Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP PERTAMA

Tidak Ada Yang Tahu Kemana Dan Sampai Di mana Nilai Tukar Sebuah
Pasangan Mata Uang Akan Bergerak
Prinsip ini mesti dipegang teguh oleh setiap analis untuk menimbulkan dan memunculkan
kesadaran bahwa kemana nilai tukar mata uang akan bergerak setelah saat ini adalah sebuah
ketidak-pastian. Ketidak-pastian ini muncul karena dari banyaknya parameter-parameter yang
mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya pergerakan nilai tukar sebuah pasangan mata uang,
ada sebuah parameter yang belum dapat ditentukan secara pasti (eksak) ukurannya. Para analis
mendefenisikan parameter yang belum memiliki ukuran ini sebagai minat setiap pelaku pasar yang
aktif bertransaksi saat itu. Minat para pelaku pasar inilah yang berperan sangat penting dalam
mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh setiap pelaku pasar saat bertransaksi di pasar mata
uang (Forex Market). Para analis kesulitan untuk mengukur minat ini sebagai sesuatu
yang eksak dikarenakan penyebab munculnya minat pada setiap pelaku pasar ternyata
sangatlah bervariasi atau dengan kata lain banyak sekali hal-hal yang dapat menjadi penyebab
munculnya minat ini pada setiap pelaku pasar. Dan yang lebih buruknya lagi diketahui
juga bahwa minat setiap pelaku pasar ini ternyata bisa berubah dan muncul kapan saja.
Pengaruhnya pada pergerakan harga ini berarti bahwa harga bisa bergerak terus ke satu arah atau
bisa saja tiba-tiba berhenti atau langsung berbalik arah tanpa ada peringatan apapun atau tanpa
ada tanda apapun yang dapat kita deteksi untuk mengantisipasi pergerakan tersebut.
Nah, dengan memiliki kesadaran bahwa tidak ada yang tahu kemana dan sampai dimana nilai
tukar sebuah pasangan mata uang akan bergerak setelah saat ini maka kita sebagai analis akan
dipaksa untuk selalu mempersiapkan segala resiko yang mungkin muncul dari setiap keputusan
yang kita ambil ketika bertransaksi di Forex Market. Setiap analis berpengalaman selalu
mempersiapkan dua skenario dalam setiap keputusan yang diambilnya setelah melakukan analisa
dan penarikan kesimpulan. Skenario pertama adalah skenario yang akan dijalankannya dan
skenario kedua adalah skenario yang akan dijalankannya hanya jika skenario pertama tidak bekerja
sebagaimana analisa dan penarikan kesimpulan yang telah dilakukannya.

PRINSIP KEDUA
Harga Bergerak Karena Adanya Transaksi-Transaksi Yang
Dilakukan Pelaku Pasar

Harga bergerak penyebabnya hanya satu yaitu karena adanya transaksi-transaksi mata uang yang
dilakukan pelaku pasar. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa jika tidak ada transaksi-transaksi
mata uang yang dilakukan pelaku pasar maka nilai tukar mata uang atau harga tidak akan pernah
berubah dari nilai tukarnya semula. Dengan memahami prinsip ini kita menyadari bahwa
kehadiran atau keberadaan pelaku pasar di Forex Market berhubungan langsung dengan
perubahan yang terjadi pada harga, karena hanya dengan adanya para pelaku pasar di Forex
Market lah maka transaksi-transaksi mata uang memungkinkan untuk terjadi. Jadi jika harga
bergerak atau berubah-ubah nilainya maka kita tahu bahwa pelaku pasar ada di pasar saat itu. Nah,
dari sini kita dapat memahami mengapa harga terlihat bergerak sangat aktif dan bergerak dalam
range yang lebar ketika beberapa Forex Market buka dalam waktu yang bersamaan, karena tentu
saja pelaku pasar yang aktif menjadi lebih banyak jumlahnya saat dua buah market atau lebih buka
dalam waktu yang bersamaan. Nah, sebagai analis kita harus mengetahui kapan sebuah market
buka dan kapan sebuah market tutup serta di market mana saja pelaku pasar banyak berada untuk
membantu efektifitas strategi yang kita kembangkan dari analisa yang kita lakukan.
Mengetahui kapan sebuah Forex Market itu buka atau tutup akan membantu kita untuk melihat
kecenderungan transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di setiap Market Session.
Informasi ini sangat penting tetapi seringkali banyak analis pemula mengabaikannya. Padahal
dengan mengamati pergerakan harga yang terjadi terhadap nilai harga Open (Harga Pembukaan)
di setiap Market Session kita secara langsung dapat mengetahui kemana kecenderungan arah
pergerakan harga yang terjadi saat ini. Sederhananya kan kita tahu bahwa kecenderungan arah
pergerakan harga itu naik jika harga cenderung bermain di atas nilai harga pembukaan sebuah
Market Session dan kita tahu bahwa kecenderungan arah pergerakan harga itu turun jika harga

cenderung bermain di bawah nilai harga pembukaan sebuah Market Session. Nilai Open atau harga
pembukaan di setiap Market Session adalah ibarat nilai harga awal (starting price) sebelum
terjadinya transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar selanjutnya di Session Market tersebut.
Jadi dengan kata lain kemana pelaku pasar di setiap Market Session tersebut akan membawa harga
dapat kita lihat dengan membandingkan harga yang terbentuk saat ini dengan nilai harga saat
Market Session tersebut buka (Open).
PRINSIP KETIGA
Kemana Kecenderungan Arah Pergerakan Harga Tergantung Sepenuhnya Pada
Akumulasi Transaksi-Transaksi Yang Mendominasi Pada Saat Pelaku Pasar
Bertransaksi Di Pasar Mata Uang
Kita tidak pernah tahu kemana dan sampai di mana harga akan bergerak sebagaimana yang kita
tegaskan di Prinsip Pertama, tetapi kita dapat menduga kemana kecenderungan arah harga saat ini
akan bergerak dengan melihat atau mengamati pergerakannya berdasarkan apa yang terjadi
sebelumnya. Dugaan atau perkiraan kemana kecenderungan arah pergerakan harga yang sering
digunakan banyak analis sebenarnya didapatkan dengan menggunakan beberapa reference atau
patokan untuk mendefenisikan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini. Apapun patokan
yang digunakan untuk menentukan kecenderungan arah saat ini adalah benar selama
patokan tersebut secara logika dapat diterima dan memiliki latar belakang yang memiliki alasan
kuat untuk dapat digunakan sebagai patokan. Nah, sebagai analis kita harus memilih patokan apa
yang akan kita gunakan untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga saat ini dan
sebagai analis tentu saja kita akan memilih patokan yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan
peka terhadap perubahan serta mencerminkan kecenderungan arah yang sebenarnya terjadi pada
harga
saat
ini
dengan
probabilitas
yang
tinggi.
Metoda atau Teknik untuk menentukan kecenderungan arah pergerakan harga yang berkembang
dan banyak digunakan saat ini selalu menggunakan sejumlah data harga sebelumnya baik dalam
jumlah banyak atau sedikit sebagai bahan dasar untuk mendefenisikan kecenderungan arah harga.
Artinya secara teknis untuk menentukan kecenderungan arah harga saat ini para analis sebenarnya
hanya membandingkan harga saat ini terhadap data-data harga sebelumnya lalu kemudian
membuat defenisi kecenderungan arah harga saat ini berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang
digunakan pada metoda atau teknik yang digunakannya. Jadi mau pakai metoda wave, candlestick,
support-resistance, supply-demands, price action, statistik dan lain sebagainya maka kita tahu
bahwa metoda-metoda tersebut menggunakan data-data harga sebelumnya sebagai reference. Nah,
secara sederhana maka saya dapat katakan bahwa untuk mendefenisikan kecenderungan arah
pergerakan harga itu saat ini adalah naik atau turun apapun metoda atau teknik
yang digunakan sebenarnya dilakukan dengan hanya membandingkan harga saat ini terhadap nilai
harga tertentu di periode waktu sebelumnya. Dan dari sini kita juga dapat mengerti dan memahami
bahwa ketika terjadi perbedaan pendapat antara satu analis dan analis lainnya mengenai
kecenderungan arah pergerakan harga saat ini kemungkinannya disebabkan adanya perbedaan
pada penggunaan metoda dan data reference yang dipakai dalam analisanya.
Sebagai analis tugas kita seperti saya sampaikan di atas adalah menentukan metoda yang memiliki
tingkat akurasi tinggi, peka terhadap perubahan dan mampu merepresentasikan kondisi
kecenderungan pergerakan harga yang terjadi saat ini secara nyata sehingga informasi yang kita
dapatkan tepat atau hampir mendekati kenyataan yang terjadi pada harga. Dari apa yang sudah
kita pahami maka sebetulnya kemana kecenderungan harga akan bergerak saat ini sepenuhnya
tergantung pada mayoritas jenis transaksi yang dilakukan pelaku pasar saat ini, artinya jika saat ini
mayoritas pelaku pasar melakukan transaksi Sell maka tentu saja saat ini kecenderungan
harga untuk bergerak turun adalah lebih besar. Dan sebaliknya jika mayoritas pelaku pasar saat ini
melakukan transaksi Buy maka tentu saja kecenderungan harga untuk bergerak naik
adalah lebih besar. Nah, berdasarkan pengertian sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa untuk
mengetahui mayoritas jenis transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar seperti yang sudah
disinggung di Prinsip Kedua maka kita membutuhkan titik awal (Starting Point) pengukuran untuk
menghitung atau mengetahui transaksi apa yang mendominasi pasar (Mayoritas) saat ini
berdasarkan
akumulasi
dari
transaksi-transaksi
yang
terjadi.

Seperti kita ketahui para pelaku pasar tidak selalu melakukan jenis transaksi yang sama, saat ini
mungkin saja satu pelaku pasar melakukan transaksi Sell dan beberapa saat kemudian ada
pelaku pasar lain yang melakukan transaksi Buy. Saat pelaku pasar melakukan transaksi
Sell maka harga akan bergerak turun dan saat pelaku pasar melakukan transaksi
Buy maka harga akan bergerak naik. Nah, katakan seperti contoh tadi misalkan harga awal
adalah 5 nilainya kemudian karena ada transaksi Sell dalam nilai (volume)
tertentu yang menyebabkan harga turun 2 points sehingga harga menjadi 3 nilainya. Lalu
katakanlah 10 detik kemudian ada pelaku pasar yang melakukan transaksi Buy dalam
volume tertentu yang menyebabkan harga naik 10 points sehingga harga berubah menjadi
13 nilainya maka artinya dalam waktu 10 detik jika kita lihat dari nilai harga awal yaitu
5 berarti terjadi kenaikan 8 points karena harga 10 detik kemudian menjadi 13
nilainya. Nah, pada kenyataannya transaksi-transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini bisa
kapan saja seperti yang sudah disampaikan pada Prinsip Pertama dan berapa besar volume (nilai)
transaksi yang akan mereka lakukanpun kita tidak pernah tahu. Kita hanya bisa mengetahui
transaksi-transaksi tersebut terjadi setelah pelaku pasar melakukannya dan kemana
kecenderungan arah perubahan harga (nilai tukar) yang terjadi tergantung sepenuhnya pada
akumulasi volume (nilai) transaksi yang dilakukan para pelaku pasar. Jika dilakukan pengukuran
dari waktu tertentu sebelumnya sampai saat ini volume (nilai) transaksi Buy lebih besar
dari volume (nilai) transaksi Sell maka otomatis kita akan melihat harga (nilai tukar)
bergerak naik dari nilai tukar awal dan begitu juga sebaliknya. Dari pemahaman ini kita dapat
simpulkan bahwa akumulasi volume (nilai) transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar
berbanding lurus dengan besarnya perubahan harga, artinya akumulasi volume (nilai) transaksitransaksi yang terjadi dapat kita hitung dengan mengamati perubahan pada harga itu sendiri
sebetulnya.
Melalui pemahaman inilah kemudian para analis mengembangkan berbagai macam metoda untuk
dapat mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga untuk membantu mereka dalam memilih
keputusan transaksi apa yang sebaiknya mereka lakukan saat bertransaksi di pasar mata uang.
Banyak sekali latar belakang teori atau konsep dari metoda-metoda yang dikembangkan untuk
mengetahui kecenderungan arah pergerakan harga ini seperti statistik, trigonometri, korelasi
antara variable-variabel yang mempengaruhi pergerakan harga, perilaku pelaku pasar,
fundamental atau gabungan dari beberapa teori dan konsep-konsep tersebut. Apapun latar
belakang teori atau konsep yang digunakan para analis untuk mengembangkan metodanya
semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui kecenderungan arah pergerakan
harga saat ini. Perbedaan setiap metoda secara teknis akan terlihat pada tingkat akurasi dan
kecepatan metoda-metoda tersebut dalam menerjemahkan informasi-informasi yang dibutuhkan
sang analis dalam menganalisa dan membuat keputusan. Dan perbedaan tingkat akurasi dan
kecepatan sebuah metoda dalam menerjemahkan informasi tidak berarti mencerminkan baik atau
buruknya sebuah metoda, karena hal ini sepenuhnya tergantung dari seberapa akurat dan seberapa
cepat sang analis membutuhkan informasi yang dibutuhkannya. Sederhananya seorang trader
dengan type scalper dan type long term akan membutuhkan tingkat akurasi dan kecepatan yang
berbeda
dari
informasi-informasi
yang
dibutuhkannya.

PRINSIP KEEMPAT
Dominasi Transaksi Salah Satu Pelaku
Pasar Akan Melemah Karena Dua Hal, Pertama
Yaitu: Ketika Salah Satu Pelaku Pasar Tidak
Dapat Menerima Harga Di Atas Harga Tertinggi atau
Di Bawah Harga Terendah Yang Terjadi. Kedua Yaitu: Ketika Volume Transaksi Yang
Dilakukan Pelaku Pasar Di Pasar Mata Uang Jumlahnya Sedikit Atau Kecil. Dan Kecil
Atau Sedikitnya Volume Transaksi Yang Terjadi Ini Kemungkinannya Hanya
Disebabkan Oleh Dua Hal Yaitu, Pertama Mungkin Karena Pelaku Pasar Yang Aktif
Di Pasar mata Uang Saat Itu Memang Sedikit Dan Yang Kedua Mungkin Saja Pelaku

Pasar Yang Aktif Saat Itu Banyak Tetapi Mereka Tidak Bertransaksi Karena
Menunggu Saat Yang Tepat Untuk Bertransaksi Di Pasar Mata Uang
Seperti yang sudah kita pahami berdasarkan perilaku pelaku pasar atau hukum kesetimbangan
pasar maka kita mengetahui bahwa secara garis besar dapat dikatakan bahwa sebenarnya harga itu
bergerak dari sebuah area kesepakatan ke area kesepakatan yang terbentuk sebelumnya atau
bergerak untuk membentuk sebuah area kesepakatan baru. Area kesepakatan adalah area harga
atau range harga di mana harga bergerak bolak-balik sepanjang area atau range tersebut dalam
periode waktu tertentu. Jika dilihat dari sudut pandang perilaku pelaku pasar maka area
kesepakatan ini adalah area nilai tukar (harga) di mana para pelaku pasar baik yang bertindak
sebagai Sellers maupun Buyers merasa nyaman untuk bertransaksi di area nilai tukar mata
uang tersebut karena harga (nilai tukar) berada dalam batas-batas (range) yang mereka dapat
terima atau dengan kata lain minat pelaku pasar untuk bertransaksi di area tersebut
animo-nya sangat tinggi. Secara teknis area kesepakatan (Consensus Area) ini dapat kita
identifikasi dengan mudah pada data pergerakan harga. Semakin sering sebuah level harga dilalui
pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi juga sering dilakukan di level harga tersebut,
artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar menyukai untuk bertransaksi di level harga tersebut.
Sebaliknya jika sebuah level harga jarang dilalui pergerakan harga maka kita tahu bahwa transaksi
jarang atau sedikit dilakukan di level harga tersebut, artinya bisa dikatakan bahwa pelaku pasar
tidak
menyukai
untuk
bertransaksi
di
level
harga
tersebut.
Harga akan bergerak keluar dari Consensus Area atau Area Kesepakatannya ketika terjadi ketidakseimbangan pada minat salah satu pelaku pasar, jadi jika minat para Buyers
meningkat dan lebih besar daripada minat para Sellers maka Buyers cenderung akan
terlihat lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan terus terakumulasi menaik dan
sebaliknya jika minat para Sellers meningkat dan lebih besar daripada minat para
Buyers maka Sellers cenderung akan lebih sering melakukan transaksi sehingga harga akan
terakumulasi menurun. Nah, ketika minat salah satu pelaku pasar terus meningkat dan
minat pelaku pasar lainnya menurun atau tidak mampu mengimbangi transaksi-transaksi
yang dilakukan pelaku pasar yang minat nya besar maka harga akan terus terakumulasi
dalam satu arah. Akumulasi pergerakan harga satu arah ini jika mampu membawa harga keluar
dari Area Kesepakatan sebelumnya maka ini adalah indikasi bahwa salah satu pelaku pasar
cenderung untuk membawa harga keluar dari Area Kesepakatannya saat ini terlihat semakin besar.
Jika keadaan ini terus berlangsung diikuti transaksi-transaksi yang akumulasinya terus membawa
harga bergerak ke satu arah dan harga akhirnya benar-benar keluar dari Area Kesepakatan lama
maka pelaku pasar yang membawa harga bergerak ke satu arah ini kita katakan mendominasi
transaksi-transaksi
yang
terjadi
saat
ini.
Nah, ketika salah satu pelaku pasar mendominasi transaksi-transaksi yang terjadi di pasar maka
dominasi pelaku pasar tersebut akan cenderung terus bertahan sampai salah satu dari beberapa hal
yang dijabarkan secara sangat jelas di Prinsip Keempat di atas terjadi di pasar. Contohnya pada
saat transaksi yang terjadi di pasar di dominasi oleh Buyers maka harga akan terus terakumulasi
bergerak naik membentuk harga yang terus lebih tinggi dari sebelumnya. Proses akumulasi
pergerakan naik ini akan terhenti ketika Sellers tidak dapat lagi menerima nilai tukar (harga) di
atas harga tertinggi yang terbentuk dan keadaan ini akan diikuti dengan meningkatnya volume
(nilai) dan intensitas transaksi Sell yang dilakukan para Sellers. Saat volume (nilai) dan
intensitas transaksi Sell meningkat maka akumulasi transaksi yang tadinya didominasi
transaksi Buy akan mengalami penurunan dominasinya. Jika minat para Sellers
terus meningkat maka akan terjadi semacam usaha dari para Sellers untuk mengimbangi dominasi
transaksi-transaksi yang dilakukan Buyers dengan tujuan untuk menekan harga berada pada range
area yang disukai Sellers tentu saja. Pada keadaan ini jika minat para Buyers tetap tinggi
untuk membawa harga lebih tinggi lagi maka akan terjadi semacam perlawanan dari para Buyers
yang menyebabkan harga terlihat bergerak pada range tertentu di bawah nilai tukar (harga)
tertinggi yang terbentuk saat Buyers masih mendominasi secara penuh. Usaha untuk mengimbangi
dominasi para Buyers yang dilakukan para sellers inilah yang jika kita amati pada data-data harga
akan
terbentuk
sebagai
Area
Kesepakatan
(consensus
Area).
Dominasi Buyers sebagaimana contoh di atas juga akan terhenti jika volume (nilai) dan intensitas
transaksi para Buyers mulai melemah atau mengecil. Melemah atau mengecilnya volume (nilai)

dan intensitas para Buyers ini hanya disebabkan oleh dua hal yang mungkin terjadi di pasar yaitu:
pertama karena waktu aktif para pelaku pasar untuk bertransaksi sudah selesai (market Closed)
atau hampir selesai dan kedua para pelaku pasar menurunkan aktifitas transaksinya karena
menunggu sesuatu yang secara fundamental berhubungan langsung dengan
kecenderungan arah pergerakan nilai tukar mata uang. Saat keadaan ini terjadi dan minat
para Sellers juga masih kecil maka data harga akan terlihat bergerak datar dalam range yang
relative sempit selama waktu tertentu. Keadaan ini sering kita temukan saat pasar London atau
New York mendekati waktu Closed nya pada data pergerakan harga. Sebagai seorang analis tugas
kita salah satunya adalah memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang disebutkan di
atas
tadi.
PRINSIP KELIMA
Dominasi Transaksi Dan Melemahnya Dominasi Transaksi Yang Terjadi Secara
Akumulasi Membentuk Dua Kondisi Pergerakan Harga Yaitu Kondisi Trending Dan
Kondisi Sideway. Kedua Kondisi Ini Secara Teknis Dapat Dilihat Dengan Mengamati
Bentuk Distribusi Data Yang Terbentuk, Baik Secara Visual Maupun Menggunakan
Prinsip-Prinsip Pengukuran.
Transaksi-transaksi yang dilakukan pelaku pasar di Forex Market adalah penyebab utama
terbentuknya pergerakan harga. Nah, jika harga (nilai tukar) yang terjadi tersebut di susun
berdasarkan satuan waktu tertentu maka susunanya akan memperlihatkan dan menggambarkan
pada kita perubahan yang terjadi pada harga dari waktu ke waktu tertentu tersebut. Seperti sudah
kita pahami terbentuknya sebuah harga atau nilai tukar terjadi karena adanya
transaksi di pasar mata uang, dan transaksi ini dilakukan oleh pelaku pasar dengan alasan-alasan
tertentu saat pelaku pasar memutuskan untuk melakukan transaksi tersebut. Apapun alasan para
pelaku pasar tersebut ketika melakukan transaksi maka kita sebagai analis tidak pernah bisa
mengetahui dengan tepat apa saja alasan-alasan yang melatar-belakangi setiap keputusan yang di
ambil para pelaku pasar tersebut. Kita hanya dapat mengamati keputusan-keputusan apa saja yang
telah mereka ambil berdasarkan pengamatan terhadap perubahan data harga yang terjadi. Nah,
dari sini kita bisa tarik korelasi bahwa apapun alasan para pelaku pasar tersebut ketika mereka
melakukan transaksi maka alasan-alasan tersebut berhubungan langsung dengan keputusan yg
mereka ambil yaitu jenis transaksi yang mereka lakukan dan jenis transaksi apa yang mereka
lakukan dapat kita lihat dari perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi. Kesimpulannya berarti
bahwa apapun alasan pelaku pasar secara langsung akan tercermin pada perubahan harga itu
sendiri.
Para pelaku pasar jumlahnya sangat banyak dan kita tidak pernah tahu berapa persis jumlahnya
dan ini juga berarti ada sangat banyak alasan yang akan melatar-belakangi keputusan-keputusan
transaksi yang dilakukan para pelaku pasar ini. Kabar baiknya seberapa banyak pun jumlah pelaku
pasar yang aktif bertransaksi dan seberapa banyak pun alasan yang melatar-belakangi keputusan
mereka maka keputusan transaksi yang akhirnya mereka lakukan hanya ada dua pilihannya, yaitu
transaksi Buy atau transaksi Sell. Dan karena hanya ada dua jenis transaksi yang
mungkin dilakukan pelaku pasar maka pada perubahan harga (nilai tukar) ini juga hanya
menimbulkan dua hal yaitu nilai tukar (harga) menjadi lebih tinggi atau menjadi lebih rendah.
Nah, secara teknis naik dan turunnya nilai tukar mata uang ini jika di susun dari waktu ke waktu
akan membentuk urutan data harga berdasarkan waktu. Susunan data harga ini akan
memperlihatkan perubahan nilai tukar mata uang (harga) dari waktu ke waktu yang jika diamati
dan dikelompokkan maka perubahan nilai tukar ini secara akumulasi hanya memperlihatkan dua
buah
pola
pergerakan
perubahan
nilai
tukar
mata
uang.
Pola pergerakan perubahan nilai tukar mata uang yang pertama adalah akumulasi perubahan nilai
tukar terjadi secara terus-menerus dari waktu ke waktu pada arah yang sama dalam waktu yang
relative panjang, artinya dari data harga perubahan nilai tukar (harga) ini jika
perubahannya adalah naik maka kita akan melihat nilai tukar terus menaik dari waktu ke waktu
dan juga sebaliknya jika perubahannya adalah turun maka kita akan melihat nilai tukar terus
menurun dari waktu ke waktu. Pola pergerakan perubahan nilai tukar mata uang yang kedua
adalah akumulasi perubahan nilai tukar (harga) terjadi pada satu arah dalam waktu yang relative
pendek dan kemudian diikuti akumulasi perubahan nilai tukar pada arah sebaliknya dalam waktu

yang relative pendek juga, artinya dari data harga perubahan nilai tukar (harga) akan
terlihat perubahannya mula-mula bergerak pada satu arah dalam waktu yang relative pendek lalu
kemudian nilai tukar (harga) ini perubahannya bergerak kembali dengan arah yang berlawanan
dari arah perubahan sebelumnya yang juga terjadi dalam waktu yang relative pendek.
Untuk memudahkan para analis seringkali menggunakan istilah untuk kedua pola akumulasi
pergerakan perubahan nilai tukar (harga) ini sebagai pola Trending dan pola Sideway. Pola
Trending adalah pola akumulasi pergerakan perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi pada satu
arah dalam waktu yang relative panjang, dan pola Sideway adalah pola akumulasi pergerakan
perubahan nilai tukar (harga) yang terjadi pada dua arah secara bergantian dalam waktu yang
relative singkat. Dari penelitian para analis juga melihat bahwa kedua pola akumulasi pergerakan
perubahan nilai tukar (harga) ini selalu terjadi bergantian secara sistematis, jadi ketika akumulasi
pergerakan perubahan nilai tukar saat ini polanya adalah Trending maka sudah dapat di pastikan
bahwa pola selanjutnya adalah Sideway dan begitu juga jika pola saat ini adalah Sideway maka pola
selanjutnya
yang
akan
terjadi
adalah
pola
Trending.
Berapa lama terjadinya fase pola Trending atau pola Sideway ini berlangsung pada pergerakan
harga sampai saat ini masih merupakan misteri yang belum terpecahkan. Panjang dan pendeknya
waktu berlangsungnya fase pola Trending atau fase pola Sideway secara teknis berhubungan
langsung dengan minat para pelaku pasar yang hingga saat ini pun masih belum terukur
secara jelas. Dari pengamatan diketahui bahwa waktu berlangsungnya fase pola Trending
cenderung terlihat lebih pendek dibandingkan waktu berlangsungnya fase pola Sideway, sedangkan
range pergerakan harga pada pola Trending sudah dapat dipastikan akan selalu lebih besar
dibandingkan range pergerakan harga pada pola Sideway. Nah, pemahaman yang mendalam
tentang pola Trending dan pola Sideway yang terjadi pada pergerakan harga akan sangat
membantu kita sebagai analis untuk mengetahui kecenderungan pergerakan seperti apa yang
sedang terjadi saat ini. Mengapa? Karena sebagaimana yang telah kita ketahui perilaku pelaku
pasar di pola Trending dan pola Sideway sangat berbeda dan perbedaan ini tentu saja akan
membuat strategi yang digunakan dalam membuat keputusan-keputusan transaksi yang akan
dilakukan pada setiap pola juga berbeda.

Anda mungkin juga menyukai