Pdt.G/2005/PN.JAKSEL, tanggal 9 Maret 2005.
Besaran gugatan dan hal-hal yang termasuk dalam gugatan adalah:

Coastal Reclamation (Reklamasi Pantai)

: US$ 100,000,000

Coastal Fishing (Perikanan Pantai)

: US$ 2,130,000

Landfill (Penimbunan Lahan Bekas Tambang)

: US$ 10,000,000

Non-fishing (selain perikanan)

: US$ 1,600,000

Kontaminasi Air Tanah

: US$ 8,200,000

Ekosistem Pantai

: US$ 2,900,000

Biodiversity (Keanekaragaman Hayati)

: US$ 1,250,000(+)

Total Kerusakan

: US$ 126,080,000

CODEV (Community Development)

: US$ 8,400,000(-)

Total Ganti Rugi Materiil

: US$ 117,680,000

Proses sidang gugatan perdata sudah berlangsung sebanyak (4) empat kali dan
dalam proses sidang Majelis Hakim diminta untuk melakukan mediasi antara para pihak.
Penasehat hukum PT. NMR tidak bersedia melakukan mediasi, dan mengharapkan

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

adanya negosiasi langsung dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan PT. Newmont
Minahasa Raya.7

4. Hasil Akhir
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusan yang menyatakan bahwa
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) tidak dapat membuktikan tuntutan
pencemaran lingkungan dan pelanggaran peraturan yang diajukannya terhadap PT Newmont
Minahasa Raya (PT NMR). Oleh karena itu, Pengadilan menolak seluruh tuntutan terhadap
para tergugat.8
Putusan dibuat berdasarkan bukti-bukti yang diajukan selama persidangan kasus
perdata selama lima bulan menyatakan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar dan PT NMR telah
mematuhi semua peraturan dan perizinan selama delapan tahun kegiatan operasinya dari
tahun 1996 hingga 2004.
Dalam kasus pidana, lima orang karyawan NMR sempat ditahan di tahanan
Bareskrim Mabes Polri selama 30 hari. Setelah melalui persidangan selama 21 bulan,
akhirnya melalui putusan tanggal 24 April 2007 Presiden Direktur PT NMR Richard Ness
dan PT NMR dibebaskan dari segala tuduhan. Pengadilan tersebut menyatakan semua
tuduhan tersebut tidak berdasar.
Sedangkan gugatan perdata oleh KLH diselesaikan melalui mekanisme di luar
pengadilan atau out of court settlement, dimana kedua pihak sepakat menandatangani
Perjanjian Itikad Baikgood will agreement. Dalam perjanjian yang ditandatangni tahun
2006 itu, kedua pihak akan melakukan pemantauan lingkungan di areal PT NMR selama 10
tahun dan mengadakan program pengembangan masyarakat di sekitar wilayah tambang.

7 http://www.menlh.go.id/tindak-lanjut-penanganan-kasus-pencemaran-pt-newmont-minahasa-raya-diteluk-buyat/
8 http://energitoday.com/2013/02/ma-memutus-rantai-kasus-buyat/?popup

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

Dalam persidangan kasus perdata, bukti-bukti yang membebaskan PT NMR


meliputi:
1) Hasil tes yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia PBB, Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Commonwealth Scientific and Industrial
Research Organization Australia, dan National Institute for Minamata Disease
Jepang menunjukkan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar;
2) Kesaksian dari warga Buyat dan Ratatotok yang menyatakan bahwa populasi ikan di
Teluk Buyat tetap stabil dan terumbu karang dalam keadaan sehat.
3)

Kesaksian dari inspektur tambang pemerintah, termasuk bukti-bukti tertulis bahwa PT


NMR memiliki semua izin operasi yang sesuai dan tidak melanggar izin-izin
tersebut.9
Meskipun

demikian,

PT

NMR

telah

resmi

menutup

seluruh

operasi

pertambangannya pada tahun 2006, tetapi perusahaan tersebut tetap melaksanakan seluruh
kesepakatan yang diatur dalam good will agreement, menyelesaikan program penutupan
tambang, reklamasi, dan tetap mengelola kawasan bekas tambang tersebut sampai tahun
2016 sebagaimana diatur dalam kontrak karya.
5. Analisa
Setiap kegiatan yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan hidup harus
memiliki AMDAL sebagai dokumen studi kelayakan lingkungan. PT NMR telah
menyelesaikan syarat ini walaupun belum memiliki ijin untuk membuang tailing ke
perairan/laut. Perlu diketahui juga dalam pembuangan tailing oleh NMR. Kementerian
Lungkungan Hidup memberikan syarat agar NMR membuat ERA (ecological risk
assesment), ERA ini sendiri telah diserahkan kepada Kementerian Lungkungan Hidup, akan
tetapi berhubung tidak sesuai akhirnya ERA ini ditolak. Hal ini berarti ijin pembuangan
tailing belum dimiliki oleh NMR. Dengan belum dimilikinya ijin pembuangan tailing oleh

9 https://books.google.co.id/books?
id=_oFy5Vkthi4C&pg=PA114&lpg=PA114&dq=1)#v=onepage&q=1)&f=false

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

NMR dan perusahaan ini tetap membuang tailingnya menunjukkkan ketaatan perusahaan
terhadap pemerintah diragukan. Terlepas dari berbahaya atau tidaknya tailing tersebut.10
Tim Peer Review penanganan kasus Teluk Buyat mengadakan persidangan tanggal
23 25 Agustus 2004 di Cikampek dan merumuskan beberapa telaah diantaranya telaah
aspek hukum. Hasil rumusan Tim Peer Review dipresentasikan pada pertemuan antara Tim
Pengarah, Tim Teknis, dan Tim Peer Review pada tanggal 31 Agustus 2001 di Jakarta,. Hasil
telaah Tim Peer Review menyimpulkan adanya beberapa permasalahan hukum terkait kasus
Buyat:
1) Bahwa ditinjau dari peraturan perundangan yang ada, terdapat indikasi bahwa PT NMR
melanggar peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembuangan limbah
B3 (PP. No. 18/1999 jo PP No. 85/1999).
2) Bahwa PT NMR sejak tahun 1996 telah membuang tailing yang merupakan limbah B3
secara illegal, karena dilakukan tanpa memperoleh Izin dari Menteri KLH/kepala
BAPEDAL, apabila ditinjau dari aspek hukum, surat Menteri Lingkungan Hidup Nomor
B-1456/Bapedal/07/2000 bukan merupakan izin sementara.
3) Bahwa terdapat indikasi bahwa PT NMR melanggar ketentuan yang telah ditetapkan,
oleh karena berdasarkan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL Triwulan I Triwulan IV Tahun
1999, kualitas tailing, kualitas air tanah, kualitas air permukaan di dalam dan di luar
lokasi tambang, kualitas air laut maupun kualitas udara di atas baku mutu yang
dibolehkan.
Berdasarkan hasil tersebut, Tim Peer Review memberi rekomendasi kepada Tim
Teknis Penanganan Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Teluk Buyat Ratatotok Minahasa
Selatan yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan SK Menteri Lingkungan
Hidup No. 97 tahun 2004. Rekomendasi yang diberikan oleh Tim Peer Review kepada Tim
Teknis tersebut adalah

pelaksanaan kajian terhadap seluruh dokumen PT NMR yang

berkaitan dengan pemenuhan kewajiban sebagaimana yang diatur dalam peraturan

10 https://kharistya.wordpress.com/2006/06/24/review-pemantauan-dan-pengelolaan-lingkungan-kasuspencemaran-dan-di-desa-buyat-pantai-dan-desa-ratatotok-kecamatan-ratatotok/

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

perundang-undangan. Disamping itu, Tim Peer Review juga merekomendasikan agar


dilakukan proses penegakan hukum atau tuntutan.
PT Newmont Minahasa Raya dianggap melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundangan-undangan bidang lingkungan hidup yaitu terhadap Undang-Undang Nomor 32
Tahun Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu
ditemukannya zat logam berat berupa Arsen dan Merkuri di dasar Teluk Buyat, dalam tubuh
ikan yang hidup di Teluk Buyat, dalam air minum (air tanah) penduduk, dalam tubuh
penduduk dan dalam udara sekitar Teluk Buyat. Zat logam berat tersebut terbukti dihasilkan
dari kegiatan operasional pabrik PT Newmont Minahasa Raya, bukan tercipta secara ilmiah.
Zat logam berat ini telah melewati ambang batas dan baku mutu lingkungan hidup sehingga
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat dan merusak kelestarian lingkungan sekitarnya.
Hal-hal ini menunjukkan bahwa PT Newmont Minahasa Raya tidak melaksanakan
kewajibannya untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengendalikan
pencemaran lingkungan hidup serta melanggar ketentuan tentang baku mutu lingkungan
hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
Fakta lapangan menunjukkan bahwa pencemaran oleh PT Newmont Minahasa Raya
telah merenggut hak masyarakat Teluk Buyat untuk mendapatkan lingkungan yang sehat dan
baik yang diatur dalam Pasal 65 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dalam Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dapat kita lihat dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa air, ikan, dan udara yang menjadi bagian dari lingkungan sekitar mereka
tersebut telah tercemari oleh logam berat yang mengakibatkan kesehatan mereka ikut
terganggu dan bahkan terancam akan menurun hingga generasi berikutnya.
Sehingga pihak PT Newmonth Minahasa Raya dituntut untuk melakukan tanggung
jawab mutlak sebagaimana diatur dalam Pasal 88 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup :
Setiap orang yang tindakannya menggunakan B3, mengahsilkan dan atau
mengelola limbah B3, dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa
perlu pembuktian unsur kesalahan.
Pada kasus seperti ini, keterlibatan masyarakat menuntut proses hukum sangatlah
penting. Masyarakat Teluk Buyak dapat menggugat PT Newmonth Minahasa Raya baik
secara Perdata, Pidana maupun dengan penyelesaian non litigasi untuk menuntut ganti rugi.
Hak gugat masyarakat ini dapat dilakukan dalam bentuk gugatan class action yang telah
diatur dalam Pasal 91 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yaitu:
1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk
kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat apabila
mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
2) Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kesamaan fakta atau peristiwa, dasar
hukum, serta jenis tuntutan diantara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.
3) Ketentuan mengenai hak gugat masyarakat dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang undangan.
Pencemaran ini telah menghilangkan hak masyarakat Teluk Buyat atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat. Karena mereka adalah korban yang merasakan
dampak langsung pencemaran ini. Ketentuan hak mereka ini dapat kita lihat dalam
Pasal 65 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi:
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia
Hak masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat ini dapat juga kita lihat
dalam Pasal 9 ayat 3 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yang berbunyi :
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Selain itu, hak masyarakat atas suatu kondisi kesehatan yang baik dapat pula kita
lihat dalam Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya Pasal 12:

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

Take

ID: 29114312

1) Negara Pihak dalam Kovenan ini mengakui hak setiap orang untuk
menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan
mental.
2) Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara Pihak pada Kovenan
ini guna mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal
yang diperlukan untuk mengupayakan:
a. Ketentuan-ketentuan untuk pengurangan tingkat kelahiran-mati dan
kematian anak serta perkembangan anak yang sehat;
b. Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri;
c. Pencegahan, pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular,
endemik, penyakit lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan;
d. Penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan
dan perhatian medis dalam hal sakitnya seseorang.
Sedangkan untuk mempersiapkan tuntutan secara Perdata diatur dalam Pasal 87
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yaitu:
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melanggar hukum
berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan
kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi
dan/atau melakukan tindakan tertentu.
Pihak organisasi lingkungan hidup pun dapat melakukan gugatan legal standing
yang diatur dalam Pasal 92 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu:
1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan
untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup
2) Hak mengajukan guagatn terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan
tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran
riil.

MBA SBM-ITB
Business Law and Ethics
Lecturer: Mohamad Mova AlAfghani, SH, LL.M.Eur, PhD
Home Test
Class: YP52A

Name: FLORENTINA ANDRE

ID: 29114312

Take

Anda mungkin juga menyukai